ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ ᴇxǫᴜɪsᴇ ● taekook

By taekookled

169K 21.6K 1.6K

Karena Jungkook terlalu menginginkan Taehyung dalam kehidupan percintaannya (n.) the exquisite pain of wantin... More

why fall is painful when nobody catches you? (1)
why fall is painful when nobody catches you? (2)
All I have to do is leave my heart on the grave
I don't blame you for being with her, I just don't like her too much (1)
I'm jealous of the way, you happy without me
give me an interlude to my pathetic intro
All you've heard it just a rumour
I know I can treat you better than she can
I'm captivated by you baby like a fireworks show
blow all the secret buried inside
I don't blame you for being with her, I just don't like her too much (2)
not your typical gossip girl
at least as deep as the Pacific Ocean , I wanna be yours (1)
at least as deep as the Pacific Ocean , I wanna be yours (2)
whether good beginning makes a good ending?
the moon rising up, the sun setting down
November rain (1)
November rain : a side story
November rain (2)
it's my right to be hellish , I still get jealous
if I get drunk tonight (1)
if I get drunk tonight (2)
so why don't you go your way and I'll go mine?
whether good beginning makes a good ending? (2)
the willow tree plays the water like a harp
all I want for christmas is you (1)
all I want for christmas is you (2)
if nothing is going well, call your grandmother (1)
if nothing is going well, call your grandmother (2)
if nothing is going well, call your grandmother (3)
wealth is the ability to fully experience life (1)
wealth is the ability to fully experience life (2)
as she has planted, so does she harvest
even in the midst of uncertainty , let's fix you and me
you'll always be a part of me , I'm part of you indefinitely
we always have a good time , whether it's hail rain or in sunshine

I'm right over here, why can't you see me?

3.6K 517 27
By taekookled

ciyaa besok senin

JUNGKOOK


Taehyung sudah menungguku di teras. Aku berpamitan pada ibuku yang juga siap untuk berangkat kerja. Taehyung menggandeng tanganku. Aku bisa merasakan kehangatan dalam telapak tangannya. Taehyung membawaku hingga depan rumahnya.

"Maaf, hari ini kita naik skuter. Namjoon belum pulang dan Seokjin ada praktik."

"Hey, itu bukan masalah. Aku senang malah kalau kita naik skuter."

"Kenapa?"

"Karena aku bisa memelukmu sepuasnya." Aku tersenyum pada Taehyung, membuat bibirnya yang tadinya melengkung kebawah, kini berubah jadi senyuman.

"Aku hanya takut kau kedinginan—"

"Aku sudah pakai jaket dan mantel. Tenanglah, ayo nanti kita terlambat."

Kami berangkat. Taehyung tetap berbicara sepanjang perjalanan sedangkan aku tetap memeluk Taehyung dengan sangat erat. Kami berhenti di kedai samping kantorku untuk membeli kopi juga bagel. Awalnya, aku berniat untuk membayar semuanya. Tetapi, Taehyung sudah mendahuluiku dengan memberikan uang pada kasir.

"Hari ini aku sepertinya pulang lebih malam. Kau mau menungguku atau pulang duluan?"

"Uhm, aku pulang duluan saja. Jisoo baru saja mengajakku untuk membeli kado untuk Wonwoo."

"Baiklah—"

"Maafkan aku tidak bisa menemanimu lembur."

"Tidak apa-apa. Aku juga mungkin tidak akan sampai larut."

Taehyung meninggalkanku bersama skuternya. Aku langsung masuk ke kantorku. Jisoo memang baru saja mengirimiku pesan saat kami mengantre di kasir. Dua hari lagi Wonwoo menikah. Tidak terasa sudah ada satu anggota baru di keluargaku. Sejak Ayahku tiada, kami selalu berempat. Tapi kini, kami jadi berlima.



Jongdae sedang berbaik hati pada kami. Setelah rapat internal yang selesai pukul dua siang tadi, ia membubarkan kami semua. Katanya kami boleh pulang lebih awal dan menikmati akhir pekan lebih awal. Tumben sekali, biasanya jam lima atau enam sore aku baru pulang.

Jisoo menarikku. Kami sudah sepakat untuk membeli kado untuk Wonwoo setelah ini. Jisoo mengajakku ke mall dekat perusahaan kekasihnya bekerja.

Sejujurnya aku tidak tahu harus membeli apa. Mungkin aku akan membeli alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mingyu bilang, ia sudah membeli sebuah apartemen. Jadi, haruskah aku membeli satu set piring? Atau satu set sendok-garpu? Satu set seprai dan selimut mungkin?

Setelah berkeliling, Jisoo akhirnya memutuskan untuk membeli satu set seprai beserta selimutnya. Warnanya merah muda yang dipadukan dengan merah marun. Setelah membayar, Jisoo menghampiriku yang sedang berada di tempat pakaian.

"Jadi, kau mau membeli apa?"

"Ini—" Aku menyodorkan sepasang sepatu bayi berwarna kuning cerah. "Ini adalah kode minta keponakan dariku."

"Haha, ada-ada saja kau ini."

"Aku ingin ada anak kecil di rumah. Sepi sekali rumahku."

"Buat sendiri sana. Minta pada Taehyung."

"Jisoo!" Aku sedikit malu sebenarnya. Aku belum siap membayangkan kalau ada seorang monster kecil yang menggemaskan melintasi London Bridge. Itupun kalau Taehyung benar-benar menikahiku.

"Bukankah kakaknya Taehyung juga sedang mengandung? Tunggulah, kau akan jadi Aunty sebentar lagi."

"Ya, ya, ya."


Kami keluar dari toko. Jisoo mengajakku ke food court di lantai tiga untuk membeli camilan. Setelah itu, kami berencana untuk karaoke. Menghilangkan penat setelah seminggu ini bekerja.

Sebelum mencapai eskalator, mataku menangkap sesuatu yang mencurigakan. Aku sangat kenal perawakan ini. Aku maju beberapa langkah untuk memastikan. Dari sudut aku berdiri, bisa kulihat wajahnya yang selalu tersenyum kala ia menggenggam sebuah benda berwarna emas. Itu Taehyung, berada di dalam toko perhiasan dengan seorang wanita berambut panjang sepunggung yang duduk di sampingnya. Wanita itu juga mencoba cincin yang semula dipegang oleh Taehyung.


Aku—kecewa.


Aku ingin sekali pergi kesana tapi hatiku udah terlanjur sakit dengan apa yang kulihat di depan mataku. Taehyung mungkin bilang kalau ia akan bahagia bersamaku. Tapi mungkin ia akan super bahagia bersama wanita itu.

"Jisoo, aku—aku mau pulang saja." Aku menghentikan langkahku. Membuat Jisoo juga menghentikan jalannya.

"Kenapa?" Jisoo melihatku dan menengok ke arah pandangku. "Kook, jangan bilang itu—"

"Bolehkah aku pulang duluan?"

"Aku akan mengantarmu."

Selama perjalanan, air mataku tumpah. Melihat Taehyung bersama wanita lain rasanya sakit sekali. Terlebih, mereka berada di toko perhiasan. Inikah rasanya mencintai Taehyung saat sudah menjadi kekasihnya? Rasanya sama saja seperti saat kami belum memiliki hubungan sejauh ini.

Jisoo awalnya akan menemui Taehyung saat itu juga, namun aku bersikeras untuk langsung pulang ke rumah. Jisoo mencoba menenangkanku. Memintaku untuk menghubungi Taehyung dan menanyakan apa yang terjadi. Tapi egoku berkata untuk tidak. Sudah terlihat jelas apa yang ada di depan mataku tadi.

"Menikah saja dengan wanita itu!" Aku membuka ponselku dan memblokir nomor Taehyung yang baru saja mengirimiku pesan. Aku benci Taehyung!

"Kook, dengarkan aku. Bisa jadi Taehyung hanya menemaninya. Kau tidak tahu kan siapa wanita itu?"

"Pasti kekasihnya, apa lagi coba, Jisoo?"

"Kook, dinginkan kepalamu—" Ya, kepalaku sudah panas rasanya ingin meledak. "Coba kau tanyakan baik-baik pada Taehyung. Juga—"

"Jisoo, itu sudah jelas. Apalagi yang harus dijelaskan?" Mobil Jisoo sampai di depan rumahku. "Terimakasih, Jisoo. Maaf, aku mengacaukan hari ini. Harusnya kita sedang karaoke sekarang."

"Sudahlah, pesanku hanya satu, dengarkan Taehyung. Ia pasti punya alasan. Aku pulang, Kook."

Tanganku melambai saat mobil Jisoo mulai pergi. Jisoo benar, Taehyung pasti punya alasan. Mungkin alasannya adalah karena aku memang bukan tipenya dan dengan terpaksa menyukaiku. Atau aku memang tidak semenyenangkan saat ia berhubungan dengan Sora. Atau alasannya adalah aku hanyalah banknya, tempat penitipan uangnya. Atau mungkin, aku memang tidak cantik dan tidak punya jabatan, jadi ia malu bersamaku. Atau mungkin, aku memang kurang seksi dimatanya.

Aku melihat diriku di cermin. Mataku merah dan masih ada jejak tangisan di pipiku. Aku menghapus make-up yang aku gunakan. Make-upku sederhana, hanya BB cream dan juga bedak serta lipstick. Mungkin dimata Taehyung, aku memang tidak cantik. Atau Taehyung menyukai wanita yang pandai bersolek. Atau memang riasanku kurang tebal? Atau Taehyung kurang menyukai apa yang aku gunakan dalam riasan wajahku? Aku memeriksa bibirku. Menurutku, bibirku bagus. Hidungku juga sedikit mancung. Mataku memang bulat, apa Taehyung lebih suka yang sipit? Seperti Yoongi?


Atau jangan-jangan, Taehyung masih menyukai Yoongi?


Aku lalu memerhatikan badanku. Apa aku memang kurang seksi? Aku pikir, bokong dan payudaraku yang sudah lebih berisi ketimbang saat sekolah dulu. Haruskah aku melakukan implant pada keduanya agar terlihat lebih—menonjol? Pinggangku juga ramping. Apa yang salah denganku sampai Taehyung harus bersama wanita lain?

Aku memutuskan untuk melupakan itu. Mengunci rapat-rapat jendela kamar, juga menutup gordennya agar Taehyung tidak bisa melihat kamarku. Aku lalu mengunci pintu kamarku agar tidak ada yang bisa sembarangan masuk. Lalu, aku menyembunyikan diriku dalam selimut dan terpejam.




Aku terbagun karena ketukan pada pintu yang makin lama makin keras. Juga teriakan yang memekakakn telinga. Itu Somi, berteriak menyuruhku makan malam. Aku membuka ponselku untuk melihat jam. Sudah pukul sembilan. Sial, aku tidur lama sekali.

"Somi, berhentilah berteriak. Telingaku pusing mendengarnya. Aku segera turun."

"Cepatlah, Kook. Atau jatah makan malammu aku habiskan." Huh, dasar piranha.

Aku membersihkan diri sebentar, lalu turun kebawah sambil mengikat rambutku hingga tergelung keatas. Ibuku, Wonwoo dan Somi sedang menonton televisi. Mereka pasti sudah makan. Melihat aku di tangga, ibuku langsung menghampiriku dan menarikku ke meja makan.

"Tadi ibu sudah bangunkan, tapi kau tidak bangun juga. Kamarmu di kunci, tumben sekali." Ibuku membuka tudung saji dan duduk di sampingku.

"Maaf, Bu, aku lelah, jadi aku tidur."

"Nah, sekarang makan dulu, ibu temani."

Aku makan dengan tenang. Ditemani ibuku yang sesekali mengambil potongan udang goreng tepung. Sesekali terdengar suara tawa dari Wonwoo dan Somi yang sedang menonton drama.

"Matamu kenapa?"

"Huh? Memangnya kenapa?"

"Bengkak. Ada masalah di kantor?"

"Ah, tidak—"

"Apa itu Taehyung?" Aku menelan makananku cepat. Kenapa ibuku tepat sekali menebaknya? "Tadi Taehyung kesini, nomormu tidak bisa dihubungi katanya."

"Biarlah—"

"Hey, jangan begitu. Ada apa sebenarnya, hum? Kau bertengkar dengan Taehyung?"

"Aku—

















—aku benci Taehyung."


****

TBC ahh

tapi aku sayang Taehyung, jadi Taehyung buat aku aja heuheu


hayy long time no see yorobuun
gimana kabarnya? sehat-sehat terus yaaa

Continue Reading

You'll Also Like

2M 101K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
6.1M 10.4K 1
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...