Introvert?

By VikaRiskianti

112K 10.1K 537

Dia menjadi dirinya sendiri. Menjadi seorang Alsava Beatarisa, sosok remaja yang benar-benar membentengi dir... More

Prolog
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
12.1
13.
15
16.
16.1
17.
18.
19.
19.1
20.
21.
22.
23.
24.
25.
QnA about Introvert?
26.
Info GC
27.
28.
29. End

14.

2.6K 241 1
By VikaRiskianti

Tuhan begitu ajaib ya menciptakan manusia. Begitu banyak membuat cerita panjang penuh drama pada setiap masing-masing pribadi. Dengan tingkat kerumitan yang berbeda-beda tentunya.

Tuhan juga begitu apik menciptakan manusia. Berbagai karakter dilekatkan. Latar belakang kehidupan ditakdirkan olehnya. Dan kita sebagai manusia hanya bisa menerima dan berusaha mungkin memperbaiki semuanya. Dari yang kurang menjadi cukup, dan jika sudah cukup mencoba untuk terus bersyukur.

Dan kini, Alsa telah dirundung dilema yang benar-benar membingungkan. Ternyata mengenal dunia luar membuatnya belajar banyak. Bukan hanya dia yang merasa sakit dan terbebani dengan banyak masalah. Dan ya, ternyata dia memang belum bisa bersyukur menerima apa adanya.

Tapi, kata "tapi" terus saja keluar dalam benaknya, seolah dirinya membela diri dengan apa yang dilakukannya. Seolah Alsa belum bisa menerima kalau dalam posisinya sekarang, dia juga bersalah. Ya ... walaupun masalahnya memang masih samar layaknya sebuah bayangan jodohnya dimasa yang akan datang.

Semenjak kejadian kabur ke rumah Sasa karena kedatangan Ayahnya yang sama sekali tidak diundang, membuat hubungannya dengan Ibu merenggang. Ibu seolah menyibukkan diri dengan pekerjaan di kantor sementara Alsa juga merasa canggung sendiri jika bersama Ibu.

Kini, dalam malam yang dingin dan sepi, Alsa tengah menyandarkan kepalanya di pintu balkon. Menikmati angin juga pemandangan lampu yang sejujurnya tak seindah bintang di langit. Toh, sekarang bintang tak lagi mudah muncul, jadi matanya hanya bisa dimanjakan dengan kerlipan lampu bangunan kota. Angin malam yang katanya bikin masuk angin malah dinikmatinya sekarang, tidak peduli akan kedinginan, masuk angin, flu, atau penyakit apapun nantinya. Lagipula kalau tidak ada yang sakit nanti yang membeli berbagai macam obat yang dibuat pabrik siapa?

Alsa tersenyum sendiri dengan pemikiran konyolnya. Nyatanya, mengenal jauh tentang dunia luar itu mengerikan. Alsa belum begitu siap menerima berbagai macam kenyataan yang tersembunyi dari dunia luar. Kenyataan bahwa banyak orang lain yang kehidupannya lebih menyedihkan darinya.

"Tapi, Alsa gak bisa terus-terusan sendirian. Mengurung diri dari dunia luar." Matanya memejam membayangkan dirinya dewasa dan membuka diri terhadap dunia luar yang luas.

"Alsa juga gak selamanya bakal bareng kamu La," tangannya otomatis memeluk Lala erat.

Kini, kenangan tentang Lala berputar dalam benaknya. Hari dimana Alsa mendapatkan Lalanya.

***

Gadis kecil dengan gaun ulangtahun berwarna biru dengan lengan terbuka tengah sibuk wara-wiri di depan kaca, dengan sepatu hak yang bunyinya disukainya. Bibirnya terus saja menyunggingkan senyum lebar, menampilkan gigi putih yang cukup rapih, tidak rusak terkikis kandungan glukosa dari permen yang biasa dimakannya.

Dia Alsa. Alsa kecil yang menggemaskan dihari ulangthunnya yang ke-4. Pesta ulangtahun tengah berlangsung di rumah. Dengan teman-teman sekitar rumah juga anak-anak dari teman Ibu dan Ayahnta yang datang. Alsa sendiri memilih menemani bayangannya di kaca sambil terus menyengir bangga melihat dirinya yang cantik. Rambut hitam dikepang dengan bandana warna senada yang terpakai dikepanya, juga poni rambutnya yang menambahnya semakin terlihat imut.

Tiup lilin dan acara menyanyi sudah sejak tadi dilakukan, sekarang tamu undangan tengah sibuk memakan hidangan yang sudah di sediakan oleh Ibunya. Alsa tidak tertarik untuk makan kue. Dia hanya ingin menatap bayangannya yang cantik.

"Alsa telnyata cantikk!!" Pekiknya girang dengan kaki yang sama sekali tidak bisa anteng. Mulut cadelnya terus saja terkikik memuji dirinya sendiri.

"Alsa! Kok malah di sini? Ibu cariin dari tadi malah sibuk sama cermin."

Mata besarnya lantas menatap Ayahnya yang ada didepannya sekarang. Alsa lantas tersenyum dan kembali menghadap cermin.

"Ayah, Alsa cantik kan?"

Ayahnya hanya tersenyum sambil mengelus rambut Alsa sayang, mengangguk patuh dengan ucapan putri kecilnya yang memang cantik.

"Turun yuk, Ayah ada hadiah buat Alsa. Ibu juga."

Alsa lantas mengangguk patuh. Tangan mungilnya digandeng erat oleh Ayah. Binar matanya terlihat jelas, Alsa kecil begitu ceria. Anak kecil lain tengah sibuk berlarian membawa permen-permen manis yang menggiurkan bagi Alsa. Tapi tangan Ayahnya membawa Alsa ke tempat Ibu untuk menerima hadiah yang tentu saja lebih menggiurkan dari pada permen.

"Wahhh!!! Boneka besall!"  Pekiknya girang melihat boneka beruang coklat besar yang lebih tinggi darinya. Alsa bahkan harus menengadahkan kepala untuk melihat wajah boneka saking tingginga boneka itu.

"Ini buat kamu sayang, dari Ayah. Happy birthday putri Ayah,"

***

"Sebenci apapun Alsa sama Ayah, Alsa tetep hargai kamu La sebagai hadiah ulangtahun Alsa."

Rindu otomatis hadir dalam diri Alsa. Seolah dia ingin kembali menjadi putri kecil yang selalu mendapatkan rasa sayang dari siapapun.

"Tapi gak selamanya Alsa bakal terus sama kamu. Ada waktunya kamu bakal Alsa lupain, karena Alsa juga bakal dewasa nantinya,"

"Umur masih 16 tahun udah ngomongin dewasa aja."

Alsa lantas membelalak, Adam sudah ada di depannya sekarang.

"Adam kok disini? Gak sopan tahu nguping pembicaraan orang."

"Gue mau ambil buku gue sa yang lo pinjem."

Alsa lantas mengangguk, masuk kembali ke kamar mencari buku Adam yang sebelumnya dipinjam olehnya. Gerakan tangannya terhenti, sadar dengan sebuah keganjilan yang terjadi.

"Adam kok bisa ada di balkon?" Teriaknya kencang dari dalam kamar.

"Pelan aja kali Sa ngomongnya, gue denger dari sini."

"Adam pake tangga?" Tanyanya lagi, tangannya terulur memberikan buku bergambar princess milik Adam.

"Iya. Eh taunya lo malah lagi ngomongin "Dewasa" sama boneka beruang lo."

"Alsa kan bisanya curhat sama Lala. Orang Alsa gak punya temen."

"Iya terserah!! Udah ya gue balik dulu. Sorry gak sopan tadi."

Adam lantas pergi begitu saja. Turun dari balkon dengan tangga yang entah di dapatnya dari mana. Meninggalkan Alsa yang masih saja bingung dengan masalahnya.

***

Jum'at hari tercepat yang menyenangkan bagi Alsa. Setelah jam Biologi yang tidak begitu membosankan, Alsa memilih untuk keluar sejenak menghirup udara luar yang bebas sendirian. Tanpa Sasa yang kini berubah menjadi pendiam. Mungkin masih canggung karena masalah kemarin dengan Alsa.

Indera telinganya menangkap suara bising yang tercipta dari kelas sebelah alias 11 IPS 2 kelas Azka. Alsa yang kali ini tidak penasaran hanya cuek dan melintas begitu saja tanpa memedulikan keributan tersebut.

Dengan langkah santai dan angin semriwing yang menerbangkan sebagian rambutnya, Alsa melewati koridor. Tapi lemparan sebuah benda yang tepat mengenai kepalnya menghancurkan itu semua. Pekikan jelas terdengar dari bibir mungilnya.

"Alsa!!! Ambilin buku gue!!"

Teriakan Azka di dalam kelas lantas membuat Alsa menunduk, memandang buku berukuran sedang dengan cover kuning. Terdapat pembatas bergambar beruang di sana.

Terlihat lucu.

"Cieee babang Azka minta tolong sama yayang Alsa. 2A uwuuu!!!" Goda Rei dengan nada centil yang sukses membuat kelas Azka kembali heboh. Azka yang tengah berdiri diambang pintu menjadi kesal sendiri.

"Woy!! Diem gak lo! Lagian gak sopan ya ambil buku orang." Jawabnya ketus tidak terima dengan perlakuan Rei dan Tito terhadapnya.

"Ini buku Azka? Lucu deh."

Rei yang melihat lantas mengambil buku milik seseorang sembarang. Lantas memberikan ke Tito, berusaha meniru gaya Alsa.

"Ini buku Yayang? Kok yayang lucuu deh" ucapnya centil. Tangannya dengan lihai membelai dagu Tito. Sedangkn Tito menerima bukunya dengan sok cuek seperti Azka. Hal itu lantas membuat kelas makin ramai dengan tawa.

"Ihh lo tuh ya bikin ancur mood gue terus!!" Tangan besarnya lantas menarik buku itu secara paksa. "Udah sana pergi!! Penghancur mood!"

Alsa hanya mengernyit bingung dengan ucapan Azka. Lebih-lebih lagi ketika melihat inisial dalam buku itu.

"Kebetulan mungkin?

Jawabnya meyakinkan diri.

***

Sekian lama hilang. Aku kembali dengan part ke-14. Mungkin cerita ini bakal selesai dalam beberapa part lagi. Semuanya akan terjawab kedepannya.

Vote dan comment kalian aku tunggu.❤

Continue Reading

You'll Also Like

29.1K 2.5K 42
Bersaing dengan orang lain ❌ Bersaing dengan sepupu sendiri ✅ Dalam bahasa latin, RABIDUS FAMILIA berarti KELUARGA GILA. Maka sesuai dengan judulnya...
103K 8.7K 67
[SELESAI] • Follow dulu sebelum baca ya Keysha Kanadya gadis dengan seribu kemalasan, rebahan adalah kebahagiaan, sekolah adalah neraka untuknya. Te...
336K 25.8K 52
Arga adalah remaja yang lahir dari hasil perselingkuhan sang Ayah yang di lakukannya dengan sengaja, sejak bayi tinggal bersama dengan Ayah-nya yang...
986 239 6
[Fiksi] - [Kumpulan Cerita Pendek] THE MAGIC OF A BOOK merupakan sebuah koleksi buku yang di mana berisikan sebuah cerita pendek dengan berbagai ceri...