CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔

By Guppyjeon

143K 25K 2.2K

ㅡ Roseanna ; Jaefri ; Jekalidian ㅡ "Umur lo ga panjang lagi" "J-jaef, seseorang sedang mencoba membunuh Gue"... More

Opening
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O8
O9
1O
11
12
13
1 4
15
1 6
1 7
1 9
2 0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Open this Please
LIEFDE EEN ORLOG (UP)

1 8

2.3K 510 15
By Guppyjeon

Sudah dua minggu ini Rose dekat dengan Jaefri dengan status pertemanan mereka.  Rose menghindari Jeka selagi dia belum mau jujur dengan apa yang ia sembunyikan.

Disinilah mereka, duduk di bangku universitas kesayangan mereka, Rose tertawa karena cerita Jaefri yang tidak bisa membedakan Jahe dan Kunyit.

"Lagian tuh bentuknya sama Rose, mana aku tahu bau kunyit gimana"

ㅡperubahan penggunaan gue-lo menjadi aku-kamu.

Rose dan Jaefri benar-benar menunjukkan kedekatan mereka sejak hari itu, Rose selalu merasa bahagia ketika Jaefri bersamanya, karena selalu mengajaknya melakukan hal baru yang sekiranya membuat Rose senang. 

"Bau jahe itu pedes Jaef, masa gatau"

Lagi-lagi Jaefri menggeleng karena ketidak tahuannya. Rose tertawa geli karena gemas. 

"Besok-besok ikut aku masak makannya, tiap kerumah main game doang giliran masakannya jadi tinggal makan aja" ucap Rose.

Jaefri menyengir, "Sebenernya aku pinter masak loh" Rose mendelik kearahnya tidak percaya. 

Laki-laki itu tertawa sembari sedikit mendorong pundak Rose pelan.  "Loh,  seriusan. I've been lived in America for five years and I know how to cook American foods, but you know, the ingredients i'ts totally different. In Indonesia we know that somany herbs and spices." ucap Jaefri. 

Rose mengangguk setuju dengan ungkapan Jaefri barusan.  Rose tahu betul perbedaanya,  di Australia pun sama.  Sangat sulit menemukan ginfer atau turmeric liar yang bisa ditemukan di pinggir jalan seperti halnya di Indonesia.

"Hey,  ikutilah culture ditempatmu berpijak selagi itu positif" sahut Rose.

Jaefri tersenyum,  lalu menjentikkan jarinya. "Got ya"

"Okey, fix habis ini banㅡ" netra gadis itu mendapati Jeka berjalan dengan seorang perempuan yang sama sekali tidak ia kenal. 

Rose kesal karena mereka nampak sudah kenal lama,  bisa dilihat dari cara mereka mengobrol dan tertawa bersama. Apalagi orang yang bersama Jeka itu sangat-sangat good looking dimata Rose.

Jaefri dan Rose terdiam untuk beberapa saat melihat Jeka yang lewat didepan mereka. "Jaef, kenal cewe itu siapa?" tanya Rose kepada Jaefri.

Jaefri menggeleng karena tidak tahu.

"Mungkin mereka cuman temenan"

"Semoga aja,"

"Astaga Rose,  aku kan udah bilang Jeka gamungkin lupa kalo dia bakal ngerasain regret yang besar kalo dia ngelepas kamu"  lagi-lagi Jaefri menenangkan Rose karena hubungannya yang luar biasa complicated sedangkan ia mengorbankan perasaannya sendiri kepada Rose.

Bukan hal yang tidak mungkin jika semua yang Jaefri lakukan untuk Rose akhir-akhir ini tanpa adanya sebuah perasaan yang mengcoverinya.

Jaefri mencabut kata-katanya sendiri jika ia tidak tertarik pada Rose dulu, Jaefri sudah jatuh terlalu dalam pada pesona dan kepribadian Rose. Namun,  Jaefri sadar, ia hanya berhak sebagai teman, sedangkan Rose masih mempertahankan Jeka di hatinya.

"Yaudah, pulang aja yuk? Udah mau maghrib" ajak Jaefri.

Rose masih gelisah atas pertanyaannya sendiri. Namun Jaefri terus meyakinkannya untuk pulang.  "Ayoolah Pulang,  disini ada penunggunya.  Ga takut?" Rose menggeleng. 

Jaefri menepuk jidatnya pelan lalu memilih berdiri berjalan terlebih dahulu meninggalkan Rose yang merengek memanggil namanya.

Pada akhirnya Rose berlari mengejar Jaefri, menyeimbangkan langkah kaki mereka.

Hari ini Rose dan Jaefri berangkat bareng dan sekarang mereka pulang pun bareng. Jaefri memberikan helm milik Roseㅡsesekali Jaefri terkekeh geli mengingat bagaimana ia mencibir seorang pengendara yang berhenti di lampu merah tapi tidak sesuai garis, pada saat itu Jaefri kesal melihatnya, tapi sekarang ia justru ingin tertawa menyadari bahwa gadis yang ia cibir waktu itu adalah gadis yang ia bonceng sekarang.

<>


Rose berlari, keringat bercucuran, rasanya ia ingin pergi dari rumahnya,  seseorang mengejarnya sembari membawa palu gada. 

Detak jantungnya berdetak begitu kencang, bahkan nafasnya tak dapat kembali normal seperti tadi.

Malam itu Rose berlari, terasa sangat suram dan menyesakkan.  Rose lelah berlari, namun ia ada diantara hidup dan mati,  Rose tidak ingin mati di tangan sosok itu.

Sosok yang terus mengejarnya tanpa henti.  Rose bungkam,  mulutnya seolah-olah tak diijinkan untuk mengucapkan sepatah katapun.

Semakin dekat..

Rose panik ketika sosok itu berlari dua kali lebih cepatㅡmengejarnya

Keringatnya mulai bercucuran, Rose menangis menyuarakan nama Jaemin didalam hatinya,  berharap Jaemin datang membawa pergi ke tempat aman.

"Roseanna!"

Kepala Rose sakit mendengar sosok itu memanggil namanya.  Dada Rose sesak entah karena ia lelah berlari atau memang rasa takutnya sudah melampaui batas.

"Roseanna, kamu tidak bisa pergi dari saya"

Sekujur tubuh Rose bergetar hebat,  Rose berharap seseorang lewat dan menyelamatkannya.  Rose berharap Jaemin muncul untuk melindunginya,  Rose berharap Jaefri bisa muncul untuk memberinya pelukan hangat untuk menenangkannya.

Namun tiada seorang pun disana untuk Rose. 
Apakah Dunia itu diciptakan untuk menyaksikan kematian Rose yang tragis karena dibunuh?

Seumur-umur Rose tak pernah takut pada apapun,  namun sekarang Rose merasakan takut yang teramat-amat.
Rose tidak ingin meninggalkan adiknya sendirian,  teman-teman yang sudah seminggu ini belum ia temui.

Rose tidak ingin berhenti disini.

Rose menoleh kebelakang, sosok itu pergi, tak ada siapapun disana. Rose sendirian,  Rose masih takut pada bayangannya. 

Malam itu amat teramat sunyi,  Rose takut,  ia berhenti dari pelariannya,  Rose berjongkok memeluk lututnya, memanggil nama orang-orang yang dikenalnya,  mulai dari kedua orang tuanya yang sudah tiada, Jaemin,  Jaefri, Jacob dan lain sebagainya.

Gadis itu meringis ketika merasakan perih yang amat teramat perih, Rose menyadari telapak kakinya dipenuhi darah yang bercucuranㅡkarena ia terus berlari tanpa menggunakan alas kaki. Rose kembali menangis melihat betapa kacaunya dirinya sekarang. 

"J-jaeminn..."

Suaranya tercekat oleh tangisannya sendiri. Rose takut sendirian,  Rose takut semua orang meninggalkannya sendiri dan membiarkannya mati tragis di tangan sosok tadi.

"Rose?"

Rose mendoak mendengar suara Jaefri memanggil namanya,  senyumannya merekah karena merasa Tuhan mengabulkan doanya. 

Rose senang melihat Jaefri berjongkok dihadapannya dengan senyuman khasnya..

"J-jaef.."

"J-jaef?"

"Jaefri??"

"JAEFRI!"

Jaefri pergi meninggalkannya, sebuah cahaya menarik nya pergi, Jaefri masih tersenyum disana.  Rose tak dapat mengejarnya.

Rose tidak sanggup berdiri karena tubuhnya sudah terlampaui sakit.
Rose kembali menangis,  tak paham maksud dari ini semua.




TANG!




Mata Rose terbelalak ketika sebuah kapak merah terlempar tepat didepannya.

Jantung Rose berpacu kencang. Mulutnya komat-kamit meramalkan doa agar apa yang ia harapkan terkabulㅡRose berdoa agar sosok itu tidak datang menghampirinya.

"KAK!!!"

Nafas Rose terengah-engah, air matanya tak kunjung berhenti mengalir, tubuhnya basah karena keringat. 

Rose merasa kepala sangat-sangat sakit, Rose masih diam melihat Jaemin tiba-tiba datang, adik laki-lakinya itu menatapnya khawatir. 

"Jaemin..."

Panggilnya samar-samar. "P-please don't go" bibir Rose bergetar hebat,  diraihnya tangan Jaemin,  digenggamnya kuat lengan laki-laki itu.

Jaemin merengkuh tubuh kakaknya, memeluknya erat, kala gadis itu bergetar karena ketakutan,  Jaemin jauh lebih takut karena kondisi kakak perempuannya. 

"I'm in here,  I'll never let you go sist,  please calm down"

Jaemin hanya bisa mengucapkan kalimat itu sembari terus memeluknya,  sesekali menciumi puncak kepala kakaknya karena khawatir.

"Seseorang m-mau b-bunuh kakak..."



Tbc

Gimana? 

Okay,  ini pertama kalinya nulis beginian.

Menurut kalian gimana?



Continue Reading

You'll Also Like

335K 27.9K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
249K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...