EPISODE 27
PURPLE TAE CAFE
"Noona, are you okay?" Tanya Jungkook. Wajah Tania yang lembab dibasahi air mata itu ditatap penuh kerisauan.
Tania tersenyum ke arah Jungkook yang comel dihadapannya.
"Nae, noona okay je kookie. Cuma noona sedih", air mata Tania gugur tanpa dapat ditahan lagi.
Sudah seminggu dia tidak berbual dengan Tommy. Suasana di rumah mereka kian dingin.
"Yes..noona yang salah. Noona yang ego. Noona yang tak nak mengalah. Noona yang tak jaga dia elok-elok. Noona yang jual mahal ..noona yang..." Jungkook mendakap tubuh noonanya yang bersedih itu. Hatinya turut bersedih. Kata-kata Tania terhenti, dia memeluk tubuh Jungkook dan menangis ,hatinya pilu.
"It's over kookie, it's all over now" ,dia memeluk erat Jungkook sambil menangis sepilunya .
______________________________________
2 jam yang lalu.
"Oh, Tommy?! ".. Tania terpandang kelibat Tommy yang berlalu masuk ke perkarangan hotel bersama Christina.
Dia mula tidak sedap hati. Tania mengekori mereka berdua hingga ke bilik. Pintu dikunci. Tania melangkah mendekati bilik tersebut.
"You wanna come in?!" Soal shadow.
"I remember you . You are Shadow, the one who killed my unnie! " Tania mencekak leher shadow. Tubuh shadow terdorong ke belakang kerana serangan mengejut Tania.
"We have no time to fight Tania. Don't you want to see what they are doing inside?!", Tanya shadow.
Tania melepaskan genggamannya pada leher shadow .
"Show me,"kata Tania. Pandangannya kosong.
Pintu bilik hotel itu terbuka.
______________________________________
"Ah ah ah , Tommy..." Rengek christina.
Tania disajikan dengan pemandangan tidak enak. Air matanya mengalir keluar. Tubuhnya menggigil. Tania terundur. Dia menggelengkan kepalanya. Telinganya ditekup menggunakan kedua belah tangan.
Benci. Dia benci mendengar suara manja Christina.. Dia benci mendengar rengekan asmara mereka berdua.
Lututnya tiba-tiba lemah. Tania terduduk di lantai bilik itu. Dia mengetap bibirnya. Tangannya memukul-mukul dadanya yang sakit.
Shadow memandang wajah Tania yang merah akibat menahan tangisnya seboleh mungkin.
Shadow berlutut dihadapan Tania. Tubuh gadis itu didakap erat.
"Let's get out of here", kata shadow. Melihat Tania berkeadaan begitu membuatkan hatinya turut terluka.
Berkongsi separuh kehidupannya dengan Tania membolehkannya merasai apa yang dirasakan Tania.
______________________________________
Tania pulang ke rumah agak lewat. Tommy sekeluarga sedang leka menonton tv.
Pandangannya kosong. Seperti tidak punya perasaan. Ibunya perasan perangai pelik anak perempuannya itu. Dia seperti bukan dirinya lagi.
Ibu Tania membuntutinya ke dapur.
" Why are you getting home late! ", Soalnya tegas.
Tania tidak menjawab. Dia meneguk air mineralnya sehingga habis. Botolnya dicampak ke dalam tong sampah. Dia tidak menghiraukan ibunya
"Tania! I'm talking to you!",ibunya merenggut tanggannya kasar.
Tania menyentap kasar tangannya. Anak mata hijau emaraldnya bertukar coklat. Ibunya terkejut. Sepasang mata indah itu lenyap sekelip mata dihadapannya.
"Stop butting in my business" jawabnya menekan setiap butir ayatnya.
"Tania!! How dare you raise your voice to mummy." Marah Tommy. Dia kurang berkenan dengan tindakan Tania. Itu adalah pertama kalinya dia melihat tingkah laku Tania yang kasar begitu.
Tommy menatap mata Tania. Mata hijau emerald Tania sudah hilang, ia bertukar coklat.
Tania menjeling tajam Tommy.
______________________________________
Sebulan berlalu, namun rumah itu kekal dingin. Habis menyelesaikan urusan kerjanya Tania hanya mengurung dirinya di dalam bilik.
Encik Michael perasan akan layanan dingin Tania terhadap ahli keluarganya. Dia turut perasan mata hijau emarald Tania juga telah tiada.
______________________________________
"Tania, mummy tak pasti sama ada mummy patut bagitahu kamu atau tidak tentang perkara ini. Tapi kamu harus tahu yang Tommy bakal bertunang tak lama lagi. Tuan dan puan minta agar mummy merahsiakan hal ini. Tapi mummy tak sanggup lihat keadaan kamu terus begini. Malam ini Tommy akan sah menjadi Tunangan Christina." Maid memberitahu Tania.
Tania tersenyum sinis.
"Thank you mummy for been honest with me. One day I'll take you with me." Air matanya mengalir. Anak rambut maidnya dirapikan. Wajahnya mula kemerahan..
"I need my time alone", kata Tania.
Maid menganggukkan kepala dan beredar ke dapur.
Muka Tania yang putih gebu itu merona merah. Empangan air matanya pecah jua, mengalir bagaikan air terjun.. Tania terduduk di rumput menahan dadanya. Dadanya dipukul kuat bagi mengurangkan sesak di dadanya.
Maid hanya memandang dari jauh. Tania sudah lama dianggapnya sebagai anaknya sendiri. Melihat Tania menangis teresak-esak seperti itu, melukakan hatinya.
_____________________________________
Tania memandang bunga yang sudah kering itu. Bunga itu adalah pemberian dari Tommy. Tania mengambil cincin pemberian Tommy dan menyarungkannya.
Tania membaling bunga itu ke dinding. Hatinya terluka dengan pengkhianatan itu.
Tania menangis teresak-esak.
Mungkin aku tiada tuah dalam bercinta.
Cinta cuma memudaratkan aku.
Membuat aku terluka dan merana.
Tapi tetap saja aku tidak mahu mengalah.