[FF BTS] You In Danger

By Wellashey

219K 22.6K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... More

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 23 : Just One Day I
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 26 : Rain I
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 31 : Coffee II
You In Danger 32 : Serendipity I
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 38 : The Truth Untold I
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 42 : Good Day

3.5K 296 1
By Wellashey

Jangan lupa vote dan coment karena setelah part ini adalah part terakhir 😭

Happy reading guys 😭😭

###

Tersisa lah Jungkook dan Seokjin. Mereka berdua masih berkutat di dapur, sedangkan teman-temannya sudah pergi dari rumah menuju tujuannya masing-masing. Dari Yoongi, Hoseok, dan Namjoon yang pergi ke pengadilan untuk menyaksikan bagaimana jaksa agung memberikan hukuman yang pantas bagi penjahat super si pengkhianat stadium akhir. Lalu Taehyung dan Jimin pergi menemui Nyonya Lim yang berada di kediaman Red Velvet.

Seokjin dan Jungkook sedang menyiapkan makanan untuk Nyonya Jung, alias eomma Jungkook. Jungkook akan membawakan berbagai jenis makanan yang pastinya aman untuk di konsumsi dan tentunya bergizi. Buah dan sayuran adalah menu utamanya.

Jungkook menghias bekal untuk ibunya dengan cantik, bahkan ia sendiri tersenyum ketika melihat karyanya sendiri. "Aku harap ibu akan menyukainya." Ucap Jungkook sambil tersenyum.

"Tentu. Ibumu pasti akan sangat menyukainya." Tambah Seokjin yang membuat Jungkook semakin bersemangat.

Seokjin juga menyiapkan makanan untuk dirinya dan untuk Jungkook, mereka berencana untuk makan bersama di sana. Makan bersama dengan sosok ibu adalah hal yang sangat mereka berdua inginkan. Sangat indah dan hangat. Walupun Nyonya Jung adalah ibu Jungkook, karena Jungkook sudah mengesahkan bahwa BTS adalah anak-anaknya Nyonya Jung juga, Seokjin juga merasakan apa yang Jungkook rasakan. Senang luar biasa dan tidak sabar.

"Aku sudah selesai Hyung.." ucap Jungkook sambil menutup tempat makannya, yang kemudian ia masukan kedalam tas jinjing berwarna biru langit yang cerah serperti hari ini dan hati semua para anggota BTS.

"Aku juga sudah menyelesaikan semuanya. Kajja.."

Mereka berdua pun berjalan menuju pintu keluar, yang sebelumnya Jungkook dan Seokjin sempat mampir ke ruang tengah untuk mengambil jaket yang sudah mereka siapkan dipinggir sofa. Jungkook tersenyum melihat awan yang melintas di langit, gumpalan putih tersebut seperti sedang memberikan senyuman kepadanya. Tampa sadar Jungkook membalas senyuman kepada awan tersebut.

Seokjin yang melihat adiknya tidak berhenti tersenyum itu, sangat bahagia. Ia tidak menyangka adiknya berubah menjadi orang yang terlihat normal seperti orang kebanyakan.

Ia bernostalgia bagaimana dulu Jungkook yang selalu bersikap dingin, tidak pernah tersenyum, bahkan bercandapun ia tidak pernah, benar-benar Jungkook merupakan manusia es. Namun dengan kenyataan yang hadir, kini es dalam diri Jungkook sudah meleleh karena diberikan sinar kehangatan dari matahari. Dan matahari tersebut adalah ibunya.

"Jungkook-ah.. Kajja!" Ajak Seokjin kepada Jungkook. Mereka berdua pun berjalan menuju halte bus.

Mereka berjalan sambil melihat-lihat komplek rumah mereka. Bahkan mereka baru menyadari bahwa di dekat rumah mereka ternyata terdapat kafe kopi kecil yang juga menjual aksesoris seperti gantungan kunci yang lucu.

Lalu sekitar 100 meter dari kafe kopi terdapat toko roti yang aromanya meruak hingga kemana-mana. Jungkook dan Seokjin yang berjarak lima meter dari toko pun ikut menciumnya.

"Hyung.. Apa selama ini kau tahu jika toko roti tersebut ada?" Tanya Jungkook kepada Seokjin dengan bingung.

"Aku baru saja menyadari hal itu beberapa detik yang lalu. Sama sepertimu." Balasnya dengan ekspresi serius.

"Hahahaha.. aku tidak percaya ini. Aku yakin yang lainnya juga tidak menyadari bahwa dekat rumah kita ada kafe kopi dan toko roti yang sangat harum itu. Sepertinya selama ini kita terlalu serius menggarap kasus hingga tidak memperdulikan dunia luar. Sampai-sampai penglihatan, pendengaran, dan penciuman kita tidak peka dengan sekitar." Ucap Jungkook yang menyadari beberapa hal atas kesibukannya selama ini.

"Kau benar. Lain kali kita harus bersantai dengan menikmati hal-hal kecil seperti ini." Ucap Seokjin sambil menganggukkan kepalanya.

Ternyata mereka sudah sampai di halte bus. Namun pas sekali saat mereka datang, bus tujuan mereka sedang berhenti untuk menarik penumpang, dengan segera mereka berlari untuk memasuki bus tersebut agar tidak ketinggalan.

Ternyata bus tersebut sangat penuh, bahkan Jungkook dan Seokjin harus berdiri.

Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam menikmati pemandangan diluar jendela. Dimana deretan gedung, toko, tempat makan, dan tempat-tempat lainnya terlihat. Walaupun tidak begitu jelas, hal tersebut sudah cukup bagi mereka untuk mengamati hal-hal kecil yang selama ini tidak mereka sadari karena otak mereka hanyalah untuk memikirkan hal-hal besar seperti kasus yang harus BTS tuntaskan.

Tak sengaja Jungkook melihat pemandangan yang membuat hatinya senang, dimana seorang ibu sedang menggandeng anaknya sambil tersenyum bahagia. Terkadang ia masih tidak percaya jika ternyata ibunya masih hidup. Walaupun ibunya kini tidak normal, namun Jungkook merasa sudah tidak lagi sendirian dan semakin percaya diri dalam menghadapi kehidupannya.

"Aku tidak sabar menemui ibu, Hyung..." Akhirnya Jungkook membuka suaranya.

Seokjin menoleh ke arah Jungkook sambil tersenyum. Dirinya lega melihat adiknya senang.

Bus pun berhenti. Para penumpang bergiliran turun dari bus tersebut.

Mereka harus berjalan sekitar lima menit hingga sampai di tempat tujuan.

"Hyung?" Tanya Jungkook kepada Seokjin. Ia ingin bertanya suatu hal karena penasaran sekaligus sengaja melakukan obrolan di antara mereka agar suasana tidak hening selama perjalanan menuju rumah sakit.

"Hmm?" Balas Seokjin tanpa menoleh ke arah Jungkook yang berada di samping kanannya.

"Bagaimana BTS? Apa BTS benar-benar bubar?" Tanya Jungkook.

Seokjin diam. Ia sadar, sejak kemarin ia hanya memikirkan tentang Lee Joon Hyuk, sampai-sampai ia lupa bahwa BTS sedang terancam bubar. Atau memang sudah bubar?

"Aku tidak yakin dengan hal itu. Semua keputusan ada di tangan presiden. Kita tidak berhak untuk melakukan apapun yang kita mau." Jawab Seokjin.

"Mungkin kau benar Hyung.. tapi, Korea Selatan sangat membutuhkan orang seperti kita kan? Banyak kasus besar yang sudah kita selesaikan selama ini. Apa jadinya kalau kita tidak ada??"

"Hahahaha.. bukannya kau terlalu sombong? Mungkin mereka sudah mencarikan orang yang lebih baik dari kita. Lihat saja Red Velvet, kita tidak menduganya kan kalau kelompok yang berisi para gadis itu terbentuk?"

Kini Jungkook tidak bisa menjawab ucapan Seokjin. Karena menurutnya Seokjin memang benar.

Mereka berdua pun sampai. Kini mereka tinggal menuju lantai dua dan mencari kamar nomor 106.

"Annyeonghaseyeo Jungkook-ssi?" Sapa seorang dokter kepada Jungkook ketika mereka berpapasan di koridor.

"Ohh? Annyeonghaseyeo.." Jungkook membungkukkan badannya. Lalu keduanya tersenyum.

"Kau mau mengunjungi ibumu?" Tanya dokter tersebut dengan senyumannya yang manis.

"Bukannya sudah jelas?" Jawab Jungkook sembari tertawa ringan. Dokter tersebut pun ikut tertawa.

"Kau datang disaat yang tepat, Jungkook-ssi. Ibumu sedang normal saat ini..."

Mendengar ucapan dokter tersebut Jungkook langsung mengambil langkah seribu dengan kakinya yang panjang menuju kamar ibunya. Membuat dirinya hanya dengan 10 detik saja sudah sampai di tempat tujuan, yaitu kamar nomor 106.

Ia menyentuh pintu kamar tersebut sambil mengatur pernapasannya.

Kemudian ia buka perlahan pintu tersebut agar wanita yang tinggal di dalamnya tidak terkejut ataupun terganggu dengan suara pintu yang terbuka.

Jungkook memasuki kamar tersebut.

"Eomma.." panggil Jungkook kepada Nyonya Jung.

Nyonya Jung menoleh pelan. Ia merasa asing dengan panggilan 'eomma' terhadap dirinya. Pasalnya sudah belasan tahun ia tidak dipanggil dengan sebutan 'eomma'.

Alisnya menyatu saat melihat sesosok laki-laki muda yang tampan menatapnya dengan senyuman hangat. Hatinya menginginkan laki-laki yang datang tersebut ternyata adalah anaknya. Tetapi otaknya terus mengatakan -ia-bukanlah-anakmu. Terkadang hati dengan logika memang tidak sependapat.

"Eomma. Ini aku. Jeon Jungkook." Ucap Jungkook yang kini langkahnya ia percepat, dan dalam sekejap kini ia berada tepat di hadapan wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Jungkook?" Tanya Nyonya Jung dengan ekspresi tidak mengerti. Sesungguhnya ia mengerti, namun ia masih sangat amat tidak percaya jika laki-laki dihadapannya merupakan anaknya yang telah lama hilang.

"Nde eomma. Aku Jungkook, anak eomma yang sudah lama kamu cari." Ucap Jungkook memperjelas.

Air mata mengalir dari pipi wanita paruh baya tersebut. Perasaan haru memenuhi ruangan itu. Ia sangat senang hingga rasanya ingin menangis seharian untuk menumpahkan segala emosi dan rasa syukur.

Nyonya Jung membuka tangannya, ia meminta anaknya untuk memeluknya.

Dengan senang hati Jungkook menerimanya dan kink ia sedang memeluk eomma-nya.

Mereka saling menyalurkan kerinduan. Tidak ada kata-kata yang tepat untuk suasana yang sangat sempurna ini. Intinya, saat ini mereka sangat bahagia.

Dan Seokjin hanya akan melihatnya dari luar ruangan melalui pintu yang terbuka sambil menenteng tas yang berisi bekal. Sambil tersenyum melihat kebahagian yang dirasakan kedua manusia dihadapannya.

***

Jimin menatap takjub kepada para anggota Red Velvet yang terlihat sangat akrab dengan Nyonya Lim, ibu dari almarhum Lee Sang Yeob. Mereka benar-benar terlihat seperti seorang ibu dan kelima anak perempuannya. Bagaimana Nyonya Lim yang mengajari Wendy untuk memasukkan beberapa bumbu rahasia agar masakan lebih lezat, lalu mengajarkan Yerim agar menyeterika dengan cepat namun rapih tanpa ada kerutan, memberikan tips kepada Seulgi cara mengepel lantai rumah dengan bersih tanpa harus bercapai-capai, dan masih banyak lagi lainnya.

Taehyung dan Jimin yang sedang menonton televisi menjadi tidak fokus karena si tuan rumah sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Seharusnya Joohyun dan Sooyoung juga sedang mencuci piring dan menjemur pakaian, namun karena kehadiran Taehyung dan Jimin, mereka berdua tentu harus menemani tamu. Mereka berempat menonton televisi sambil memakan cemilan yang telah disediakan di meja. Taehyung tentu tidak sungkan-sungkan untuk melahapnya dengan penuh semangat. Sedangkan Jimin, ia sedikit menjaga image agar terlihat lebih keren dibandingkan dengan Taehyung.

"Kau akan menderita karena terlalu menjaga image, Jiminie.. makan saja sepuasnya." Ucap Taehyung yang sudah sangat mengenal temannya tersebut. Ia tahu jika Jimin akan bertingkah laku menjadi anak laki-laki yang baik di hadapan orang lain terutama didepan para perempuan cantik. Berbeda dengan dirinya yang apa adanya, ia berfikir jika dirinya apa adanya didepan orang lain, maka orang lain akan mengenalnya dengan baik dan justru akan mempermudah mereka untuk akrab atau lebih dekat.

"Benar. Makan saja.. lagian kami masih menyimpannya banyak di lemari. Kalau perlu bawalah untuk yang lain." Ucap Joohyun.

"Hahahaha.. Kau baik sekali noona.." puji Jimin kepada Joohyun. Tak lama, ia langsung menyerbu makanan yang ada dihadapannya. Bahkan lebih rakus dari Taehyung.

Sooyoung dan Joohyun yang menyaksikan hal tersebut hanya tertawa.

"Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Joon Hyuk, akan di cabut posisinya sekaligus akan di-"

"Nyonya Lim! Seulgi-ssi! Yerim-ssi! Wendy-ssi!! Kemari lah!! Berita tentang vonis hukuman Lee Joon Hyuk sudah keluar!!" Teriak Jimin agar mereka yang ia panggil segera menuju ruang tv untuk menyaksikan berita yang mereka nanti-nanti.

Dengan segera Nyonya Lim, Wendy, Seulgi, dan Yerim langsung berjalan dengan cepat menuju ruang tv bergabung dengan Jimin, Taehyung, Sooyoung, dan Joohyun.

"Kejahatannya yang meliputi, pencuain terhadap sejumlah uang, korupsi, bekerja sama dengan Korea Utara yang artinya telah berkhianat kepada negara Korea Selatan, penyanderaan terhadap sejumlah korban, pembunuhan terhadap sebuah keluarga, dan yang terkahir penganiayaan, akan dihukum penjara seumur hidup dengan denda 50 juta won. Tersang-"

"Hhhh... Syukurlah.." ucap Nyonya Lim dengan suaranya yang serak. Rupanya ia sedang menangis. Menangis bahagia karena orang yang telah membuat keluarganya tersiksa sudah diberikan hukuman sesuai dengan keinginannya.

Air matanya terus mengalir hingga membuat kelima anggota Red Velvet pun ikut terharu dengan sosok ibu seperti Nyonya Lim. Seulgi yang berdiri disampingnya, langsung memeluknya memberikan kehangatan sekaligus memberikan perlindungan.

Drrrtttt

Drrrtttt

Drrrtttt

Ponsel Jimin bergetar didalam saku jaketnya. Kemudian ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya.

Namjoon.

Dengan segera ia menekan tombol terima.

"Nde hyung?" Tanya Jimin.

"..."

"Sekarang?"

"..."

"Nde!"

Jimin memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya. Setelah itu ia menatap Taehyung yang sama seperti dugaannya, sedang menunjukkan tampang penasaran.

"Namjoon-hyung menyuruh kita untuk pergi ke kantor polisi Kim sekarang. Katanya kita akan membicarakan soal masa depan BTS." Ucap Jimin kepada Taehyung.

Sama seperti Jimin yang menerima telepon dari Namjoon, Seokjin pun menerima telepon juga, namun dari Hoseok. Isinya sama, yaitu meminta agar mereka berdua segera menuju kantor polisi Kim untuk membicarakan soal masa depan BTS.

Meski dengan berat hati, Jungkook akhirnya mau tidak mau harus meninggalkan eomma-nya. Padahal mereka sedang mengobrol asyik. Tapi, mau bagaimana lagi? Bagaimanapun juga Jungkook sangat penting posisinya sebagai anggota BTS yang merupakan organisasi bentukan negara, bukan organisasi sembarangan. Bahkan bertemunya dirinya dengan eomma-nya pun berkat dirinya menjadi anggota BTS dan atas bantuan teman-temannya.

"Aku akan kembali lagi, jangan khawatir. Aku berjanji, aku akan selalu sehat." Pamit Jungkook kepada eomma-nya.

"Eomma percaya padamu Jungkook-ah.."

To be continue

Mungkin dari kalian ada yang berpikir kalo chapter di FF ini bakalan masih banyak.

Tapi maaf ya, kalo FF ini sebenernya sudah selesai 😭😭

Karena tujuan dari FF ini adalah menguak kasus dari keluarga Jungkook dengan awalnya BTS menyelesaikan beberapa kasus. Begitu 😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

225K 24.3K 33
Welcome to : 8th My Jaemren fanfict ' Vampire ' Vampire Jaemren Di publikasikan 19 januari 2020 Finish 17 Januari 2023 ( Anjrit, syok. Ternyata emang...
682K 64K 77
Tentang seorang remaja yang harus menikah di usia muda
1M 64.2K 34
Terjebak ditubuh Permaisuri Fang Hua yang tidak dicintai Kaisar Yi fan adalah hal yang menyakitkan yang dirasakan Jian Li Kaisar hanya mencintai Seli...