My Angel Is My Beautiful Devi...

بواسطة ratna_adjah

257K 16.4K 1K

HASIL IMAGINASi SENDIRI!! Bergendre Fiksi romance.. +17 tahun keatas!! Cerita dewasa yang di warnai bumbu bai... المزيد

Prolog
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Say Hai
18
19
20
21
22
23
24
25
cerita baru
SP? Dan berita penting.
Cast
UnPub
Terbit E-Book
SALE buku dan PDF
Po ke 2
Sale pdf
Flash Sale

4

7K 575 35
بواسطة ratna_adjah

Apa hanya aku aja atau kalian pun merasa kalau gaya tulisan aku di cerita yang ini sedikit berubah??

Wkwk

Pertanyaannya gak mutu banget ya. Yang penting hasil imaginasi sendiri.


✨Happy reading✨

"Tidak!"

"Tidak!"

Kepala Angella mengeleng ke kiri dan ke kanan. Keringat dingin menghiasi keningnya. Tangannya menggenggam selimutnya dengan erat. Bibirnya terus menggumamkan kata 'tidak!'

Tubuhnya bergetar hebat, bayangan ia terikat dengan mulut tersumpal kembali muncul dalam mimpinya.
Tubuhnya semakin bergetar saat ia merasakan mobil yang di tumpanginya mulai bergerak.

'Tidak! Aku tidak boleh mati!'

'Aku harus hidup!'

'Aku harus tetap hidup bagaimana pun caranya!'

Angella bertekad untuk tetap hidup agar bisa membalas demdam pada mereka yang telah menyakitinya.

Angella menggerak-gerakan tubuhnya, berharap bisa membuka ikatan di tangannya. Keringat semakin deras mengalir di kening dan punggungnya, matanya semakin panik melirik ujung jurang di depan sana yang terasa semakin dekat.

Tidak!

Tuhan, ku mohon! Jangan lakukan ini padaku..

Pintanya lirih dalam hati. Ia berharap keajaiban akan terjadi.

Tiba-tiba, entah apa yang terjadi namun Angella menemukan ikatan di tangannya mulai terlepas. Dengan tangan yang gemetar semakin hebat antara perasaan lega dan cemas ia mulia melepas tali yang masih menjerat tangannya, kemudian membuang penutup mulutnya.

Angella meraih handel pintu, namun pintu mobil tak mau terbuka sekeras apapun ia mencoba membukanya. Derai tawa yang terdengar bagai lagu pengiring kematian dari Diana dan Mila membuat suasana semakin mencekam. Hingga akhirnya Angella merasa tubuhnya secara perlahan melemah. Bagai tak memiliki tenaga, ia hanya mampu menatap kosong pemandangan di depannya. Mobil yang di tumpanginya mulai menuruni jurang, beberapa rumput liat dan semak belukar terlihat di depannya yang tersorot lampu mobil.

Benturan keras terdengar di sela kesadaraannya yang kian menipis. Angella hanya merasa seluruh tubuhnya remuk redam. Tak ada satu pun dari angota tubuhnya yang tak merasakan sakit.

Tak lama kemudian api mulai menyala dari bagian depan kap mobil. Angella yang terlihat lemah di dalamnya hanya mengerang pelan di iringi setiap tetesan darah dari kepalanya.

Panas mulai semakin terasa. Angella menyipitkan matanya berusaha memperjelas penglihatannya. Warna kuning samar terlihat seiring suhu yang terasa semakin panas. Bibirnya menyunggingkan senyum lirih. Kesediahan dan kebencian dalam hatinya tak dapat di damaikan bahkan setelah kematiannya.

Bunyi ledakan keras dari dasar juarang memecah kesunyian malam itu. Api yang berkobar menerangi pekatnya malam. Membuat beberapa binatang malam ketakutan, bertanya-tanya dengan apa yang tengah di lakukan oleh para manusia.

........................................

Angella terbangun dengan terengah-engah. Wajahnya pucat pasi, keringat menetes dari keningnya.

'Hanya mimpi..'

'Aku tidak mati!'

'Ya.. Aku hidup kembali. Tidak ada yang perlu di takutkan.'

Ia menenangkan dirinya.

'Semua akan baik-baik saja. Karena kini akulah yang akan menentukan takdirku sendiri.'

Tekad kuat menerangi matanya.

Keesokan paginya..

Seperti hari-hari biasanya, Angella kini tengah menjalani serangkaian pemeriksaan yang di lakukan dokter dan seperti biasanya pula ia di temani Clarisa di sisinya.

Namun hari ini pengecualian, ada beberapa tambahan orang di dalam kamarnya yaitu keluarganya. Orang-orang tersebut tidak lain adalah Mila dan Diana, minus ayahnya. Bahkan sejak pertama kali Angella sadarkan diri dan membuka matanya tak sekalipun ia menangkap bayangan keberadaan ayahnya. Membuat hatinya tersenyum miris.

Mila begitu mengenal Angella dengan baik. Begitu menangkap raut kesediahan dari wajahnya ia perlahan mendekati Angella, mengelus kepalanya di sertai senyum lembutnya.

"Ayahmu masih sibuk. Mungkin nanti malam baru ia akan menemuimu." ujarnya.

Itu hanya alasan, Angella tau itu. Bahkan jika ia mati pun Angella rasa ayahnya tidak akan terlalu perduli. Ia hidup atau pun tidak tak ada bedanya bagi ayahnya. Bagi ayahnya ia hanya pembuat masalah. Atau bahkan mungkin ayahnya tak mengharapkan melihatnya lagi.

"Dia juga sangat mengkhawatirkanmu. Nanti mommy katakan padanya bahwa kamu sangat merindukannya."

"Mm." Angella kembali menganggukan kepalanya.

Jika itu dulu Angella pasti telah tertipu oleh penampilan lembutnya. Perhatiannya yang seolah-olah mengkhawatirkannya dan menyayanginya membuat Angella mengepalkan tangannya hingga kuku-kukunya menggali telapak tangannya. Kebencian berkobar dari matanya namun Angella mengendalikan dirinya sekuat yang ia bisa dengan berpura-pura patuh dan mengangguk.

Ingin sekali ia menghancurkan wajah tersenyum itu. Betapa mengerikannya sepasang ibu dan anak ular ini yang bahkan mampu bertahan dalam sandiwara memuakan selama bertahun-tahun. Rasa kagum pun muncul dalam hatinya, karena saat ini saja Angella nyaris meledak menahan kobaran amarah yang kian memuncak karena harus tersenyum pada orang-orang yang begitu dibencinya.

"Istirahatlah dengan baik. Agar kamu cepat pulih. Maaf kakak baru menemuimu karena semalam kakak baru pulang. Kakak tidak ingin mengganggu istirahatmu makanya kakak baru menjengukmu." suara Diana terdengar di liputi rasa bersalah.

"Mm, tidak apa-apa. Dapat kembali melihat mommy dan kakak Diana saja sudah merupakan anugrah terbesar yang di berikan Tuhan padaku." Angella kembali melapalkan ucapannya dulu saat ia terbangun dari koma.

Mendengarnya sudut mulut Mila semakin lebar. Ia mengucapkan beberapa kata penuh kasih lainnya sebelum pamit keluar dari kamar. "Nanti mommy kesini lagi. Sekarang waktunya sarapan, Mommy harus menyiapkan sarapan untuk ayahmu."

Angella mengangguk dengan senyum mendengarnya.

Di sebelah Angella yang lain Clarisa hanya mampu mengeraskan hatinya. Seharusnya itu menjadi tugasnya, namun 10 tahun ini semua kewajibannya telah di ambil oleh wanita lain yang dulunya berstatus sebagai sahabatnya.

Melihat ibunya pergi Diana pun tak menunggu lama, ia mengucapkan kata-kata penenang dan penuh kasihnya sebelum pergi.

Kini ruangan kembali sunyi senyap, dokter pun selesai melakukan pemerikasaan dan keluar dari kamar meninggalkan Angella dan ibunya. Keduanya diam sibuk dengan pemikiran masing-masing, hingga akhirnya beberapa saat kemudian Angella memecah kesunyian.

"Bun, apa bunda tidak lelah?" tanyanya dengan suara yang datar.

Clarisa menatap putrinya, merasa bahwa setelah bangun dari komanya putrinya ini banyak berubah. Senyum lirih terukir dibibirnya, matanya menerawang jauh pada kenangan masa lalunya. Andai dulu ia tak memasukan Mila dan putrinya ke dalam rumah ini, mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Ia tau jika alasan suaminya sibuk hingga tak dapat menemui putri mereka adalah bohong. Setiap hari ia melihatnya meski sekilas baik saat pagi saat Frans akan ke ruang makan untuk sarapan atau malam hari saat pulang bekerja. Hatinya berdarah merasakan sakit yang teramat sangat melihat kasih sayang suaminya lebih besar terhadap anak tirinya dibanding putri kandung mereka.

"Sudahlah, kamu tidak perlu banyak berpikir. Bunda tidak apa-apa, demi kebahagiaanmu bunda akan melakukan segalanya."

Di bawah selimut tangan Angella mengepal dengan erat. Ia memejamkan matanya nenikmati belaian wanita yang telah melahirkannya.

"Terimakasih bunda."

Hanya itu yang bisa Angella ucapkan. Untuk saat ini ia belum bisa melakukan apapun untuk mengembalikan kebahagiaan ibunya. Akan ia kembalikan semua yang seharusnya menjadi milik mereka berdua.

Tidak ada alasan lain yang mendasari Clarisa bertahan hingga saat ini selain dari kebahagiaan putrinya. Ia tau jika ia meninggalkan rumah ini maka suaminya tidak akan memberikan bagian apapun pada putrinya. Semuanya tidak diragukan lagi akan menjadi milik Diana, demi mempertahankan hak putrinya, meski hatinya semakin hari semakin hancur Clarisa menahannya.

Tak jarang Mila sengaja mempertontonkan kemesraannya dengan Frans dihadapan Clarisa.

..............................................

Waktu terus berlalu, tak terasa 5 bulan telah berlalu sejak Angella bangun dari komanya.

Kini ia sudah mulai bisa berjalan meski perlahan. Setiap hari ia melakukan teraphy untuk memperkuat otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, para dokter dan perawat yang merawatnya pun di buat salut dengan kegigihannya.

"Selamat nona, akhirnya anda bisa berjalan lagi." bi Asih sangat senang dengan perkembangan kesehatan nona mudanya yang semakin hari semakin baik.

"Terimaksih bi."

Hal pertama yang di dilakukan Angella setelah kesembuhannya adalah mendekorasi ulang kamarnya.Kamarnya kini tampak lebih minimalis namun terlihat elegant. Hiasan di kamarnya tak terlalu banyak seperti sebelumnya, namun terlihat lebih sesuai dengan keperibadian Angella kini yang menjadi lebih pendiam sejak terbangun dari komanya.

Dalam kepalanya kini Angella mulai menyusun rencana dan langkah-langkah yang harus di ambilnya. Ia mulai memutar setiap memory kejadian yang menimpanya. Ia urutkan dan mulai berfikir untuk mengatisipasi dan mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

Jika tidak salah, satu bulan lagi akan ada pesta perusahaan keluarganya. Matanya mulai menyala, senyum dingin terukir dibibirnya.

Setelah menetapkan langkah apa yang akan di ambilnya ia mulai berjalan menuju walk in closet kemudian mulai mengeluarkan semua pakaian yang di berikan Mila dan Diana padanya.

Satu persatu gaun yang indah yang bernilai lebih dari enam digit berserakan di lantai. Dulu Angella sangat mengahargai semua barang pemberian dari Mila dan Diana. Menjaganya selayaknya harta berharga. Sekarang ia membenci segala sesuatu dari bentuk kemunafikan mereka. Semua barang-barang pemberian mereka ia akan ia singkirkan. Karena barang-barang ini pula lah semua image buruk semakin melekat padanya.

Tak ada pakaian layak pakai yang mereka berikan padanya. Semuanya hampir sama yaitu berpotongan dada rendah atau kekurangan bahan. Kini Angella mengerti mengapa orang-orang memandang rendah dirinya selayaknya wanita pengoda.

Karena kebodohannya, Angella tak pernah berpikir panjang atau berburuk sangka. Yang ia tau bahwa mereka menyayanginya itu sebabnya mereka selalu memberikan oleh-oleh dari setiap perjalanan liburan mereka.

Angella tak pernah ikut berlibur karena pada saat waktu liburan tiba Mila selalu mengirimkannya ke rumah ibunya, Oma Lusi. Katanya nenek tirinya itu merindukan cucu-cucunya. Dan tentu saja hanya ia yang pergi, karena Mila memiliki sejuta alasan agar Diana ____ putrinya ikut bersamanya.

Inilah salah satu taktik Mila untuk semakin merenggangkan hubungan Frans dan Angella. Ia akan melakukan segala cara agar Angella menjaga jarak sejauh yang ia bisa dari ayahnya. Walau bagaimanapun sayangnya Frans pada Diana tetap tak mengubah fakta bahwa putri kandungnya adalah Angella. Mila takut usaha membangun image buruk Angella di hadapan suaminya gagal jika hunungan ayah dan anak itu membaik.

"Nona apa yang anda lakuakan?"

Bi Asih menatapnya kebingungan, terutama pada semua barang-barang yang berserakan di lantai.

"Bi tolong ambilkan kardus." pintanya tanpa mengalihkan pandangannya.

Ia terus sibuk mengeluarkan barang-barang pemberian kedua orang yang sangat di bencinya. Dan untung saja saat ini Angella tengah membelakanginya, jika tidak bi Asih akan ketakutan melihat tatapan menyeramkan dari Angella kini.

"Ini nona."

Tak lama kemudian bi asih kembali dengan beberapa kardus. Ia pun mulai membantu Angella mengepak barang-barang. Setelah selesai Angella tersenyum puas sambil menepuk-nepuk kedua telapak tangannya, seoalah ada kotoran yang takut menempel di tangannya.

"Ini.. non, ini semua mau di kemanakan?" bi Asih menatap kardus-kardua tersebut.

"Mau aku jual bi." jawab Angella santai.

"Hah?"

Bi Asih merasa ada yang salah dengan pendengarannya. 'Memangnya non Angel kekurangan uang ya?' bingung bi Asih.

Tak memperdulikan tanggapan Bi Asih, Angella pun mulai sibuk dengan ponselnya membuka salah satu aplikasi yang menyediakan jasa penjualan barang bekas yang masih layak pakai.

"Selesai."

Angella tersenyum puas. Setelah itu ia mulai menyingkirkan semua barang-barang itu ke ruangan penyimpanan yang ada di dalam kamarnya.










Tbc..

***

Sebenernya part ini dari 10 hari yang lalu sudah hampir selesai. Namun entah kenapa aku merasa ada yang kurang entah apa itu jadi aku save. Dan hari ini fell dapat lagi dan all hasil semuanya aku rubah. Wkwk cape sih tapi gak apa-apa, buat muasin minat baca kalian aku rela pantengin layar sambil mikir berjam-jam.

Jangan lupa tinggalkan vote dan coment-nya. See you..

16 Maret 2019

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

456K 30.8K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
TABITHA بواسطة Shiskakay

الخيال (فانتازيا)

419K 34.9K 27
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
595K 15.6K 19
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
Liviana's True Journey بواسطة id.dndlion

الخيال (فانتازيا)

154K 10.7K 14
Liviana sangat mencintai Xaverius, mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya. Lalu tepat di hari ulang tahunnya Xaverius justru menikahi...