CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔

By Guppyjeon

144K 25.1K 2.2K

ㅡ Roseanna ; Jaefri ; Jekalidian ㅡ "Umur lo ga panjang lagi" "J-jaef, seseorang sedang mencoba membunuh Gue"... More

Opening
O1
O2
O3
O4
O5
O6
O7
O9
1O
11
12
13
1 4
15
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Open this Please
LIEFDE EEN ORLOG (UP)

O8

3.6K 682 38
By Guppyjeon

Jaefri terduduk dengan tenang memperhatikan Dosennya yang mengoceh, menceritakan pengalamannya dari Hungaria.

Beliau memang baru saja pulang dari liburan panjangnya di Eropa beberapa waktu yang lalu, dan Jaefri yang mendengar itu hanya diam tak peduli, beliau cenderung pamer bukannya mengajarkan pengalaman yang ia dapatkan.

Diam-diam Jaefri meraih ponselnya dari saku cardigannya, membuka apapun yang bisa ia buka, tak terkecuali aplikasi chat Whatsapp miliknya. 

Jaefri menskip Chat dari Jeno dan teman-temannya. 

Tak ada yang menarik,  tetapi Dosennya jauh lebih tidak menarik daripada ponselnya. 

Jaefri menggesernya,  membuka kolom snap whatsapp nya. 

Ia menemukan snap milik Rose disana, Jaefri tersenyum.  Kalau snap Rose muncul di berandanya berarti Rose benar-benar menyimpan kontaknya. 

Kinda miss you, how about you?

Jefri hanya memangut-mangutkan kepalanya, ia hampir lupa kalau Rose itu udah punya pawang.

Yang pertama tidak menarik,  Jaefri melanjutkan ke sisi berikutnya.

Happy Birthday Belahan Jiwa

Jaefri tidak sadar tersenyum melihat senyuman Rose. Jaefri belum jatuh cinta,  baru kagum, hal utama yang bikin dia gabisa membuka hati untuk Rose adalah,  she has a boyfriend. 

Ya mungkin nanti,  kalo berhasil.

Tapi Rose terlihat sangat berkelas, tipe Jaefri banget.

<>

Jam menunjukkan pukul dua siang, Kelas Jaefri hari itu berakhir,  tapi tugasnya enggak berakhir, masih ada paper-paper yang menunggunya di Rumah. 

Jaefri berjalan seorang diri keluar gedung fakultasnya,  suasana Sore itu sepi, karena rata-rata prodi lainnya masuk pagi atau enggak malam.  Jam segini mah cuman prodi Jaefri doang yang kelas. 

Netra laki-laki itu terfokus kearah seseorang yang memang tak asing lagi baginya,  seniornya di UKM.

Jaefri lantas berlari menghampiri Malik, sampai dimana Malik pun menyadari keberadaan Jaefri dan memilih untuk berhenti sejenak.

"Woosh Jaefri anak kebanggaan Pak Sudirman!" sapanya.

Jaefri hanya menanggapinya dengan tawa, "Gimana Bang? Lulus ujian toefl enggak?" tanyanya. 

"Gatau deh Jaef, doain Abang enggak di blacklist sama pihak sananya" jawab Malik dengan santai.

Mahasiswa semester akhir itu memang terkenal dengan kecerdikannya, dua kali tidak lulus ujian TOEFL benar-benar menghambat kelulusannya, hingga pada akhirnya ia mengambil jalan sesat yaitu menjadi joki ujian.

Walaupun resikonya sangat beratㅡdi blacklist plus foto peserta akan ditempel dipapan gedung besar-besar dengan tulisan "DILARANG MENGIKUTI UJIAN UNTUK BEBERAPA PERIODE KARENA TELAH MELAKUKAN KECURANGAN" cukup ngeri lah untuk Malik yang terkenal dengan kealimannya.

"Buruan tobat dah Bang, gabaik ntar gak berkah kedepannya" Jaefri memberinya nasehat sembari menepuk pundak laki-laki berumur dua puluh lima tahun itu.

"Belum ketangkep belum kapok gua mah"

Jaefri tertawa lalu mengangguk mengiyakan,  terserah apa yang mau dilakukan laki-laki itu, lagi pula bukan urusannya.

"Hati-hati loh, ntar foto yang dipasang derp face lagi"

"Kuker banget ah mereka nyimpen foto derp gua Jaef"

"Iya juga sih"

"Yaudah Jaef, gue duluan ya. Mau nyerahim formulir pendaftaran" pamit Malik sembari menunjukkan map berisi kertas-kertas yang sudah pasti data-data penting milik laki-laki itu.

"Abang mau lamar kerja?" tanyanya.

Malik mengangguk sebagai jawaban lalu berlali meninggalkan Jaefri yang masih berdiri disana.

Jaefri melangkah kan kakinya pergi,  lagi-lagi ia memilih untuk pergi menuju masjid melewati fakultas Rose dan Jacob, bukan modus tapi memang jalan terdekat lewat situ.

"Jek! Dengerin aku dulu kenapa sih?!"

"Gausah,  gabutuh!"

"Aku minta waktu kamu gaada sepuluh menit!"

"Tinggal jawab iya aja kenapa sih?"

"Ya engga bisa, kenyataan nya engga gitu!"

Jaefri menoleh kearah sumber suara dimana sepasang kekasih tengah beradu mulut dengan si wanita yang sudah menangis tersedu-sedu,  mencoba menahan tangan kekasihnya untuk tidak pergi.

Jaefri berhenti, menonton mereka dari kejauhan sembari memegangi tali tas ranselnya. 

Rose dan Jeka. 

Jaefri tidak tega melihat Rose menangis,  tapi itu bukan masalahnya, tidak sepantasnya ia ikur campur dalam hubungan mereka. 

Jaefri hendak melangkah pergi,  namun terpaksa kembali menahan langkahnya ketika tangan laki-laki itu menampar pipi Rose dengan sangat keras hingga tangisan perempuan itu terhenti untuk sesaat.

Wajahnya sudah merah padam,  dan Jaefri sudah tidak bisa menahan semua ego nya untuk tidak ikut campur.

Jaefri berjalan cepat menghampiri Jeka,  meraih tangan laki-laki itu kasar.  "Sama cewek gausah kasar!" ucapnya. 

Jeka tersenyum miring, lalu melirik Rose yang masih terdiam sambil memegangi pipinya. "Oh jadi dia ya?" tanya Jeka pada Rose sembari menunjuk-nunjuk kearah Jaefri.

"Gue bukan siapa-siapa dia, cuman stranger yang gatel pengen nonjok cowok kurang ajar sama cewek!" di menit selanjutnya bogeman mentah Jaefri layangan mengenai pipi mulus Jeka.

Rose yang melihat itu hanya berteriak, mencoba melerai mereka namun tidak berhasil,  dua manusia didepannya ini manusia-manusia berotot. 

Rose bingung harus bagaimana, matanya menangkap Jacob yang baru saja keluar dari gedung fakultas menjadi targetnya.

"JACOB!!!"

Cowok yang langsung sadar terjadi pertengkaran disana langsung berlari memisahkan Jeka dan Jaefri.

Pada akhirnya Jacob berhasil membawa Jeka menjauh dari Jaefri yang tersungkur di tanah karena pukulannya.

"Wei Bro,  santai lo bisa di DO kalo ketahuan berantem" ucap Jacob sembari melepas pegangan tangannya dari lengan Jeka.

Jeka menatap Jacob tajam lalu berjalan pergi meninggalkan mereka bertiga.

Setelah memastikan Jeka benar-benar  pergi Jacob membantu Rose membopong Jaefri untuk duduk ditangga gedung fakultasnya.

"Kenapa bisa berantem sih Rose?" tanya Jacob.

Rose yang masih menangis sesegukan hanya menggeleng,  kurang paham kronologinya. Pikirannya masih blank karena rasa sakit pada pipinya.

Semua terdiam ketika mendengar desahan nafas berat Jaefri,  "Si brengsek tadi nampar cewek ini!" ucapnya setengah berteriak sembari menunjuk kearah Rose.

"Ya sebesar apapun kesalahan seorang cewek, gak sepantesnya dia main tangan! Gue kesel banget cob" sambungnya.

Jacob hanya diam sembari mengusap-usap pundak Jaefri selayaknya teman. 
Rose tanya sadar tersenyum lalu berdiri. "Cob,  jagain dia dulu ya. Gue cariin obat buat lukanya" Pamit Rose.

Tiba-tiba saja tangannya ditahan oleh Jaefri, mau tak mau ia menoleh bingung. "Gausah, pipi kamu masih sakit?" tanya Jaefri lembut.

Rose memilih kembali duduk disamping Jaefri dengan jarak sekitar 20cm. "Udah engga kok.  Ini memarnya gamau di obatin dulu?" Tanya Rose. 

Jaefri menggeleng,  "Gapapa, nanti juga kering sendiri. Lagian punya luka di wajah gini keren juga" ucap Jaefri.

Jaefri mengulurkan tangannya,  "Kenalin Jaefri Alatar" Rose tertegun melihat ajakam Jaefri berjabat tangan.

Mereka kan sudah saling mengenal,  buat apa perkenalan sesi kedua?

Tbc

PERKENALAN SESI KEDUA
MODUS BANGET :)








Continue Reading

You'll Also Like

210K 22.6K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
Drie By VAnswan

Fanfiction

30.7K 3.8K 21
Mamanya bilang, Chandra harus mengalah pada adiknya, Nathan, karena Chandra adalah seorang kakak. Lalu papanya bilang, Chandra harus mengalah pada ka...
78.4K 8.5K 86
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
1M 76.2K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...