Possessive Boyfriend ✔

By Mei-kss75

223K 22.9K 2.1K

Complete ✔ ---------- Namaku Riana. Pencinta cogan kakak kelas yang selalu berpetual... More

1. Kesialan
2. Menghilang
3. Rumah Axel
4. SMS
5. Penghuni Kelasku
6. Larangan
7. UKS
8. Abangku oh Abangku
9. Mall
10. Suara hati
11. Akankah
12. Si Menyebalkan
13. Ponsel Baru
15. Riana Baper?
16. Inikah Akhir?
17. Kenyataan Pahit
18. END

14. Memalukan!

7.4K 915 107
By Mei-kss75

Ternyata tinggal di rumah Axel itu beneran seburuk yang aku kira. Dilarang ini itu ditambah jantungku yang selalu berdetak kencang karena Axel tak pernah berhenti mengawasiku.

Fyi, aku sudah tidak memanggilnya Mas Misterius lagi karena sejauh yang aku kenal ternyata dia tidak se-misterius yang aku kira.

"Riana!"

Aku langsung tersadar ketika mendengar suara Axel yang memanggilku dengan intonasi tinggi. Ternyata sedari tadi aku melamun di ujung tangga hingga membuat Axel yang menunggu di meja makan merasa sedikit kesal. Alamat bakalan kena semprot!

Dengan menghela napas, aku melangkah malas mendekati Axel dan duduk di kursi yang berada di sampingnya. Aku langsung menahan air liurku agar tidak menetes saat melihat banyak makanan lezat yang tersaji di atas meja. Wah, aku mau nasi liwet, oseng kikil, daging asap, pokoknya semuanya! Wakakaka 😹

"Ngelamunin cowok?" Axel menatapku datar dengan suara dinginnya.

"Enggak. Siapa juga yang ngelamunin cowok!" jawabku sembari melirik roti bakar yang berada di piring milik Axel. Wih, keknya enak tuh!

Axel sepertinya mengerti pandanganku. Ia mengambil roti bakar miliknya lalu kemudian menaruhnya ke piring di depanku. Membuatku langsung salah tingkah saat itu juga.

"Eh, nggak usah. Aku bisa makan yang lain!" Aku menolak walaupun lidahku sangat menantikan makanan lembut itu. Dasar munafik kau Riana!

Axel tampak cuek dengan mengambil roti bakar yang ternyata tersedia banyak di piring lain. Aish, pantesan! Nggak jadi merasa nggak enak aku jadinya!

"Selamat makan!" Ucapku berusaha bersikap manis sebelum menggigit roti bakar yang beroleskan selai nanas.

Why aku bersikap manis?

Alasannya cukup simple. Kata Riska, cowok sedingin apapun akan langsung luluh jika kita bersikap manis. Sebenarnya aku merasa enggan untuk percaya, tapi apa salahnya untuk mencoba?

"Hm."
Deheman singkat dari Axel membalas ucapan dariku. Dia mengunyah rotinya dengan mata yang sama sekali tak melepaskan pandangannya dariku. Waduh, dangerous banget nih buat jantungku!

Aku berusaha mengunyah roti bakarku dengan santai, namun tidak bisa karena tatapan Axel itu menyesatkan. "Kenapa sih kam--"

"Makan!"

Aku langsung menggembungkan pipi ketika Axel memotong perkataanku. Emang ngeselin ini orang! Untungnya ya, Riana itu orangnya sabar terus baik!

Fyi, tadi malam aku tidur di kamar Axel. Kasurnya empuk warbyazah! Aku sampai langsung bisa terlelap hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Wangi kamarnya juga sangat menenangkan jiwaku yang sampai sekarang masih sepi. Ahay, jadi curhat!

Berarti Axel tidur sama elo?

Dih, ya enggak dong! Kalau dia berani tidur seranjang sama aku, langsung aku tendang dia punya junior!

Tadi malam Axel tidur di kamar lain, lebih tepatnya di kamar kosong di samping kamar yang aku tiduri. Untuk antisipasi kalau dia bakalan nerobos masuk diam-diam waktu malam, aku memgunci pintunya dari dalam. Tapi anehnya, keesokkan harinya Axel malah membangunkan tidurku. Lah? 😦

"Ngelamun sekali lagi, aku cium!"

Aku langsung mengerjapkan mata beberapa kali saat mendengar ancaman Axel yang terdengar frontal. Ok, Riana fokus! Nggak boleh ngelamun!

"Senengnya kamu, ruginya di aku!" jawabku pelan walaupun sebenarnya pengen ketus. Tapi aku kan harus bersikap manis, jadi harus tahan diri!

"Kenapa rugi?" Axel memakan roti bakarnya yang terakhir lalu menjilat jarinya sensual. So sexy kek cogan barat yang sering aku stalk! 😍

"Soalnya ya, aku mau kasih first kiss aku sama suamiku nanti!" jawabku yang memang benar adanya. Buatku, bisa menjaga first kiss untuk suami itu adalah salah satu kebanggaan tersendiri.

Axel tampak mengangguk mengerti dan aku pun melanjutkan memakan roti bakar yang nganggur sedari tadi karena obrolanku dan Axel. Kalau aku nginap setiap hari, bakalan makan enak terus aku entar! Bukannya apa ya, soalnya makanan di rumah itu paling-paling nasgor, telur, mi instan! Mau delivery ya ngabisin duit!

Tapi enggak enak juga kalau harus nginap disini terus. Soalnya Axel suka ngatur, nggak boleh ini itu! Harus ini! Harus itu! Pusing jadinya! Mending di rumah sendiri walaupun makanannya biasa tapi bisa hidup tenteram! Di rumah aku juga bisa nistain Bang Rion!

Eh, bukannya kebalik kalau aku yang sering dinistain oleh Bang Rion?

Cup!

Ciuman cepat yang baru saja mendarat di bibirku membuat badanku langsung mematung. Aku sama sekali tidak menyangka kalau akan mendapat serangan mendadak.

Sang pelaku pun tampaknya merasa tak berdosa dan malah tersenyum miring. "Aku udah bilang kalau sekali lagi kamu ngelamun bakalan aku cium."

Aku masih belum bisa menemukan suaraku dan hanya menatap shock ke arah Axel. Wtf, ini my first kiss!

"Dan kamu nggak perlu nyesel karena yang ngambil ciuman pertamamu yaitu aku, calon suami kamu."

What?!
Aku semakin shock di tempat. Triple anjir! Calon suami aku itu Mas Zeril oy! Kalau enggak dia ya si ceye lah!

"Manis."
Axel mencubit pipiku hingga aku mengerang dan menepis tangannya. Siapa yang mau tanggung jawab kalau pipiku jadi kayak bakpao?!

Sembari mengelus pipiku yang memerah, aku mendengus sebal. "Apaan sih! Pede amat! Paling-paling belum sampai pelaminan kita udah pu--"

Cup!

Anjir! Double anjir! Triple anjir! Maen nyosor sembarangan ini cowok!

Aku langsung mengelap kasar bibirku yang baru saja dicium kembali oleh Axel. Aku doain bibirmu tambah sekseh!

"Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu! Selamanya kita akan tetap bersama!" Axel menatapku tajam.

Selamanya? No way!
Nggak kebayang aku kalau sampai tua nanti bakalan hidup sama Axel! Hidupku pasti bakalan nggak bebas!

"Aku selesai." ucapku sembari mendorong piring kosong di hadapanku. Aku pun beranjak dari kursi lalu berjalan pergi meninggalkan Axel.

Sungguh aku merasa tidak nyaman berduaan dengan Axel. Di rumah ini tidak ada pembantu padahal dulu sewaktu pertama kali kesini aku menjumpainya, mungkin dia sedang pulang kampung. Di rumah seluas ini aku masih tidak percaya kalau hanya Axel saja yang menghuninya karena sedari sore tidak ada seorang pun yang datang.Fiuh, padahal warga se-rt kalau ditaruh disini itu bakal muat!

"Ck, kapan gue bisa pulang!" Aku menggerutu sambil menghempaskan tubuhku ke sofa ruang tamu. Di depan memang ada televisi, tapi sayangnya aku lagi malas dengan acara televisi yang itu-itu aja.

Tak tahan dengan rasa bosan, akhirnya aku mengeluarkan ponsel yang diberikan oleh Axel dan mendownload game helix jump—yang bermodalkan wifi tanpa sandi di rumah ini. Heran deh aku sama Axel ini, sebenarnya dia itu bego atau pura-pura bego? Masa' wifi nggak disandi? Ck!

Setelah selesai mendownload, aku pun mulai memainkannya walaupun harus dimulai dari level pertama. Ck, padahal di ponsel lamaku levelnya udah mencapai tujuh ratusan! Axel kamprett! 😫

Menit demi menit berlalu, saat aku sudah sampai level sepuluh—aku merasakan ada yang mencolek pipiku. Tapi aku tak menggubrisnya karena konsentrasi agar bola tidak mengenai warna terlarang di game ini.

Cup!

Sebuah ciuman mendarat di pipiku yang entah datang darimana, dan aku langsung mengusapnya kasar tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.

"Riana!"
Suara berat itu memanggilku bersamaan dengan sesuatu yang merangkul bahuku. Aish, apaan sih! Ganggu!

"Hm." aku menjawab dengan acuh tak acuh.

"Riana!"

"HM!"

Sedetik itu aku berdehem keras, sedetik itu juga ponselku langsung hilang dari pandangan.

"Waduh!" Aku langsung panik karena hampir mencapai level selanjutnya. Aku menoleh ke samping dan mendapati Axel yang menatapku dingin. Ada sinar kemarahan yang terpancar dari matanya.

Aku yang ditatap seprti itu pun hanya bisa menggaruk kepalaku dan mengurungkan niat untuk memprotes. Hadeh, bakalan kena semprot lagi!

"Don't ignore me!"

Aku menggigit bibir bawahku ketika suara Axel terdengar dingin nan mengintimidasi. Dan aku benci ketika harus bersikap lemah ketika di hadapan Axel seperti sekarang!

"Sia-sia aku kasih ponsel kalau kamu jadi mengabaikan aku!"

Prak!!

Ponsel yang baru dibeli kemarin itupun langsung melayang cepat  melewati jendela yang terbuka dan terdengar suara benturan setelahnya.

Astagfirullahaladzim!!

Aku menganga tak percaya sebelum akhirnya berlari dengan cepat menuju ke jendela. Aku melihat ponsel tadi yang sudah kini sudah hancur tak berbentuk. Dengan gemetar, aku membungkuk lama dan mengambil ponsel itu dengan hati panas. Amarah langsung menguasaiku. Axel terlalu semena-mena! Mentang-mentang dia tajir, dia bisa hancurin barang seenaknya!

Aku langsung kembali ke posisi dan berbalik bersiap melontarkan umpatan dan protesan. Namun harus terhenti ketika melihat Axel yang tampak mematung di tempatnya dengan pipi yang bersemu.

"Riana, celana dalammu kelihatan."

-----------------------------------------
Tbc.

Mampir ke lapak temen gue Yolanxreal

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
315K 5.7K 11
SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS. Alexander James Winstone Aku mengenalnya. Gadis yang hilang bagaikan ditelan bumi saat memutuskan belajar di Pa...
189K 25.4K 25
[ 𝐄𝐫𝐞𝐦𝐢𝐤𝐚 ] Singkatnya, Gadis pemilik surai segelap malam itu mampu menarik atensi seorang Eren Yeager yang dikenal tidak pernah melirik wanit...
8K 3.9K 32
Matanya masih terpaut pada seorang gadis yang terkulai seolah tanpa tulang pada lantai, setetes demi setetes cairan merah pekat mulai merembes dari l...