my idiot boys

By RheaSadewa

112K 10.5K 441

kenant cacat otak sejak lahir,makanya dia disebut idiot tapi bryan lelaki sempurna yang tidak menyadari bah... More

prolog
one
two
three
four
five
Six
Seven
Eight
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Six teen
Seventeen
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
married with idiot boy sudah ada di google play book

Nine

5.5K 532 24
By RheaSadewa

"Safi!!," Teriak Audi dari kejauhan ketika melihat sang sahabat baru keluar dari apotek dekat dengan kampus. Safitri yang terkejut dengan kedatangan Audi menyembunyikan kantong kresek obat pencegah kehamilannya di tas. "Kamu ke sini beli apa?."

"Biasa obat masuk angin sama obat anti nyeri pas datang bulan," Di tanya seperti itu, Safitri jadi gelagapan. Namun Audi hanya membulatkan mulut membentuk huruf o

"Habis ini gak ada kuliah kan? Kita makan yuk!," Anaknya sambil memeluk bahu Safitri. "Kamu bawa bekal apa hari ini?."

"Bawa telur ceplok sama oseng kacang," Safitri terbiasa membuat dan membawa bekalnya sendiri ke kampus. Uang jajan orang tuanya tak seberapa, mengguna uang Thomas untuk makan entahlah rasanya seperti salah saja.

"Ajarin aku masak dong, terutama masak ayam tepung." Audi ingin bisa masak, setidaknya bisa memasak makanan yang jadi favorit Kenant.

"Kenapa?."

"Kenant suka ayam tepung, aku pingin masak buat dia." Safitri mengamati wajah Audi agak lama sebelum mengiyakan permintaannya. Cukup terkejut juga sih saat Audi mengatakan kalau dirinya sudah menikah dan suaminya menurut Safitri yah agak keterbelakangan mental. Tak menyangka saja. Ia kira dirinya saja yang menjual diri ternyata Audi juga walau dengan cara yang bisa di katakan benar.

"Aku mau ngajarin tapi dimana kita belajar masaknya?." Audi nampak menimbang-nimbang agak lama, tak apakan mengajak Safitri mesti rumah bambu. Apa perlu ia ijin mertuanya dulu? Kenant bukannya juga sudah kenal dengan Safitri.

"Entar aku pikirin deh." Mereka melenggang menuju kantin. Seperti biasa Safitri akan duduk di pojok sedang Audi maju ke depan memesan makanan serta tak lupa minumannya. Biasanya mereka hanya akan makan berdua saja tapi kenapa hari ini ada Diaz, hang hadir di antara mereka.

"Di, bagi baksonya dong!." Audi yang tahu baksonya mau di ambil, mengangkat mangkok.

"Gak bisa yah, mie gue baksonya cuma empat. Mau loe comot." Diaz berdecak sebal sambil menusuk telur ceplok milik Safitri.

"Jadi orang kayak Safitri dong, gak pelit!!," Safitri membawa telur ceplok dua, di ambil satu masih ada. Audi tahu kalau Diaz gak bakal comot cuma satu baksonya.

Namun Diaz dasarnya emang berjiwa pengemis, sudah minta telur ceplok masih mau nasi dan sayur yang Safitri punya. "Makanan loe enak dari pada yang di jual di kantin."

"Yah jelas dong, makanan rasa gratisan emang luar biasa enak."

Safitri sebenarnya agak sungkan juga harus berbagi makanan dengan laki-laki asing. Namun entah kenapa Diaz seperti mengakrabkan diri dengan mereka.
"Eh gue pingin buka usaha, buka sewaan PS. Kira-kira prospeknya bagus gak?."

"Apaan loe!!." Semprot Audi. "Loe ngrusak anak bangsa, anak-anak bakal doyan main PS lupa belajar atau malah kadang sampai nilep uang SPP." Diaz langsung murung. Audi si mulut api, kenapa juga tadi Diaz harus curhat sama dia.

"Kalau loe punya duit mau usaha apa!." Tanya Diaz pada keduanya yang gadis itu.

"Jualan baju ama pulsa." Jawab Audi sekenanya.

"Mau sih bukan usaha laundri kiloan deket kampus". Jawab Safitri yang bisa di bilang nalarnya bagus.

"Laundri? Loe punya pengalaman kerja di tempat itu?."

"Gak sih tapi kan kerjaan aku nyuci baju sama nyetlika. Kamu kan tahu kalau aku dan ibuku itu pelayan keluarga Tompson," Cicitnya lirih karena agak malu.

"Gue punya ruko deket kampus yang gue mau buka sewaan PS. Gimana kalau itu buat usaha laundri aja." Audi melongo, kenapa otak di Diaz jadi berbelok arah. Dari PS ke laundri kayak dari Amerika ke Jepang.

"Kebetulan juga sih aku punya sedikit modal, bisa buat beli beberapa mesin cuci." Usulan Safitri yang membuat terkejut Audi. Safitri yang seorang pelayan serius punya duit yang bisa di katakan lumayan. Audi mengamati Diaz dan juga Safitri bergantian. Kenapa di balik otak Diaz yang gresek ama Safitri malah nyambung.

"Jangan bengong aja di, bantu modalin kek." Audi mendelik.

'Seriusan mau buka laundri?, "

"Iya iyalah, tempat ada, orang buat jalanin ada, modal kita kan bisa patungan." Audi menimbang-nimbangnya agak lama.

"Loe beneran gak bakal buka PS? Iklas tempat loe buat buka laundri?." Audi hanya agak ragu saja, Diaz punya maksud lain. Diaz sekarang juga sudah agak jarang bermain dengan Bryan dan juga Thomas.

"Di pikir-pikir bener sih kata loe, gue udah jadi anak kagak guna masak mau nyeret anak lain biar kayak gue, kan kesannya jahat ya?." Tumben bisa mikir bener nih anak..

"Okey gue juga mau modalin." Diaz memulai inisiatif mengangkat gelas untuk bersulang. Ia memang sengaja merencanakan usaha ini agar Safitri bisa ikut serta dan keluar dari cengkeraman Thomas. Sedikit jahat memang, Diaz tahu rasa yang Thomas miliki untuk Safitri itu berlebihan. Ia takut jika pada akhirnya Safitri hanya akan jadi orang tersakiti dan banyak berkorban. Sedikit balas dendam juga,  Diaz baru tahu kalau ternyata pemukulan dan perampokan yang menimpa dirinya karena ulah Bryan dan Thomas. Mereka merasa di curangi karena taruhan mendapatkan Raya dulu.

🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇

Audi masuk rumah dengan semangat. Ia tak di ajari Safitri cara membuat ayam tepung namun sahabatnya itu sudah mencatatkan resepnya untuk Audi praktekan di rumah. Seperti biasa mobil Audi ia taruh di garasi rumah utama sedang dirinya harus berjalan untuk menuju pondok milik Kenan .

Sedang asyik-asyiknya ia berjalan sambil bersenandung riang, Audi merasakan jika tangannya di tarik oleh seseorang dan tubuhnya di lempar hingga membentur batang pohon yang cukup besar. "Bryan!!," Pekiknya kaget.

Bryan dengan kurang ajar malah mencium bibir Audi membabi buta, memainkan lidahnya di sana. Dengan cepat kancing-kancing kemeja milik Audi sudah Bryan lucuti. Tangannya yang besar kini sudah menelajah, meremas dan menggelitik hasrat milik perempuan itu. "Kamu menikmati kan? Hal ini yang tak akan bisa Kenan berikan." Bryan tersenyum pongah, ia merasa menang tatkala Audi menerima ciumannya.

"Bajingan!!." Kedua tangan Audi masih di tahan Bryan hingga dirinya kesulitan bergerak.

"Yah bajingan," Bryan mendesis, ia mencoba mencium Audi namun wanita itu menghindar dengan baik. "Apa loe gak inget, loe dulu berteriak nikmat di bawah tubuh gue?." Ingatan Audi masih tajam bagaimana ia bisa lupa  kebodohannya dahulu. Jatuh ke pelukan pria itu dan di jebak masuk perangkapnya. Dirinya hancur dan menjadi sampah saat Bryan berhasil mengambil mahkotanya.

"Jangan ngarang!! Gue gak sadar waktu itu." Audi di cekoki alkohol saat Bryan menggaulinya.

"Mau gue ingatin waktu loe berhasil gue miliki?."

"Enggak, lepasin gue!! Brengsek." Bryan malah mencoba mendaratkan bibirnya ke leher dan turun semakin ke bawah. "Loe putus asa ya? Gak ada cewek yang bisa gantiin gue kan di hati loe? Sampai loe cium kakak ipar loe sendiri?."

Harga diri Bryan tersentil mendengar ejekan Audi. Matanya yang setajam Elang memandang tegas dan tajam tepat ke arah manik hitam Audi. "Loe cuma perempuan sampah!! Gue gak pernah punya perasaan apa-apa sama loe," Ucapnya bohong. "Dari pada loe sama si idiot gak dapat kenikmatan apapun, loe bisa balik sama gue. Gue akan berikan semuanya seperti yang idiot dan mamah udah kasih?."

"Termasuk juga cinta, kasih sayang, perhatian, status jelas dan posisi terhormat?." Tanya Audi beruntun dan Bryan seketika langsung membatu. "Kenapa? Bagi gue harta serta kenikmatan yang loe tawarin gak ada menariknya di banding Kenant. Gue gak nyangka loe si normal tapi gak lebih bermoral dari Kenan." Cengkeraman Bryan pada tangan Audi lepas, ia bukan sadar hanya merasa tak pantas di bandingkan dengan Kenan yang gangguan mental sejak lahir.
"Gue gak butuh loe ada di hidup gue, cukup loe berstatus sebagai adik ipar. Jangan pernah loe masuk ke kehidupan gue lagi. Bagi gue loe bukan cuma masa lalu tapi juga penyakit yang harus gue hindari dan cegah supaya gak datang lagi!! ." Audi melangkah pergi dari sana meninggalkan Bryan yang masih diam terpaku di bawah rerimbunan pohon.

🌸🌸🌸🌸🌸🍹🍹🌸🌸🌸🌸🌸

Rencananya yang ingin masak untuk Kenan, Audi batalkan. Sentuhan Bryan benar-benar mengganggu pikirannya, ciuman dari Bryan begitu memabukkan. Audi jelas merasakan bahwa cintanya untuk lelaki yang telah memberinya luka itu belumlah sirna. Hingga terlalu terlena dengan kenangannya, Audi jadi tak sadar jika Kenan tidur di pangkuannya.

"Malam Audi," Sapa Inggrita yang baru datang dari arah pintu.

"Mamah," Dirinya langsung berdiri setelah terlebih dulu mengganti pahanya dengan bantal untuk alas kepala Kenan. "Mamah ke sini kenapa?."

"Mamah mau bicara sama kamu." Inggrita menggiring Audi untuk bicara empat mata dan duduk di kursi ruang tamu.

"Apa selama Audi kuliah, Kenan sering ganggu dan main ke depan?." Tanyanya cemas, Audi sibuk kuliah hingga ia tak begitu perhatian pada Kenan. Pasalnya ibu mertuanya kalau ke sini pastilah ada masalah penting.

Inggrita malah tersenyum sambil menggeleng pelan. "Sekarang Kenan jadi lebih penurut semenjak kamu jadi istrinya. Mamah ke sini mau minta bantuan".

"Bantuan apa Mah?."

"Bulan depan Bryan akan bertunangan dengan Monika Gerald, Mamah minta Audi bantu buat mempersiapkannya." Audi langsung syok dan terkejut. Ia terdiam agak lama. Kenapa dadanya sakit mendengar Bryan akan bertunangan. Bukannya harusnya Audi menjadikan ini sebagai kebahagiaan karena akan lepas dari sikap kurang ajar Bryan.
"Bagaimana Audi kamu bisa?."

"Saya... saya mana tahu acara resmi seperti itu." Alasan yang wajar, namun kini raut muka Audi sudah semendung langit sebelum hujan petir.

"Acara itu ada EOnya, saya hanya ingin kamu untuk berperan karena bagaimanapun juga kamu sekarang kakak ipar Bryan." Benar, Audi harusnya sadar dengan posisinya. Dia bukan mantan tapi bagian dari anggota keluarga Brawijaya.

"Kalau bantu-membantu Audi masih bisa tapi Kenan??."

"Tenang asal kamu bisa menjaganya tetap diam dan nurut. Tante akan ijinin Kenan ikut ke pesta." Audi seperti terjebak dalam sebuah labirin yang tak menemukan jalan keluar. Ia harus ikut merayakan pesta pertunangan Bryan walau harus menahan sakit hatinya yang berdarah-darah.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Continue Reading

You'll Also Like

423K 27K 38
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...
808K 72.1K 129
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
77.4K 12.1K 19
Original story by Dusty151 Terlahir kembali sebagai bayi Titan dari bangsa Titan yang hampir punah. Eh? Keajaiban benar-benar terjadi! Milo benar-be...
150K 13.2K 21
B R O T H E R S H I P A R E A (BUKAN BL) |Sedikit berantakan tapi nanti akan diperbaiki setelah ceritanya tamat| Seputar kisah si imut Bam yang bert...