Abiding

By Churniekova

56.3K 6.4K 2.4K

Menyukai seseorang secara diam-diam dan memberikan perhatian tanpa mengharap balasan. Karena sadar orang yang... More

Intro&Greeting
ch.1: Meeting
ch. 2: Closer
ch. 3: Chance
ch. 4: Hidden Future
ch. 5: Reject
ch. 6: Rear
ch. 7: Bizzare
ch. 8: Tricks
ch. 9: Suspicious
ch.10: Doubts
ch.11: Mix Feeling
ch.12: Foolish
ch.13: Pretending
ch.14: Revealed
ch. 15: India
ch.16: Confession
ch.17: Unexpected Birthday
ch. 18: Short Memory
ch.19: Keep It Down
ch.20: To Be Loved
ch.21: Happy
ch.22: Go Public
ch.23: Will You Marry Me?
ch.24: VIPs
ch.25: Live Together
ch.27: Secret Meeting
ch.28: You and Me
ch.29: Burning Sun
ch 30: A Couple Life
ch.31: Paris With Love
ch.32: Marry U

ch.26: Acceptance

2K 189 68
By Churniekova

Sungmin hanya membawa baju-baju sekedarnya meski dia bilang dia mau pindah malam itu juga, dia hanya bawa baju ganti untuk tidur dan baju untuk berangkat kerja keesokkannya, dia berpikir akan sangat melelahkan memindahkan semua barang sekali waktu jadi dia berpikir untuk memindahkannya secara bertahap, lagipula kedua apartment itu milik Kyuhyun, dia bukannya diusir keluar dari apartment yang harus buru-buru.

Meski tinggal serumah Kyuhyun memberikan kamar pribadi untuk Sungmin, menghormati privasi Sungmin, tidak serta merta mereka tidur sekamar dan menggunakan barang-barang bersama seenak hati. Sungmin sangat senang Kyuhyun menghargainya dan memberikan waktu untuk menyesuaikan diri tinggal berdua dengan Kyuhyun.

Setelah sehari tinggal bersama, Sungmin menyadari mereka bertolak belakang dalam gaya hidup mereka, terutama karena Kyuhyun sangat disiplin dalam hal makanan sementara Sungmin pecinta fast food sejati. Cemilan dan delivery order adalah kesehariannya, dengan sekarang dia tinggal dengan Kyuhyun membuatnya harus merubah gaya hidupnya, karena Kyuhyun tidak akan memberikan kelonggaran padanya. Dia tidak bisa membeli banyak cemilan dan tidak bisa delivery order.

"Dulu kau selalu membelikanku fast food, kenapa sekarang aku tidak boleh makan fast food~~??" Sungmin mencoba nada suara manjanya, mungkin dengan memanja Kyuhyun akan mengabulkan permintaannya. Tapi Sungmin tumbuh dewasa tanpa aegyo, tentu saja kaku baginya untuk bermanja, meski bagi Sungmin itu terasa kaku berbeda bagi Kyuhyun karena itu terdengar lebih manis. Kyuhyun suka saat Sungmin bertingkah manis atau bermanja.
"Itu karena aku sedang berusaha mendekatimu, kau paham?"
"Apa? Jadi sekarang kau akan mengacuhkanku begitu? Tega sekali...kau.. Kau tidak ingat kau belum mendapatkan malam pertamaku..." Sungmin langsung menutup mulutnya.
"Malam pertama?"
"Tidak, lupakan saja".
"Kau...virgin?"
Sungmin merona dan berusaha kabur, tapi Kyuhyun menahan pinggangnya dan dia berontak langsung pergi berlari keluar untuk beli fast food.

Kyuhyun melupakan aturannya dan membiarkan Sungmin pergi, dia tersenyum lebar memandang pintu yang sudah tertutup sejak lama. Tidak disangka tidak hanya dia berhasil mendapatkan hati Sungmin, dia juga mendapatkan malam pertamanya. Wajar saja Sungmin sangat sensitif saat disentuh, Kyuhyun berpikir untuk lebih menggoda Sungmin lain waktu.

Setelah tinggal bersama Kyuhyun dan Sungmin berangkat bekerja bersama, tidak perlu Sungmin menunggu di lobi karena mereka turun bersama, Kyuhyun merasa sangat senang, setiap hal kecil kemajuan hubungan mereka dia merasakannya benar-benar.

Sungmin bekerja di ruang kerjanya bersama arsitek lain, tidak seperti saat proyek Infinity Tower dia eksklusif bekerja berdua dengan Kyuhyun.

Seorang delivery man datang membawa sebuah buket, masuk ke dalam gedung dan menemui resepsionis.
"Delivery untuk Tuan Lee Sungmin"
"Silakan langsung saja naik ke lantai dua", resepsionis hanya bertugas menerima tamu, setiap delivery bebas untuk disampaikan secara langsung.
Delivery man naik ke lantai dua dan masuk melewati pintu kaca, "delivery untuk Tuan Lee Sungmin"
Sungmin yang sedang bekerja dengan arsitek lain menoleh lalu mengangkat tangan, "saya".
Dia berjalan mendekati delivery man dengan bingung dan heran, ada delivery? Dari siapa? Dan delivery apa?

Semakin mendekat semakin dia tahu benda yang dipegang delivery man, buket??

Sungmin curiga jika ada seseorang yang mengirimkan dia buket bunga, itu pasti pacarnya, siapa lagi kalau bukan Direktur Cho. Tapi bunga?? Dia kan bukan perempuan.

Sungmin menandatangani resip dan menerima buketnya, sambil berjalan ke mejanya dia membaca kartu yang terselip.

"Please marry me" Sungmin tersenyum tapi geleng kepala, Kyuhyun ternyata bisa berubah menjadi orang yang sangat... menyebalkan.

Sungmin baru saja mau mengejek Kyuhyun karena mengirimkan bunga meski tahu dia laki-laki dan lagi mereka bekerja di satu kantor. Tapi kemudian melihat isi buket ternyata bukan bunga melainkan coklat yang ditata menyerupai buket bunga. Dia tertegun, Kyuhyun tidak suka Sungmin memakan makanan berlemak tapi dia mengirimkan coklat sebanyak ini. Kemarin dia melarang Sungmin makan fast food seperti apapun Sungmin merayu, rupanya Kyuhyun tidak sejahat itu, dia masih tetap memanjakan Sungmin.

"Kau mendapatkan kiriman bunga?" Arsitek Yoon sudah bisa menebak darimana kiriman itu berasal, tapi dia sama seperti Sungmin, mengejek sang pengirim yang dengan berlebihannya mengirimkan buket bunga meski tahu mereka bekerja di kantor yang sama.
"Bukan bunga, ini coklat". Sungmin tersenyum.
Arsitek Yoon lebih tertegun dibanding berpikir Sungmin menerima bunga, dia tersenyum smirking, "apa ini valentine? Kalian berdua.. Lebih menyebalkan dibanding pasangan yang dimabuk cinta, ternyata pasangan yang dimabuk cinta dimanapun sama".
Sungmin menyembunyikan kartu ajakan married itu dan arsitek Yoon tidak mengetahuinya.
"Kau mau makan coklat?"
"Aku tidak mau gemuk, kau saja yang gemuk" arsitek Yoon tahu coklat sebanyak itu tidak mungkin dihabiskan sendiri jadi dia bilang agar Sungmin saja yang menghabiskan coklatnya.

Sungmin duduk dan meletakkan buket coklatnya diatas meja, dia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan, bukan untuk menjawab isi kartu tapi untuk meledek Kyuhyun.

"Kenapa harus memakai delivery service? Kau bisa memberikannya sendiri kan?"
"Bukankah pasangan yang romantis selalu begitu? Mengirimkan bunga untuk pacarnya? Tapi karena kau laki-laki mungkin akan terlihat aneh jika itu benar-benar bunga".
"Tetap saja kau memberikanku sebuah buket, bukankah itu tetap terlihat aneh?" Sungmin mengirimkan lagi, "tapi..terimakasih"

Saat pulang Sungmin naik mobil Kyuhyun memegang buket coklat Ferrero.

"Wah itu buket yang sangat besar" Kyuhyun berucap seolah takjub, Sungmin hanya meliriknya sambil memutar bola matanya, "kau suka?".
Tentu saja, coklat impor yg lezat dan mahal, kenapa tidak suka?
"Untung saja, semua orang tidak curiga dan bertanya ini buket dari siapa, jangan lakukan ini lagi, rasanya sangat aneh".
"Bagaimana dengan pesan di dalamnya?".
Sungmin melihat buket di pangkuannya, "tidak sekarang". Sungmin tidak merasa terbebani menjawabnya karena Kyuhyun juga sudah tahu apa jawaban Sungmin.

Sampai di dalam penthouse Sungmin masih memegang buket, dia melepas sepatu dengan sebelah tangan, Kyuhyun hampir berlutut untuk membantu Sungmin melepas sepatunya tapi Sungmin melarangnya dan meminta Kyuhyun untuk membantu memegang buketnya saja. Setelah itu Sungmin meminta buketnya kembali dan masuk ke dalam ruang utama.

"Apa kau tidak mau meminta sesuatu?" Sungmin bertanya.
"Eh? Meminta apa?"
"Balasan karena kau sudah memberikan buket ini?"
"Aku tidak pernah berpikir untuk mendapat balasan, jika tidak...aku pasti sudah mengumpulkan banyak kredit darimu".
Sungmin tahu maksudnya, Kyuhyun sudah banyak memberi untuk Sungmin, Sungmin hanya bisa menunduk dan meliriknya.

Sungmin yang berdiri di samping Kyuhyun mencondongkan badan ke samping dan mencium pipi Kyuhyun.

"Terimakasih". Ini hanya skinship kecil dan Sungmin tidak merasa dia hilang harga diri, hanya merasa seperti mencium seorang (pacar)perempuan karena dia sudah bersikap manis. Tanpa dia sadari dirinyalah yang sudah bersikap manis.
"Bukan seperti itu kan"
Kyuhyun memegang pinggang Sungmin dan menariknya, karena Sungmin memegang buket besar jadi dia tidak bisa menghindar atau menahan Kyuhyun, jadi dia hanya bisa mengantisipasi bibir Kyuhyun yang datang mendekat. Menempel dengan lembut pada bibirnya.

Bagaimana bisa Kyuhyun menciumku begitu lembut seperti aku ini perempuan?

Sungmin ingat ciuman pertama mereka dimana Kyuhyun menumpahkan hasratnya yang tertahan. Belakangan ini Kyuhyun selalu menciumnya dengan lembut, meski itu french kiss sekalipun, tidak sekasar sebelumnya. Tapi ciuman lembut juga bagus, Sungmin menikmati semuanya.

Sungmin membalas ciuman Kyuhyun, memegang sebuah buket sambil berciuman serasa seseorang baru saja melamar kekasihnya.

"Weekend besok kau mau ikut denganku pulang ke rumah?" Kyuhyun bertanya di sela ciuman.
"Kau mau mengunjungi bumonim?" Sungmin melap bibirnya dengan pipi yang agak memanas, bibirnya sempat dijilat Kyuhyun.
"Sebentar lagi chuseok,"
"Ah..iya benar... aku juga harus menemui appa," bulan depan perayaan chuseok, setiap kali perayaan Chuseok perusahaan diliburkan, saat hari libur itu biasanya Kyuhyun mengajak Sungmin travelling, jadi mereka akan lebih dulu merayakan chuseok yang identik dengan perayaan keluarga.

Travelling kali ini akan berbeda karena ini private travelling setelah mereka berpacaran dan sudah bisa tidur bersama, sebelumnya mereka sering travelling tapi mereka tidur di dua kamar yang berbeda. Sebelumnya mereka pergi ke Amerika untuk sebuah acara dan hanya di kapal pesiar, jadi tidak bisa jalan-jalan berdua.

Tidak tahu kemana Kyuhyun akan mengajaknya travelling, mungkin mereka bisa pergi travelling setelah Sungmin pulang dari Malaysia.

***

Kyuhyun mengajak orang tuanya makan siang di sebuah ruang private restoran elit dengan dinding kaca, Sungmin merasa gugup karena mereka hanya berempat.

Dibanding saat Sungmin meminta Kyuhyun untuk menemui orang tuanya sebelumnya, saat ini Sungmin merasa lebih nerves karena statusnya sudah berbeda dibanding dulu. Terutama karena orang tua Kyuhyun juga memperhatikan Sungmin dengan rasa heran, kenapa anak mereka mengajak makan siang dengan anak laki-laki itu lagi.

"Aku ingin memberitahu kalian.. Sungmin adalah pacarku" Kyuhyun tidak pernah takut untuk mengakui perasaannya, bahkan pada orang tuanya sekalipun. Dia bicara dengan rasa percaya diri dan penuh keyakinan.
Sungmin speechless, dia merasa cemas tapi kemudian dia tidak melihat reaksi pertentangan dari orang tua Kyuhyun.
"Sudah kuduga akhirnya begini" ayah Kyuhyun meminum air putih, "kau tidak bisa berubah lagi?" Beliau sangat santai tanpa emosi.
"Iya" Kyuhyun menjawab dengan mantap dengan bahasa yang sopan dan mengangguk dengan sedikit menunduk sebagai tanda hormat.
Sungmin terharu dengan keteguhan hati Kyuhyun terhadapnya tapi dia merasa sedih, karena dia tidak bisa seperti Kyuhyun yang dengan berani mengungkapkan perasaannya.

Nyonya Cho hanya diam tapi dia berusaha tersenyum saat Sungmin menatapnya. Beliau hanya akan menuruti keputusan suaminya.
Sungmin lega keduanya tidak menolak keberadaannya di samping putra mereka.

Saat duduk di dalam mobil setelah berpisah dengan kedua orang tua Sungmin menghela nafas berat.
"Kau tiba-tiba melempar bom padaku, bagaimana aku bisa menyiapkan diri untuk tidak meledak?" Sungmin mengeluh.
Kyuhyun hanya tersenyum sambil menyetir.
"Apa kau sudah seyakin itu? Mengenalkanku pada orang tuamu sebagai pacar?"
"Jika tidak untuk apa aku mengajakmu menikah, menikahlah denganku kumohon" Kyuhyun berucap sambil menyetir tanpa menoleh.

Seperti biasa kalimat lamaran itu terasa begitu mudah diucapkan Kyuhyun, tidak seperti kebanyakan pria yang merasa berat untuk mengutarakan lamaran, bukan karena kalimat itu tidak berharga bagi Kyuhyun tapi justru karena kalimat itu sangat berharga dan harganya adalah mendapatkan Sungmin seumur hidupnya, jadi Kyuhyun ingin sesering mungkin mengatakannya agar sesegera mungkin mendapatkan jawabannya.

Sungmin dapat merasakan ketulusan, harapan sekaligus keputusasaan Kyuhyun, dia begitu menginginkan dirinya, tidak bisa yang lain.

Sungmin bukannya merasa menang dan ingin mempermainkannya karena Kyuhyun terlalu mencintainya, dia justru ingin menjaga Kyuhyun agar tidak terluka.

Sungmin hanya tersenyum, tidak menjawab lamaran itu lagi.

Melihat pertemuan yang baru saja terjadi membuat Sungmin juga ingin menemui appanya sesegera mungkin.

"Malam ini aku mau menemui appa, jadi aku akan pulang ke rumah, dari sana aku akan langsung berangkat menuju Malaysia, tidak apa-apa kan?" Sungmin memegang tangan Kyuhyun yang memegang persneling.
"Baiklah..apapun yang kau mau"

Sore itu juga Sungmin pergi ke Ilsan, Kyuhyun mau mengantar Sungmin langsung ke Ilsan tapi Sungmin menolak, dia ingin naik kereta karena sudah lama tidak naik kereta. Jadi Kyuhyun hanya mengantarnya ke subway.

Sungmin bertemu appa dan melihat appa sendirian di rumah terasa menyedihkan.
"Appa..apa appa tidak berpikir untuk menikah lagi?"
"Ah..kau ini.. kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Aku hanya merasa appa pasti kesepian karena tinggal sendirian, appa butuh pendamping".
"Kau berkata seperti itu karena kau sudah punya pacar kan? Makanya kau berpikir orang yang sendirian itu kesepian?"
Sungmin tersenyum malu, "bagaimana appa bisa tahu?"
"Kau sudah cukup dewasa, kenapa tidak punya pacar, tentu saja harus punya pacar"
Senyum Sungmin menghilang dan dia berubah serius, "tapi mungkin ini tidak seperti yang akan appa harapkan".
"Kenapa? Apa kau menyukai istri orang lain?"
Sungmin menggeleng, "dia laki-laki".
Sungmin ingin berterus terang karena Kyuhyun juga sudah begitu berani berterus terang di depan orang tuanya. Sungmin siap untuk tidak 'diinginkan', dia hanya ingin membalas ketulusan Kyuhyun.
"Laki-laki? Bagaimana bisa laki-laki berpacaran dengan laki-laki?" Tuan Lee terkejut tapi juga bingung.
Sungmin merasa kesulitan menjelaskannya, jadi dia hanya diam. Dia hanya merasakan nyaman dan bahagia bersama Kyuhyun, semua perasaan itu tidak bisa dikatakan agar orang lain tahu.
"Maaf appa..."
Keduanya diam, suasana yang tadinya hangat berubah sepi.
"Appa masih belum mengerti, biar appa pikirkan dulu". Tuan Lee menjawab dengan santai tapi dalam hatinya dia berpikir dengan serius.

Mungkin ini gaya hidup manusia jaman sekarang, apakah dia harus menyesuaikannya atau hanya menerima gaya hidup jamannya saja? Tuan Lee masih belum tahu apa yang dia rasakan terhadap pengakuan anaknya. Tapi setidaknya dia tidak memarahinya.

Sungmin masuk ke kamar dengan perasaan bercampur-aduk, dia lega tapi dia juga cemas. Ayahnya masih belum memberikan tanggapan yang pasti. Tapi selagi tidak ditentang itu artinya Sungmin masih bisa menjalani hubungannya dengan Kyuhyun seperti biasa.

"Aku rindu padamu" Sungmin mengaku di telpon.
Mendengar pengakuan tiba-tiba dari Sungmin membuat Kyuhyun heran tapi juga bahagia, "apa aku perlu datang kesana?"
"Aku tahu kau bisa kesini secepat kilat, tapi aku tidak mau kau lelah, kau istirahat saja".

Tuan Lee yang tidak sengaja mendengar anaknya menelpon memutuskan untuk mendengarkan percakapan mereka, seperti apa saat anaknya berpacaran dengan laki-laki lain. Apakah dia akan bersikap aneh seperti...perempuan?
Memikirkan anaknya harus menjadi perempuan demi laki-laki lain tentu tidak menyenangkan bagi seorang ayah. Tapi syukurlah Sungmin masih tetap menjadi laki-laki dan tidak menjatuhkan harga dirinya.

Sekarang Tuan Lee penasaran siapa dan seperti apa pacar laki-laki itu? Jika justru dia yang bersikap atau berpenampilan seperti perempuan Tuan Lee juga tidak akan senang. Jika berpacaran dengan laki-laki yang berpenampilan seperti wanita bukankah lebih baik berpacaran dengan wanita saja?

"Aku mengatakannya pada appa".
"Mengatakan apa?"
"Seperti yang kau katakan pada orang tuamu"
Kyuhyun terkejut. Dia tidak berharap Sungmin akan mengatakannya pada ayahnya, Kyuhyun tidak menuntut dirinya diakui.
"Apa semua baik-baik saja?" Kyuhyun tidak perduli seperti apapun reaksi keluarganya, karena hidupnya adalah miliknya, dia akan menjalani kehidupannya seperti apa yang dia inginkan, tidak perduli jika kedua orang tuanya akan menentang keinginannya. Tapi berbeda dengan Sungmin, Kyuhyun tidak mau Sungmin terluka.
"Sejauh ini baik-baik saja," Sungmin menghela nafas.
"Jangan melawan appa, lakukan saja apa yang appa inginkan, kita bisa membahasnya lagi jika appa menentang ini".
"Appa tidak marah padaku, meski aku tidak tahu apakah itu pertanda baik, tapi aku ingin mempertahankanmu Kyuhyun..."
Kedua orang yang mendengar ucapan Sungmin tertegun. Kyuhyun di seberang telpon dan Tuan Lee dibalik pintu.

Kyuhyun? Bukankah itu laki-laki boss Sungmin?

Tuan Lee mengingat Kyuhyun yang pernah datang mengantar Sungmin saat ibunya sakit dan juga datang melayat saat ibunya meninggal, berpikir Kyuhyun sama sekali tidak bersikap atau berpenampilan seperti perempuan, di satu sisi Tuan Lee lega Sungmin tidak memiliki selera yang aneh tapi...

Akhirnya Tuan Lee beranjak dari depan pintu dan pergi. Dia tidak mau berpikir lagi, karena dia tidak akan mengerti. Tapi dari ucapan anaknya dia merasa anaknya memang memiliki perasaan terhadap orang itu, bukan karena paksaan. Itu yang terpenting.

Terlebih Tuan Lee tahu laki-laki yang dimaksud. Dia bukan orang jahat.

Meski Tuan Lee masih tidak memahaminya tapi setidaknya dia merasa anaknya aman.

Sungmin berpamitan untuk pergi ke Malaysia, Tuan Lee tidak menunjukkan rasa marah atau kecanggungan setelah percakapan mereka semalam. Tapi dia juga tidak membahasnya lagi. Sungmin juga tidak menuntutnya untuk memberikan jawaban. Sungmin berangkat dengan hati yang ringan.

Tuan Lee melihat Sungmin sukses dan menjalani hidupnya dengan baik, tidak ada yang salah walau dia berpacaran dengan bukan perempuan, dia tidak menderita dan pekerjaannya juga tidak terpengaruh. Sejauh ini Tuan Lee tidak melihat sisi buruk dari percintaan tidak biasa itu jadi Tuan Lee tidak akan menentangnya. Jika sesuatu yang buruk terjadi baru dia akan buka suara.

*****

Sungmin pergi ke Malaysia sementara Kyuhyun mengawasi proyek Infinity Tower. Membangun fondasi bukan hal yang mudah, justru itu yang terberat dan terpenting. Kyuhyun mengawasi sendiri prosesnya.

Lokasi Infinity Tower berada di Incheon, dibangun diatas daratan di tengah sungai yang bermuara di laut Incheon. Kyuhyun menghabiskan waktu di Incheon karena Sungmin sedang tidak di Korea.

Sejak menerima telpon dari Sungmin malam itu dia tidak sabar untuk bertemu Sungmin tapi Sungmin harus pergi ke Malaysia saat itu juga jadi mereka belum bertemu.

Dia tahu Sungmin tidak terluka tapi tetap saja dia ingin melihatnya secara langsung, jika Sungmin baik-baik saja. Tidak ada bekas pukulan atau tamparan. Meski dia yakin Tuan Lee tidak akan sebrutal itu?

Dia melakukan video beberapa kali tapi masih juga tidak puas dan ingin memegang wajah itu secara langsung. Kyuhyun merasa dirinya terlalu serakah sekarang, dulu dia puas hanya dengan mendengar suara Sungmin dari telepon, tapi sekarang dia belum merasa puas jika belum menyentuh Sungmin. Dia takut rasa serakahnya akan semakin besar dan menginginkan yang lebih lagi.

Sungmin pulang dari Malaysia dan sebuah mobil langsung berhenti di depannya begitu dia keluar dari pintu terminal kedatangan, Kyuhyun sudah memberitahu dia sebelumnya kalau dia akan menjemputnya.

Kyuhyun tidak keluar karena pegawai GDS lain juga pulang di waktu yang sama jadi Sungmin mengangkat koper sendiri ke dalam bagasi, lagipula dia laki-laki, tidak harus diperlakukan gentle spt perempuan.

Kyuhyun mengulurkan tangan begitu Sungmin duduk dalam mobil.

"Tadinya aku berencana agar kita langsung berangkat begitu kau landing, kau hanya perlu ganti pesawat, tapi kau pasti lelah setelah bekerja dan pulang dari perjalanan jauh, jadi aku putuskan untuk menundanya beberapa hari".
Sungmin membuka lembaran tiket pesawat, Yunani?
"Aku pernah bilang kan kita akan berkeliling dunia, kita akan mulai dari Yunani"
"Yunani pasti bagus kan".
Saat lampu traffic merah Kyuhyun mencium tangan Sungmin.
"Aku rindu padamu".
"Aku tahu," Sungmin tersenyum, "aku bawa oleh-oleh dari Langkawi, kebetulan lokasinya tempat wisata jadi banyak barang yang menarik".
"Jangan beli banyak barang kalau tidak pergi denganku". Tentu saja maksud Kyuhyun Sungmin tidak boleh memakai uangnya.

Sampainya di basement Kyuhyun keluar dari mobil dan mengambil koper Sungmin lalu membawanya, sebelah tangan lainnya menggandeng tangan Sungmin, lalu menariknya ke dalam rangkulan.

Di dalam lift Kyuhyun memegang wajah Sungmin dan mengamatinya, Sungmin merasa heran dan tersenyum.

"Kenapa? Kau begitu tegang?"
"Kau memberiku kabar itu dan langsung pergi ke luar negeri, bagaimana aku bisa tenang?"
"Tapi aku baik-baik saja, appa tidak marah"
Kyuhyun memeluk Sungmin dan mendekap kepalanya hampir membuat Sungmin sesak nafas.
"Kyuhyun kita sudah hampir sampai, lepaskan aku, aku tidak bisa bernafas"
Kyuhyun melepas pelukan begitu pintu lift terbuka, dia menggandeng Sungmin lagi dan masuk ke apartment.

Begitu Kyuhyun menutup pintu dan terdengar bunyi automatic locked Sungmin mendorongnya hingga menubruk pintu dan berjinjit mencium Kyuhyun.

Dia merasa dia juga laki-laki, dia harus menyerang Kyuhyun sesekali, tidak hanya menunggu Kyuhyun menyerangnya. Sayangnya serangannya jadi kikuk karena seperti hendak mengajak berkelahi. Kedua tangannya disisi kepala Kyuhyun dan Kyuhyun yang terkejut memegang pinggang Sungmin.

Setelah menguasai keadaan Kyuhyun mengeratkan pelukannya di pinggang Sungmin dan mengangkat tubuhnya hingga Sungmin berada dalam gendongannya dan kedua tangannya memeluk leher Kyuhyun secara otomatis.

Sungmin malu, dia jadi diperlakukan seperti perempuan, "turunkan aku"
Kyuhyun berjalan masuk meninggalkan koper Sungmin.
"Kyuhyun turunkan aku," kaki Sungmin meronta tapi tidak sepenuh hati. Dari luar terlihat Sungmin meronta seperti anak kecil yang menolak digendong karena merasa sudah besar.

Sampai akhirnya punggung Sungmin merasakan matras empuk baru dia berhenti melawan, dia tahu sudah tidak berguna lagi melawan, Kyuhyun menunduk diatasnya dengan kakinya berada disela kaki Sungmin.

Saat Kyuhyun menurunkan tubuhnya, Sungmin makin mengeratkan pelukannya di leher Kyuhyun. Tidak perlu diragukan lagi mereka berciuman. Sungmin sudah memprovokasi Kyuhyun tentu saja Kyuhyun tidak akan mendiamkannya begitu saja.

Mereka berada di dalam kamar Sungmin, yang sebelumnya pernah dia pakai saat menginap di penthouse Kyuhyun. Tanpa Sungmin sadari kakinya menjalar seperti kaki gurita, melilit kaki Kyuhyun dan membelainya dengan telapak kakinya. Seperti dia sedang menggoda.

Hal itu membuat tangan Kyuhyun juga merayap ke dalam kemeja Sungmin dan melata hingga ke punggungnya, lalu sampai ke dadanya, menyentuh puting kecil secara tidak sengaja membuat Sungmin menghela nafas mendesah.

Sungmin tahu dia membuat kesalahan dengan mendesah secara tidak sengaja, jadi dia menghentikan ciuman dan menutup mulutnya, dia juga menarik tangan Kyuhyun keluar dari bajunya.

"Aku mau makan" dia mencari alasan.
"Makan?" Tapi Kyuhyun smirking, sadar kalau Kyuhyun sudah berpikir lain Sungmin mengulangi ucapannya.
"Aku mau makan nasi, aku lapar".
"Tapi tidak ada nasi disini".
"Apa? Tidak mungkin~ kalau begitu biar aku masak nasi".
"Tidak ada beras disini"
"Aku tidak perduli, aku mau makan nasi, aku mau pesan delivery order" Sungmin mendorong Kyuhyun untuk bangun tapi Kyuhyun mendorongnya kembali ke matras dan menciumnya.

Sungmin merasa jalannya sudah buntu jika dia tidak berusaha kabur sekarang, Kyuhyun akan mengambil 'keperawanannya'.

"Kyuhyun aku lapar~~~" Sungmin mengeluarkan jurus manjanya lagi, meski sebelumnya dia merasa aegyonya kurang berhasil tapi saat itu Kyuhyun melepaskannya dan membiarkannya membeli fast food.

Kyuhyun memandang Sungmin di bawahnya, dia hanya menghela nafas dan menyingkir.

Sungmin tersenyum, bangun lalu menelpon delivery service.

Dia meminta bibimbap, nasi campur sayur. Ayam panggang kecap. Daging perut babi yang dikenal dengan Jokbal, dimakan dengan daun selada dan sambal.
Kyuhyun hanya geleng kepala.

Kyuhyun minum air putih di dapur melihat Sungmin makan dengan lahap di meja makan dapur, di depannya. Hanya untuk seorang dia pesan menu sebanyak itu.

"Ayo ikut makan~ ini enak sekali".

Kyuhyun mendekat lalu duduk dan mengambil dada ayam, karena dipanggang tidak mengandung minyak jadi Kyuhyun mau memakannya. Tapi tanpa nasi.

Sementara Sungmin memegang paha ayam dan memakannya sambil menyuapkan nasi campur sayur atau bibimbap ke dalam mulutnya.

"Aku heran kau makan sebanyak itu tapi badanmu tetap kurus".
"Bagus kan, aku tidak perlu diet sepertimu"
"Aku tidak diet, tapi aku menjaga makananku, kalau kau sakit jangan mengeluh, kolesterol dan cardio vaskular mudah menghampiri orang-orang yang makan makanan berlemak".
"Kenapa kau berkata hal yang mengerikan seperti itu, kita ini masih muda".
"Aku ingin menikmati hidupku lebih lama denganmu, jadi jagalah kesehatanmu".
"Apa kau tidak tahu, HIV lebih berbahaya daripada stroke dan penyakit jantung? Melakukan hubungan sex juga bisa berbahaya, jadi bagaimana?"
"Aku bersih karena aku tidak punya penyakit dan kau juga masih virgin, jadi itu tidak masalah, selama tidak berganti pasangan dan kau tetap denganku, kau mau mencobanya?". Kyuhyun smirking.
Sungmin hanya melirik dan diam sambil memegang paha ayamnya di depan mulutnya.

Sungmin tahu bagaimana gay sex, dia mempelajarinya sejak dia tahu Kyuhyun menyukainya. Bagaimanapun juga melihat suatu benda dengan ukuran yang besar masuk lubang anusnya itu terlihat menyakitkan, dia bahkan mencoba dengan jari kelingkingnya saja sudah menyakitkan.

Memang tubuh manusia fleksibel, sesuai fungsinya anus juga bisa melebar saat kotoran keluar. Tapi bukan untuk dimasuki benda dari luar.

Sungmin berusaha menakuti Kyuhyun tapi tentu saja Kyuhyun tidak akan gentar dengan ancaman kelas SD seperti itu. Gay sex memang bisa menyebabkan HIV jika ada luka di bagian vital mereka dan dilakukan dalam keadaan kotor. Tapi selama semua tindakan pencegahan dilakukan tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

Sungmin percaya Kyuhyun akan menjaganya dan tidak mungkin membuatnya berakhir tragis, sebagai pria normal jika Sungmin ingin merasakan pengalaman seksual juga, meski dengan laki-laki. Bukan hanya demi Kyuhyun tapi demi dirinya juga.

"Mungkin nanti kalau kita travelling" Sungmin bergumam sambil menggigit paha ayam.

Suaranya tidak terdengar jelas tapi bagi Kyuhyun itu sangat jelas seperti Sungmin memakai pengeras suara.

Kyuhyun terkejut dan tertegun.

Saat mereka travelling?? Minggu depan??

######

Pic di bawah ini
Perhatikan ponselnya, jangan lehernya. 😱

Continue Reading

You'll Also Like

291K 14.1K 94
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...
2M 57.5K 95
On the twelfth hour of October 1st, 1989, 43 women gave birth. It was unusual as none of them had been pregnant since the first day they started. Sir...
65.7K 1.9K 31
Adult world had drain him too much. Feeling exhausted day by day as he survive his daily routine all by himself. Was it too much of him to ask for a...
173K 7.9K 104
In the vast and perilous world of One Piece, where the seas are teeming with pirates, marines, and untold mysteries, a young man is given a second ch...