I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]

By rethajk

320K 19.7K 383

Kiara Victora Lacynda, seorang gadis muda berusia 19 tahun yang menjalani kejamnya kehidupan di dalam sebuah... More

#1 Kiara
#2 Charlie
#3 Istri?
#4 Iya atau iya?
#5 Moroi, Dhampir dan strigoi
#6 Gaun wanita
#7 Kita
#8 Menikah
#9 MIXED BLOOD
#11 Ada apa denganmu?
CAST
#12 Seandainya kita manusia
#13 Lamaran baru
#14 Hai, Hellen!
#15 Ingin Kiara
#16 Pergilah
#17 Kelepasan
#18 Harga diri Charlie
#19 Pagi
#20 Kau cantik, Kiara!
#21 Bayi?
#22 Gadis malam itu
#23 Maaf
#24 maaf(lagi)
#25 Rahasia besar
#26 Pergilah dengan tenang
#27 Selamat datang
#28 Pengkhianat
#29 Hukuman mati
#30 Hidup baru
#31 Theo Anthony
#32 penyesalan
#33 Balasan
#34 kembali
#35 Ozzy
#36 Sikap turunan
#37 Korban lagi
#38 Makhluk penuh dosa
#39 Aku kekasihmu
#40 Tinggal dan pergi
#41 kesendirian
#42
tanya
Season 2?

#10 MIXED BLOOD2

7.7K 530 7
By rethajk

Charlie POV

Semuanya dilakukan untuk menyembuhkan Kiara.

Setelah 2 minggu terlewat, keadaannya mulai membaik walau nyatanya dia belum membuka mata. Selama itu pula, Vincent dan Aldora tinggal di istanaku. Aku tidak keberatan dengan itu. Sungguh, selagi mereka tidak mengusikku atau mencampuri urusanku, aku tidak akan keberatan. Lagi pula hal ini bisa dijadikan sebagai hutang di masa depan. Aku bisa meminta mereka melakukan sesuatu sebagai balas budi.

Kenyataan bahwa Kiara memiliki darah campuran benar-benar membuat dunia immortal gempar. Untuk mencegah terjadinya pemberontakan, terbentuklah sebuah ide gila dari semua tetua di masing-masing klan. Mereka setuju untuk membuat istana khusus untukku dan Kiara. Istana besar yang memegang pemerintahan seluruh klan.

Emm... namun sejujurnya kerajaan itu bukan untuk kami, tapi untuk keturunan kami kelak. Karena mereka nantinya akan memiliki darah murni 3 klan besar.

Walau belum diketahui akan berbentuk seperti apa keturunan kami kelak. Apakah ia akan berbentuk serigala dengan sayap transparan, lalu penyuka darah, atau bisa jadi pula dia adalah monster yang suka berbuat onar. Yah, siapa yang tahu.

Bukankah itu terdengar sebagai makhluk yang menyeramkan? Tapi yang paling aku takutkan adalah jika hal itu tidak terjadi.

Aku telah berjanji kepada Evelyn untuk menikahinya dan tidak memedulikan Kiara. Jika aku menepati janji itu, lalu bagaimana aku dan Kiara bisa memperoleh keturunan?

“Aku akan menikah dengan putri bangsawan 3 hari lagi”

“Yang Mulia, apa Anda serius? Bayangkan apa yang akan terjadi jika Anda benar-benar menikah lagi. Anda telah menikahi putri dari Raja Vincent dan ratu Aldora. Bahkan sampai saat ini dia juga belum sadarkan diri. Apa yang akan dikatakan orang-orang tentang ini? Juga, apa yang akan dilakukan klan werewolf dan fairy jika mereka tahu bahwa putri mereka akan dimadu? Apa lagi...”

Bla bla bla, tetua itu terus saja mengocehkan hal yang tidak penting.

“Laksanakan saja! Tugasmu itu hanya menuruti perintahku!”

Aku berjalan meninggalkannya untuk menuju ke kediaman Evelyn. Kabar Bahagia ini tentu akan membuatnya tersenyum girang. Pasalnya, sejak penobatanku, wanita berambut merah ikal itu selalu cemberut. Kesal pada rencana pernikahan yang harus tertunda karena Keadaan Kiara.

Pernikahan kami terlaksana dengan sangat baik. Aku tahu ini akan buruk bagi hubunganku dan Kiara, tapi aku tidak akan pernah bisa melupakan jasa Evelyn. Aku tak peduli dengan Vincent ataupun Aldora. Mereka mungkin akan murka, tapi aku tahu mereka tidak akan melakukan apa pun. Karena sudah wajar seorang Raja memiliki istri lebih dari 1, kan?


*****

Kiara POV

Seluruh badanku terasa sakit. Seakan telah tertimpa beban yang amat berat dalam waktu yang lama.

Aku membuka mataku dengan perlahan. Hal pertama yang aku lihat adalah seorang pria dan wanita yang memasang wajah bahagia, bahkan wanita itu sampai menitikkan air mata.

“Sayang, kau sudah bangun?” 

Aku diam karena merasa bingung. Aku bertanya-tanya, mengapa wanita ini memanggilku dengan sebutan sayang? Apa lagi ia langsung memelukku setelahnya.

“Kalian siapa?” tanyaku penasaran.
Wanita itu melepaskan pelukannya. memandangku sekali lagi dengan wajah penuh kebahagiaan. Sedangkan aku menatapnya sambil menyipitkan mata, kebingungan karena tidak tahu harus memberi respons seperti apa.

Memangnya apa yang terjadi padaku? 

“Aku Ibumu, Sayang...” Dia menangis sambil kembali memelukku erat. Aku yang masih kebingungan hanya tertegun, berusaha mencerna kalimatnya dengan baik.

Aku mendorongnya pelan, berusaha melepaskan pelukannya. Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Wanita ini bilang dia adalah ibuku, namun penampilannya lebih terlihat seperti malaikat. Itu membuatku berpikir apakah aku sudah sampai di akhirat.

“Sayang? Ibu tahu kau marah, tapi semua ini ibu lakukan karena terpaksa...” lirih wanita dengan sayap berkilauan itu.

Aku memandang wanita itu dengan perasaan aneh. Ada kehangatan saat ia memeluk tubuhku. Wajahnya juga terlihat sangat tulus.

“Nak, maafkan kami...” isak seorang pria yang sudah memandangku sendu dari tadi.

Air mataku langsung mengalir deras. Aku tidak ingin mempercayai mereka, namun saat memandang wajah keduanya, ada perasaan aneh dalam dadaku. Perasaan yang memaksaku untuk marah.

“Mengapa kalian meninggalkanku?!”

Kedua orang itu langsung memelukku bersamaan. Mereka terus menyuruhku untuk tenang, namun pada akhirnya, mereka sendiri yang menangis lebih keras. Setelah saling tenang, mereka menceritakan semuanya. Mengapa mereka meninggalkanku, mengapa aku ada di dunia manusia, mengapa aku tinggal di panti, dan semuanya yang ingin aku ketahui.

Wanita itu, maksudku, ibuku juga mengatakan bahwa suamiku sangat baik. Ia lah yang percaya bahwa aku bisa diselamatkan. Ia yang menemaniku sepanjang malam, ia merawatku dengan penuh perhatian, hingga kantong di bawah matanya menghitam. Ia tidak tidur beberapa hari karena sangat mencemaskanku.

Charlie, aku tak tahu kalau kau menganggap aku sepenting itu.

Jantungku berdegup kencang. Aku berusaha menahan senyum saat ibuku terus menceritakan kebaikan Charlie selama aku hilang kesadaran. Aku tidak pernah dekat dengan lelaki mana pun selama ini. Jadi, aku tidak tahu apakah sikap Charlie memang normal dilakukan atau dia memang punya perasaan khusus padaku. Yang aku tahu, detik ini aku jatuh cinta padanya.

Dengan cepat aku menyeka air mataku. Aku memasang senyum selebar mungkin. Kini, aku yakin bahwa Charlie mencintaiku. Charlie benar-benar menginginkanku. Akan aku katakan perasaanku lebih dulu padanya, bahkan akan kukatakan pada dunia bahwa aku mencintainya.

Benar, bukan, takdir tidak pernah salah. Setelah gelap pasti ada terang. Walau pada awalnya pria itu hanya datang untuk menyiksaku, namun sekarang siapa sangka bahwa kami saling mencintai.

“Aldora, kau terlalu berlebihan! Kau tahu aku tidak suka laki-laki itu!” ucap ayahku sambil memalingkan wajahnya.

“Kau tahu, Sayang. Ayahmu tidak suka vampir, jadi tolong maklumi dia, ya...” ucap ibuku sambil mengelus pucuk kepalaku. “Tapi, kau tidak boleh bertemu Charlie untuk saat ini. Kau akan tinggal dengan ibu beberapa hari. Istana ibu sangat indah, ada banyak fairy yang menanti kedatanganmu di sana,” lanjutnya.

“Baiklah, aku akan ikut denganmu, Bu, tapi aku ingin bertemu Charlie dulu”

“Jangan, Kiara. Dia sedang istirahat. Lagi pula, Ibu sudah berbicara padanya dan ia setuju. Setelah kau sadar, kau akan tinggal dengan ibu untuk sementara. Jadi, jangan temui dia!”

Walau kalimatnya terdengar memaksa, namun nada bicara ibuku tetap lembut. Ia beberapa kali mengelus suraiku. Matanya tak henti mengeluarkan air mata. Ibuku pasti sangat rindu padaku.

“Tidak, aku ingin bertemu dengan Charlie sekarang, Bu,” rengekku sabil menggelengkan kepala. Aku sungguh tidak sabar untuk menemui Charlie. Ingin mengungkapkan perasaanku padanya.

“Aldora, kenapa tidak katakan yang sejujurnya?!” tanya Ayahku dengan nada tinggi.

Aku bertanya-tanya, apa yang sedang mereka sembunyikan. Ayahku beberapa kali menggeram, ia terlihat marah besar. Dia pasti sangat tidak menyukai vampir.

Tangan ayahku meraih kedua pundakku. Matanya menatap mataku dalam-dalam. “Jangan pikirkan vampir itu, Kiara. Vampir itu sedang membuat kejutan yang buruk”.

Kejutan? Charlie membuat kejutan untukku? Kini aku tahu, hubungan ayah dan Charlie buruk. Jadi, ayah tidak suka jika Charlie membuat kejutan untukku.

“Ayah, Ibu, aku pergi dulu, ya”

Aku segera memeluk mereka bergantian. Mereka yang terkejut langsung bertanya kemana tempat yang ingin aku tuju, namun aku hanya menjawab dengan tersenyum, karena jika aku jujur, mereka pasti akan melarangku, terutama ayah.

Aku pun langsung berlari keluar dari ruangan itu. Langkahku yang sempoyongan membuat orang tuaku memasang wajah khawatir. Aku bahkan hampir terjatuh karenanya.

Memangnya berapa lama aku pingsan? kenapa kakiku terasa sangat lemas?

“Dimana Raja?” tanyaku ke seorang pelayan yang tengah membawa piring-piring kotor di  Lorong istana.

“Yang Mulia Ratu, lebih baik anda beristirahat dulu... Jangan temui raja, bukankah Anda baru saja sadar?” Pelayan itu menunduk, lalu memandangku degan mata berkaca-kaca.

Aku mendadak penasaran, kenapa semua orang tidak ingin aku menemui Charlie?

“Baiklah, aku akan beristirahat”
Aku berjalan ke arah kamarku. Bukan kamar tempatku sadar tadi, tapi benar-benar kamar tidurku dan Charlie. Kamar dimana kami menghabiskan malam pertama kami.

Yah, meski itu sebenarnya tidak bisa disebut sebagai malam pertama, intinya itu adalah kamar kami. Pria itu pasti ada disana. Dimana lagi dia akan membuat kejutan jika bukan di kamar kami?

Aku memasuki kamarku.
Aku tertegun cukup lama memandang isi kamar ini yang sebagian besar telah berubah. Aku kemudian  tersenyum senang saat menyadari ada setangkai mawar yang indah di atas ranjang. Ternyata, Charlie memang benar-benar mencintaiku.

“Charlie!” seruku sambil mencari sosoknya di setiap sudut ruangan ini, tapi tak ada tanda sedikit pun keberadaannya. “Jangan beri kejutan lagi, aku sudah mengetahui semuanya!” Aku berteriak menduga bahwa pria itu sedang bersembunyi.

Tak lama setelah itu, aku mendengar suara tapak kaki seseorang. Aku yakin orang itu adalah Charlie. Segera aku meraih setangkai bunga mawar di ranjang kami. Aku bersiap menyambutnya, namun justru aku yang terkejut. Itu bukan Charlie.

Orang yang datang itu adalah seorang wanita yang tengah mengenakan gaun merah dengan postur tubuh tinggi dan ramping. Kulitnya putih pucat, rambutnya merah ikal. Indah. Mirip seperti rambut tokoh utama di beberapa buku dongeng yang aku baca.

Apa dia seorang pelayan? Namun auranya yang elegan tidak menunjukkan bahwa dia seorang pelayan.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanyaku padanya.

Wanita itu memandangku remeh. Matanya berusaha menelanjangiku. Ia menatap bagian tubuhku dari ujung rambut, hingga ujung kaki. Aku penasaran kenapa dia memberiku tatapan itu.

Apa karena aku memakai gaun tidur? Atau karena aku datang tanpa beralas kaki? Atau mungkin karena wajahku yang tirus karena baru sadar dari pingsan?

“Aku istri Charlie... Dan ini adalah kamarku,” jawabnya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Aku tersenyum kecil saat mendengar leluconnya. “Tolong, jangan bercanda. Akulah istrinya”.

“Sudah aku katakan, aku ini istri Charlie. Istri kedua Charlie!” Dia menekankan kalimat terakhirnya itu. “Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanya wanita itu.

Aku bergeming. Mematung sambil beberapa kali menelan ludah. Napasku seperti tercekat, namun bodohnya aku justru berharap agar napasku benar-benar tercekat. Tidak sanggup rasanya mencerna kalimat wanita berambut merah ikal itu.

Jadi, kamar ini sudah menjadi miliknya. Lucu sekali. Bahkan kini, aku sedang memaksakan senyumanku sambil memperhatikan dirinya. Melihat betapa cantik dan anggunya wanita itu menyakiti perasaanku. Dia sangat berbeda jika dibandingkan dengan diriku.

“Ini bungaku dari Charlie. Aku dan Charlie saling mencintai, bahkan sebelum kau datang dalam kehidupannya!” ketusnya sambil merebur mawar di tanganku dengan kasar.

Aku hanya bisa mematung memandang bunga mawar yang kini sudah ada di tangan wanita itu. Aku masih tahu harus memberi respons seperti apa. Dadaku benar-benar terasa sakit.

Jadi, inilah alasan mengapa ayah dan ibu melarangku menemui Charlie…

“Dengar, jangan mentang-mentang kau adalah putri dari raja werewolf dan ratu fairy, semuanya bisa menjadi milikmu! Kau tidak lebih hanyalah seorang anak yang menanggung dosa kedua orang tuamu. Jadi, jaga batasanmu!” ucapnya sambil mendorongku keras hingga aku terjatuh ke lantai.

Aku tidak pernah tahu, bahwa lantai kamar kami sedingin ini. Bahkan dinginnya terasa sampai ke tulang-tulangku. Cukup membuatku merasa semakin sedih.

Air mataku tak bisa terbendung lagi. Ia keluar begitu saja tanpa berisyarat apa pun. Aku yang menyadarinya pun langsung bergegas menghapusnya, namun sial. Walau beberapa kali di seka, mataku tidak berhenti mengeluarkan air mata.

Sadar akan harga diri yang terinjak-injak, aku pun bergegas pergi dari sana. Berlari secepat mungkin sambil menangkupkan wajah ke kedua telapak tangan. Berusaha menyembunyikan wajahku yang tengah menangis.

Brukk

Aku menabrak seseorang. Badanku lagi-lagi jatuh ke lantai, membuatku teringat kejadian beberapa saat yang lalu.

Aku mendongakkan kepalaku untuk memandang siapa orang yang aku tabrak itu. Dan kini, aku menyesali tindakanku. Dia adalah Charlie. Dia memandangku dengan wajah datar. Ekspresi dinginnya itu terasa membunuhku. Membuat hatiku sakit.

Dengan cepat aku bangkit, kemudian melanjutkan langkahku. Kali ini lebih cepat, karena orang yang aku hindari berada tepat di belakangku. Bahkan pria jangkung itu tidak mengejarku untuk sekedar menjelaskan sesuatu.
Aku salah. Salah besar.

Apa yang aku pikirkan… Bagaimana bisa aku berpikir bahwa pria dingin itu mencintaiku?

Aku berlari ke luar istana. Tidak memedulikan seruan para pelayan yang memasang wajah khawatir. Aku terus berlari hingga sampai di tempat yang mirip hutan atau mungkin itu memang hutan karena di penuhi oleh pepohonan. Entahlah.

Aku berusaha mengeluarkan semua rasa kecewaku disana. Berteriak sekencang-kencangnya. Air mataku benar-benar tak terbendung. Aku duduk beralaskan tanah di bawah sinar bulan.

Aku tidak marah. Tidak. Aku juga tidak membenci wanita itu, apa lagi Charlie. Satu-satunya yang aku benci adalah diriku sendiri. Aku terlalu berharap banyak. Aku memutuskan sesuatu dengan cepat dan tanpa berpikir panjang hingga akhirnya justru kecewa terhadap diriku sendiri.

Entah apa yang terjadi, punggungku tiba-tiba terasa panas sekali. Aku berguling di tanah karena rasa panas itu. Aku berteriak beberapa kali. Berusaha mengalihkan rasa sakit dengan cara itu, namun nihil.

Meski aku berteriak kencang, namun tidak ada seorang pun yang datang membantuku. Aku tidak melihat siapa pun di tempat ini.

Tiba-tiba, keluar sesuatu dari punggungku. Ada sepasang sayap. Sayap itu tak seperti milik Ibu, sayap itu diselimuti bulu-bulu hangat. Itu membuatku panik setengah mati hingga kehilangan kesadaran.

.
.
.
Ayo vote!

Continue Reading

You'll Also Like

8.6K 880 9
Short story about taesoo, different language style and story plot in every part. Continue. [Bahasa sedikit mulai membaik di setiap chapter] © start...
54.4K 3.1K 17
Seorang omega cantik dan mungil itu harus terjebak di sebuah sel yang mengerikan, orang tua nya menjual dirinya ke penagih hutang agar terbebas dari...
1M 138K 47
"I'm Hanzel Lee Alpha of Dark Moon Pack reject you, Devia Alexander as my mate." Penolakannya terngiang-ngiang di kepalaku. Menghantarkan rasa bahagi...
355K 17.3K 27
Kisah seorang gadis yang harus menerima kenyataan, bahwa dia adalah mate dari seorang Alpha kejam yang tidak ingin menerimanya ______________________...