Frozen's Love

By Mei-kss75

110K 15.2K 3.9K

Awalnya Dita cuma penasaran kepada Galen, cowok pindahan dari Manhattan yang sifatnya sedingin es. Yang nyari... More

Lilis Pramudita √ ¹
1. Nasi Goreng
2. Ini Namanya Jodoh!
3. Aquamarine
4. Kunjungan
5. Tragedi Rooftop
6. Galen Tsundere!
7. Restoran
8. Sesosok Tamu
9. Kakaknya Galen
10. Telepon Tengah Malam
11. Maaf
12. Manis
13. Tak Terduga
14. Salah Duga
15. Terungkap
16. Rapuh

Galen Fahnrio √ ²

9.3K 1.2K 196
By Mei-kss75

"Brengsek!"

Dita tak henti-hentinya mengumpat geram sembari menekan tisu di lubang hidungnya guna menghentikan pendarahan. Ia tidak habis pikir, bagaimana mungkin dirinya bisa mimisan hanya karena melihat wajah orang asing?

Dita sama sekali tidak mengerti. Selama ini para kaum adam-lah yang biasanya mimisan saat melihat parasnya. Tapi sekarang? Oh my god! Ini jelas bukanlah hal yang bagus!

Bahkan sampai sekarang Dita masih terbayang-bayang akan mata hitam kelam yang seolah membawanya ke jurang penuh misteri. Tatapan matanya yang sangat tajam dan penuh dengan aura mengintimidasi, juga ekspresi dingin yang menghiasi wajah adonisnya-membuat Dita dapat dengan mudah mengetahui kalau lelaki itu berbahaya.

Tapi benar kata orang, tidak ada manusia yang sempurna. Lelaki itu cacat, terbukti dengan kursi roda yang ia pakai.

"Itu cowok pasti ganteng banget sampai bisa bikin lo kayak gini, Dit!" Adara terkikik geli setelah mengeluarkan buku paket kimia yang selalu ingin ia bumi-hanguskan.

Dita melirik malas kepada Adara, "Biasa saja."

"Nggak usah bohong! Gue tahu selera lo itu tinggi, nggak mungkin lo sampai mimisan cuman karena cowok biasa." sangkal Adara yang sudah mengetahui tabiat Dita. "Lagipula kalo dibandingin, gantengan mana cowok itu sama calon suami gue Manu Rios?"

"Kepo!" jawab Dita ketus.

Adara manyun, bibirnya menggerutu kesal. "Kalo nggak kepo, nggak dapet info!"

Dita lebih memilih untuk tak melanjutkan percakapannya dengan Adara. Ia mengambil tisu dari hidungnya lalu melemparnya ke tempat sampah di belakang. Gara-gara mimisan, niatnya untuk membolos langsung hilang seketika. Dengan berat hati, ia harus mengikuti pelajaran kimia yang mau dijelaskan sampai mulut berbusa pun ia tidak akan pernah paham.

"Eh, Dar. Pinjem buku dong! Matematika atau apalah gitu yang ada itung-itungannya!" ucap Dita sembari menunjuk ke arah tas biru laut milik Adara.

Mata Adara menyipit, "Jangan bilang kalau lo nggak bawa buku kimia?"

Dita langsung cengengesan dan tak menjawab apapun. Jangankan buku, tas saja Dita tidak bawa!

"Ck, kapan sih lo itu berubah!" keluh Adara namun tetap memberikan buku fisika kepada Dita dengan sedikit ogah-ogahan.

"Entar kalo gue udah jadi power rangers!"

Kelas 12 IPS 3 yang semula tampak ramai langsung berubah menjadi hening ketika Pak Karim, guru titisan macan yang sedang masuk ke dalam kelas.

"Buang sampah di pojokkan!"

"Berhenti bermain handphone!"

"Bagas, buang sampah di bawah kursimu!"

"Chelsea, hapus lipstikmu!"

Serentetan perintah langsung diberikan oleh Pak Karim setelah menatap penjuru kelas. Pak Karim memang selalu seperti itu, tapi bedanya sekarang dia tidak berkeliling seperti biasanya.

Dita yang melihatnya pun hanya bisa memutar bola mata. Ia lebih memilih untuk bersandar pada dinding di sebelahnya dan memejamkan mata.

"Dita, siapa yang menyuruhmu untuk tidur?!" Pak Karim berteriak keras. Kumisnya yang tebal terlihat berkedut seiring dengan teriakannya.

Adara pun langsung menyenggol lengan Dita beberapa kali dan berbisik untuk membangunkan sahabatnya itu.

"Sorry, Pak. Abisnya saya capek diliatin mulu sama Pak Jokowi!" jawab Dita asal sembari menunjuk foto presiden Indonesia di atas papan tulis.

Serentak ucapan ngawur dari Dita tersebut mendapat sorakan dari teman-teman sekelas Dita. Dan cewek itu hanya membalas dengan hendikkan bahu.

"Diam kamu, Dita. Siapa yang suruh kamu bicara?!"

"Lah? Tadi kan bapak nanya, gimana sih? Labil banget jadi orang!"

"DITA!"

Dita langsung mengembuskan napas pelan. Memang benar kata orang, guru itu selalu benar, dan murid selalu salah. Jika guru salah, kembali ke opsi pertama.

"Hari ini bapak mau beri tahu kalau kalian akan mendapat teman baru dari Manhattan."

Kelas yang hening, langsung menjadi heboh kembali. Mungkin jika murid barunya masih satu wilayah Indonesia, mereka akan biasa saja. Tapi ini berasal dari luar negeri, ditambah asalnya dari daratan Amerika. Mereka terheran mengapa murid baru itu pindah kesini, padahal dari segi pendidikan-Manhattan jauh melebihi Indonesia.

"Beneran, pak? Nggak bohong kan?"

"Tidak ada untungnya bapak berbohong." Jawab Pak Karim sebelum melihat ke arah pintu luar. "Ayo masuk!"

Serentak semua pasang mata langsung memusatkan perhatian ke arah pintu masuk.

Satu detik, dua detik, masih tak ada seorang pun.

Hingga akhirnya seorang laki-laki memasuki kelas dengan bertumpu pada kursi roda yang dia jalankan. Matanya menatap lurus ke depan bersamaan dengan aura dingin yang langsung memenuhi ruang kelas.

"Anjir! Itu orang bukan? Ganteng amat!"

"Demi apa itukan jodoh gue!"

"Tapi kok cacat?"

Dita sendiri hanya bisa ternganga melihat kalau ternyata teman baru di kelasnya itu adalah cowok yang berhasil membuatnya mimisan.

"Ya Allah, ganteng banget Ya Allah!" Adara memegangi dadanya dan sebelah tangannya lagi memegang bahu Dita.

Seluruh penghuni kelas baik cewek maupun cowok di kelas itu sama-sama terpukau akan paras tampan murid baru itu. Salah satu diantaranya bahkan langsung memfotonya untuk dimasukkan ke sosial media. Dan dalam sepersekian detik, kabar itu menjadi trending topic di sekolah.

"Ayo perkenalkan diri kamu." Pak Karim tersenyum sambil mempersilahkan murid baru itu untuk pertama kali.

"Galen Fahnrio."

Singkat. Padat. Jelas. Tanpa embel-embel apapun.

Dita mengangkat sebelah alisnya, merasa tertarik akan cowok bernama Galen ini. Sikapnya yang dingin menjadi daya tarik tersendiri, terlepas dari kursi roda yang cowok itu gunakan. Dita yakin jika Galen tidak cacat, dia akan menjadi gambaran dari kata 'sempurna'.

"Galen, kamu bisa duduk di sana!" Pak Karim menunjuk meja kosong tanpa kursi di belakang dekat dengan meja Dita dan Adara.

Tanpa berkata sepatah katapun, Galen menjalankan kursi rodanya menuju meja yang ditunjuk Pak Karim. Tatapan matanya tajam ke depan tanpa memedulikan pandangan memuja dari para gadis di sekitarnya.

"Anjir! Pindah tempat, Dar! Pindah tempat!" Dita menarik lengan Adara untuk bertukar tempat dengannya. Dan Adara hanya bisa menurut walaupun terpaksa.

Belum cukup sampai disitu, Dita menarik kursinya untuk sejajar dengan Galen dan langsung duduk tepat di sebelah Galen. Cewek itu bisa mencium wangi kekayuan yang menyegarkan dari tubuh laki-laki itu.

Sebenarnya terbersit rasa takut di hati Dita saat melihat Galen, tapi ia menepis rasa takut itu. Ia mengulas senyum manis dan menatap wajah Galen dari samping.

"Hai, nama gue Lilis Pramudita. Panggil aja Dita. Nama lo Galen kan?"

Tapi Galen tetap bergeming di tempatnya. Cowok itu sama sekali tak menggubris Dita.

Dita sendiri semakin melebarkan senyumannya walaupun ia sedikit tersinggung karena sepertinya Galen tidak terpikat oleh wajah cantiknya. Tapi itu tidak menjadi masalah karena ini membuat Dita menjadi semakin tertantang untuk menaklukkan cowok itu.

"Eh Galen, lo ganteng banget sih? Mau nggak jadi pacar gue?" tembak Dita langsung.

Reaksi Galen masih sama. Cowok itu seperti patung dengan tidak bergerak sama sekali. Dan hal itu membuat Dita semakin penasaran.

"Ok, diem berarti iya. Jadi sekarang lo adalah pacar gue."

Kali ini Galen menoleh dan mata elangnya langsung menghunus tajam kepada Dita dan membuat cewek tanpa sadar bergidik ngeri. Tapi di sisi lain, Dita merasa bersyukur karena wajah Galen yang semakin bertambah tampan dari jarak dekat.

"Pergi."

Suara berat itu terdengar sangat sexy di telinga Dita yang mampu membuat darahnya berdesir. Apalagi pelafalan Bahasa Indonesia dengan logat Bule yang sama sekali tidak terdengar aneh, malah terdengar keren.

"Enggak bisa dong. Gue kan mulai sekarang duduk sebelah lo! Lagian masa' lo tega banget ngusir pacar sendiri!"

Galen masih menatap dingin Dita. "Pergi."

"Nggak! Gue nggak mau!" Dita masih kekeuh di tempat walaupun Galen mengusirnya.

"Pergi."

"Nggak! Gue--"

Bruk!

Semua pasang mata langsung mengalihkan perhatian ke arah Dita yang terjungkal ke lantai bersama kursinya.

"GALEN! KOK LO DORONG GUE SIH?!"

---------------------------------------
Tbc.

Jangan lupa bagikan cerita ini ke temenmu yup! Biar jadi rame 😁😁

Papay 🐣

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

939K 51.1K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.7M 272K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.9M 304K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
677K 78.8K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...