Sean

Par Idos975LOL

201K 9.2K 211

Pada awalnya semua orang akan suka dengan pilihannya, tapi ga semua orang bakal setia sama pilihannya. Tertan... Plus

Prolog
1. Sekolah
2. Nama Dia Sean
3. Pulang Bareng
4. Jagoan
5. Awas Lecet
6. April Mop
7. Manis
8. Bad Day
9. Merpati Atau Gagak
10. Perlawanan Hati
11. Genta
12. Aman Atau Nyaman
13. Something Great
14. A Bullshit Girl
15. Pasukan Semut
16. BadThings
17. Kekalahan
18. Upeti
19. Scar
20. Sweet Scar
21. Ego
23. Selera Humor
24. Fake
25. Beside You
26. Cold
27. Nostalgia is Bullshit
28. Sepi
29. Perang Dingin
30. Crown
31. Zero
32. Hero
33. Gila
34. Scenario
35. Lucifer
36. Bad Feeling
37. Brutal
38. Menjauhlah
39. RE
40. Lo ber-Hak
41. Jatuh Hati
42. In My Dream
43. Rasa Rindu
44. SatNight
45. Note
46. Terimakasih (END)
Author Note!
I'm Still Sean

22. Salting

2.7K 136 4
Par Idos975LOL

"Pegangan," mata Aslan melirik ke arah Karin yang menaiki motor.

"Heem," jawab Karin.

Aslan menjalankan motornya dengan kecepatan pelan sambil menikmati kebersamaannya dengan Karin.

"Kita mau kemana?" ucap Aslan.

"Terserah kamu aku mah," jawab Karin.

"Terserahnya cewek itu susah di tebak," ujar Aslan tersenyum semeringah.

"Tapi aku bukan tipe cewek yang gitu, aku mah kalau udah terserah ya udah terserah aja." jelas Karin, bibirnya sedikit ia cemberutkan.

"Kalau gitu kita ke nonton dulu aja gimana?" usul Aslan.

"Boleh," Karin menjawab sambil beri anggukan.

Aslan langsung mengegas motornya dengan kecepatan penuh yang membuat Karin terkejut lalu berteriak.

"Aslaaaan!" teriak Karin saat motor yang di kendarai Aslan memasuki kecepatan penuh.

"Kenapa Karin?" Aslan tersenyum melihat tingkah Karin, lalu ia kembali memelankan kecepatannya.

"Aku takut, jangan ngebut ngebut ntar kalau aku kenapa kenapa gimana?" ucap Karin merengek.

"Makanya peluk aku dong," ujar Aslan lalu tertawa kecil.

Karin langsung mencubit pinggang Aslan dengan ekspresi kesalnya.

"Aaaa, sakit Kariiin. Jangan cubit ntar kalau aku nabrak gimana?" Aslan tertawa terbahak bahak.

"Iih kamu mah gitu, aku beneran takut tau tadi." ucap Karin, nadanya sedikit kecil.

"Kamu ga perlu takut apa apa, aku bakal jaga kamu." gumam Aslan yang masih bisa di dengar Karin.

"Gombal ish," ucap Karin.

"Kamu tau Rin, waktu kamu di culik sama Genta. Aku bener bener ngerasa bersalah, maafin aku ya." ujar Aslan, ia meraih tangan Karin untuk memegang pinggangnya.

"Kamu ga perlu ngerasa bersalah, semua udah berakhir." jawab Karin lalu tersenyum.

"Aku bener bener ga tau mesti ngelakuin apa waktu itu. Genta adalah orang yang berarti dalam hidup aku sekalinya dia berubah itu ga akan bisa merubah fakta bahwa dia teman terbaikku juga." jelas Aslan lirih, kenangan yang dulu pernah ia lakukan bersama Genta sedikit kembali menghantuinya.

"Aku juga mau dong kayak Genta yang udah berubah tetep aja kamu sayang," ejek Karin melihat muka Aslan yang sedikit murung.

"Bodoh ya aku Rin bisa bisanya punya teman kayak Genta yang jelas jelas hidupnya berandalan," ucap Aslan kembali murung.

"Kadang ya Lan, kita itu harus bisa menerima tanpa mengeluh. Anggap aja semua ini udah selesai toh Genta udah ga ganggu kamu lagi sekarang." ucap Karin mencoba menghibur.

"Aku sayang kamu Rin," gumam Aslan.

"Hah? Apa Lan? Ga kedengaran," ujar Karin, ia benar benar tak mendengar apa yang di ucapkan Aslan sebab ada knalpot mobil yang berisik melewati mereka tadi.

"Kamu bijak banget hari ini Rin," teriak Aslan lalu tersenyum.

"Bohong tadi kamu ga bilang gitu kok," kesal Karin.

"Ga usah cemberut, itu yang bikin manis kamu nambah tiap detiknya." ujar Aslan melirik ke arah Karin.

"Kamu jago gombal di ajarin siapa sih?" ucap Karin heran.

"Aku ga belajar sama siapa siapa, murni pure bawaan pabrik kalau ini mah," tawa Aslan pecah.

"Mamah kamu ngidam apa ya sampe anaknya jadi begini," ejek Karin.

"Begini gimana? Ganteng abis ya?" ujar Aslan percaya diri.

"Ternyata selain jago gombal kamu percaya diri juga ya Lan," bisik Karin lalu tersenyum.

Perlahan tapi pasti kini Karin mulai memeluk Aslan dari belakang perlahan.

***

Sean menatap handphonenya dengan gelisah, ia rasanya benar benar ingin menelpon Karin. Cemburu.

Ya, Sean benar benar merasakan itu sekarang. Kepalanya benar benar emosi ketika tau bahwa Karin jalan dengan Aslan.

"Udah jam 7 malam, mereka udah pulang belum ya?" gumam Sean menatap handphonenya.

Sean membanting handphonenya di atas kasur dengan kesal lalu ia juga membanting badannya di atas kasur.

"Karin ga ngerasa kali ya? Orang yang selama ini sayang sama dia itu siapa," gumam Sean kesal lalu menutup kepalanya dengan bantal.

Sean mulai menutup mata dan sedikit mencoba menghilangkan penat di kepalanya setelah banyak kejadian yang ia lewati.

Sean terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, ia langsung berlari menggosok gigi dan memakai seragam lalu berangkat ke sekolah.

"Sean, sarapan dulu." teriak ibu Sean ketika melihat Sean berlari keluar dari kamarnya.

Sean langsung mengendarai motornya menuju sekolah, ia benar benar tak menyangka bisa sengebo ini.

Setelah sampai di sekolah Sean berjalan mengendap endap menuju kelasnya, ia mengintip ternyata sudah ada guru yang mengajar.

Ketika guru itu menghadap papan tulis, ia langsung masuk menyelonong diam diam ke dalam kelas yang di sambut tawa sekelas.

Guru yang sedang mengajar langsung berbalik dan melihat Sean yang terlambat mencoba memasuki kelas dengan mengendap endap.

"Sean, berdiri kamu!" teriak guru itu.

"Maaf bu, sayakan baru keluar dari rumah sakit ya gini. Badan saya masih sakit. Masa telat sedikit aja di hukum bu." Sean berdiri dan mengangkat ke dua tangannya dengan ekspresi memelas.

"Peraturan tetap peraturan Sean, kamu itu sudah telat tidak minta surah izin masuk ke BP. Baju kamu keluarin terus kancing atas ga kamu kancing." teriak guru itu dengan emosi.

"Maaf bu," Sean langsung diam menurunkan ke dua tangannya dan menundukkan kepalanya.

"Kamu niat sekolah belajar atau jadi preman?" ujar guru itu, matanya menatap Sean tajam.

"Dua duanya," gumam Sean.

"Hah apa kamu bilang?" guru itu langsung mendekat dan menatap mata Sean tajam.

"Niat sekolahlah bu, ya ibu udah tau saya ke sekolah buat belajar masih nanya." jawab Sean santai, kepalanya masih menunduk.

"Keluar kamu dari jam saya!" teriak guru itu.

Sean mengambil handphone dan dompet dari tasnya lalu melempar tasnya ke bangku kosong dan pergi dari kelas.

"Yaudah saya cabut dulu bu," tatap mata Sean tak kalah tajam lalu ia berjalan keluar kelas sambil tersenyum.

Sean berjalan di koridor yang sepi tanpa tau tujuannya. Ia tak sadar melewati kelas Karin yang sedang tak ada gurunya. Dengan iseng Sean langsung masuk ke dalam.

"Sean?!" gumam Karin kaget.

Andre yang duduk di samping Karin langsung menengok ke arah Sean yang masuk ke dalam kelasnya.

"Ga usah kaget Rin, aku tadi di usir sama guru. Kamu ga kasian sama aku?" ucap Sean mukanya memelas.

"Ya gila aja guru mau ngasih izin masuk anak berandal kayak lo, baju aja di keluarin." sahut Andre.

"Diem lo, gue ga ngomong sama lo ya." ucap Sean lalu ia mengambil kursi di samping Karin yang kosong lalu dengan santai Sean mendekatkan kursinya dengan Karin dan duduk di sampingnya.

"Setidaknya lo taukan, gue ketua kelasnya di sini." Andre tersenyum penuh kemenangan.

"Lo itu baru jadi ketua kelas aja udah belagu, gimana jadi ketos?" Sean menatap mata Andre tajam.

"Gue abisin lo," gumam Andre.

Sean berdiri menatap mata Andre dengan penuh ejek, "emang berani?"

"Hei, udah Ian. Ga usah ribut pagi pagi." ucap Karin tanpa sadar ia memegang tangan Sean untuk kembali duduk.

Sean yang merasa tangannya di pegang langsung menengok ke arah Karin.

Karin yang di tatap Sean malah jadi salah tingkah di buatnya, apa lagi ia memegang tangan Sean barusan.

"Udahlah kalau kalian ribut, aku ke kamar mandi aja." ucap Karin lalu berdiri berjalan meninggalkan kelas.

Andre dan Sean yang melihat Karin keluar dari kelas langsung pergi dan mengikuti.


Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

6.7K 705 47
𝔇𝔦𝔯𝔤𝔞 𝔞𝔫𝔡 𝔗𝔞𝔯𝔞 menceritakan kisah 2 orang yang dipertemukan tak sengaja oleh takdir. 𝔻𝕚𝕣𝕘𝕒 𝕄𝕖𝕘𝕒𝕟 𝔾𝕦𝕤𝕥𝕒𝕞𝕒 ℙ𝕦𝕥𝕣𝕒 ada...
Rumah di Perantauan Par SenjaaHaluu

Roman pour Adolescents

514K 25.5K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
ANGGARA Par Tinah Khoeriyah

Roman pour Adolescents

16.9K 605 14
"Jangan percaya sama muka gua. Lo belum tau siapa gua sebenernya." _______________________ 2019 ©khoeriyahtinah
70.4K 8.3K 59
Setelah kedatangan Varsha Callista Valencia, Alfarellza Keandre Asvathama harus terjebak dengan gadis cantik yang terus mengejar dirinya tanpa malu...