Sang Penantang Badai (Sudah T...

By Winnyraca

675K 30.1K 2.7K

Kini tersedia di Gramedia. (Cerita dimulai Februari 2019, selesai April 2021, dihapus 23 Juli 2021 untuk pene... More

Pertemuan Pertama
Masalah
Trauma dan Histeria
Nama saya bukan Debbie!
Sekeping Kenangan
Fakta baru
Pengamat Yang Baik
Tersangka
Bukti dan pernyataan saksi
Sang Penantang Badai Pre Order dan Penghapusan
Kemana Ku Harus Mencari?
Extra Part- Sensitif
Extra Part: Mantan, Kolega, dan Kolam Bola

Prolog

42.1K 3.3K 176
By Winnyraca

"Enggak usah banyak ngomong ... buka baju lo!"

Wanita berusia empat puluhan itu menggeleng keras-keras.

"Jangan, Mas. Saya punya anak, jangan diginiin ...," katanya mengiba. Seluruh tubuhnya gemetar, dan wajahnya bersimbah air mata.

"Ah ... kelamaan lo, Lonte!" Seorang pemuda lain menarik kemeja yang dipakai wanita itu, memaksa untuk melepasnya.

"Jangan ... jangan, Mas. Tolong. Saya sudah umur ... jangan lakukan ini ke saya ...."

"Halah ... umur kan cuma angka ... he ... he ... he. Onderdil kan masih belum turun mesin, kita cuma bantu manasin, kok ...."

Kemeja terenggut, dan isaknya bertambah berat. Wanita itu merasa sesak oleh keputusasaan. Terus mengiba, sementara para pemuda rupawan yang mengerumuninya seolah kehilangan akal sehat karena nafsu gila.

Udara berbau alkohol, bercampur keringat dan aroma seks yang pekat. Sang wanita yang malang akhirnya hanya bisa memejamkan mata, berharap ketidaksadaran mengambil alih deraan yang dialami.

Lama setelah itu, tubuh-tubuh telanjang tak berdaya, bergelimpangan dalam lelap. Sang wanita malang merayap mengumpulkan cabikan pakaiannya, berharap masih bisa menutupi sedikit dari anggota tubuhnya yang sudah tak terselamatkan. Tertatih, dia meninggalkan tempat celaka itu, sambil membekap mulut sendiri. Takut tangisnya terlepas dan membangunkan mereka yang sudah memerkosanya.

*******

"Bokap gue bisa jantungan kalau ...." Pemuda berkemeja putih membenturkan kepala ke dinding di belakangnya. Tangannya memukul-mukul lantai.

"Diem, lo! Bukan lo doang yang punya bokap orang penting. Lo kira bonyok gue gak bakal stres kalo tuh perempuan berani buka mulut? Apalagi ... kalo sampe dia ngomong ke pers." Pemuda berkaus lengan panjang menukas kesal.

"Kita harus ketemu dia ... jangan sampe dia ngomong sama siapa pun. Jangan sampe masa depan kita berantakan gara-gara perek itu ember ...." Pemuda berkemeja putih kembali bicara.

"Lo punya duit berapa banyak?" Si Kaus Lengan Panjang bertanya.

"Uhm .... sekitar sepuluh juta ...."

"Mana cukup? Woi ... mana dia mau uang cuma segitu?"

"Lo punya berapa?"

"Gue punya dua puluh."

"Ya udah, gue cari lagi ...."

Kemeja Putih menoleh kepada temannya yang sedari tadi diam, si pemuda dengan kemeja kotak-kotak mahal rancangan desainer ternama.

"Njing! Kenapa diem aja, lo? Lo punya duit berapa? Kita urunan buat nutup mulut si Janda Gatel ...."

Kemeja kotak-kotak mengangkat kepala dan menatap temannya. Matanya mengerjap lambat.

"Kita udah perkosa dia, masih tega lo ngatain dia begitu?" tanyanya dengan suara bergetar.

Kedua temannya terdiam, lalu si Kaus Lengan Panjang berdeham.

"Ya udah, sih. Kita kan lagi gak sadar ... lagian ... dia emang janda, kan?"

Kemeja Kotak-kotak memejamkan mata lama, lalu bangkit dan berjalan terhuyung-huyung meninggalkan teman-temannya yang saling berpandangan.

"Roman! Oi! Lo enggak bisa pergi gitu aja, Njing!"

Kemeja Kotak-kotak hanya mengibaskan tangannya, dan menghilang di balik pintu.

"Sial!"

"Lo harus jagain si Roman. Dia bisa ngacau."

"Diem lo. Gue kagak bego, enggak usah lo kasih tau ...."

*******

Gadis berseragam putih biru itu mengerutkan keningnya saat mendengar suara tangis tertahan dari kamar sebelah. Sambil mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda, dia pun mendekat dan berdiri di depan pintu.

"Bu? Ibu sudah bangun?" tanyanya sambil mengetuk pintu.

Isak tertahan dari dalam kamar makin memilukan, membuat gadis itu  bergegas mendorong pintu hingga terbuka. Mulut mungilnya ternganga melihat sang ibu yang meringkuk di ranjang dengan pakaian compang-camping, juga lebam-lebam di wajah yang bersimbah air mata dan seluruh bagian tubuhnya yang bisa terlihat.

"Bu?!" Gadis itu menghambur ke ibunya, tetapi sang ibu malah mengacungkan tangan dengan gemetar. Mencegahnya mendekat.

"Jangan ... jangan ... tolong ... sudah ... jangan lagi ...."

Air mata meluncur deras di pipi gadis itu.

"Ibu ...."

********

Continue Reading

You'll Also Like

100K 7.6K 53
Naksir bapak kos sendiri boleh gak sih? boleh dong ya, kan lumayan kalau aku dijadikan istri plus dapet satu set usaha kosan dia
41.1K 1.8K 28
"Yes. I am an alcoholic. Is there a problem for you?" -Dane Rush Garfield "I am an workaholic. Is there a problem for you?" -Summer Bibel Collins [Wr...
2.3K 864 33
Please vote if you enjoy 🌟 Genre : School, Teenfiction, Romance (40%), Angst (60%) Namanya Tinky, tetapi tidak seberuntung Tinkerbell yang bisa terb...
24.6K 1.9K 11
Cover by @henzsadewa Kejadian beruntun yang menyisakan trauma masa lalu,membuat seorang perempuan tak lagi ingin memiliki mimpi. Hingga dia dipertemu...