Possessive Boyfriend ✔

By Mei-kss75

223K 22.9K 2.1K

Complete ✔ ---------- Namaku Riana. Pencinta cogan kakak kelas yang selalu berpetual... More

1. Kesialan
2. Menghilang
3. Rumah Axel
4. SMS
5. Penghuni Kelasku
6. Larangan
7. UKS
8. Abangku oh Abangku
9. Mall
10. Suara hati
11. Akankah
12. Si Menyebalkan
14. Memalukan!
15. Riana Baper?
16. Inikah Akhir?
17. Kenyataan Pahit
18. END

13. Ponsel Baru

7K 917 157
By Mei-kss75

"Axel kampret!!"

Aku membanting pintu rumah seraya mengumpat. Dengan langkah menghentak dan wajah kusut, aku berjalan menuju ke dapur setelah melempar asal tasku hingga mengenai Bang Rion yang tengah tiduran di sofa.

"Riana! Durhaka lo ya!"

Aku sama sekali tidak memedulikan teriakan dari Bang Rion. Pikiranku sekarang hanya terpenuhi oleh berbagai macam umpatan kepada Mas Misterius, untung saja tadi aku tidak jadi pingsan karena saking shock-nya! Fiuh, pasti Mas Misterius bakalan grepe-grepe aku kalau pingsan! Bhaks 😆😆

Aku menghabiskan sekaleng soda dalam satu kali tegukan lalu membuangnya ke tempat sampah terdekat. Aku menghela napas kasar dengan menyandarkan tubuhku ke kulkas.

"Baru jadi pacar aja udah belagu! Apalagi kalau udah jadi suami nanti, dih amit-amit!"

Sekarang aku harus bagaimana coba? Ponselku hancur, video idolaku hilang semua. Terus nomor teman-temanku yang ada di ponsel, apalagi nomornya Mas Zeril. Hiks, kuatkanlah hambamu ini ya Tuhan 😞

Padahal waktu dapetin nomornya Mas Zeril dulu itu butuh perjuangan yang sangat keras. Aku harus rela mengorbankan uang jajanku selama dua minggu agar dapat nomor Mas Zeril dari si Revin kampret.

"Dek, ada paket nih buat lo!"

Aku menoleh ketika Bang Rion datang dengan membawa sebuah kotak berbungkus kertas cokelat yang rapi. Aku mengernyit, seingatku aku tidak membeli barang online. "Dari siapa, bang?"

Bang Rion menghendikkan bahunya tidak tahu dan melemparkan kotak tadi dengan seenaknya. Untung aku mempunyai reflek yang cukup bagus, kalau tidak—ish, ish, ish!
"Emang teranjir lo jadi abang!"

"Makasih atas pujiannya. Lo emang adek gue yang paling teranjing."

Damn! Matilah engkau wahai Bang Rion!

Aku mendengus lalu lebih memilih untuk membuka kotak tadi, berusaha mengabaikan Bang Rion yang melirik-lirik kepo. Sebuah ponsel keluaran terbaru yang harganya selangit adalah isi dari kotak yang aku pegang. Aku spontan menganga, bahkan Bang Rion pun juga. Jadi kedua adik kakak yang kece ini sama-sama menganga.

Ponsel yang masih terbungkus oleh dashbook ini baru saja aku lihat iklannya di televisi dan harganya setara dengan sepeda motor. Tak ayal, perasaan marah langsung melingkupiku. Aku tahu siapa yang mengirim barang mahal ini.

"Bang Rion, anterin gue ke rumah Axel!"

Namun Bang Rion tak merespon karena abangku itu masih setia menganga lebar. Membuatku dengan gemas langsung menampar bibirnya. "Anterin, anjir! Malah bengong kek sapi ompong!"

Bang Rion tersadar dan langsung mengatupkan bibirnya. Dia mendengus kesal, "Ogah, buang-buang bensin gue aja!"

"Ish, katanya banyak duit! Masa' soal bensin aja perhitungan! Oh atau jangan-jangan selama ini lo ngaku-ngaku tajir padahal aslinya kere? Hayo ngaku lo! Lo pasti--"

Perkataanku terhenti ketika Bang Rion dengan jahatnya mencubit bibirku hingga aku tidak dapat lagi berbicara. Aku segera memberontak dan langsung mengusap bibirku kasar karena tangan Bang Rion itu tidak higienis.

"Cerewet! Ayo gue anterin!" Bang Rion merogoh kantongnya untuk mengambil kunci mobil.

"Nah, gitu dong!" Aku tersenyum cerah.

"Tapi pas pulang nanti, mampir ke pom bensin dulu ya. Gantiin bensin gue!"

"BANG RION!!"

-----------------------------------------

Disinilah aku sekarang. Setelah melakukan perdebatan keras dengan Bang Rion, akhirnya abangku itu mau mengantarkanku ke rumah Mas Misterius. Kini aku sedang menggedor-gedor pintu rumah lelaki itu karena sedari tadi tidak ada yang merespon. Tanganku sampai pegal dibuatnya, rasanya sesak! Apalagi waktu lihat Bang Rion cuma ngupil tanpa berniat untuk membantu.

"Bang Rion, bantuin kek! Jangan cuman ngupil doang! Artis kok ngupil, jorok amat sih!"

Bang Rion menatapku malas dan berhenti mencari harta karun di hidungnya. "Biar jorok yang penting ganteng!" ucapnya yang membuatku ingin muntah.

"Apaan sih bang! Sok ganteng lo!" sungutku tidak suka sebelum mendengar suara pintu yang dibuka. Akhirnya, puji syukur kepada Tuhan! Ingin rasanya aku sujud syukur gaes!

Sang pemilik rumah, siapa lagi kalau bukan Axel—akhirnya menampilkan dirinya dengan rambut yang masih basah hingga airnya masih menitik. Dia habis mandi, dan dia ganteng banget anjir! Sepertinya aku harus melupakan Mas Zeril untuk beberapa menit ini 😆

"Hey, calon adik ipar!" Bang Rion menyapa dan melakukan salam ala cowok dengan Mas Misterius. Dih, sok akrab lo bang! Lagian siapa juga yang mau nikah sama Mas Misterius? Gue mah ogah banget. Walaupun dia ganteng maksimal, tapi sikapnya minus!

"Ngapain?" Dahi Mas Misterius berkerut dengan menatapku penuh selidik. Lalu pandangannya beralih pada kotak ponsel yang aku pegang.

"Aku mau ngembaliin ini!" Tanganku menyodorkan kotak tadi kepada Mas Misterius yang tampak tak berniat untuk menerimanya. Dia malah mengernyit bingung, "Kenapa?"

"Maksud kamu apa pake kasih ponsel mahal kek gini?" sentakku kesal.

"Gantiin ponselmu." jawab Mas Misterius simple dengan wajah memuakkannya. Fiuh, sekarang wajah Mas Misterius sangat-sangat cakar-able pemirsa!

"Ya tapi nggak usah pake ponsel yang mahal begini dong!" Aku kembali menyodorkan kotak ponsel tadi.

Mas Misterius melihat benda itu sekilas sebelum tersenyum miring. "Selagi aku mampu, kenapa nggak?"

Anjir! Emang songong ini orang!

"Nah, betul tuh. Ini baru calon adik ipar idaman!" Dengan kampretnya Bang Rion malah menyetujui perkataan Mas Misterius. "Eh, tapi entar kalau udah resmi—gue beliin juga kek gini yang warna putih!"

Anjay!

Aku langsung shock di tempat. Sumpah, demi apa malu-maluin banget ini abang satu! "Apaan sih, Bang Rion!"

"Aduh!" Bang Rion mengaduh ketika aku mencubit keras lengannya. Mas Misterius yang melihatnya tampak mengernyit tak suka. Tapi apa peduliku? Tak mungkin kan kalau dia cemburu sama abangku sendiri.

"Rasain!" Aku tertawa lebar namun hanya sesaat karena Bang Rion membalas dengan menggelitikku. Aku pun blingsatan karena geli. Bang Rion tahu kalau aku paling lemah jika digelitiki!

"Udah!" Tiba-tiba Mas Misterius menarik lenganku dengan raut wajahnya yang terlihat menahan rasa dongkol. "Ayo masuk!"

Tanpa menunggu jawaban dariku maupun Bang Rion, Mas Misterius langsung menarikku paksa untuk masuk ke dalam rumahnya. Bang Rion pun dengan santainya ikut masuk lengkap dengan wajah sumringahnya.

Kami sampai di ruang tamu Mas Misterius dengan aku yang dipaksa duduk berdampingan dengan lelaki itu dan Bang Rion duduk di depan kami. Aku berusaha melepas pegangan Mas Misterius pada lenganku, namun tidak kunjung bisa. Mencoba minta tolong sama Bang Rion pun rasanya juga percuma karena dia sedang asyik makan camilan di atas meja. Hadeh, emang nggak punya malu ini orang satu!

"Axel, lepasin dong!"

Namun Mas Misterius hanya menatapku datar. Sedetik kemudian ia malah memalingkan muka dan menatap Bang Rion. "Bang, besok Riana jalan sama gue!"

Aku sontak melotot saat mendengar ucapan dari Mas Misterius yang terkesan tidak meminta izin. Hey, sejak kapan aku janjian mau jalan sama dia besok?

"Oh, nggak apa-apa. Jalan-jalannya yang lama ya! Biar beras di rumah utuh!" Bang Rion tertawa renyah.

Aku semakin kesal saat mendengar jawaban dari Bang Rion. "Apaan dah! Lo kali yang sering ngabisin beras!" ucapku tak terima.

Bang Rion tergelak dan langsung melempariku dengan kulit kacang. Akupun juga ikut tergelak walaupun terkesan garing.

Dengusan kasar yang berasal dari samping membuatku spontan menoleh dan mendapati wajah dongkol Mas Misterius yang ternyata sudah menatapku tajam sedari tadi. Dalam satu kali tarikan, Mas Misterius mencengkeram lenganku dan langsung berdiri hingga otomatis aku juga ikut berdiri.

"Gue bawa Riana ke atas!" ucap Mas Misterius datar yang ditujukan kepada Bang Rion.

Mampus! Alarm tanda bahaya mulai berbunyi, gaes!

Aku menoleh ke arah Bang Rion dan menatapnya meminta pertolongan. Namun abangku itu malah asyik dengan kacang kulitnya yang rasanya sedikit asin.

"Oh nggak apa-apa, bawa aja! Tapi jangan lupa pake pengaman!"

Bastard!

Aku langsung shock di tempat saat mendengar ucapan Bang Rion yang terkesan cuek namun juga frontal. Aku bukan anak polos yang tidak tahu maksud dari Bang Rion tentang apa itu pengaman. Emang bener-bener abang terkampret sedunia ini orang!

Kesadaranku baru pulih ketika mendengar suara pintu ditutup. Dan aku baru menyadari kalau aku sekarang sudah berada di dalam kamar Mas Misterius. Sejak kapan Mas Misterius narik aku sampai sini?

"Axel, ki-kita ngapain disini?" tanyaku sedikit takut. Gimana aku nggak takut coba? Mas Misterius menatapku dengan tajam dan penuh mengintimidasi dengan auranya yang sangat tidak bersahabat.

Mas Misterius melangkah maju dan terus memojokkanku hingga merapat ke dinding. Sial, lagi-lagi aku terpojokkan gaes!

"Ka-kamu mau apa sih?" Aku menjauhkan wajahku sejauh mungkin ketika wajah Mas Misterius semakin mendekat.

"Hari ini kamu udah banyak bikin kesalahan." Deru napas hangat Mas Misterius dapat kurasakan saat lelaki itu berbicara. Jarak yang terlalu dekat itulah alasannya.

Kesalahan? Kesalahan apa?

Seolah mengetahui isi pikiranku, Mas Misterius kembali berkata dengan nada mengintimidasi.

"Satu, kamu udah berani berinteraksi sama cowok lain."

"Dua, kamu melanggar janjimu untuk menjauh dari Zeril."

"Tiga, kamu udah mengabaikan aku."

"Empat, kamu terlalu dekat dengan kakakmu itu. Aku nggak suka."

Untuk kesalahan satu sampai tiga, aku bisa maklum. Tapi kalau kesalahan keempat, aku rasa itu tidak masuk akal. "Tapi Bang Rion itukan kakakku, masih sedarah sama aku!"

"Tapi dia tetep cowok!"

Mendengus, aku memalingkan muka namun Mas Misterius kembali menarik daguku untuk menatapnya. "Papaku juga cowok, jadi aku nggak boleh deket-deket sama papa gitu?"

"Kalo bisa, kenapa enggak?" Mas Misterius tersenyum miring.

Sinting! Benar-benar sinting ini orang! Sarap! Gila! Abnormal!

"Dan sekarang kamu harus aku hukum." Mas Misterius membelai pipiku lembut. "Kamu harus tinggal sama aku sampai besok. Titik!"

What?

Cengo. Aku hanya bisa diam karena kaget sekaligus tak percaya. Badanku seolah kaku tak bisa digerakkan saat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Mas Misterius. Bahkan aku masih diam sampai lelaki itu berjalan pergi dari kamar dan terdengar suara pintu dikunci dari luar.

Katakan kalau ini sedang februari moop?

----------------------------------------
Tbc.

Spam komen bolehhh 😆😆 biar akyu tambah semangattt 🙌

Oh ya, kemungkinan cerita ini hanya sampai 20 part saja karena konfliknya ringan 😹

Continue Reading

You'll Also Like

21.9K 1.2K 7
Karna penghianatan tunangannya, secara tidak sengaja Viera bertemu dengan pria misterius. Pria yang tak Viera tahu namanya itu sempat menolongnya. Ta...
190K 25.4K 25
[ 𝐄𝐫𝐞𝐦𝐢𝐤𝐚 ] Singkatnya, Gadis pemilik surai segelap malam itu mampu menarik atensi seorang Eren Yeager yang dikenal tidak pernah melirik wanit...
25.4K 4.7K 15
berawal dari sebuah sandwich, kim hanbin dan kim dahyun mulai saling mengenal. ʚ 김한빈 x 김다현 ɞ +local dialogue +har...
20.4K 703 105
SYNOPSIS Bagaimana rasanya jika kau dikejar-kejar oleh mantan pacarmu yang terobsesi padamu dan terus-menerus memaksamu agar menjadi pendamping hidu...