MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓

By Titimois

875K 59.9K 2.6K

RAJA KU MUSUH KU "Jangan berharap lebih pada ku. Aku menjadikan mu permaisuri ku, karena aku ingin menyiksa m... More

1.Pria Misterius
2.Tawanan
3.Sang Raja
4.Pengkhianatan
5.Pernikahan
6.Malam Pertama
7.Dendam Murni
8.Penobatan
10.Luka
11.Alasan
12.Peduli
13.Rasa
SPECIAL
14.Cemburu?
NUMPANG LEWAT
15.Sayembara
16.Hilang
17.Pertempuran
18.Pertempuran Lanjutan
19.Fakta kecil
20.Kematian
21.Sebuah kisah
22.Renggang
23.Rumit
24.Tak terarah
25.Lilia
26.Ikatan
27.Erat kembali
28.Tali hubungan
ANNOUNCEMENT
NEW COVER
29. Manis
30. Tak Terbayang
31. Sakit Yang Tertoreh
32. Rasa dan Resah
33. Air Mata
34. Athes dan Pilihan
CASTING VERSI K-POPERS
35.Pertanyaan
36.Naff
37. Perjuangan
38. Akhir
DANDELION
NAFF

9.Trauma

20.2K 1.5K 19
By Titimois

Thanasa menenggelamkan kepalanya erat didada bidang Delano. Sang suami memperhatikan ekspresi gadis itu.

Histeria tercipta dalam paras Thanasa. Sesekali ia terisak disana.

Sesampainya depan pintu kamar, penjaga langsung membukakan pintu. Membopong tubuh ringkih, pelan-pelan meletakkannya diatas ranjang. Delano tersentak kala si gadis langsung merangkul begitu kuat seperti tidak ingin ditinggalkan olehnya. Akhirnya Delano menemani Thanasa duduk dengan keaadan dipeluk.

"Tinggalkan kami berdua." Ujar Delano kepada semua dayang.

Setelah keluar, atensi Delano kembali terarah pada Thanasa. Entah kenapa sifat angkuh Thanasa tidak terpancarkan sama sekali, saat seperti ini, gadis itu terlihat manis. Delano menatap dalam.

Selang beberapa menit kemudian, Thanasa terlelap. Begitu damai dan tentram. Bagaikan malaikat. Delano ikut memejamkan mata menenangkan diri.

Tristan mengamati dari balik pintu. Dua insan tersebut sangat mesra, tidak seperti biasa.

Tidak salah jika ia mempercayakan Delano menikah dengan adiknya. Dari awal Tristan tidak pernah setuju ketika penguasa Altair itu akan menikahi Thanasa. Tristan tahu betul Delano hanya berambisi menghancurkan keturunan Lucian. Walau tujuan Delano memang ingin menghabisi Thanasa, Tristan yakin jauh daripada itu, Delano tidak benar-benar melakukannya. Sekarang, ia agak lega dan tidak ingin mencampuri urusan mereka berdua.

***

Tabib Istana memeriksa Thanasa yang sudah berganti pakaian. Ah gadis tersebut masih terbaring. Mengambil lengan kanan, dua jari tabib menekan di area pergelangan tangan, tepatnya didenyut nadi. Berpindah ke leher, kemudian wanita paruh baya tersebut menghadap kepada Delano.

"Pangeran, Ratu mengalami depresi akibat trauma dengan kejadian kemarin. Denyut nadinya tidak normal, butuh waktu yang tidak sedikit untuk memulihkan dirinya."

"Apakah ada saran dari Bibi?" Perlu diketahui, tabib istana itu adalah pengasuh Delano dan adiknya sejak kecil. Wajar Delano memanggilnya dengan sebutan Bibi. Terlebih panggilan pangeran yang tidak pernah berubah terhadap Delano. Laki-laki itu membiarkannya. Saat penobatan sebagai Raja pun, Kalva si tabib menyerukan namanya dengan Raja. Delano tidak terbiasa dan tidak suka, maka dia menyuruh Kalva untuk tetap menyebut dengan pangeran saja.

"Ratu tidak boleh kelelahan dan tidak boleh diingatkan dengan kejadian kemarin. Bermeditasi dan membuatnya senang adalah cara yang tepat untuk mengalihkan ingatan terhadap trauma."

"Zurich."

Tidak sendirian disana, ternyata Delano ditemani oleh penasehat Kerajaan serta Xenya.

"Ya, Yang Mulia."

"Bawa beberapa anak kecil kedalam kamar Ratu besok, Tristan bilang ia sangat menyukai anak kecil. Xenya, temani Ratu bermeditasi untuk beberapa hari ini. Pastikan jangan sampai dia kelelahan."

"Baik Yang Mulia." Sahut Zurich dan Xenya serentak.

***

Kabar mengenai kematian Raja Mos Cov tersebar cepat. Joan-anak Mos Cov naik tahta menjadi Raja Cov yang baru. Delano sungguh tidak bisa dimaafkan. Sejak dulu, pihak Cov menentang Kerajaan Altair terkait sistem pemerintahan yang merugikan mereka, apalagi semenjak Delano menjadi pemimpin. Namun, karena Altair termasuk negeri yang sangat ditakuti, saat itu para petinggi Cov menyarankan untuk merakit hubungan yang baik dengan Altair.

Retak.

Hubungan antar dua Kerajaan yang sempat terjalin hangat hancur seketika.

Pembunuh tetap pembunuh.

***

"Ratu sangat cantik."

"Iya, Ratu sangat cantik."

"Aku ingin punya Kakak seperti Ratu, dia sangat cantik."

Bising suara anak kecil membangunkan Thanasa. Mengernyit dan membuka mata perlahan. Terdapat 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan, duduk menatapnya dengan berbinar.

"Siang, Ratu." Kompak, semuanya mengucapkan salam sembari menundukan kepala.

Thanasa mencoba mencerna perkataan anak-anak itu. Siang? Sudah siang kah? Memalingkan kepala ke arah jendela. Cahaya mentari masuk dari sana, terang benderang. Jadi memang sudah siang? Apa yang terjadi? Terdiam sejenak memandang langit cerah diatas sana. Beralih kepada anak-anak, Thanasa memperhatikan masing-masing dengan seksama. Mereka terlihat lucu dan begitu polos.

"Bangunlah." Seruan Thanasa membuat mereka mengangkat kepala. Terukir senyuman tipis disana.

"Kalian dari mana?"

"Yang Mulia, kami dari imperial akademis Altair. Ayah ku adalah mentri pertahanan Altair. Kami semua adalah anak para mentri dan masuk dalam satu akademis yang sama." Anak laki-laki didepan Thanasa begitu aktif dan ceria. Thanasa menyukainya.

"Siapa nama mu?"

"Nama ku Dalta, Ratu."

"Dan kalian?"

"Saya Meytha, Ratu."

"Saya Cecilia."

"Saya Green, Yang Mulia."

"Ratu." Cecilia ragu-ragu untuk bertutur, takut Thanasa tidak suka dan akan marah.

Memberi senyuman termanis yang ia bisa, Thanasa menjawab "kenapa Cecilia?"

"Apa Ratu tidak keberatan jika kami ada disini?"

Polos sekali, rasanya Thanasa ingin sekali mencubit pipi Cecilia yang tembem itu. Sudah lama tidak bermain dengan anak-anak, kehadiran mereka saat ini membuat Thanasa sangat senang.

"Tentu saja tidak. Aku sangat senang jika kalian sering-sering berkunjung kesini."

"Ratu sangat baik. Kami sangat senang mempunyai Ratu seperti anda."

"Ratu cantik dan Raja juga tampan, kalian sangat istimewa." Ucapan Meytha barusan seketika menenggelamkan pikiran Thanasa.

Raja?

Rasa-rasanya aneh.

"Raja?"

"Iya Ratu, Raja Delano."

"Delano?"

"Dela-" Mata Thanasa melebar, kepingan-kepingan ingatan akan kejadian kemarin terulang. Mulai dari pernikahan, penobatan hingga hari itu. Ketika menangisi kehidupan kelamnya, tiba-tiba saja ia hampir diperkosa.

"Arghhh!"

Thanasa berteriak dan melempar barang sembarangan. Lonceng pemanggil berhasil menyentuh kening Dalta, darah mengalir dari sana.

Tidal terkendali.

Anak-anak panik dan takut. Thanasa brutal dan tak terkendali. Terus berteriak memberi teror. Menarik tangan Dalta yang hampir berhasil melarikan diri bersama teman-temannya.

Mengerikan.

Ratu yang sangat baik beberapa waktu lalu kini menjadi seorang wanita dengan segala kebengisannya. Lengan kanan Dalta dicengkram erat sampai merah. Tangisan anak lelaki itu tak membuat Thanasa buyar, malah ia semakin jadi.

"Mati, mati, mati!"

"Thanasa!" Teriakan Delano mencuri pandangan gadis itu. Para pengawal, mentri, penasehat, tabib, anak-anak dan pelayan berdiri depan pintu. Kondisi Dalta sangat mengenaskan, Mentri Hans cemas dan marah karena Dalta sang anak menjadi korban kegilaan Thanasa.

Pegangan lepas dari Dalta, Thanasa mundur. Menggapai sesuatu yang bisa ia ambil lalu melempar ke arah orang-orang disana.

"Mati, mati, mati."

"Thanasa!" Tidak peduli hamparan benda yang melayang, Delano maju untuk menghentikan Thanasa yang mulai tidak normal. Ia sangat heran, ada gerangan apa hingga si istri sampai begini.

"Thanasa!" Berhasil menangkap pergelangan tangan Thanasa, Delano mendelik tajam. Seperdetik kemudian Thanasa pingsan saat Kalva mengunci titik nadi sang Ratu. Dibopong Delano ke atas ranjang, Kalva mulai memeriksa.

Netra hitam Delano melihat Dalta miris akibat perbuatan istrinya. Tampaknya anak itu mengalami luka yang serius.

"Dalta."

Continue Reading

You'll Also Like

713K 66.4K 30
Ini hanya sebuah kisah rumit penuh misteri tahun 1700-an yang dialami oleh Estrella, seorang Queen yang dibenci dan di cap sebagai Queen terburuk sep...
275K 10.3K 8
Kumpulan tips-tips yang cukup menarik untuk dipelajari oleh semua penulis Wattpad
15K 1K 9
Seorang anak berumur 14thn yang hidup sebatang kara. Hidupnya berubah 180° ketika dirinya bertemu dengan seseorang dirumah temannya lalu mengangkat n...
12.1K 490 30
(Revisi) Semua berubah di ulang tahunnya yang ke-21. Kehidupan yang selama ini dia anggap tak pernah ada ternyata merupakan bagian dari dirinya. Takd...