⭐BoyxBoy⭐
⭐Bagi yang takut matanya iritasi⭐
⭐Silahkan menjauh!⭐
💤💤💤💤
⚠dimohon jangan salah lapak⚠
🐯🐰
Happy reading 📖
Just sit yang anteng😳
If you like this cerita❤
Just berikan your vote and comments ⭐💜
Ps:baca sampai akhir⚠
Chapter selanjutnya akan lebih baik lagi gaya tulisnya😳
Happy reading 📖
..........
.....
{💜}
.
.
.
.
Preview ⭐⭐⭐
"Jung aku senang kau bahagia, dan aku juga baru tahu kalau kamu itu rada gila." Wonwoo berucap masih dengan kekehan gelinya.
Perempatan imajiner di kepala Jungkook muncul begitu saja total bingung dengan ucapan Hyung nya itu, " aku gila dari mananya Hyung ?" Jungkook bertanya dengan polosnya mengundang gelak tawa dari kedua kakanya itu, Yoongi saja paham.
"Kau gila karena seenak jidat saja mengganti marga Taehyung, memangnya kamu sudah seserius itu dengannya." Yoongi yang baru bisa meredakan tawanya pun berucap pada Jungkook.
Wonwoo hanya diam saja dengan tenang menikmati obrolan yang jarang terjadi ini. Dengan beralaskan paha Yoongi sebagai bantalan kepalanya, dasar uke manja. Sedangkan Yoongi sesekali melirik ke arah TV yang sedang menayangkan acara serial harian.
Jungkook hanya berdiam diri saja sekarang. Sudah tidak ada lagi yang ingin ia bicarakan, tidak mungkin kan acara bersolo ria nya itu ikut ia ceritakan. Bisa habis dikebiri kebanggaannya itu.
Sekarang Jungkook sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, sepertinya sudah ditentukan jadwal barunya yaitu mengantar jemput Jeon Taehyung selama ke sekolah. Membayangkannya saja itu sudah mampu membuat bibirnya tak henti menyunggingkan senyuman tampannya.
'Ah indahnya.'
***
"Jungkook kemana? Pagi-pagi sekali dia sudah hilang saja dari rumah." Tanya Yoongi pada Appa Jeon, Namjoon.
Bukan tanpa alasan si sulung keluarga Jeon ini menanyakan keberadaan Jungkook, itu karena pagi-pagi sekali adiknya itu sudah tidak ada di rumah. Tumben sekali biasanya juga jam pagi seperti ini dia gunakan untuk tidur.
"Menjemput menantu kesayangan Eomma di rumahnya."
Bukannya Namjoon yang menjawab pertanyaan Yoongi melainkan Seokjin.
"Oh, yasudah Eomma, Appa. Kalau begitu aku dan Wonu berangkat dulu." Pamit Yoongi karena melihat adiknya sudah siap untuk berangkat mencari ilmu.
Selang beberapa menit keberangkatan ke dua anaknya. Pasangan suami istri ini saling pandang dan melempar senyum.
"Ya ampun aku sungguh bahagia karena Jungkook sudah mempunyai rasa pada Taehyung, karena demi apa aku benar-benar menginginkan Tae sebagai menantu kita nantinya." Namjoon hanya bisa tersenyum mendengar apa yang istrinya katakan, namun perlahan senyumannya luntur tergantikan dengan raut yang tidak bisa terbaca. "Tapi, kita 'kan butuh seorang penerus perusahaan chagi, kita sudah tahu 'kan bahwa semua anak kita tidak ada yang menyukai yeoja lalu bagaimana nantinya kalau mereka menikah dan tidak memiliki keturunan? Apa kau tak ingin menggendong seorang cucu?"
Namjoon hanya memikirkan hal itu sedari tadi, dan baru tersampaikan sekarang.
"Hei, tenanglah aku berharap Yoongi dan Wonu bisa menghasilkan keturunan, atau bahkan Tae nanti bisa hamil." Sebenarnya Seokjin juga sedikit takut dengan hal ini, karena tidak semua namja di dunia ini bisa memiliki hal yang spesial itu.
Satu harapan yang ia punya sekarang.
'Semoga kau mendengar do'a ku Tuhan'
.
.
.
.
.
At Bangtan High School
Di kelas Taehyung sekarang sangat ramai karena kejadian yang tak pernah terduga sebelumnya terjadi.
Lisa, Somi beserta Eunha dan Sana berkumpul pagi-pagi di kelas ini.
Bahkan membuat keributan.
Tatapan tajam mereka arahkan pada tautan tangan antara Jungkook dan Taehyung, yang dibalas dengusan malas oleh sang empunya.
"Minggir kalian! Menghalangi jalan kami saja kalian." Taehyung itu bukan tipe namja yang lemah dan akan mudah ditindas. Benar memang kalau statusnya adalah uke tapi dia tetaplah seorang namja harga dirinya juga akan jatuh kalau dia dengan mudahnya ditindas, apalagi hanya dengan ke empat yeoja kurang belaian seperti mereka ini.
"Oh, beraninya kau! Mentang-mentang sudah akrab dengan Jungkook, jadi kau kira aku akan menyerah begitu saja. Ingat ya, Jungkook itu masih tetap normal tidak seperti kau!" Lisa berteriak tepat dihadapan Taehyung yang bahkan masih menampilkan senyum remeh padanya. Tautan tangannya dengan Jungkook pun bukannya terlepas malah semakin mengerat, dan Taehyung tentu merasa menang karena Jungkook sendiri yang mengeratkan tautan tangannya bukan Taehyung. Seolah mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
"Aku juga akan terus berusaha untuk mengambil Jungkook darimu, lagipula kalian masih hanya berteman 'kan tak lebih." Ucap Eunha sarkastis sembari menatap tajam letak Hazel indah milik Taehyung yang sekarang kelihatan menyendu. Setelah mengatakan itu ke empat yeoja itu pergi ke kelasnya masing-masing.
'Aku tidak akan menyerah, sekarang mari kita mulai permainannya'
Meinggalkan keheningan yang cukup panjang di dalam kelas. Dan tautan yang tadinya mengerat renggang bahkan terlepas, atau lebih tepatnya dilepaskan paksa oleh Taehyung.
.
.
.
.
.
.
.
"Yoongi hyung! " Jimin memanggil dari kejauhan.
"Ada apa?" Jawabnya acuh.
"Aku ingin mengajakmu untuk makan bersama nanti malam mau ya hyung? Aku mohon." Jimin menggunakan aegyo andalannya agar si manis pujaan hatinya itu luluh namun rupanya gagal.
Yoongi hanya merotasikan bola matanya malas, "maaf ya Jim, aku rasa sudah mempunyai janji lebih dulu dengan yang lain." Sontak perkataan Yoongi membuat Jimin mendelik. "Maksudmu hyung, dengan siapa?" Perkataan Jimin hanya dianggap angin lalu oleh Yoongi karena sekarang telah pergi bersama dengan hyung nya sendiri.
"Kenapa serumit ini hyung kau tahu aku mencintaimu 'kan, terkadang kau memberikanku sebuah harapan namun itu semua hanya sekedar harapan saja. Nyatanya kamu malah bersama dengan Hoseok hyung , kakak ku sendiri." Jimin bukan orang yang lemah tapi untuk pertama kalinya air mata itu turun begitu saja.
.
.
.
.
.
.
Perlahan netra bulat itu terbuka dengan pelan, membiasakan dirinya dengan bias cahaya yang masuk.
Berapa lama ia tertidur, perasaan hanya sebentar saja.
"Ya ampun sudah malam rupanya." Melihat ke arah matahari yang nyatanya sudah tergantikan dengan cahaya bulan dan bintang.
Kenapa nasibnya begini, Jimin sanggup jika cintanya hanya bertepuk sebelah tangan tapi ia tidak bisa jika orang yang ia cintai ternyata mencintai hyung sendiri.
Belum cukupkah pengorbanannya selama ini?
Kenapa sulit?
Jimin harus apa lagi untuk membuat Yoongi menyadari keberadaannya.
'Aku mencintaimu hyung, sangat'
Maafkanlah bila terdapat Typo yah😰
Semoga memuaskan, perjalanan masih panjang😘
Semoga suka🐰🐯
I KOOKV U🐰🐯
BORAGAY💜
Kalau minat silahkan vote dan komennya😰
Bakal up chap selanjutnya kalau banyak yang minat⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Papai semua
Sampai jumpa di entah kapan
Intinya ada yang baca plus vote apalagi komen
Itu adalah hari dimana kita bertemu di chap selanjutnya
Ok💜
Papapapappapapapapaiiiiiiiiii
Salam dari Bu boss NSMJPTJ
😰😰😰😰😰😰😰😰😰😰