SHATTERED

By Ashfaadya

2.5K 400 124

Sequel Z Love Story Masih tentang Alfa dan Ziyya❤ Buat yang penasaran, langsung baca aja kuyyyyy😎 #AshfAdya More

prolog
Kutu Unta and Raja Dugong
Perfect to Me
Aussie? Really?
Senja
Who is She?
Menikah???
WTF?!
Nearmiss
bookstore
He's gone
Dinner???
The Crazy Man
Susu Murni
Aul's Wedding [1]
Aul's Wedding [2]
He's come back
Bintang
Keep Your Mouth!!
Abnormal
Sorry
Hancur
Pasar Malam
Ayah
Escape
Last Night?
Favorite Girl
Rindu
Bandara
Pulang?
Baikan
Info!!
Deja Vu
Tameng
Pilihan
Putus?
Dosen Tengil
Are You Kidding Me, Sir?

Sakit

60 10 0
By Ashfaadya

Sudah dua hari terlewati semenjak hari keberangkatan Alfa ke Aussie. Selama itu pula aku hanya mengurung diriku di kamar. Tanpa mau ke mana pun, dan tak mau melakukan apapun selain menangis. Isi notifku penuh, dan sebagian besar dari Alfa, tapi aku tak peduli.

Ayah, bunda, Aul, Sam, Asa, mama Elis, bahkan om Rama, mereka sudah mencoba untuk membujukku agar mau keluar, tapi percuma saja, karena aku tidak ingin keluar. Begini saja terus, mengurung diri di kamar sampai nanti Alfa pulang.

Mungkin kalian menganggapku childish, tapi, ya, aku memang seperti itu adanya. Tapi coba kalian bayangkan kalau kalian jadi aku..

Setiap hari aku selalu ditemani Alfa, ke manapun. Setiap kali aku butuh bantuan, dia selalu siap dua puluh empat jam untuk membantuku. Dia yang bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya bersamaku. Tapi sekarang tiba-tiba dia pergi ke tempat yang jauh dan pada waktu yang lama, apa yang kalian rasakan? Kosong.

Tok tok tok

Kali ini siapa lagi???

“Ya, ini gue, Sam.”

Sam, akhir-akhir ini dia memang sering mengunjungi rumahku. Dia sedang masa pendekatan dengan Azalea, sepupuku, tapi lewat bunda. Aneh, bukan?

“Kalau kedatangan lo ke sini Cuma buat nyuruh gue makan, percuma Sam, mending lo pulang lagi aja. Gue lagi nggak napsu makan.” Kataku.

“Kata siapa?? Pede lo akut, Ya. Gue ke sini Cuma mau ngasih tau lo, kalau gue tadi bawa satu drigen susu murni kesukaan lo. Tapi katanya lo lagi ga napsu makan apa-apa, ya? Ya udah, daripada mubadzir, mendingan gue bawa pulang lagi aja.”

Apa kata Sam tadi??? Susu murni??? Serius???

Aku langsung bangkit dan berlari menuju pintu. Rupanya saat kubuka pintu, wajah Sam yang sedang nyengir lebar lah yang aku lihat pertama kali.

“Di mana susu murninya???” Tanyaku to the point.

“Udah habis dibagiin ternyata, nanti deh gue beliin lagi, ya??”

Aku tau Sam berbohong. Tidak ada susu murni satu drigen yang dia bawa. Dia hanya ingin aku membukakan pintu. Itu saja.

“Gue kutuk lo jadi sambal ijo juga loh, Sam!”

Aku hendak menutup pintu, tetapi Sam menahannya. Sial!

***

“Anjir, Ya.. ini kamar perawan apa kamar di panti jompo, sih? Bau asem banget gila!”

“Suruh siapa main masuk-masuk sembarangan?!”

Sam kini memang sedang berada di dalam kamarku. Setelah sempat cekcok tadi di pintu, dia langsung menerobos masuk ke kamarku begitu saja. Bukankah tingkahnya sangat menyebalkan?

Jika Asa yang bertindak semenyebalkan itu sih sudah biasa, tetapi ini Sam. Bayangkan saja..

“Gue ada bad news buat lo,” katanya setelah memilih duduk di jendela kamarku yang memang sengaja aku biarkan terbuka.

“Gue nggak punya daya buat dengerin berita, apalagi berita buruk.” Kataku cuek.

“Ini tentang tunangan lo.”

Aku langsung fokus pada kalimat yang selanjutnya akan Sam katakan.

“Dia sakit.”

Dua kata, tetapi mampu membuat mataku membulat sempurna.

“Kok bisa?!?!” teriakku.

“Bisa lah! Dan itu gara-gara lo.”

“Kok gara-gara gue?!”

“Iyalah gara-gara lo. Orang lo nggak pernah bales chat, sms, dm dari dia. Telpon lewat apapun lo nggak pernah angkat. Ditambah lagi dia cemas banget sama keadaan lo. Mamanya cerita kalau lo ngurung diri di kamar dan nggak mau makan sama sekali. Dan lo tau, dia juga ikut-ikutan nggak makan, sama kaya lo. Ditambah cuaca di sana itu tergolong ekstrem, Ya. Puas lo udah bikin Alfa juga sakit??”

Aku tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Sungguh.

“Terus gimana kabarnya sekarang?”

“Terakhir video call sih, dia nggak jauh beda sama ayam tiren dibungkus selimut.”

Plakkkk

Aku tak sengaja memukul lengannya. Refleks yang sudah menjadi kebiasaan.

“Kalau ngomong tuh difilter dulu kenapa sih, Sam. Masa iya Alfa lo samain kaya ayam tiren?!” kataku kesal.

“Ya emang keliatannya begitu. Pucet. Kaya mayat hidup, lo, tau??”

Aku membayangkan bagaimana kondisinya saat ini. Sungguh. Aku merasa sangat bersalah sekarang. Kalau Alfa sakitnya di sini, sudah pasti aku akan langsung menyusul ke rumahnya untuk menemaninya, merawatnya hingga sembuh. Tapi dia tidak di sini.

Lalu, apa aku harus pergi menyusulnya ke sana?? Tidak mungkin. Bisa-bisa belum sampai ke tempat Alfa tinggal, aku sudah mati membeku di tengah jalan. It’s not funny gaezz.

“Sekarang masih nggak napsu makan?”

Aku mengambil laptop untuk segera menghubungi Alfa lewat video call.

“Gue mau telpon dia dulu. Gue khawatir banget sama keadaannya.”

Saat aku membuka laptop, tangan Sam menahanku.

“Lebih baik lo makan dulu, abis itu istirahat. Besok baru lo telpon dia.”

Aku rindunya sekarang, masa iya harus nunggu sampai besok?

***

“Hai..”

Kulihat lengkung sabit favoritku kini melemah. Benar apa kata Sam, Alfa sakit, dan itu karena aku. Wajahnya terlihat lelah dan mengantuk. Meski begitu, dia tetap ganteng.

“Kamu ngapain ikut-ikutan mogok makan segala sih? Sakit, kan jadinya.”

“Geer banget. Tau aja nggak kalau kamu lagi mogok makan. Aku taunya kamu lagi mogok bicara sama aku, meski Cuma lewat vc.” Katanya yang diselingi suara batuk tertahan.

“Nggak usah bohong deh. Sam udah cerita semuanya sama aku. Kamu tuh, ya.. eughh. Kalau bisa, sudah aku jambak deh rambut kamu.” Kataku gemas.

“Makanya jangan mogok makan lagi kalau kamu gamau liat aku sakit.”

“Jangan konyol!” omelku.

Alfa diam, aku pun diam. Kami hanya saling memandang satu sama lain.

“Kamu tau, Ya? Aku di sini kedinginan, karena cuaca di sini dingin banget. Tapi sayangnya nggak ada yang bisa aku peluk selain guling dan selimut ehehe. Coba ada kamu di sini, sudah pasti kamu aku jadikan mantel.”

“Ngaco! Bisa-bisa aku mati membeku, langsung kena hipotermia pertama nginjakin kaki di sana. Ogah.”

Alfa tertawa. Suara tawa yang sangat aku rindukan.

“Oh iya, Fa,”

“Iya kenapa?”

“Di Aussie, kamu di Sidney-nya kan???” Dia mengangguk. “Berarti banyak tempat wisata yang bagus. Tempat mana yang paling mau kamu datangi??” tanyaku antusias.

“Aku ke sini buat kuliah, Ziyyana Winata, bukan buat liburan ke tempat wisata.”

“Ya aku tau, maksud aku itu kalau kamu lagi libur kuliahnya. Nggak setiap hari juga dong kamu kuliah, iya kan???”

“Kalau libur aku inginnya pulang ke rumah, biar bisa ketemu kamu.”

“Emang kamu kuliah berapa kali dalam seminggu??”

“Tiga. Keren, nggak???” katanya sambil menaik turunkan alisnya.

“Terus kalau udah tiga hari kuliah, kamu nanti pulang?? Orang kaya.” Alfa tertawa.

“Bercanda hahaha. Aku udah punya rencana buat ngisi hari liburku.”

“Apa?”

“Hibernasi seharian di dalam kamar.”

“Udah nggak kaget, sih.”

Kami tertawa bersama. Cukup lama kami mengobrol, sekitar tiga hampir empat jam, membicarakan apapun untuk sekedar melepas rindu.

“Tidur gih, udah malem.” Katanya.

Kontan aku melihat ke arah jam, ternyata sudah menunjukkan pukul 11.25 malam. Kemudian aku teringat akan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Australia. Mataku sukses membulat sempurna.

“Alfa... maafin aku karena udah ganggu waktu tidur kamu. Aku lupa kalau waktu di sini sama di sana itu beda. Maafin aku, Fa. Kamu juga butuh istirahat. Ya ampuuunnn. Berarti aku udah ganggu waktu istirahat kamu, ya?? Ya ampun, Fa.. maafin aku.”

It’s oke, Ya. Kamu nggak salah, ngapain minta maaf? Aku memang lagi nunggu telpon dari kamu, dan ternyata kamu beneran telpon.” Alfa terkekeh.

“Ya udah, lebih baik kamu tidur, karena aku juga mau tidur. Nanti aku telpon lagi.”

“Iya, have a nice dream, Ya.” Alfa mengecup dua jari tangannya, yang kemudian dia tempelkan di kameranya.

“Have a nice dream too, my king.” Kataku yang juga melakukan hal yang sama dengannya.

Video call terputus, dan kini saatnya aku terjun ke alam mimpi. Setidaknya rasa khawatirku dan juga rinduku sudah terobati. Beruntung teknologi sudah maju, karena jika tidak, lalu bagaimana caranya aku berkomunikasi dengan dia yang lintas benua denganku?






































Alfa sakiiitttt..😭
Gws Fa.. Ada doa yang tak pernah putus untukmu dariku eeakkk 😎

Continue Reading

You'll Also Like

2M 110K 96
Daksh singh chauhan - the crowned prince and future king of Jodhpur is a multi billionaire and the CEO of Ratore group. He is highly honored and resp...
2.6M 151K 48
"You all must have heard that a ray of light is definitely visible in the darkness which takes us towards light. But what if instead of light the dev...
393K 24.5K 65
In the vibrant city of Jaipur, a secret deal was struck between two worlds. Abhimaan Deep Shekhawat, the enigmatic King of Rajasthan, controlled the...
1.8M 45.8K 67
When Ana confronts her new neighbour after being kept up all night by his sex noises, she's mortified to discover he's none other than Freddie-the po...