My Nasty Girlfriend

By aphroditebumi

22.7M 593K 143K

Mesum bukan buat cowok aja 17+ More

MMG PROLOG
MMG 1 Kesita
MMG 2 kerangsang
MMG 3 Kekhayalan
MMG 4 Ketragedian
MMG 5 Cipok Cipok berhadiah
MMG 6 Cium gak?
MMG 7 Regatra
MMG 9 CAUTION! The sacred limit
MMG 10 Alex or Zion
MMG 11 War
MMG 12 Week Activity
MMG 13 Week Activity (2)
MMG 14 ???
MMG 14 Week Activity (3)
MMG 15 Five Second
MMG 16 Back to Apartment
MMG 17 Scramble
AN
MMG 18 About L
MMG 19 Ana X Ladya
MMG 20 Alex & Zion
MMG 21 Love?
MMG 22 Special 12 IPA 1
MMG 23 special 12 IPA 1 (2)
MMG 24 (R)
MMG 25 Change
Maapin 🙏
MMG 26 Lapangan
MMG 27 Nata de Coco
MMG 28 Nata de Coco (2)
MMG 29 Alex & Natasha
MMG 30 AAA
MMG 31 Kissing
TikTok

MMG 8 Sekamar Tapi Tak Seranjang

973K 21.2K 3.2K
By aphroditebumi

"ANA!"

Alex berancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut.

Brakkk

Percobaan pertama gagal.

Bruaakkk

Cowok itu bersyukur percobaan keduanya berhasil, langsung saja tanpa aba-aba ia masuk.

"ANA?!"

"Iyah?"

"Ahhhh,"

Alex tertegun. Cowok tersebut langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Bagaimana bisa ia terjebak dikondisi seperti ini?

"Kakak-kakak! Udahan dong! Gak malu apa?"

"Apasih? Keluar kamu! Tadi di ajak pakek gak mauhhhh"

"Ana masih perawan tau! Wleee!"

Alex menarik tangan Ana hingga gadis tersebut sampai terseret-seret. Sebelumnya ia tidak pernah sama sekali memergoki orang yang sedang tumpuk-tumpukan dalam toilet.

Baru kali ini, yah, setelah dirinya berhubungan dengan gadis muka polos otak 21+ hidupnya jadi sering berbau mature.

Alex menatap Ana penuh penjelasan. "Lo kenapa bisa kekunci?"

"Di kunci sama kakak cowok yang tadi. Pas Ana keluar langsung ada kakak cowok sama cewek ciuman."

"Kenapa ada suara orang berantem?"

"Mereka emang berantem. Mainnya kasar. Kakak ceweknya tadi sempet kebentur tembok berulang kali."

"Terus kok ada suara orang guyur air?"

"Mereka nyuruh Ana buat guyur. Katanya biar enak."

"Kenapa gak minta kuncinya?"

"Kuncinya di buang ke closet. Yakali aku ambil. Jijik hiii,"

"Kenapa kamu gak pisahin mereka waktu gitu?"

"Diancem bakal di perkosa sama-sama."

"Kenapa kakak ceweknya gak kamu tolongin?!"

"Kok ngegas?! Yah yang ngancem aja kakak ceweknya. Katanya aku bakal di perkosa. Lesbian. Tau kan?!"

"Ana, lo frontal banget sih? Muka lo gak pantes buat ngomong hal sevulgar itu!"

Tertohok.

Pandangan mata Ana mulai datar. Gadis tersebut kemudian melengos pergi begitu saja dari depan Alex.

Sedangkan cowok tersebut sepertinya menyesal dengan kata-katanya yang telontar begitu saja. Kelihatan ia sendiri yang begitu frontal di depan Ana.

"Ana." Alex menarik lengan gadis tersebut.

"Maaf, aku gak maksud..." Ucapannya tertahan, Ana memegang tangannya.

"Iyah, gak papa." Ana tersenyun tipis, lebih tepatnya senyum miris. Gadis tersebut kemudian melepaskan pegangannya dan mulai berlalu pergi.

"Di hotel semewah dan segede ini. Apa gak ada kamar buat bikin anak, sampek ada tamu yang bikin di toilet?"

***

Ana berjalan dengan langkah yang lunglai dan tidak bersemangat. Bibirnya melengkung kebawah, ia terus memainkan jari-jarinya.

Dirinya sudah menjadi predikat gadis murahan di mata Alex. Hei! Dia tidak murahan, ia masih menjaga mahkotanya. Ia masih perawan.

"Gak boleh nangis! Gak boleh nangis!" Ana menepok pipinya menyemangati dirinya sendiri.

Brukkk

"Kalo jalan liat-liat anjing!"

"Eh!"

"Lo?!"

"Ladya yah?"

"Ana si culun yah?"

Ana menipiskan bibirnya mencoba untuk sabar. Ia memang culun dalam urusan belajar, tapi tidak untuk urusan ranjang.

Kenapa ia yakin padahal mencoba saja tidak pernah? Karena ia yakin stamina perempuan lebih ganas daripada laki-laki saat tumpuk-tumpukkan.

"Lad, lo ngomong sama siapa?" Dari arah berlawanan datang seseorang yang tak begitu asing bagi Ana saat melihat postur tubuhnya.

"Zion?" Gumam Ana pada dirinya sendiri.

"Ana?" Zion menarik keras hidung gadis di depannya hingga ikut tertarik.

Bugh!

Ana reflek langsung memukul lengan Zion.

"SAKIT!!" Ana mengusap hidung mungilnya, air matanya sampai keluar sendiri tanpa ia perintah.

"Hehehe, maaf yah," Cowok tersebut ikut mengelus hidung Ana.

Cup.

"ZION!"

Ana membulatkan matanya terkejut, pipinya tiba-tiba bersemu. Zion mencium hidungnya. Apa cowok tersebut tidak jijik jika hidungnya ada komedo?

"Ihh gemayyy, pipinya merah..."

Ana segera menutup kedua pipinya. Gadis tersebut menampakkan raut galaknya.

"Fuck bastard!"

"Eittss ngajak nih?" Zion mendekatkat tubuhnya pada Ana, sejengkal saja tubuh mereka sudah bersentuhan.

"Zion jangan deket-deket!" Ana memundurkan tubuhnya.

"Ciee salting."

"Salting dengkulmu!"

"Zion kamu lupa tujuan kita di sini?!" Ladya menatap Zion marah.

"Gak jadi deh. Setelah liat nih cewek, gue jadi kagak minat tubuh lo."

Ladya menatap tak percaya cowok di sampingnya.

"Anjir Pelecehan anak di bawah umur!" Ana menunjuk Zion dengan telunjuk mungilnya. "Aku laporin lo!"

Zion menggigit bibirnya menahan senyum. "Yakin?" Cowok tersebut langsung menggendong Ana ala Bridal style dan membawanya ke sebuah kamar. Meninggalkan Ladya yang menatap mereka berdua dengan cengo.

"Zion! Lo apa-apaan sih! Turunin!" Ana meronta-ronta d turunkan.

"Diem, jangan gerak-gerak, nanti jatoh!"

"Lo ngapain bawa gue ke kamar setan!"

"Mau nidurin lo. Biar diem,"

"Jangan macem-macem bangsat!"

"Lo ngomong gitu lagi gue cium."

"Hilih. Gak takk--ummmmppph"

"Udah?"

"Sial--anmmmpph"

"Akhh."

"Mampus!" Ana tersenyum puas saat berhasil menggigit bibir Zion.

"Awas aja, gue bales nanti."

"LO MACEM-MACEM GUE RUSAK ASET MASA DEPAN LO!"

Zion terbahak. "Entar kita kagak bisa bikin anak dong."

"Siapa juga yang mau bikin anak bareng lo!"

"Lo kagak mau?"

"OGAH!"

Zion mendorong pintu kamar hotelnya lalu masuk. Ia langsung menuju kasur dan menurunkan Ana perlahan di sana.

Namun baru juga terbaring, Ana langsung berdiri dan hendak lari, tetapi langsung di tahan oleh Zion

"Ana lo mau kemana dah?"

"Lo mau macem-macem njing! Gue gak mau. Gue mau balik."

"Yailah siapa sih, gue cuma mau ngomong bentar sama lo."

"Boongnya keliatan."

"Wajah gue emang kayak orang lagi mau merkosa anak di bawah umur?"

"Banget!"

"Enggak sayang. Aku cuma mau ngomong."

"Di situ kan bisa! Ngapain di kasur?!"
Ana menunjuk sofa yang tak jauh dari tempat mereka.

"Rencananya sih sambil tidur. Tapi kalo mode macan gini, kagak jadi deh."

Ana mencubit lengan Zion tanpa ampun.

"Awwhhhh sakit! Eh enggak, geli."

"Zion jangan becanda terus ih!" Ana segera turun dari kasur lalu berjalan menuju sofa.

"Cepet! Gak bisa lama!" Ana mengembungkan pipinya kesal.

"Iyah-iyah, cepet. Lo kesini sama siapa?"

"Orang tua."

"Ngapain."

"Makan malem sama rekan bisnis Papa,"

"Kok malem?"

"Kita bakal nginep di sini, terus subuh pulang karena aku sekolah."

"Tidur sini mau gak?"

"Ga."

"Keysip. Udah sana balik."

Ana menatap Zion bingung. Tumben cowok tersebut melepaskannya begitu saja.

"Udah cepet sana, jangan bikin Zizi bangun."

"Zizi? Siapa?"

"Benda di selangkangan gue."

Ana mengerutkan keningnya jijik. "Jijik ih pakek dikasih nama." Zion terkekeh menanggapinya.

Tiba-tiba gadis tersebut teringat sesuatu.

"Yon, motor gue?"

"Udah ada di parkiran apartment lo sayang,"

"Oh yaudah sayang."

"Lo ngomong apa??! Ulang coba! "

"Bacot!" Ana berlari keluar kamar hotel milik Zion untuk segera menuju ke ruangan yang di tempati Natasha. Sepertinya gadis tersebut khawatir karena ia belum juga kembali dari toilet.

Setelah pertemuan yang tak sengaja di lorong hotel, ia terkejut bahwa Zion akan bermalam dengan Ladya. Sepertinya mereka sudah kelihatan biasa saja. Dan Ladya, gadis itu memiliki tubuh yang bagus. Tak salah jika Zion tertarik pada cewek itu.

Tetapi sepertinya mereka tidak jadi melakukan itu.

***

"Ana, kamu darimana aja sih? Ke toilet aja lama banget! Bikin khawatir tau gak," Natasha memelototi sahabatnya tersebut galak.

"Hehehe, maaf, tadi sempet jalan-jalan bentar. Terus ketemu sama..."

Ana membisiki Natasha "Zion."

"Ohh... Maklum, kan yang punya hotel ini Papanya."

"Oh gitu."

"Yaudah yuk makan. Itu tadi ada pelayan hotel nganterin macem-macem makanan. Kamu daritadi udah ditungguin Alex sama Zico tau,"

Ana tiba-tiba terdiam mendengar nama Alex disebutkan. Makan semeja dengan cowok tersebut adalah ide yang buruk.

Setelah kejadian di ruang Osis, lalu di Apartment, UKS, setelah itu di Toilet, ia sudah gagal menjadi pengagum rahasia olehnya. Apalagi ia selalu memberikan kesan yang buruk di tiap pertemuan mereka.

Dan mengingat semua kesan itu rasanya ia ingin menenggelamkan diri di dasar laut yang paling dalam sampai Alex hilang ingatan.

"Akhirnya dateng juga." Saut Zico yang langsung mencomot salah satu makanan di piring di depannya.

"Maaf yah. Kalian jadi nungguin." Ujar Ana lalu meraih kursi di dekat Natasha dan langsung berhadapan dengan Alex. Salahkan pelayan hotel yang hanya menyediakan empat kursi.

"Ana, nanti kita tidur sekamar yah?" Natasha menatap sahabatnya tersebut.

"Iyalah Nat, masa kamu tidur sama aku." Saut Zico yang ditanggapi Natasha dengan meringis malu.

"Tapi--itu, di sini kan cuma ada satu kamar?" Ana melirik satu pintu di ruangan yang di tempatinya.

"Ya kita beda kasur." Jawab Alex yang langsung mendapat tatapan terkejut dari penghuni ruangan tersebut.

"Apa?" Natasha menyaut dengan nada tak percaya.

"Yakin?" Ana mendelik berbinar.

"Bwhuseth." Ucap Zico yang mulutnya penuh dengan makanan.

"Kita beda kasur. Bukan sekasur." Alex merotasikan bola matanya.

"Mending aku pesen kamar lainnya aja yah." Natasha melirik Ana.

Kamu yakin bakal tidur sama mereka? Kan kamu kalo tidur...

Bisikan Natasha menggantung. Gadis tersebut sudah tahu bahwa Ana tidak bisa tidur jika tidak telanjang.

"I--yah, aku sama Natasha pesen kamar lain lagi aja."

Brakkk!!!

Astagahh untung gak ngumpat - Natasha

Untung gak nyembur anjir - Ana

Jantung gue turun ke lambung - Zico

Stay jaga image - Alex

"Ah NO!" Tiba-tiba datanglah para ibu-ibu yang baru menggebrak pintu masuk dengan wajah menolak ucapan Ana.

"Kalian cuma beda kasur, bukan sekasur. Ini kita lakuin biar kalian tambah deket." Saut mama Ana dengan nada suara yang di tekan.

"Tapi ma--"

"Aih... No rayu-rayu beb. Ini udah keputusan bulat para emak-emak." Potong mama Ana dengan wajah galak.

"Mantul!" Saut ibu-ibu yang tersenyum misterius.

Kenapa Ayah sama Bunda setuju aku tidurnya sekamar sama cowok? -Natasha

Anjir, para emak-emak mau bikin anaknya khilaf? -Ana

Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? - Zico

Mereka lagi ngerencanain apaan sih? -Alex

***

Tiba pada saatnya mereka tidur, Alex, Zico, Ana dan Natasha memasuki kamar bersama-sama.

"Kalian pilih kasur yang kanan atau yang kiri?" Ujar Zico sambil bersedekap di daun pintu.

"Kanan"

"Kiri"

Ana dan Natasha saling tatap, mereka saling bicara melalui tatapan mata mereka.

"Kanan aja na."

"Engga nat, kiri aja."

"Kanan nggak deket jendela na,"

"Justru malah enak deket jendela nat,"

"Jangan na, nanti ada yang ketuk-ketuk gimana?"

"Siapa yang ngetuk nat, nggak ada. Deket jendela kita bisa liat ke arah luar."

"Enggak. Pokoknya yang kanan,"

"Kiri nat,"

"Kanan na,"

"Kir-"

"Stop. " Alex menatap dua gadis di hadapannya kesal.

"Co, lo pilih kasur yang mana?" Alex menatap sahabatnya yang sedari diam.

Zico menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Gue pilih kiri sih,"

"Okeh, kita tidur di lantai." Putus Alex. Cowok tersebut menatap dua gadis yang menampikkan raut terkejut mereka.

Huaasu kalo gitu ngapain gue disuruh milih anjirr -Zico

"Gapapa?" Natasha menatap Alex bersalah.

"Iyah," Alex meraih satu bantal lalu meletakkanya di lantai yang beralaskan karpet.

Dua kasur tersebut hanya di batasi nakas di tengahnya. Alex tidur diantara kasur kanan dan kiri. Sedangkan Zico berada di sebelah kasur kiri.

Mereka berbaring di tempat masing-masing, heningnya kamar menambah suasana awkward di kamar tersebut.

"Lampunya aku matiin yah?" Suara pelan yang keluar dari mulut Natasha di-iyakan oleh tiga orang yang berada dalam satu ruangan itu.

"Good night,"

"Night too,"

.

.

.

Dua jam, Ana masih membuka matanya. Ia menatap langit-langit kamar hotel, ia tidak bisa tidur. Semua posisi sudah ia coba, mulai dari telentang, tengkurap, miring kanan dan kiri. Tetapi matanya masih juga terbuka.

Oh my God, please close my eyes just a moment - Ana

Gadis itu menghela nafas berat,

"Belum tidur?"

"Eh?" Ana mengubah posisnya tengkurap dan sedikit mengubah posisinya dekat dengan tepi kasur, ia melongokkan kepalanya ke bawah.

"Belum tidur juga?" Ana menatap Alex di bawah, mata cowok tersebut tertutup namun helaan nafasnya bukan seperti orang yang sedang tidur.

"Hemmm." Cowok tersebut membuka matanya.

"Kenapa gak tidur?"

"Gak tau,"

"Kok gak tau?"

"Berisik! Diem, entar yang lain bangun,"

"I--ya,"

"Cewek plus-plus,"

"Kamu manggil aku apa?!" Ana menatap galak ke arah Alex.

"Cewek mesum,"

"Ngaku polos padahal kagak,"

"Belajar akting di mana?"

Ana terdiam, bibirnya melengkung ke bawah, "Bacot." Gadis tersebut mengubah posisinya yang tak lagi melongok ke bawah.

"Lo... Suka sama gue, Ana?"

"Gak."

"Gak salah?"

"Berisik! Diem, entar yang lain bangun."

Alex terkekeh pelan, ia baru tau jika gadis di sampingnya jika marah akan segalak cewek-cewek pada umumnya.

"Ana,"

"Hm."

"Gantian lo tidur di bawah."

"Kalo mau tidur aja di atas."

"Gila lo yah, bareng lo gitu?"

"Aku gak nyuruh kamu bareng aku, itu sebelahnya Natasha kosong."

"Natasha gebetannya Zico."

"IDC."

"Ha?"

"I Don't Care,"

"Okeh,"

Alex menghela nafas pasrah, ia tidak akan tidur semalaman.

"Yaudah iya,"

"Apanya?" Alex menatap pergerakan kasur di sebelahnya. Ia dapat melihat Ana yang sudah berdiri di depannya, menatap dirinya dengan melas.














Maaf update lama :'

Akhirnyaa gantung. Mau triple up tapi kalian kayaknya udah gak sabar.  Yaudahlah aku up, tapi cuma double yah. Yah sesuai janji aku juga sih.

Kalo ada typo tunjukkin coba, biar aku benerin nantinya. Love U yang nunjukkin ❤

Insya Allah part berikutnya agak cepet up, soalnya udah seperempat 😂 masih dikit sih.

Ini Alex :

Ini Ana :

Jangan Lupa Vote + Comment

See U in Next Chapter.

Ana : QnA buat author. Ana itu mesum karena faktor gen?
Aphrodite : 50% gen. 50% nya rahasia.
Alex : Paling keseringan baca plus-plus 😏

- 3 Mei 2019

Aphrodite Bumi

Ig : @aphroditebumi

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 165K 34
18+ Tergiur dengan kartu platinum yang di sodorkan Yoongi padanya, Rachel sampai tak mengecek apa isi surat perjanjian yang ia tanda tangani. Hingga...
2.1M 237K 44
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.1M 42.9K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
44M 2.3M 96
SERIES SUDAH TAYANG DI VIDIO! COMPLETED! Alexandra Heaton adalah salah satu pewaris Heaton Airlines, tetapi tanpa sepengetahuan keluarganya , dia men...