ERROR 404 ✔

By SkyZhee

10.5K 1.2K 601

Naruto, mahasiswa seni yang eror. Suatu ketika bertemu dengan Sasuke yang menjadi adik tingkatnya dan secara... More

Error01: Dia Itu
Error02: Umpatan Formal
Error03: Gombalan di Waktu Makan
Error04: Makna Hidup
Error05: Korban PHP
Error06: Langkah Awal
Error07: Sesi Curhat

Error08: (END) Akhir Kisah Naruto

1.2K 126 20
By SkyZhee

"Tante Mikoto... anak bungsunya buat Naru aja, ya. Soalnya dia itu udah kaya kopi kapal api, Tan."

"...jelas lebih enak! Hehe."

"Eh, canda, deng, Tan. Pokoknya anak bungsu Tante itu, udah kaya kopi di hidup Naru. Kalo ditengguk candu, gak ditengguk rindu."

-Naruto, 2019




- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
End of Errorism
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Valentine, 2019

Lobi kampus riuh oleh seruan para gadis yang berebut ingin memberikan kado valentine pada Sasuke. Padahal lelaki itu malah terlihat suntuk dan ingin sekali keluar dari kerumunan yang mengelilinginya. Bukannya peka dengan respons dingin dari Sasuke, para gadis itu malah semakin menjadi-jadi.

"Tolong antre, ya, mbak-mbak sekalian. Tenang saja, temanku Sasuke ini akan menerima kado kalian dengan senang hati. Dan sebagai rasa terima kasih, kalian akan mendapatkan satu kecupan dari Sasuke! Ada yang mau?"

"Aku!!"

"Aku juga mau!"

"Jangan lupakan aku!"

"Arghh, aku mau cipokan di bibir!"

"Aku mau one night stand denganmu, Sasuke!!"

"Tolong culik aku, Mas Saskeh!"

Sasuke menatap tajam makhluk astral yang sialnya adalah temannya. Siapa lagi kalau bukan si biang kerok Suigetsu, yang telah berkoar-koar memperjualkan temannya sendiri. Sudah begitu, mendengar lobi kampus bertambah ramai dan histeris, Suigetsu malah tertawa puas. Jika saja Sasuke tidak berada di keramaian, maka sudah pasti dia akan mencekik makhluk astral yang punya mulut segede kebun binatang itu.

"Oke, oke. Syaratnya jika mau dapat kecupan dari Sasuke adalah... kalian harus mengecupku terlebih dahulu, bagaimana? Hayuk, sini. Jangan malu-malu."

"Huuu.... dasar tukang tipu!"

"Najis. Mati aja sana!"


"Ogah! Jijik!"

"Mending aku cium pantat ayam, deh!"

Sasuke menahan tawanya. Ternyata dibalik aksinya yang bodoh, Suigetsu peka terhadap situasi Sasuke yang tidak menyukai kerumunan itu. Meski hasilnya perkataan Suigetsu telah menyulut amarah para gadis dan merubah mereka menjadi monster ganas. Tak sedikit pula dari kerumunan itu yang memaki Suigetsu dan merutukinya dengan pukulan ringan.

"Bagaimana Sasuke? Aku berhasil jadi juru bicara dadakanmu kan? Hahaha. Kau harus mentraktirku, oke?" Suigetsu mendekat ke arah Sasuke ketika kerumunan gadis itu memilih membubarkan diri, ya... daripada bibir suci mereka harus ternodai dengan mengecup Suigetsu.

"Kau bodoh. Ini untukmu saja." Meski Sasuke mengatai Suigetsu bodoh, tapi pemuda itu berhasil membuat Sasuke tersenyum sekali lagi.

"Ah, aku tidak mau cokelat. Aku mau yang lain, mm... mungkin 3 porsi ketoprak? Lagi pula, semua cokelat ini untukmu. Tak baik kau berikan pada orang lain. Eh, omong-omong... Naruto-senpai sudah memberimu kado apa?"

Sasuke terkesiap mendengar pertanyaan Suigetsu. Tiba-tiba otaknya tak bisa diajak berpikir normal, alhasil malah jantungnya berdebar-debar dan mengirimkan rasa panas di kedua pipinya. Ia malu luar biasa. Tapi Sasuke sendiri tidak tahu mengapa ia merasa malu.

"Ehhh... kau curang, Sasuke. Kau tak mau menjawabnya, ya? Baiklah akan kutanya langsung pada Naruto-senpai."

"Ah, kebetulan sekali! Senpaaaaiiii, Naruto-senpaai, kemarilah!"

Sasuke tertegun mendengar suara cempreng Suigetsu memanggil Naruto. Dirinya yang entah mengapa menjadi sedikit lamban berpikir, kini gelagapan saat matanya mencari-cari sosok tersebut.

Dan, tadaaa! Sekarang pemuda pirang itu berjalan ke arah mereka. Spontan Sasuke mengalihkan pandangan ke lantai di bawahnya.

"Ada apa?" Tak seperti biasanya, suara Naruto terdengar dingin. Walaupun ia tahu ada Sasuke di situ, Naruto tidak mendesah dan memanggil nama sang pujaan. Ini aneh.

"Kau beri kado apa pada Sasuke, Senpai? Dia tak mau menjawabku."

Sasuke terbelalak. Dia mendongakkan kepalanya dan memandang tajam ke arah Suigetsu. Kali ini ia benar-benar ingin mencekik manusia astral di sampingnya itu.

"Tak ada." Sekali lagi. Naruto menjawabnya dingin dan hal ini sukses membuat Sasuke mengalihkan pandangannya pada Naruto. Aneh, mata safir milik Naruto tak lagi bercahaya saat memandang Sasuke, mungkinkah Naruto sudah menyerah atas Sasuke?

"Kalian berdua bohong padaku. Atau jangan-jangan kalian berdua diam-diam... jadian, ya?"

"Tidak!" jawab Sasuke dan Naruto serentak sambil menatap tajam pada Suigetsu. Tapi ketika menyadari mereka sama-sama membantah pemikiran bodoh Suigetsu, pandangan mereka beralih satu sama lain. Sedang Suigetsu yang melihat Sasuke dan Naruto saling berpandangan, hanya bisa terkucil dengan pemikiran bahwa dua alien di dekatnya sedang melakukan komunikasi lewat pikiran, sehingga dia sebagai manusia biasa yang penuh dosa tidak bisa mengetahui apa yang mereka bicarakan.

"Jika tidak ada yang penting, aku pergi dulu," ujar Naruto yang pertama kali memutus kontak mata dengan Sasuke. Tanpa mau mendengar jawaban dari Sasuke dan Suigetsu, Naruto melanglang pergi.

"Sas, kamu tidak sedang berantem dengan suamimu kan?"

"Ngaco! Sudah-sudah, ayo ke kelas," ajak pemuda raven itu pada temannya. Seulas senyum ia pamerkan, tapi dibalik itu semua ada perasaan nyut-nyut dalam hatinya. Bisa jadi karena mood-nya jelek, atau... karena sikap Naruto yang dingin padanya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sasuke berjalan lunglai menuju gerbang kampus. Wajahnya sesekali tertunduk dan tak luput ia menghela napas panjang. Kali ini ia sendirian, karena Suigetsu memiliki kegiatan klub sore.

Langit mulai menggelap ketika langkah Sasuke diblokir. Sosok tinggi tegap dengan setelan jas rapi telah berdiri di depannya. Pemuda raven yang sedari tadi melamun menjadi tersentak ketika menyadari ada orang lain yang menghalangi jalannya. Wajahnya yang tertunduk, terpaksa ia dongakkan untuk melihat siapa yang memblokir jalannya.

"S-senpai?" Sasuke tergagap saat mendapati pemuda yang memakai setelan jas rapi di depannya adalah Naruto. Raut wajahnya merona malu saat menyadari orang di depannya adalah orang yang sama yang telah memenuhi pikirannya beberapa waktu lalu.

"Bisa ikut denganku sebentar?"

"Eh?"

Nada bicara Naruto masih tetap dingin. Tapi, entah mengapa Sasuke sudah tidak peduli lagi, kini yang ia pikirkan hanyalah 'mengapa Naruto ingin menemuinya!'.

"Sasuke?" Sasuke kembali memandang Naruto tepat di matanya. Kembali ia terkaget ketika tangan Naruto terulur untuk menerima tangannya. Tak berpikir panjang, Sasuke menyerah dan mengikuti ke mana Naruto membawanya pergi.

Tangan Naruto yang menggenggamnya erat, wangi tubuh maskulin yang menguar dari jasnya, serta mimik wajah Naruto saat berjalan di sampingnya, semua tak lepas dari indra milik Sasuke. Jika boleh jujur, Naruto yang manly seperti ini terlihat sedikit... tampan. Mungkin jika setiap hari Naruto bersikap sepeti ini dan tidak berkelakuan aneh-aneh, sudah pasti Sasuke akan senang berteman dengannya. Atau... mungkin lebih dari teman juga tak masalah.

Saking asyiknya Sasuke melamun, ia bahkan tak menyadari jika Naruto membawanya ke sebuah tempat terbuka yang telah disulap dengan berbagai riasan dan tenda-tenda berwarna putih. Baru setelah belasan pasang mata di bawah tenda-tenda itu menangkap kedatangan orang yang ditunggu, mereka mulai bersorak-sorai menyambutnya. Sasuke spontan menatap ke depan dengan pandangan bingung dan malu luar biasa karena baru menyadari jika ada orang sebanyak ini di depannya, apalagi saat ini ia masih bergandengan tangan dengan Naruto.

Oh, sial! Sasuke hampir lupa melepas tangannya dari genggaman Naruto! Bagaimana jika orang-orang di depannya salah paham?

Saat Sasuke berusaha melepas genggaman mereka, Naruto menghentikan langkahnya sebentar. Bukannya menuruti permintaan Sasuke dengan melepas genggamannya, Naruto malah meraih tangan seputih susu ibu itu, emm maksudnya, tangan seputih susu full cream itu lalu menggamitnya di antara siku.

Bisa dilihat, mereka sekarang menjadi lebih intim dan hal ini membuat Sasuke tak kuasa untuk tidak melayangkan satu pukulan ringan di pundak Naruto. Tapi sebelum itu terjadi, Naruto sudah berjalan mendahului Sasuke. Sasuke pun terpaksa ikut melangkah di samping Naruto sambil tangannya seolah menggandeng lengan Naruto mesra.

Sasuke tak mengerti lagi apa yang akan Naruto lakukan dengan dirinya, tenda-tenda mewah, dan belasan manusia yang tak Sasuke kenal ada di sini. Sasuke merasa bingung, tapi di sisi lain ia benar-benar penasaran.

Langkah mereka berdua pun tak luput dari pandangan orang-orang yang asing bagi Sasuke. Ditambah mereka berdua berjalan melewati red carpet di tengah kursi-kursi yang berjajar rapi. Diujung sana berdiri dua orang lelaki dengan pakaian hitam yang tak kalah rapi. Sebenarnya jika diteliti semua orang yang menyambut tadi juga memakai pakaian resmi.

Kebingungan Sasuke memuncak saat mereka tiba diujung karpet. Mereka berdua berdiri dibawah naungan tenda putih lainnya tapi dengan riasan yang terlihat lebih mewah. Naruto menarik Sasuke yang semakin dilanda kebingungan agar mendekat, hingga mereka berdua berhadapan dengan dua lelaki lain berpakaian hitam itu.

"Baiklah Anakku, apakah kalian sudah siap?" tanya salah satu pria berpakaian hitam dengan syal putih yang mengalung di pundaknya. Tangan tuanya memegang kitab tebal yang membuat Sasuke terkesiap ketika menyadarinya.

"BODOH! NARUTO APA YANG KAU LAKUKAN?!" maki Sasuke ketika menyadari jika Naruto sedang mengajaknya menikah dengan paksa dan tanpa persetujuan. Salahkan otaknya yang sedari tadi lama berpikir dan berujung dirinya terjebak pada tindakan bodoh manusia absurd di sampingnya.

"Tentu saja kita akan menikah, Sayang," ucap Naruto dengan sabar dan kali ini dibarengi senyuman hangat.

"Tidak! Aku tidak mau!"

Penolakan terang-terangan dari Sasuke berhasil membuat para undangan terkejut. Tak luput bisik-bisik penuh kekecewaan dan ucapan duka untuk keluarga Uzumaki. Tapi lain hal dengan Naruto, mendengar penolakan dari Sasuke sepertinya tak membuatnya marah ataupun kecewa. Sepertinya dia memang sudah menduga semua ini akan terjadi.

"Sasuke. Kalau begitu, maukah kau menjadi mantanku?"

"Hah? Apalagi maksudmu, Dobe?!"

Pertanyaan Naruto benar-benar memicu kebingungan di wajah Sasuke pun juga para undangan yang mendengar. Sasuke bimbang, ia ingin marah tapi ia juga takut melukai Naruto. Bahkan setelah semua persiapan ini mana bisa ia menolak Naruto di depan orang banyak. Tapi, apa-apaan tadi? Mantan? Mereka jadian saja tidak, bagaimana bisa jadi mantan?!

"Tidak," balas Sasuke lirih tapi tegas. Ia takut jika penolakannya kali ini akan membuat Naruto hancur.

"Yes!" Naruto malah berseru girang ketika ia berhasil melakukan seperti yang ibunya bilang lewat telepon beberapa hari lalu.

Mendengar Naruto yang bersorak gembira, Sasuke semakin bingung dibuatnya. Keryitan di dahinya tak bisa ditutup-tutupi. Apa Naruto begitu frustrasi ketika tahu Sasuke menolak menjadi mantannya? Eh... menolak menjadi mantan? Kok, terdengar aneh?

"Baiklah, sekarang juga kita akan menikah. Karena tadi Sasuke menolak menjadi mantanku, maka dari itu sekarang kita resmi pacaran. Akan lebih baik lagi jika pacaran setelah menikah kan? Karena itu, saat ini juga aku putuskan untuk menikah! Dan kau bertanya-tanya bukan apa kado valentine dariku? Yak, betul sekali. Kado dariku adalah kita akan menikah muda!"

Sasuke yang masih dilanda kebingungan, hanya menurut saja ketika Naruto memeluknya. Apa? Menikah muda? Sasuke tak percaya ini semua adalah nyata hingga Naruto berbisik padanya.

"Sasuke Sayang... nanti kita buat anak yang banyak, ya..."

Mungkin Sasuke sudah gila telah menerima manusia absurd ini sebagai suaminya. Namun sepertinya kata-kata orang itu benar, aksi yang akan menunjukkan seberapa besar cinta itu. Oleh karenanya, seberapa eror pun manusia pirang yang menjelma menjadi suaminya ini, baginya kado valentine yang Naruto berikan adalah kado terabsurd yang pernah ia terima.

Sasuke tersenyum luluh, sambil bibir berusaha membalas bisikan Naruto. "Terima kasih kadonya."

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
End of Errorism
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Yo, Gengs. Sankyu udah mau membaca cerita error ini^^ Cerita ini dibuat agar kalian bisa lebih waspada dalam bertindak error dan memilih menjadi waras sadja. Laah :'v

Oke, jangan lupa menebar cinta di hari kasih sayang :*

Salam absurd

Zhee.

Error Quarters, 2019

Continue Reading

You'll Also Like

4.1K 591 13
Title: Genius Doctor, Please Save My Dog! Author(s): 今様 Chapter: 13 Bab (END) Deskripsi: 𝘠𝘶 𝘛𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢 �...
1M 62.5K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
102K 10.9K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
394K 4.2K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...