Stories | Dokyeom x Yuju

By yeojeyli

9.3K 1K 114

•Choi Yuna's Gfriend and Lee Seokmin's Seventeen short stories• There will be svt x gfriend universe tho! Hig... More

[1] Graduation
[2] Home
[3] Smile Flower
Intermezo
[4] Fancam
[5] 3rd Win
[6] Hyper Yuna
[7] Protect You
Iklan
[8] Accidentally Falls
[9] Match Each Other
[10-A] Choi Fairy
[10-C] Choi Fairy
Cast Introducing
[11] Flower
[11B]

[10-B] Choi Fairy

246 48 4
By yeojeyli

Judul ini aku bagi jadi beberapa bagian karena terlalu panjang dan takut kalian pada bosen bacanya, jadi sengaja aku gantung dulu mwehehe

Jangan bosen baca cerita ini yaaa!!^^

○○○○○○


Dokyeom menjadi lebih diam semenjak kejadian dini hari tadi.

Dokyeom pada dasarnya memang anak yang pendiam dibandingkan Mingyu atau Yugyeom tapi ini lebih diam daripada biasanya.

Dokyeom masih memikirkan ke mana perginya Yuna.

Bambam, Jungkook, Mingyu, dan Yugyeom sama sekali tak mengetahui kejadian tadi pagi karena memang Dokyeom tak menceritakannya kepada teman-temannya. Cukup ketua pendaki saja yang mengatakan ia berhalusinasi, Dokyeom tidak siap jika teman-teman gilanya ini mengatainya hal yang sama.

Dokyeom yakin itu bukan halusinasi. Dokyeom menggendong Yuna di pundaknya. Dokyeom merasakan tangan Yuna yang melingkari lehernya, Dokyeom juga merasakan berat Yuna yang sebenarnya seringan kapas.

Itu bukan halusinasi. Dokyeom meyakini hal itu.

Tetapi Yuna menghilang dan hal itu sangat menggangu Dokyeom.

"Yuna gak mungkin ketemu sama penjahat itu lagi kan?" Gumam Dokyeom pelan.

"Kenapa Kyeom?" Tanya Mingyu.

Mingyu mendengar gumaman Dokyeom ternyata.

"Gak kok, gak kenapa-kenapa." Jawab Dokyeom.

Mingyu memicingkan matanya curiga. Dokyeom dan berbohong adalah paduan hal yang jarang terjadi, tapi kali ini Mingyu yakin Dokyeom sedang berbohong.

"Ok, kalo ada apa-apa ngomong Kyeom jangan diem aja ngerti?"

Dokyeom mengangguk sambil mengangkat tangannya membentuk tanda 'ok'.

Perjalanan Dokyeom dan teman-temannya kali ini dilanjutkan kembali dengan target yang berbeda.

Pagi ini mereka menargetkan sampai di Kalimati tanpa beristirahat.

Dari Oro-oro Ombo ke kalimati hanya memakan waktu 1 setengah jam maka dari itu mereka tak perlu beristirahat.

Dokyeom yang sedari tadi hanya diam tidak sadar bahwa Bambam sudah memerintahkan mereka semua untuk berhentiㅡberistirahat, baru setelah itu kembali melanjutkan perjalanan ke Arcopodo.

"KYEOM!!" Teriak Bambam.

Dokyeom berjengit kaget.

Setalah itu Dokyeom tersadar kalau dia sudah berjalan terlalu jauh dari teman-temannya.

"BALIK SINI CEPETAN, MAKAN DULU!!" Teriak Bambam lagi.

Sebagai ketua pelaksana pendakian kali ini Bambam harus memastikan anggotanya sehat selama pendakian dan bisa mencapai puncak bersama-sama.

Dokyeom berniat berbalik arah. Tapi tiba-tiba Dokyeom merasakan aura yang aneh di sekeliling tempat itu.

Dokyeom tak tahu apa itu. Tapi Dokyeom merasa bahwa mereka tak seharusnya berlama-lama di sana.

Secepat kilat Dokyeom berlari ke arah mereka.

"Ayo pergi sekarang ke Arcopodo! Cepett!!" Panik Dokyeom.

"Lo kenapa sih Kyeom hah???" Tanya Jungkook.

Bambam mengangguk, "Iya kyeom lo kenapa? Serius ngomong yang bener dulu!"

Dokyeom menggeleng, "Gua gak bisa jelasin di sini ayo cepetan kita pergi dulu ke pos pendakian di Arcopodo, ayo ke pos polisi hutan!" Ajak Dokyeom lagi, kali ini sambil mendorong keempat temannya yang lain.

"Aduh kuda, makanan guaaa!!" Teriak Yugyeom panik karena makanannya tertinggal.

"Udah gak usah mikirin makanan dulu, nanti gua traktir lo PH sampe puass Gyeom!"

"Sip, janji ya awas aja kalo ngga!" Ancam Yugyeom.

Dokyeom tidak lagi menghiraukan kalimat Yugyeom. Sekarang fokusnya hanya membawa teman-temannya ke pos polisi hutan di Arcopodo dan menunggu esok hari untuk pulang ke rumah.

Tidak ada Puncak Mahameru.

○○○○○○

"Akhirnya sampai.." Hela Dokyeom lega.

Keempat laki-laki yang ada di sana tentu saja heran melihat Dokyeom selega itu, seperti mereka sedang dikejar-kejar sesuatu saja.

"Pak, kami izin menginap di sini sampai besok pagi ya pak? Besok pagi kami akan kembali ke rumah." Ucap Dokyeom pada kepala polisi hutan di sana.

"Iya dik silahkan." Jawab sang kepala polisi hutan itu.

Bambam, Jungkook, Mingyu, dan Yugyeom terkejut mendengar percakapan antara Dokyeom dan kepala polisi hutan itu. Terlebih Bambam.

"Maaf pak saya ingin bicara dengan teman saya terlebih dahulu. Permisi pak.." Bambam segera menarik Dokyeom dari hadapan ketua polisi hutan itu setelah meminta izin.

"Kyeom gua ketuanya di sini. Lo gak bisa main ngomong gitu aja kayak gini!" Ujar Bambam sedikit emosi karena tingkag Dokyeom yang menurutnya tidak menghormatinnya sebagai seorang ketua.

Dokyeom menggeleng, "Nggak Bam, kita gak bisa ke Mahameru sekarang atau selamanya!" Jawab Dokyeom yang emosinya sedikit tersulut juga.

Jungkook, Mingyu, dan Yugyeom yang dari tadi hanya menonton akhirnya bergerak untuk menengahi kedua laki-laki yang sedang sama-sama emosi itu.

"Kyeom gua juga gak setuju kalo lo main bilang kayak gitu, gitu aja. Coba lo jelasin sekarang."

Mingyu dan Yugyeom sama-sama mengangguk membenarkan perkataan Jungkook.

Dokyeom berdecak. Sebenarnya dia tidak mau memberitahukan teman-temannya tentang alasannya bersikap seperti ini. Dokyeom hanya takut, apa yang ia takuti menjadi kenyataan.

"Gua gak bisa bilang.." Jawab Dokyeom akhirnya.

"Yaudah kalo lo gak bisa bilang berarti kita tetep ke puncak gimanapun caranya Kyeom! Itu tujuan kita ke sini kalo lo lupa." Balas Bambam.

Dokyeom menggeleng lagi, "Ngga Bam gak bisa!"

"LO TUH KENAPA SIH KYEOM??!"

Bambam sudah tidak bisa mengendalikan emosinya kali ini. Bambam tak habis pikir, bagaimana cara sahabatnya ini berpikir sehingga bisa memutuskan segala hal secara sepihak.

Yugyeom yang ada di dekat Bambam terkejut mendengar nada suara Bambam yang meninggi seperti itu.

Ini adalah kali pertama seorang Bravemiral Abraham semarah itu.

"Ngga bisa Bam gua gak bisa biarin kita semua ke sana!" Teriak Dokyeom frustasi.

Mingyu yang ada di sebelah Dokyeom tahu kalau Dokyeom tak mungkin berbicara seperti itu tanpa alasan yang jelas.

Mingyu mencengkram pundak Dokyeom kuat, "Gua gak bisa percaya sama lo kalo lo sendiri gak bisa percaya sama kita semua Kyeom. Kita bakal ngerti seandainya lo bilang, bukan malah bikit kita semua tambah bingung gara-gara keputusan sepihak lo ini." Ucap Mingyu berusaha senetral mungkin.

Mingyu sedang berusaha berpikir selogis mungkin di situasi seperti ini sedangkan Jungkook dan Yugyeom hanya bisa terdiam karena benar-benar tak bisa berpikir jernih sekarang.

Jungkook dan Yugyeom mengerti entah bagaimana menyangkut larangan Dokyeom. Tapi mereka tak mau membenarkan pikiran mereka sendiri.

Ucapan Mingyu sangat benar adanya. Semuanya akan lebih terasa mudah kalau Dokyeom mengatakan alasannya.

Dokyeom menghela nafasnya pelan.

"Gua gak tau gimana ceritanya, tapi gua ngerasa ini semua salah. Gua ngerasa ada bahaya di depan sana yang bakal dateng ke kita.. Tadiㅡ"


JEDARRRR!!!!


Belum sempat Dokyeom menyelesaikan kalimatnya suara seperti guntur dan petir terdengar di sana.

Langit yang awalnya cerah kini menghitam diselubungi awan cumulonimbus pekat berwarna kehitaman.

Suhu menjadi dingin secara tiba-tiba.

Dingin yang menusuk tulang.

Jungkook dan Yugyeom lah yang paling ketakutan di antara mereka.

Jungkook dan Yugyeom merasa ini adalah bahaya yang dimaksud oleh Dokyeom tadi.

Di sisi lain Bambam dan Mingyu mulai mencerna segala hal yang terjadi sekarang di dalam pikiran mereka.

Sedangkan Dokyeom sedang memutar otaknya mencari cara, bagaimana menyelamatkan teman-temannya yang tidak bersalah ini.

"Dokyeom maaf..."

Sebuah suara lirih tiba-tiba berdesir di telinga Dokyeom.

"Yuna?" Gumam Dokyeom.


BRAKK!!

Tiba-tiba pintu di hadapan mereka terbuka dengan suara menggelegar yang aneh, seakan dihentak oleh sebuah kekuatan yang besar.

Sebuah angin kencang yang lebih dingin tiba-tiba menyergap mereka berlima.

Angin itu mengelilingi mereka berlima seperti mencekik hingga untuk bernafas saja rasanya sulit sekali.

Tidak ada suara sekecil apapun yang keluar dari bibir kelima pemuda itu.

Kelima pemuda itu terlalu terkejut dan takut akan kejadian yang terjadi saat ini.

Dokyeom tak tahu harus berbuat apa lagi kali ini. Dokyeom menangis.

Angin itu semakin mendingin seiring berjalannya waktu. Wajah Jungkook dan Mingyu bahkan sudah sepucat mayat sekarang.

Tiba-tiba angin tersebut bergerak menghentak tubuh Bambam dan Yugyeom ke arah tembok bangunan itu. Menghentak dan menghempas tubuh keduanya seakan mereka hanya kapas yang ringan.


"AHHH!!! ARGHH!!" Pekik Bambam dan Yugyeom bersamaan.

Darah segar mengalir dari pelipis keduanya.

Jungkook yang melihat kedua temannya bersimbah darah semakin ketakutan.

Dokyeom semakin menangis.

"To..lo..ng.. ja..ng..an saㅡuhuk"

Angin itu semakin mencekik Dokyeom seiring pemuda itu mencoba mengeluarkan suaranya.

Jungkook makin histeris saat angin itu makin mencekiknya. Pasokan udara di paru-parunya terasa semakin menipis.

Dokyeom juga sama seperti Jungkook. Air mata Dokyeom mengalir makin deras.

"Tolong aku.. Jangan sakiti teman-temanku..." Batin Dokyeom.

Dokyeom yang mengajak keempat temannya untuk pergi ke sini. Dokyeom tak pernah tahu bahwa impiannya mendaki Puncak Mahameru bersama teman-temannya akan berakhir seperti ini.

Sebuah gema tawa terdengar keras.

Bukan sejenis tawa renyah atau tawa lainnya. Tawa itu adalah tawa begis termenyeramkan yang pernah Jungkook, Mingyu, dan Dokyeom dengar.

"Teruslah berusaha melepasnya, makin kalian berusaha makin kalian akan merasakan sakitnya" gema suara itu.

Mingyu dan Jungkook sudah pasrah akan keadaan mereka saat ini.

"To-long, lepashhkan mereka! Ja..ngan.. sa-kiti.. me-rekaㅡ"


"AKKKHH!!"


Dokyeom kembali menjerit. Jeritan Dokyeom sungguh memilukan.

Bukan hanya nafasnya saja yang sesak kali ini.

Sekujur tubuhnya remuk redam dan terasa perih. Seakan ada ribuan jarum besar yang menghujam tubuhnya bersamaan.

Tubuh Dokyeom dihempas ke tembok di sebelah Yugyeom dan Bambam terbaring tak sadarkan diri. Tubuh Dokyeom kembali terangkat lalu dihempaskan kembali ke lantai dengan kekuatan luar biasa.

Mingyu dan Jungkook makin histeris melihat Dokyeom seperti itu.


Tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul di tengah-tengah ruangan itu. Cahaya sehangat mentari itu bersinar menghangatkan udara di sana.

Mingyu dan Jungkook tiba-tiba terjatuh lemas di lantai.



Dokyeom yang setengah sadar menoleh ke arah cahaya tersebut dan terkejut bahwa itu adalah Yuna, gadis yang ditemuinya pagi ini.

"Berhentilah!" Seru Yuna.

Gema tawa itu terdengar kembali.

"Kau akhirnya menyerah eoh?" Ujar sosok itu. Sosok itu mulai menampakkan dirinya di hadapan Yuna.

"Diam! Ku bilang hentikanlah ini semua sekarang juga. Mereka tak bersalah, dan kau hanya berurusan denganku bukan mereka!" Geram Yuna.

"Ternyata mudah sekali menangkapmu peri kecil. Kenapa tak kau serahkan saja dirimu dari dulu?" Ucap sosok itu kepada Yuna.

"Bedebah! Makhluk pendosa sepertimu tak berhak sama sekali mengaturku!" Tegas Yuna.

Sosok itu menggeram. Geramanya bahkan membuat Dokyeom berjengit.

Sosok itu kemudia memfokuskan pandangannya pada Dokyeom. Sosok itu menampakkan seringaian menyeramkannya.

"Ck percuma kau berpura-pura pingsan makhluk rendahan, aku bahkan bisa merasakan nafas lemahmu itu." Ucap sosok itu kepada Dokyeom.

Yuna terkejut, ia mengira Dokyeom sudah pingsan maka dari itu ia tak memberikan matraㅡyang ia berikan pada Mingyu dan Jungkook, kepada Dokyeom.

"Lepaskan dia, lepaskan mereka semua!"

"Tidak akan semudah itu Choi Yuna!"


BRRAAKKK!!


"AAKKKHHH!!" Teriak Dokyeom kesakitan.

Tubuh Dokyeom dihempas kembali ke tembok di belakanganya.

Sebelum tubuh Dokyeom terjatuh ke lantai, sebuah cahaya mengelilingi tubuh Dokyeom seakan melindunginya dari sosok menyeramkan itu.


Pertarungan antara Yuna dan sosok itu tak terelakkan.

Yuna terus menyerang sosok itu secara membabi-buta. Sosok itu telah melewati batasnya dan membuat Yuna murka.

Dokyeom yang memperhatikan dari jauh meringis saat ia melihat Yuna yang kewalahan melawan sosok menyeramkan itu.

Yuna terhempas jatuh beberapa langkah di depan tubuh Dokyeom.

Dari tempatnya Dokyeom dapat melihat beberapa lebam mengerikan, luka, dan darah di tubuh Yuna lebih parah daripada luka yang ia miliki.

"Yuna bertahanlah!" Teriak Dokyeom.

Yuna tersenyum. Seperti mendapat kekuatan baru dari Dokyeom, Yuna bangkit kembali.

Yuna kembali bangkit melawan Jiminㅡsosok menyeramkan tadi.

Yuna terus mencoba melawan Jimin
Walaupun kekuatan Yuna memang tak sebanding dengan Jimin.

Yuna kembali jatuh. Gadis itu lalu terbatuk mengeluarkan darah segar.

Dokyeom makin panik melihat Yuna yang jatuh terkapar tak berdaya.

Dokyeom merangkak tertatih-tatih menghampiri Yuna.

"Yunaa!! Yunaa!! Sadarlah!! Bertahanlah!!" Pekik Dokyeom.

Yuna menggeleng lemah. "Ja..ngan... ke sini... tetaplah di sana.." Gumam Yuna lemah.

Jimin tertawa mengejek.

"Memuakkan! Drama manusia lemah dan peri tak berdaya sepertimu memang selalu memuakkan!"

Dokyeom mendelik tak suka pada Jimin. Dokyeom diam tapi tatapan matanya menyiratkan ancaman bagi Jimin.

Walaupun Dokyeom tau kekuatannya ada di bawah Jimin.

"Kau pikir aku takut padamu hei manusia rendahan?" Ucap Jimin sakrastik.

"Ck, kekuatanmu bukan tandinganku. Menyingkirlah!"

Dokyeom tetap berada di tempatnyaㅡterduduk lemah di hadapan Yuna seakan siap melawan apapun demi Yuna.

Jimin mendengus. "Ck, menyebalkan!"

Tanpa aba-aba Jimin mengarahkan tangannya ke arah Dokyeom.

Cahaya kehitaman mengelilingi bola tersebut.




Ruangan itu menjadi gelap.

Seketika udara di sekitar ruangan itu menjadi pekat dan suram. Petir kilat kembali muncul.

Dokyeom tersentak, badannya sedikit bergetar karena aura yang dipancarkan Jimin sedikit membuatnya takut.

Tangan lemah milik Yuna menyentuh punggung Dokyeom.

Dokyeom menoleh ke arah Yuna.

"Ada apa Yuna?" Tanya Dokyeom.

Yuna menggenggam tangan Dokyeom lembut.

"Menyingkirlah... pergi dari sini Dokyeom.." Kata Yuna memohon.

Dokyeom tahu bahwa Yuna benar-benar serius. Sorot mata sayu milik Yuna menatap manik Dokyeom penuh penyesalan dan keputusasaan.

"Tidㅡ"

Belum sempat Dokyeom berkata bola hitam itu sudah berjalan seakan ingin menerjang Dokyeom.

Yuna bangkit tertatih lalu dengan cepat menarik tangan Dokyeom agar Dokyeom berpindah ke belakangnyaㅡberusaha melindungi Dokyeom.



□□□□□□

Tbc

Sengaja aku potong lagi soalnya ini udah panjang bangett takut kalian mabook :((

10 Maret 2019

•yeojeyli

Continue Reading

You'll Also Like

64.3K 13.6K 151
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
42.7K 4.8K 19
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
1M 61.3K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
116K 9.5K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...