Waktu senja ini gue teringat sebuah kisah cinta klasik 4 tahun yang lalu dengan seorang wanita cantik yang sangat gue sayangi, gue dulu sangat mencitainya bagaimana rasanya memilikinya sampai gue tua juga dulu pernah gue rasakan, bagaimana gue merindukan memegang tangan mungilnya yang lembut, tetapi apa kalian tau sebenarnya kisah cinta gue dengannya sangat rumit, gue selalu melakukan kesalahan di mana kesalahan itu mungkin kalau gue lakukan kepada orang lain kalian nggak akan mau memaafkan sifat gue itu,
Kisah ini terjadi waktu gue dan libra memasuki sekolah menengah atas atau SMA, gue bersekolah di SMA negeri 3 jakarta kita seperti biasa melakukan Masa Orientasi Siswa atau bisa di sebut MOS di mana kakak kelas kalian akan menindas adik kelas kalian, itu mungkin sudah menjadi tradisi di jaman nya beda dengan jaman sekarang nggak akan ada penindasan di sekolah, di suruh bawa kantong plastik dan memakai kaos kali warna warni ada juga memakai topi dari kertas manila dan juga jangan lupa tag nama yang digantungkan di leher setiap siswa
Dan kisah ku di mulai dari sini, kalau setiap orang bakalan memakai dan membawanya jangan pernah lakukan itu ke gue dan libra tentu saja kami tidak akan membawanya dan tidak akan memakainnya gue mungkin memang tipe anak yang tidak mudah untuk di atur, orang tua saja sudah lelah untuk menesehati di rumah, pagi itu jika semua orang bakalan pergi cepat ke sekolah berbeda dengan gue dan libra,
"dika bangun nak udah jam 07.00 nanti kamu telat ke sekolah"
"iya ma nggak bakalan telat kok" ujarku
"cepat bangun dan cepat mandi" ujar mama
"iyaaa, bawel banget maa"
Setelah gue mandi gue bergegas pergi ke ruang makan dan hanya mama yang tersisa di sana sambal membersikan meja makan
"mana kak rido, adek sama papa ma?"
"mereka sudah pergi duluan, kamu di bangunin susah bener"
"ya udah ma aku pergi sekolah dulu ma"
"iya hati hati nak" dan gue pergi ke sekolah dengan motor kesayangan gue jarak ke sekolah dari rumah itu memerlukan waktu 20 menit sesampainya gue di sekolah gue bertemu dengan libra
"yok kita masuk udah telat nih" ucap libra
"sejak kapan lo takut telat?"
"bukan takut, gue nggak mau nanti jadi cengan mereka" sambal menunjuk ke kkak kelas yang disana
"berarti lo takut"
"gue udah bilang nggak takut, Cuma gue nggak mau nakal duluan,, liatin dulu baik kita baru kita nakal"
"hahaha boleh juga tuh ide lo"
"haha oke nggak"
"oke banget cuyyyy...." Pas sampai di lapangan kita semua anak mos di kumpulin di sana ada yg di periksa atributnya dan jika tidak lengkap bakalan di suruh lari 25 keliling lapangan
"eh lo siswa baru, mana atribut lo?" kata panitianya
"maaf gue bangunnya telat, jadi nggak ada atributnya" ucap libra
"lari lo 25 keliling lapangan" ucap panitianya
"siapa lo nyuruh gue lari, emang lo bokap gue? Bokap gue aja nggak pernah tuk nyuruh nyuruh gue? Ucap dika
"lo di ajarin sopan santun nggak sama orang tua lo"
"maaf jangan pernah lo bawa bawa orang tua gue ngerti lo,"ucap dika dengan wajah memerah dan akhirnya panita itu pun pergi ninggalin dika dan libra
Selama pertengkaran gue dengan si panitianya nggak cukup seminggu gue langsung terkenal di sekolahan dengan predikat seorang siswa badung yang bisa masuk ke sekolah elit ini, yang gue herankan nggak semua siswa badung dan nakal itu nggak berprestasi kan tapi di negara ini setiap siswa nakal pasti bodoh dan di anggap sebagai parasit sekolah, gue pengen hapus cara pemikiran mereka yang kuno dan konyol itu jika siswa nakal itu nggak selamanya bodoh dan bisa di harapkan.
Dan ini lah masa gue di pertemukan dengan seorang wanita cantik yang selalu ada dalam pikiran gue sampe sekarang dia yang selalu membuat gue sadar betapa berharganya dia dan betapa cintannya dia sama gue hingga gue merasa semua yang pernah gue lakuin ke dia membuat gue menyesal ya namanya "MALIKA ANASTASYA" yang bias ague panggil Tasya Cinta peratama dan terakhir di hidup gue.
BERSAMBUNG