Kupilih Hatimu

Autorstwa Rashita246

12.8K 850 92

Main Cast : Kim So Eun, Kim Bum, Kim Hyun Joong, Jung So Min. Other Cast : Kim Sang Eun, Kim Hyuna. Więcej

[1]
[2]
[3]
[4]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10] END

[5]

1.2K 87 9
Autorstwa Rashita246

Setelah puas seharian di rumah
Hyun Joong, kini Kim Bum dan
So Eun kembali ke rumah mereka.

Sang Eun sedang tidur dalam
gendongan So Eun, sepertinya
putri kecilnya ini kelelahan karena
bermain bersama sepupunya, Hyuna.

So Eun masuk lebih dulu kedalam
rumah masih sambil menggendong
Sang Eun yang tertidur dengan
lelapnya, sedangkan Kim Bum
menyuruh sang sopir pribadi untuk
memasukkan mobil kedalam garasi,
lalu ia pun menyusul So Eun.

Sesampainya dikamar Sang Eun,
So Eun pun meletakkan putri
kecilnya itu di atas tempat tidur
lalu menyelimutinya. Tak lama,
Kim Bum masuk menghampiri
istri dan anaknya.

"Sepertinya Sang Eun sangat
kelelahan."Ucap Kim Bum menatap
putrinya dengan sayang.

"Iya kau benar, Sang Eun sangat
senang karena akhirnya bisa bermain
bersama dengan sepupunya lagi.
Secara sudah lama juga mereka
tidak bertemu."So Eun mengusap
wajah Sang Eun dengan lembut.

"Ayo kita juga harus istirahat,
lagipula ini sudah malam."Ajak
Kim Bum, menarik tangan So Eun
hingga istrinya itu berdiri.

"Kau lupa ya, sebelum tidur kan
kita harus mencium Sang Eun dulu."
So Eun melepaskan genggaman
Kim Bum lalu berjongkok guna
memberikan ciuman untuk
Sang Eun di keningnya.

Setelah So Eun, Kim Bum pun
juga melakukan hal yang sama.

Mereka berdua akhirnya keluar
dari kamar Sang Eun dan menuju
kamar mereka yang bersebalahan
dengan kamar Sang Eun.

Saat sudah didalam kamar,
So Eun hendak ke kamar mandi
tapi keburu ditahan oleh Kim Bum.
So Eun membalikkan badannya
menghadap Kim Bum. Suaminya.

"Ada apa? Aku mau cuci muka
dulu biar nanti saat tidur dalam
keadaan segar."Tanya So Eun
dengan wajah bingungnya.

"Kau kan tadi sudah mandi
di rumah Hyung, tidak usah cuci
muka, ayo temani aku tidur saja."
Sahut Kim Bum tidak sabar.

"Tapi.."

Belum sempat So Eun menolak,
Kim Bum sudah lebih dulu menarik
tangannya ketempat tidur.

Kim Bum melepaskan kemejanya
dan membiarkan dirinya bertelanjang
dada dengan hanya memakai celana
panjangnya saja. So Eun mendengus
kesal melihat tingkah Kim Bum
yang dari dulu memang tidak
pernah berubah. Dasar mesum.

So Eun naik keatas tempat tidur
lebih dulu, disusul oleh Kim Bum.

Tanpa suara Kim Bum langsung
memeluk istrinya dari samping,
menenggelamkan wajah So Eun pada
dada bidangnya yang tak terlapis
sehelai benangpun.

So Eun mendongak di dalam
pelukan Kim Bum, menatap suami
anehnya itu dengan tatapan bingung.
Kim Bum yang mengerti arti tatapan
istrinya tersenyum lembut.

"Aku hanya ingin tidur sambil
memelukmu, kau tidak perlu
khawatir aku tidak akan minta
jatahku, untuk malam ini biarlah
kita berpelukan saja."Kim Bum,
semakin mendekap hangat istrinya.

"Apa omonganmu bisa menjamin?"
Tanya So Eun belum yakin

"Iya, aku tahu kau juga lelah
seharian ini. Apalagi kan saat
dirumah Hyung tadi siang kita
sempat bercinta dikamar tamu,
walaupun sebenarnya aku ingin
melakukannya lagi tapi aku tidak
akan memaksamu jika kau masih
lelah."Jawab Kim Bum, mengecup
lama kening So Eun penuh
kelembutan.

So Eun memejamkan matanya
meresapi ciuman Kim Bum
dikeningnya, tanpa sadar
So Eun tersenyum.

Akhirnya mereka pun tertidur
dengan saling berpelukan.

****

Keesokan harinya, jam 6 pagi
seperti biasa, So Eun sudah ada
didapur memasak makanan
untuk suami dan anaknya.

Saat So Eun sedang fokus memotong
daging, tiba-tiba saja ia merasakan
sepasang lengan kekar memeluknya
dari belakang, So Eun dapat menebak
kalau orang itu adalah Suaminya.

"Bum ah, jangan ganggu aku."
Protes So Eun kegelian di bagian tengkuknya karena Kim Bum terus mengecup tengkuk So Eun yang terekspos dikarenakan rambut indah So Eun digelung keatas sehingga memudahkan suami anehnya itu dengan leluasa menebar kecupan-kecupan ringan disitu.

Bukannya berhenti, kini kecupan
itu malah berpindah keleher So Eun,
dan kedua tangannya semakin erat
memeluk pinggang So Eun.

"Aku sudah tidak tahan lagi, bisakah aku minta jatahku sekarang?"Pinta
Kim Bum lembut, tangan kanan dan
kirinya beralih meremas kedua
payudara So Eun yang berisi.

"Tapi,,tapi.."Balas So Eun hampir
mendesah tapi sekuat tenaga
ditahannya.

"Mendesahlah sayang, jangan
ditahan.."Goda Kim Bum masih
terus meremas kedua payudara milik
istrinya itu bermaksud agar So Eun
terangsang oleh remasannya.

"Hhhh..hh.."Karena sudah tak dapat
menahannya lagi akhirnya keluarlah
desahan sexy So Eun ditelinga
Kim Bum.

"Kau tinggal pilih, mau melakukan disini atau dikamar??"Kim Bum memberikan penawaran.

"Tapi,, bagaimana dengan
masakanku.. aku hanya tinggal
memasukan potongan daging ini
lalu menunggu sampai matang."
Sahut So Eun, menolehkan wajahnya kearah samping kanan tepat berhadapan dengan wajah tampan
Kim Bum.

Sebelum menjawab, Kim Bum
terlebih dahulu mencium lembut
bibir ranum So Eun.

"Itu bisa dilakukan nanti, lagipula
hanya tinggal menunggu sop iga ini
mendidih kan?. setelah itu sudah
tidak ada lagi yang dimasak, kita
masih mempunyai waktu 1 jam
sebelum jam 7."Ucap Kim Bum
setelah melepaskan ciumannya.

"Baiklah, tapi kita tunggu dulu
sampai sop ini matang baru kita bisa
melanjutkannya yang tadi dikamar."

"Kenapa tidak disini saja."

"Kau gila!! Bagaimana kalau
Sang Eun tiba-tiba kedapur dan
melihat apa yang kita lakukan.
Aku tidak mau mata suci Putri kita
ternodai hal yang mesum seperti itu."

"Oke, terserah kau saja. Aku tunggu
dikamar."Sahut Kim Bum santai.

Sebelum meninggalkan dapur,
Kim Bum kembali mencium bibir
istrinya, kali ini disertai lumatan
yang sedikit kasar.

So Eun membalas lumatan kasar
Kim Bum dan mengalungkan kedua
lengannya dileher Kim Bum.

Saat dirasa sudah cukup, Kim Bum
melepaskan ciumannya sembari
mengusap bibir So Eun dengan
jari jempolnya. Bibir yang sering
dilumatnya itu terlihat membengkak.
Kim Bum tersenyum menyadari
betapa bernafsunya ia bila sudah
mencium bibir ranum milik istrinya.

Sejak pertama kali mencium So Eun
bagi Kim Bum bibir So Eun adalah
candu sehingga ia selalu ingin
mencium dan melumatnya.

____

Hhhh..hhhh..hh

Kau sangat nikmat So Eun...hhhh..

Kau juga Kim Bum..hhhh..

Aku sudah mau keluar..

Kita keluar bersama,, sayang...

Akhirnya setelah mencapai pelepasan bersama-sama, Kim Bum berguling kesamping So Eun yang sudah menutupi tubuh telanjangnya
dengan selimut.

Kim Bum bergeser mendekat
kearah So Eun dan memeluknya erat.

"Terima kasih, Istriku."

"Itu memang kewajibanku sebagai seorang istri melayani suaminya,,
aku tidak mau kalau kau sampai
jajan diluar hanya karena aku tidak memberikan hakmu.."Balas  So Eun.

"Walaupun di awal pernikahan kita aku belum bisa mencintaimu tapi
aku selalu setia padamu."

"Aku percaya, jadi kau harus bisa menjaga keperyaanku."

"Itu pasti.. aku tidak tahu pasti apa yang kurasakan saat ini, tapi yang pasti aku semakin merasa nyaman bila kau berada di dekatku."

"Apa itu berarti kau mulai mencintaiku?"

"Aku belum dapat memastikan,,
sebelum menikah denganmu aku pernah menjalin hubungan pada seorang wanita, disaat aku ingin melamarnya tepat dihari itu juga
dia mengakhiri hubungan kami yang sudah berjalan 7 tahun lamanya..
Mulai sejak itulah aku sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta.. Ayahku pun menjodohkanmu denganku, sebenarnya aku menerima perjodohan itu ingin membalasmu.."

So Eun sedikit terkejut, tapi dia
berusaha tenang untuk tidak
langsung emosi dan menyimpulkan
hal yang tidak tidak.

"Apa sebelumnya kita pernah kenal sebelum pernikahan itu terjadi?!"
Tanya So Eun penuh kehati-hatian.

"Tidak. Kita tidak pernah kenal sebelumnya. Pria yang kau kenal
lebih dulu adalah Sang Hyun."
Jawab Kim Bum jujur.

"Aku berniat membalasmu
setelah aku tahu kau menolak
cinta saudara kembarku hingga
dia bunuh diri di usia yang masih muda yaitu 17 tahun."Kim Bum terdiam sejenak. lalu melanjutkan kembali ceritanya.

"Aku tahu kau masih belum bisa mengingat tentang Sang Hyun."
Lanjut Kim Bum tersenyum.

"Kau mengalami amnesia ringan sehingga kau melupakan masa lalumu dan teman kecilmu yaitu Sang Hyun, saudara kembarku, jadi ketika kita
bertemu kau sama sekali tidak ingat
dengan Sang Hyun."

"Jadi dia teman masa kecilku, kenapa
aku tidak mengingatnya?"So Eun
kembali bertanya pada suaminya.

"Ya, dia teman masa kecilmu."Jawab
Kim Bum seraya mengangguk

Seketika So Eun menangis.

"Aku sangat menyesal karena
sempat ingin membalas dendam
padamu dengan menerima
perjodohan itu."Jelas Kim Bum.

"Tapi kenapa aku tidak ingat sama sekali dengan Sang Hyun saat kita pertama kali bertemu, harusnya kan aku mengingatmu sebagai Sang Hyun lelaki yang pernah aku tolak cintanya.
Tapi saat itu aku benar-benar mengira kau itu hanya orang asing yang tiba-tiba dijodohkan padaku."

"Setelah kau menolak Sang Hyun,
kau kembali mengalami kecelakaan
saat menuju pulang kerumahmu
sehingga saat kau melihatku pertama
kali kau tidak mengenaliku sebagai
Sang Hyun. hanya sebagai orang
asing dan bukan sebagai orang
yang mirip dengan Sang Hyun."

"Kecelakaan kedua itu membuatmu
mengalami amnesia permanen."
Lanjut Kim Bum lagi.

"Kau tahu semuanya darimana?"
Tanya So Eun ingin tahu.

"Aku diam-diam menyelidikinya
sebelum aku menjalankan aksi balas
dendamku terhadapmu, tapi setelah
aku mengetahui kebenaran yang
sebenarnya aku membatalkan semua
rencanaku."Jawab Kim Bum.

"Aku jadi merasa bersalah pada
Sang Hyun walaupun aku tidak ingat dengan kejadian saat dia menyatakan cintanya padaku, tapi aku lah penyebab dia bunuh diri.. hiks hiks."
So Eun menangis terisak dipelukkan
suaminya, Kim Bum.

Kim Bum mengusap-ngusap pelan 
bahu telanjang So Eun dan sesekali
memberikan kecupan-kecupan
ringan didahi istrinya.

"Sudahlah, ini bukan salahmu sepenuhnya. Waktu itu tindakanmu benar menolak pria yang bagimu asing tiba-tiba menyatakan cinta padamu."Ucap Kim Bum berusaha menenangkan istrinya agar tidak menerus merasa bersalah atas kematian Sang Hyun.

"Tidak,, tetap aku yang salah..
gara-gara aku Sang Hyun bunuh diri."
So Eun tetap bersikeras dirinya lah yang bersalah.

"Aku juga sangat sedih karena
aku mengalami amnesia permanen sehingga aku tidak dapat mengingat masa laluku dan Sang Hyun."
Ucap So Eun lagi.

"Sekali lagi kau menyalahkan dirimu sendiri, aku tidak akan mau bicara padamu lagi."Ancam Kim Bum.

Seketika So Eun terdiam tak berani bersuara lagi, entah kenapa dirinya tidak ingin Kim Bum marah apalagi sampai tidak mau bicara lagi padanya.

"Ingatlah So Eun ini semua sudah takdir, jadi jangan pernah sekali-kali menyalahkan dirimu atas kematian Sang Hyun."Ucap Kim Bum menatap
So Eun dengan serius.

So Eun mengangguk tanda mengerti,
lalu dipeluknya erat badan besar
suami anehnya itu, Kim Bum pun
membalas pelukan istrinya tak kalah
erat. Saat melihat So Eun menangis
dan terus menyalahkan dirinya atas
kematian Sang Hyun, Kim Bum
mulai menyadari sesuatu. Ya tentang
perasaannya terhadap So Eun.
Ada rasa tak rela dihatinya So Eun
menangisi pria lain, walaupun
tangisan itu hanya rasa bersalah
tetap saja Kim Bum merasa tak rela
padahal pria itu adalah saudara
kembarnya. Sekarang Kim Bum
semakin yakin dengan perasaannya.
Bahwa yang ia rasakan ini adalah
Cinta, ya cinta.

Lima belas menit kemudian, baik
So Eun dan Kim Bum bergantian
membersihkan diri di kamar mandi,
setelah selesai mereka pun keluar
bersama menuju ruang makan.

Untung makanan yang dimasak
So Eun tadi sudah terhidang diatas
meja makan karena ada Art yang
menghidangkannya.

Terlihat Sang Eun sudah duduk
ditempatnya, So Eun dan Kim Bum
menyusul untuk duduk juga.

Keluarga kecil itupun sesekali
bercanda sambil menikmati sarapan
pagi mereka, sungguh indah pagi ini
pikir sepasang suami istri itu.

•••

Kim Bum sudah ada di kantor,
saat ini Kim Bum sedang menanda
tangani berkas-berkas, tak lama
terdengar suara pintu diketuk
dari luar ruangannya.

"Masuk."Suruh Kim Bum.

Ternyata sekretaris lah yang
mengetuk pintu, dia berjalan
ke arah meja Kim Bum dan berdiri
tepat di depan meja Kim Bum.

"Pak, ada seorang wanita yang ingin
bertemu dengan Anda."Lapornya
dengan nada sopan dan formal.

"Siapa?"Tanya Kim Bum tanpa
mengalihkan pandangannya
dari berkas-berkas yang sedang
ia tanda tangani.

"Saya tidak tahu pak."

"Ya sudah, persilahkan masuk."

"Baik pak."

Sekretaris Kim Bum pun langsung
keluar dari ruangan Kim Bum.

Tak lama kemudian, masuklah
seseorang yang ingin bertemu
dengan Kim Bum.

"Bum ah.."

Kim Bum langsung mengangkat
wajahnya saat mengenali suara
yang memanggilnya itu.

"Yeon Seo.."



Bersambung...?

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

2.9M 147K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
2.3M 34.5K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
3.1K 466 13
cinta sehidup semati seorang Al-Ghazali dan yuki happy ending or sad ending?
1.8M 87.8K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...