Sihir Kertas

By faqihcrew

114 1 6

Ketika umat manusia harus berhadapan dengan sihir paling mematikan di muka bumi, Bukan mantra ataupun ramuan... More

Catatan Author

Episode 1

62 0 5
By faqihcrew

"DASAR HEWAN BODOH!! LEBIH BAIK AKU MEMPELIHARA SEEKOR KELEDAI DARIPADA HARUS MEMELIHARAMU.MENYUSAHKAN! TAK BERGUNA!"

Ucap lantang seorang pria berbadan gemuk berisi dengan nada tinggi.Wajahnya merah darah menatap dalam-dalam wajahku.Pakaian kebesarannya memperlihatkan statusnya kebangsawanannya.Bentakannya padaku membuat seluruh tubuhku bergetar hebat,menimbulkan hawa panas dingin yang menyelimutiku.Namun Aku hanya mematung di hadapan Tuanku.

"Maafkan Aku Tuanku,Semua ini bukanlah kesengajaan yang Aku buat untuk membuatmu murka.Ini adalah sebuah kecelakaan kecil." Balasku menundukan wajahku di hadapannya.Bulu kudukku terbangun seketika membayangkan hukuman yang akan menimpaku saat ini.Sementara Tuanku hanya memandangiku dari balik jendela di dalam kereta kuda mewahnya,tatapan jijik yang teramat padaku.Seorang pecundang tak berarti.

"Lancang sekali Kau berbicara begitu pada majikanmu! Seorang budak tak pantas membantah ucapan tuannya.Semua ini bukanlah kecelakaan,tapi akibat kebodohanmu.Bahkan keledai pun lebih cerdas daripada Kau." Tatapannya tak berubah.Keramaian pasar di pagi hari tak membuatnya terusik.Kereta kuda mewahnya berhenti di tengah jalan raya di sebuah pasar yang teramat ramai.Ramai oleh penjual dan pembeli.Membuat lalu lintas sedikit terhambat oleh keegoisannya.Namun Tuanku acuh.

"Maafkan Aku Tuan,Sekali lagi Aku meminta maaf sebesar-besarnya.Ampuni kesalahanku."Ujarku seraya membungkukan badan dengan tangan kananku kuayunkan kedepan sementara tangan lainnya ke belakang.Tanda Takzimku.

"Tidak bisa! Dengan menjatuhkan satu karung berasku,Kau telah membuatku rugi 100 keping perunggu,dan Kau harus menggantinya detik ini juga!Atau Kau akan...." Balasnya mengancam.Salah satu tangan rakusnya menuding-nuding  benda berwarna putih mirip pasir yang tertumpah berserakan dari sebuah karung.Itu semua ulahku

"Itu mustahil Tuanku,Hamba hanyalah seorang budak,Apa yang dimiliki oleh seorang budak seperti Hamba,Jangankan memiliki satu butir beras,memiliki kebebasan atas hidup Hamba pun tidak." Balasku memelas.Berharap malaikat membisikkan hatinya.Namun sepertinya sia-sia.Seorang pria tamak tak akan begitu saja merelakan hartanya walaupun hanya sebutir beras.

"Aku tidak Pe-du-li.Entah bagaimana caranya Kau harus membayar ganti rugi atas perbuatanmu.Jika tidak,Kusirku akan membuatmu tertidur.Untuk selamanya."Seringaiannya mengancam.Senyum liciknya mengembang.Namun tak ada yang bisa kuperbuat.Bagaimana caranya mendapatkan 100 keping perunggu dalam waktu sekejap?Mustahil.

Lenggang sejenak.Lima menit berlalu.

"Baiklah.Cukup.Kau sudah memutuskan.Aku sudah memberimu waktu untuk berusaha,namun Kau justru menyia-nyiakannya dengan menjadi patung di hadapanku.Sepertinya Kau merindukan Tuhanmu.Aku akan membantumu untuk mempertemukan kalian." Ungkapnya angkuh.Tiba-tiba Dia balik memandang kusirnya seraya menggerakkan jari telunjuknya membentuk garis horizontal di lehernya.Si kusir mengerti.

Seketika si Kusir beranjak bangkit dari kursi empuknya.Tangan kirinya mengggenggam sebuah logam tipis mengkilat dengan gagang kuat.Pisau.Perlahan namun pasti,Dia turun dari kereta kuda Tuannya,melangkah mendekatiku.Semakin dekat hingga kini berada di hadapanku.Pisau di genggamanya di ayunkan mengarah ke leherku.Entah mengapa tubuhku tak bisa bergerak,seolah pria di hadapanku menghipnotisku.Mungkinkah itu hanya asumsiku,atau kenyataan?Sementara orang-orang hanya berlalu lalang tak peduli dengan keadaan.

Tiba-tiba seseorang menggentikan ayunan pisaunya dari belakang.menggenggam erat tangannya lebih keras.Kemudian menjatuhkan pisau tajam di tangan si Kusir.Tuanku tak percaya dengan apa yang disaksikannya.

"Heyy...Siapa Kau?Berani sekali ikut campur urusanku.Apa Kau tidak tahu siapa Aku,hah?"Gerutu majikanku.Dia tak terlihat senang.

Pria paruh baya tersebut hanya tersenyum simpul."Maafkan Aku Tuan,telah mengganggu urusanmu.Tapi sepertinya perbuatanmu telah menjadi bagian dari urusanku.Kesalahannya akan Aku tanggung.Aku yang akan membayar biaya ganti ruginya dan sekaligus jika Tuan berkenan menjual budak Tuan,dengan senang hati Aku akan membelinya."Wajahnya berseri mencoba ramah.Senyum simpulnya tampil menambah keceriaan wajahnya.Tiba-tiba majikanku menyeringai bahagia.Sifat tamaknya membutakan segalanya.

"Benarkah?Oh,akhirnya ada orang yang cukup waras untuk merawat peliharaan bodohku ini.Aku sudah cukup gila memeliharanya."Ucapnya geli.Berkali-kali Dia mencaciku,namun Aku tak bisa berbuat sesuatu yang bisa mengancam hidupku.Seketika dia beranjak dari dalam kereta angkuhnya untuk bertemu dengan pria tersebut.

"Berapa Aku harus membayar biaya ganti ruginya,dan Biaya untuk membelinya?" Tanya pria tersebut seraya meraih sesuatu di tas kecilnya yang terbuat dari kulit.

"200 keping perunggu untuk ganti rugi,dan 1000 keping perunggu untuk menebusnya.Totalnya Kau harus membayar 1200 keping perunggu." Jawabnya.Wajah serakahnya membuatku muak.Bahkan Dia melipat gandakan biaya ganti rugi dari sebelumnya.Dan yang membuatku tak percaya adalah Dia menjualku dengan harga yang jauh lebih mahal daripada harga Dia membeliku sepuluh tahun silam.Padahal dahulu Dia membeliku hanya seharga 50 keping perunggu.Sebuah keuntungan yang besar untuk orang setamak bangsawan.

"Setuju."Balas pria paruh baya singkat.Sekejap Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecilnya.Sebuah kantong kecil berisi logam,cukup berat sepertinya.

"Terimalah.Jumlahnya tidak kurang,bahkan mungkin lebih." Imbuhnya menyerahkan kantong tersebut.Secepat kilat tangannya menerima kantong tersebut.Ditimang-timangnya kantong tersebut.Seolah memprediksi jumlahnya.

"Baiklah.Aku percaya padamu.Sekarang Aku serahkan dia padamu.Aku harap Dia berguna untukmu.Dan senang bertemu denganmu.Semoga suatu saat kita bertemu lagi." Senyumnya mengembang penuh.Nafsunya akan harta telah terpenuhi.Kini dia berbalik kembali ke dalam kereta kudanya.Kemudian diikuti Kusir setianya.Lalu perlahan menitahkan kudanya untuk berjalan,meninggalkanku dan majikan baruku di tengah-tengah keramaian pasar di pagi hari.

*****

"Terima kasih,Tuan." Sapaku canggung.

"Untuk apa?Aku tidak memberimu sesuatu pun." Balasnya singkat.Sedikit acuh.

"Tuan telah menyelamatkanku dari majikanku dengan membeliku serta membayar biaya ganti rugi atas perbuatanku." Wajahku menunduk di hadapannya.Tatapan kosongnya membuatku takut.

"Kau tak harus berterima kasih,Aku tak bermaksud untuk menyelamatkanmu.Kebetulan Aku memiliki sebuah pekerjaan yang cocok untukmu.Ingatlah!Kau masih budakku saat ini." Balasnya datar.Menambah rasa takutku akan ucapannya.

"Baiklah Tuan.saya siap melayani Tuan." Balasku pelan.Tak kuasa  kuangkat satu mili pun wajahku.

"Ikutlah denganku!" Serunya.Seketika Dia melangkahkan kakiknya menuju suatu tempat.Tanpa  berfikir lama Aku mematuhinya.

"Kemana Kita akan pergi Tuan?" Tanyaku penasaran.

"Sudahlah,tak usah banyak tanya.Ikuti saja Aku."Balasnya santai.Langkahnya semakin cepat.Menelusuri setiap jalan kecil di pasar tersebut.Begitu ramai orang berlalu lalang hingga hampir membuatku kehilangan jejak tuanku.

"Tuan,tunggu Aku." Ucapku mencari keberadaan tuanku diantara kerumunan orang di pasar.

"Cepatlah,Kita tak punya banyak waktu.Kita akan pergi sekarang.Jauh dari negara miskin ini."Serunya.Namun Aku semakin kehilangan jejaknya.Tiba-tiba saja Aku terjebak di antara kerumunan orang-orang.Sial.Entah mengapa pasar ini terasa jauh lebih ramai dari pada sarang semut dan lebih luas dari pada galaksi.

Plak

Seseorang menepuk bahu kananku.Sontak kulihat secepat kilat.Rupanya tuanku.

"Apa Kau berencana lari dariku?" Tanyanya curiga.Matanya menatap dalam-dalam wajahku.

"Tentu saja tidak Tuan.Aku selalu setia kepada majikanku.Tidak mungkin Aku lari darimu.Itu sudah menjadi jalan hidupku." Balasku gugup.Mataku melebar di hadapannya.Rasa takut bercampur menjadi satu dengan gugup.

Tiba-tiba senyumnya mengembang.

"Baguslah.Aku percaya denganmu.Mungkin suatu hari Kau bisa..."

Tiba-tiba mulutnya membisu menatap dalam wajahku.

"Astaga.Aku tak percaya ini!Matamu!Aku tahu itu.Aku tahu siapa dirimu." Sambungnya.Matanya melotot seolah melihat sebuah keajaiban.

"Benarkah?Kau tahu siapa Aku?Apa Kau mengenal Kedua Orang tuaku?Maksudku,Tuan mengenal mereka?" Tanyaku ambigu.

"Aku tak mengenal mereka.Tapi Aku tahu siapa Kau,maksudmu jati dirimu.Aku bisa merasakannya." Balasnya serius.Sebuah jawaban yang membuatku semakin penasaran.

"Tempat ini terlalu ramai.Kita harus berbicara empat mata." Imbuhnya.Seketika Dia menarik tangan kananku.Melangkah membawaku ke tempat yang lebih sepi.Pinggir pasar.

"Sepertinya tempat ini sepi." Matanya menggeliat mengamati sekitar.

"Apa yang ingin Tuan katakan." Ucapku gugup.

"Ketika melihat matamu,Aku tahu siapa dirimu,jati dirimu." Balasnya serius.Tatapannya lebih serius dari tatapan tertajam yang pernah memandangiku.Kedua tangannya menggenggam erat  kedua bahuku.

"Jati diriku?Menurut Tuan siapkah Aku?" Tanyaku canggung seraya menunjuk diriku sendiri.

"Aku tahu siapa Kau."Ucapnya singkat.

"Kau adalah seorang penyihir." Imbuhya.Seketika hembusan angin menampar wajahku yang terpaku.

*****

HUHHH..Alhamdulillah episode pertama selesai dalam waktu dua hari XD :D .Capek juga ngetik begini.Kalau ada yang ngganjel ceritanya bisa langsung komen yaa :) Ini cerita pertama jadi kalo jelek harap dimaklumi karena sejelek-jelek cerita saya lebih jelek lagi soal ujian nasional mata pelajaran matematika :D

Jangan lupa Follow buat ngikutin cerita ane ya gan :) karena seorang penulis tanpa pembaca ibarat makan daging unta tanpa sayur koll XD

Oke next bakal lanjut episode 2.Saran dan kritik anda kami tunggu :)



Continue Reading

You'll Also Like

Kairos By leigh heasley

Science Fiction

842K 23K 28
Time travel is legal and Ada Blum is looking for love. But what happens when one of her charming bachelors from the past makes his way to the present...