[FF BTS] You In Danger

By Wellashey

219K 22.6K 1K

[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Preside... More

Intro
You In Danger 1 : Danger I
You In Danger 2 : Danger II
You In Danger 3 : Danger III
You In Danger 4 : Danger IV
You In Danger 5 : We Are Bulletproof I
You In Danger 6 : We Are Bulletproof II
You In Danger 7 : We Are Bulletproof III
You In Danger 8 : We Are Bulletproof IV
You In Danger 9 : We Are Bulletproof V
You In Danger 10 : We Are Bulletproof VI
You In Danger 11 : We Are Bulletproof VII
You In Danger 12 : Fire I
You In Danger 13 : Fire II
You In Danger 14 : Fire III
You In Danger 15 : Fire IV
You In Danger 16 : Fire V
You In Danger 17 : Fire VI
You In Danger 18 : Fire VII
You In Danger 19 : Butterfly I
You In Danger 20 : Butterfly II
You In Danger 21 : Butterfly III
Yon In Danger 22 : Butterfly IV
You In Danger 23 : Just One Day I
You In Danger 24 : Just One Day II
You In Danger 25 : Just One Day III
You In Danger 26 : Rain I
You In Danger 27 : Rain II
You In Danger 28 : Let Me Know I
You In Danger 29 : Let Me Know II
You In Danger 30 : Coffee I
You In Danger 31 : Coffee II
You In Danger 32 : Serendipity I
You In Danger 33 : Serendipity II
You In Danger 34 : Serendipity III
You In Danger 35 : Singularity I
You In Danger 36 : Singularity II
You In Danger 37 : Singularity III
You In Danger 39 : The Truth Untold II
You In Danger 40 : The Truth Untold III
You In Danger 41 : Go Go
You In Danger 42 : Good Day
Outro
NEW STORY!!!
[My New Story] Black Memories | 00L

You In Danger 38 : The Truth Untold I

2.6K 283 47
By Wellashey

The Truth Untold = kebenaran yang tak tersampaikan/ tak terungkap

Selamat membaca 😉

###

Setelah semua yang sudah di alami BTS hari itu, keadaan dirumah menjadi lebih dingin dari biasanya. Tidak ada candaan, tidak ada suara tertawa yang menyenangkan, tidak ada kebersamaan yang hangat, dan tidak ada senyuman di wajah mereka. Kesedihan meliputi mereka. Walaupun hanya Jungkook yang merasakan sedih karena merasa gagal sebagai anak, yang lain juga merasakan kegagalan. Namun bukan kegagalan sebagai anak, melainkan sebagai teman atau keluarga.

Sangat sunyi.

Malam itu pukul 01.37. Suasana rumah BTS saat semuanya sedang tidur tidak ada bedanya ketika mereka semua terbangun. Hanya khusus untuk siang hingga malam tadi sebelum mereka tidur. Tentu sebelum-sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.

Tidak seperti yang lainnya yang tengah berada di alam mimpi, Jungkook terbangun. Ia merasa bahwa malam itu serasa sangat panjang, hingga ia tidak percaya jika ia bangun pukul dini hari. Dia tidak bisa melanjutkan tidurnya, atau lebih tepatnya adalah ia enggan melanjutkan tidurnya.

Ia melompat turun dari ranjangnya menuju dapur untuk mengambil minum.

Dibukanya kulkas tersebut, kemudian ia mengambil sebuah botol berisi air mineral. Kemudian ia memutar tutup botol tersebut, setelah berhasil membuka tutup botolnya ia minum beberapa teguk. Padahal ia tidak begitu haus. Ia hanya melakukan apa yang ia inginkan. Hingga akhirnya air dalam botol tersebut tandas yang hanya menyisakan beberapa tetes.

Jungkook membuang botol tersebut ke tong sampah kecil di dekat dapur.

Ia berjalan bak zombie yang kelaparan menuju kamarnya. Mengambil jaket hitamnya yang kemudian ia kenakan dengan pelan seperti nyawanya sedang melayang. Tatapannya kosong dengan mata yang dihiasi kantung besar.

Ia berjalan menuju pintu keluar. "Aku ingin menghirup udara segar. Aku akan segera kembali." Pamit Jungkook kepada para hyung-nya dengan suara pelan dan serak seperti sedang berbisik, walaupun para hyung-nya tidak mendengar ucapannya karena sedang tidur.

Jungkook melangkah keluar rumah. Ia berjalan semaunya tanpa menentukan arah tujuan. Malam itu tentu sangat sunyi. Tidak ada suara apapun. Terkadang Jungkook mendengar daun-daun yang bergesekan akibat angin kecil yang menerpanya.

Jungkook terus berjalan dan berjalan.

Hingga akhirnya ia sampai di jembatan sungai Han.

Ia menatap langit dengan wajah sendu. Mencari-cari bintang yang ternyata tidak ada.

"Eomma.. Appa.. Aku sangat merindukan kalian. Kalian sudah berjanji kepadaku untuk pergi ke kebun binatang untuk kedua kalinya. Tidak. Pergi ke kebun binatang sesering yang aku inginkan. Sayangnya mereka membuat kalian tidak bisa menepati janji."

Mata Jungkook beralih ke air sungai yang mengalir dengan tenangnya.

"Bukankah dulu eomma pernah bercerita jika di surga sangat indah dan semua hal ada di sana. Pasti kebun binatang juga ada di sana kan? Bagaimana kalau aku pergi ke surga bersama eomma dan appa? Bukannya sangat menyenangkan?"

Jungkook tersenyum sekilas.

Selama lima menit Jungkook hanya menatap sungai tersebut.

Hingga kaki kanannya ia angkat untuk menaiki jembatan tersebut. Tetapi ia kembali menurunkan kakinya kembali setelah ada seseorang yang menarik tangannya dengan kasar.

"Hyung???" Jungkook terkejut dengan kehadiran Seokjin.

"Mulai saat ini aku akan selalu bersamamu setiap waktu Jungkook-ah. Walaupun kau ingin pergi ke kamar mandi pun aku akan mengikutimu." Ucap Seokjin dengan sungguh-sungguh sambil mengeluarkan borgol dari dalam jaket hitamnya.

Jungkook hanya menatap perilaku Seokjin dengan tatapan datar dan pasrah. Ia tahu maksud dari hyung-nya melakukan hal ini, yaitu karena hyung-nya tidak mau ia melakukan hal-hal seperti yang baru saja terjadi.

Bunuh diri.

"Ayo kita pulang." Seokjin menarik paksa tangan Jungkook dengan kasar seperti seorang ibu yang menarik anaknya karena sudah berbuat onar.

***

"Hhhh..." Namjoon membuang nafasnya ketika melihat betapa kerepotannya Jungkook ketika harus selalu bersama-sama dengan Seokjin. Seperti yang sedang mereka lakukan saat ini. Seokjin sedang memasak makanan untuk sarapan BTS dan tangan bahkan tubuh Jungkook harus selalu mengikuti kemana Seokjin melangkah. Misalnya mengambil beberapa bahan di kulkas, kemudian mencuci sayuran, membuang sampah, memasak di depan kompor, dan lain-lainnya.

"Bukannya kau terlalu berlebihan Hyung?" Tanya Taehyung kepada Seokjin yang tengah merajang daun bawang dengan sedikit kesulitan karena tangan kanannya terborgol dengan tangan kiri Jungkook. Sehingga gerakannya ketika sedang merajang tidak secepat gerakannya yang biasannya.

"Menurutku tidak berlebihan. Untuk sementara waktu seperti itu saja dulu." Ucap Hoseok yang lebih setuju dengan pemikiran Seokjin. Bagaimanapun situasinya Jungkook perlu pengawasan ekstra dari keluarganya untuk saat ini. Karena bisa saja satu detik mereka lengah, Jungkook sudah melakukan hal-hal yang mengancam keselamatannya sendiri.

"Jungkook-ah.. Apa yang kau lakukan itu salah. Orang tuamu akan sedih jika kau melakukan hal itu. Jangan berani-beraninya melakukan hal bodoh lagi." Ucap Taehyung seperti seorang kakak yang memarahi adiknya karena telah melakukan kesalahan. Jungkook tidak bergeming. Ia mendengar ucapan Taehyung namun memilih diam, tetapi tubuhnya tidak bisa diam karena faktor Seokjin yang memaksa Jungkook untuk beraktivitas.

"Orang tuamu akan sangat senang jika kau hidup dengan bahagia. Jadilah laki-laki yang keren sepertiku." Ucap Jimin dengan wajah seriusnya namun para hyung-nya menatap Jimin dengan risi karena dirinya terlalu percaya diri dan tidak ada hubungannya dengan keadaan Jungkook saat ini. Lagian Jungkook sudah keren.

"Jungk-"

"Annyeonghaseyeo!!!" Suara Red Velvet terdengar, membuat Yoongi yang hendak menasehati adiknya langsung menoleh ke sumber suara.

Tentu membuat ketujuh anggota BTS terkejut. Tiba-tiba saja mereka datang padahal masih sangat pagi dan bukan jamnya untuk bertamu. Tetapi hal itu tentu kini mereka hilangkan selama Red Velvet yang datang. Ya, sekarang mereka sudah sangat dekat dan saling menyayangi seperti keluarga besar yang rukun.

"Kalian tahu password rumah ini?" Tanya Yoongi dengan polosnya. Kemudian ia cepat-cepat menambah ucapannya. "Kau pelakunya??" Telunjuk Yoongi jatuh pada Seulgi.

Seulgi hanya tersenyum.

"Siapa lagi kalau bukan dia?" Ucap Wendy.

"Tidak apa-apa anggap saja rumah sendiri. Yang penting saat malam, kalian tidak boleh datang apalagi menginap." Ucap Seokjin melangkah mendekati tamunya untuk menyambut kedatangan mereka.

Tentu kelima anggota Red Velvet langsung dibuat bingung. Bukan karena ucapan Seokjin yang terdengar ngawur, melainkan karena tangan Seokjin yang terborgol dengan Jungkook.

Tatapan-tatapan tersebut membuat Seokjin mau tidak mau menjelaskan apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu. Tepatnya pukul dua dini hari.

Seokjin menjelaskannya dengan detail dari saat menerima berita bahwa Sang Yeob telah mati karena kecelakaan, kemudian sikap Jungkook yang lebih dingin dan pendiam padahal dirinya sudah seperti itu, namun kali ini lebih parah, dan yang terakhir tentang Jungkook yang hendak bunuh diri dengan melompat dari jembatan.

Mendengar hal itu Red Velvet menjadi semakin simpati.

"Ayo kita lakukan." Ucap Joohyun yang mampu membuat yang lain bingung.

"Maksudmu?" Tanya Namjoon.

"Ayo kita cari kebenarannya. Tidak masalah jika pelakunya sudah mati atau tidak. Yang penting kita tahu apa alasan dibalik kasus pembunuhan orang tua Jungkook. Bukannya aku membela mendiang sekretaris Lee, hanya saja mungkin kita menemukan hal tak terduga seperti menemukan pelaku yang sebenernya yang ternyata bukan Lee Sang Yeob." Ucap Joohyun menjelaskan.

"Annyeonghaseyeo.. Kenapa kalian berkumpul di pagi hari? Sepertinya pembicaraan kalian sangat penting. Tapi apa boleh aku mengganggu waktu kalian sebentar saja?" Ucap Kim Min Seok yang kehadirannya membuat BTS dan Red Velvet tidak karuan herannya.

"Maaf aku tidak memberitahu jika akan datang. Dan tadi pintunya tidak tertutup dengan rapat, jadi aku langsung masuk saja." Ucap Kim Min Seok yang membuat keempat anggota Red Velvet langsung menoleh ke arah Yerim dimana dia yang paling terakhir masuk rumah, sehingga dirinya yang pasti tertuduh atas pintu yang tidak tertutup dengan rapat.

"Mianhaeyeo.." ucap Yerim dengan pelan dan tidak menatap para eonni-nya karena takut dan merasa bersalah.

"Kalau begitu sebaiknya kita pergi ke ruang tengah. Karena di dapur bukan tempat yang nyaman untuk mengobrol." Ucap Jimin yang mempersilakan para tamunya untuk duduk di tempat yang layak dan tentunya lebih nyaman dibandingkan dengan harus berdiri di dapur seperti tadi.

"Kami membawa kue, tadi kami membelinya saat perjalanan kemari. Sebaiknya kita suguhkan di meja ruang tengah untuk kita dan polisi Kim." Ucap Sooyoung berbisik kepada Namjoon.

Namjoon tentu langsung menyetujuinya, selain alasan bahwa tamu harus diberi suguhan seperti makanan dan minuman, alasan utamanya adalah bahwa BTS tidak memiliki makanan yang bisa di suguhkan untuk tamu yang datang. Sebabnya adalah karena seminggu ini mereka sudah lama tidak belanja bahan makanan dan cemilan. Di lemari makanan mereka bahkan tinggal tersisa rumput laut kering. Tentu makanan tesebut kurang pantas untuk di berikan kepada tamu seperti polisi Kim.

Wendy dan Sooyoung langsung mengambil beberapa piring dari dapur lalu menaruh kue-kue tersebut di atas piring. Dengan segera mereka letakan di meja ruang tengah.

Di ruang tengah, beberapa anggota BTS harus berdiri karena sofanya tidak cukup untuk di duduki oleh tiga belas orang. Diantaranya ada Seokjin-Jungkook, Hoseok, Taehyung, dan Jimin.

"Tunggu! Ada apa dengan kalian?" Tanya polisi Kim tentunya kepada Seokjin dan Jungkook.

"Ahh... Jungkook tumbuh menjadi orang yang sangat usil. Jadi kami menghukumnya.. hahahaha..." Tawa Seokjin terdengar sangat dibuat-buat. Namun Polisi Kim tidak mau ambil pusing dan tetap mempercayai apa yang dikatakan Seokjin barusan.

Ya, karena BTS tidak ingin membicarakan soal kasus orang tua Jungkook kepada siapapun kecuali orang terdekat seperti Red Velvet. Walaupun Polisi Kim juga dekat dengan BTS, tetapi tetap saja mereka belum ada keinginan untuk membicarakan hal tersebut kepada polisi Kim.

"Arraseo arraseo.. Bagiamana kabar kalian? Aku sudah lama tidak bertemu dengan kalian. Mungkin lebih dari satu minggu?" Tanya Min Seok kepada BTS dan Red Velvet. Ia hanya berbasa-basi sebelum mulai untuk membicarakan hal yang serius.

"Kami semua baik, lihat, kami terlihat sangat sehat kan." Jawab Hoseok.

"Omong-omong, ada perlu apa polisi Kim datang?" Tanya Sooyoung.

"Kasus baru?" Tebak Jimin.

"Bukan. Aku hanya ingin memberikan ini." Ucap Kim Min Seok sambil mengeluarkan ampol dari dalam saku jaketnya.

Tatapan yang lain langsung menuju ke amplop surat tersebut. Di kepala mereka muncul pertanyaan-pertanyaan seperti 'apa isi surat itu?', lalu 'kenapa polisi Kim memberikan kami surat itu?', dan 'dari siapa surat itu?'.

Seperti peramal, Kim Min Seok langsung menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan di benak BTS dan Red Velvet. Ia tahu karena ekspresi anak-anaknya sangat lucu. Membuatnya ingin langsung menjelaskan tanpa harus ditanya terlebih dahulu.

"Surat ini dari mendiang Lee Sang Yeob. Ia memberikannya kepada ku saat dirinya di tangkap. Ia memberikannya secara diam-diam dan dengan gerakan yang cepat sehingga tidak ada seoranpun yang menyadari tingkah lakunya. Ia juga membisikan sesuatu kepada ku sebelum ia masuk ke dalam mobil polisi. Katanya tujukan surat ini kepada BTS.

"Bahkan aku belum membukanya. Sehingga aku tidak tahu isi suratnya seperti apa berisi tentang apa. Karena surat ini tidak berhak untuk ku baca, hanya kalian si penerima yang harusnya membacanya." Ucap Minseok menjelaskan.

"Boleh aku ambil?" Tanya Namjoon dengan sopan.

"Tentu saja." Jawab Minseok.

Kemudian Namjoon mengambil amplop berisi surat tersebut yang terletak di meja. Kemudian ia membuka amplop tersebut. Setelah berhasil dibuka, ia langsung mengambil surat yang berada di dalamnya. Di bukannya lipatan surat tersebut yang kemudian ia baca isinya.

"Apa isinya Hyung?" Tanya Taehyung penasaran.

Namjoon terlihat bingung harus memberitahu sekarang atau tidak. Karena isi surat tersebut hanya untuk BTS, tentunya hanya BTS lah yang berhak tau isinya. Selain mereka tidak boleh ada yang tau, Red Velvet sekalipun.

Peka dengan suasana, akhirnya Kim Min Seok izin untuk pergi. "Kalau begitu aku pergi dulu. Kabari aku jika kalian sudah free, karena beberapa kasus membutuhkan bantuan kalian. Dan satu hal lagi informasi yang penting, kalian tidak perlu bekerja sama lagi dalam kasus berikutnya. Kalian akan bekerja sama saat ada perintah dari pusat. Baiklah aku pergi sekarang."

"Nde! Hati-hati di jalan polisi Kim! Terimakasih atas surat dan informasinya." Ucap Hoseok.

Lalu polisi Kim pergi meninggalkan ruangan di ikuti oleh Hoseok untuk mengantarnya sampai pintu keluar. Hoseok melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah mobil polisi Kim yang melaju menjauhi rumah BTS. Setelah itu ia kembali ke dalam.

"Kami juga izin untuk pergi. Karena sepertinya kalian harus menyelesaikan sesuatu. Kami tidak mau kehadiran kami menganggu kalian. Kalau begitu sampai jumpa lain waktu!!" Ucap Joohyun berpamitan kepada ketujuh anggota BTS.

"Maaf karena kami tidak bisa mengobrol untuk hari ini. Lain waktu BTS dan Red Velvet harus makan bersama. Aku yang traktir." Ucap Namjoon disusul dengan senyumannya yang membuat lesung pipinya muncul tanpa di minta. Manis.

Untuk ke dua kalinya, Hoseok mengantarkan tamu hingga pintu keluar.

"Hati-hati dijalan. Jangan lupa untuk merindukan kami!" Teriak Hoseok kepada Red Velvet yang tengah memasuki mobil mereka.

"Tentu!" Teriak Sooyoung dan Yerim dengan kompak. Kemudian mobil tersebut melaju meninggalkan kediaman BTS.

Kini BTS sudah berkumpul di ruang tengah.

"Apa isi suratnya Hyung?" Tanya Taehyung untuk yang kedua kalinya.

"Dua buah alamat. Yang satu alamat apartemen seseorang dan yang satunya lagi adalah alamat rumah sakit jiwa beserta nomor kamarnya. Menurut kalian bagaimana?" Namjoon menjawab pertanyaan Taehyung sekaligus memberikan pertanyaan. Karena dirinya pun bingung kepada Lee Sang Yeob yang memberikan BTS surat berisi alamat.

"Aku tidak bisa menduga. Namun kita harus cek alamat tersebut. Karena ada dua alamat, kita bagi dua tim saja." Usul Jimin.

"Benar. Setelah sarapan, bagaimana kalau kita langsung berangkat? Aku tidak sabar untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Rasa penasaran ku tidak bisa ditunda-tunda. Bahkan sekarang pun aku ingin pergi. Namun perutku memintaku untuk mengisinya dulu baru pergi." Ucap Hoseok. Tangannya memegangi perutnya karena terus menerus berbunyi.

"Kalau begitu kita berangkat pukul 10. Seokjin-hyung, Jungkook dan Taehyung, kalian pergilah ke rumah sakit jiwa. Kemudian sisanya pergi ke apartemen." Ucap Namjoon memberikan tugas.

***

Keempat anggota BTS telah sampai di depan pintu apartemen entah milik siapa. Apartemen tersebut terbilang sederhana, tidak mewah dan tidak pula kumuh. Namjoon mengetuk pintunya sebanyak tiga kali. Kemudian terdengar suara seorang perempuan tua yang mengatakan bahwa ia akan segera membukanya.

Pintunya pun terbuka. Muncullah  seorang nenek dengan senyuman di wajahnya yang tulus. "Kalian teman Lee Sang Yeob? BTS?"

Sontak pertanyaan nenek tersebut mampu membuat Namjoon, Hoeok, Jimin, dan Yoongi terkejut. Bagaimana nenek tersebut bisa tahu bahwa mereka adalah BTS dan dia juga mengetahui tentang Lee Sang Yeob?

"Nde. Kami BTS dan kami adalah teman Lee Sang Yeob." Jawab Namjoon akhirnya.

"Kalau begitu silahkan masuk. Ada hal yang ingin ku sampaikan kepada kalian. Aku juga akan memberikan hadiah kepada kalian." Nenek itu lagi-lagi ternyum. Keramahannya membuat keempat anggota BTS tersebut langsung merasa nyaman dan rasanya seperti melihat nenek sendiri. Sekedar mengingatkan, BTS berasal dari panti asuhan. Tentu mereka tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang nenek.

Kemudian keempat anggota BTS tersebut memasuki apartemen milik nenek ramah itu.

***

Kamarnya berada di lantai dua. Tepatnya nomor 106. Karena ketidaksabaran ketiganya, Taehyung, Seokjin, dan Jungkook tidak bisa berjalan. Mereka setengah berlari agar cepat sampai tujuan. Menaiki tangga dengan tergesa-gesa hingga membuat para perawat dan dokter kebingungan.

Entah mengapa jantung ketiganya berdegup lebih kencang dari biasanya. Bukan karena mereka sudah berlari-lari dan menaiki tangga dengan tergesa-gesa hingga satu langkah kaki mereka bisa menaiki 2-3 anak tangga, melainkan karena mereka akan bertemu seseorang yang meskipun riwayatnya tidak waras sebab ia tinggal di rumah sakit jiwa.

Hingga sampailah mereka di kamar nomor 106.

Digesernya pintu kamar tersebut oleh Taehyung.

Di dalamnya terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di ranjang sambil memeluk sebuah boneka berwarna coklat terang. Ketiga anggota BTS tersebut hanya dapat melihat belakang tubuh wanita tersebut karena wanita itu sedang menghadap ke arah jendela. Sikapnya tenang, ia tidak bergerak sedikit pun. Hanya menatap pemandangan di luar jendela dengan tatapan kosong.

Ketiganya mendekati wanita tersebut dengan sama tenangnya.

"Ia memegang boneka singa rupanya." Ucap Taehyung yang lebih dulu sampai di depan wanita itu.

Mendengar Taehyung mengucapkan 'boneka singa', Jungkook melangkah secepat kilat hingga Seokjin terkejut karena tangannya tiba-tiba tertarik paksa.

Jungkook melihat boneka yang sedang duduk di pangkuan wanita itu. Benar. Itu adalah boneka singa, dan singa adalah hewan kesukaan Jungkook saat kecil.

Jungkook memandangi wajah wanita itu dengan seksama. Tak lama kemudian ia menarik bibirnya membentuk senyuman.

"Eomma.."

To be continue

Terharu sendiri bacanya akutu. Ternyata eommanya masih hidup 😭😭

Mau tanya dong guys.. kalian tau ini ngga?

Aku sering banget dapet ini. Tapi ngga ngerti itu apaan, waktu di buka ngga muncul2 gitu. Entah kenapa 🤔🤔

Continue Reading

You'll Also Like

12.1K 7.2K 60
FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari...
1.5M 94.7K 40
bagaimana jika kekasihmu; orang yang kamu cintai sekaligus orang yang paling kamu percaya menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia pembunuh...
219K 22.6K 46
[SELESAI] Sebuah organisasi yang di bentuk oleh pemerintahan Korea Selatan, dan berasal dari perintah Presiden sendiri, beliau memberinya nama BTS, s...