RUANG LUKA (END)

By abie_abdul

2.6K 120 6

(BUKU RUANG LUKA by OnePeach Media READY DI SHOPEE DAN BLIBLI) "Patah hati diciptakan semesta bukan tanpa ala... More

Prolog
(Part of Kelana) SATU - AKU KELANA
DUA - ARUNA DAN DYLAN
TIGA - KISAH BARU
EMPAT - SEBUAH KATA HILANG
LIMA - TIKET MENUJU PERTEMUAN
(Part of Kanaya) ENAM - PATAH HATI
TUJUH - EPISODE LUKA
DELAPAN - MAHESA
SEMBILAN - PINTU HATI
SEPULUH - BERTEMU BIRU
SEBELAS - BUNGA MAWAR
DUA BELAS - DEAR BIMBANG
TIGA BELAS - PERTH DAN KELANA
EMPAT BELAS - PAMERAN DAN PEMERAN
LIMA BELAS - PERTEMUAN KEDUA
ENAM BELAS - RUANG HATI
DELAPAN BELAS - LUKA YANG KEMBALI HADIR
SEMBILAN BELAS - PERPISAHAN SESAAT

TUJUH BELAS - RAHASIA MAHESA

64 6 0
By abie_abdul


Mahesa berdiri menjemputku di Bandara, wajahnya selalu menunjukan senyuman kepadaku. Aku dan Maya menghampiri Mahesa. Namun Maya lebih memilih untuk menggunakan taksi, setidaknya memberi ruang untuk aku dan Mahesa. Aku teringat sesuatu, tentang jawaban yang akan aku janjikan kepada Mahesa selepas aku kembali , jawaban yang selama ini dia tunggu. Andai Mahesa tahu bahwa aku tengah jatuh hati pada lelaki yang bernama Kelana, andai saja.

“Gimana dengan Perth?,” kata Mahesa sambil memasang safety belt.

“Amazing, kamu harus kesana deh,” Balasku

“Setiap minggu” katanya

Aku lupa bahwa Mahesa juga punya perusahaan di Perth dan setiap minggu Mahesa pasti akan mengunjungi kesana dan aku kembali merasa tidak nyaman atas basa basiku. Entah kenapa aku tidak pernah bisa menyatukan keakuan dengan Mahesa. Berbeda dengan Kelana, aku seperti menemukan cairan penuntas luka. Kelana sederhana dan aku menyukai itu.

Mobil melaju, tidak banyak yang dibicarakan oleh Mahesa – tidak seperti biasanya Mahesa bertingkah seperti ini, mungkin dia lelah karena baru saja tiba dari Amerika. Mobil dipelankan ketika sudah berada di dekat rumahku. Mahesa membantuku untuk menurunkan semua barang bawaanku dari bagasi lalu membawanya ke depan rumah, berusaha aku tolak namun Mahesa tak perduli.

Mataku menangkap beberapa bunga mawar yang tercecer didepan pintu rumahku, beberapa tampak sudah mulai melayu sedang beberapa yang lainnya masih segar. Mahesa mengambil satu bunga mawar yang sudah layu. Lalu membuangnya.

“Kamu harus lapor ke polisi, Nay”

“Untuk apa?”

Mahesa mengambil satu bunga lagi. Aku paham betul bahwa maksud dari Mahesa adalah untuk mengetahui siapa pengirim bunga-bunga itu. Setelah itu Mahesa langsung pulang, sempat aku menyinggung perihal jawaban namun Mahesa memilihnya untuk tidak membahas hal itu dulu. Aku setuju, karena ketika kita berada pada titik lelah, hal yang menyenangkan pun akan sia-sia.  Kemudian pandanganku beralih ke rumah Darren, tampak sepi, mungkin Darren tengah bertugas ke luar kota atau sedang bekerja.

...

Malamnya aku tidak bisa tidur, entah kenapa aku ingin kembali ke malam kemarin, ketika aku masih bersama Kelana. Jujur aku merindukannya, merindukan tentang cerita Kelana. Aku dan Kelana sudah sepakat akan saling mengunjungi ketika permasalahan rasa ku dengan Mahesa sudah selesai. Bahkan aku ingin cepat-cepat menuntaskan apa yang sudah aku mulai dengan Mahesa lalu mengunjungi Kelana di Bandung. Tidak ada keraguan akan diri Kelana dan malam ini aku merindukannya.

***

MAHESA mengajakku ke sebuah restorant di Kemang, tujuannya jelas membicarakan tentang hal yang sudah dia tunggu, jawaban. Aku diajak ke sebuah restorant mewah. Mahesa datang dengan pakaian yang selalu menakjubkan. Entah harus darimana aku memulai untuk mengawali jawaban ini, aku tidak mau membuat Mahesa kecewa – tapi jawabanku pasti akan mengecewakan. Perasaan itu beradu lalu berputar seperti gangsing yang terus memutari otakku sesekali membisikan kepada hati tentang jawaban jawaban yang dibuat oleh hati.

“Aku mau malam ini kamu buat se simple mungkin. Aku sudah menyiapkan ruang untuk diterima bahkan ditolak”

Aku mengatur nafas sedemikian rupa, mengumpulkan semua keberanian yang sudah aku persiapkan jauh-jauh hari.

“Mahesa, aku tahu bahwa dengan sikapku pun kamu sebenarnya sudah tahu. Dan maaf aku tidak bisa menjadi apa yang kamu mau”

Mahesa mengangguk mantap lalu senyumnya menyelip, tak ada wajah patah hati atau kecewa. Semuanya tampak baik-baik saja. Mahesa meneguk air putih, aku sama sekali tidak pernah mengerti dengan gelagat Mahesa.

“Aku serius, Mahesa. Maafkan aku”
“I’m serious too. Bukankah jika kita sedang jatuh cinta kita juga harus mempersiapkan diri untuk patah hati. Dan aku sudah mempersiapkannya pada saat yang sama, saat aku bertemu dengan kamu, Nay”

“Ada yang benar-benar kamu harus tahu bahwa aku tidak benar-benar pergi ke Amerika waktu itu. Aku juga datang ke Perth. Memantau kamu dan juga Kelana”

“ By The Way. How about, Kelana?”

Sebentar, ini perlu diluruskan, bagaimana juga ada nama Kelana yang terucap dari mulut Mahesa. Iya aku tahu bahwa Mahesa tahu tentang Kelana, tapi kenapa harus menghubungkan aku dengan Kelana?

“Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bahas,” ucapku

“Dan aku tahu bahwa kamu tahu tentang Kelana,” singkatnya

Mahesa kemudian menceritakan semuanya, secara jelas dan terperinci. Pertemuannya dengan Kelana di Solo lalu mereka berdua menceritakan satu sama lain, lalu Mahesa menyuruhku ke Perth, semuanya berkaitan. Mahesa ingin mengenalkan aku dengan Kelana secara tidak langsung.  Mahesa adalah seseorang yang menugaskan dirinya untuk mengenalkan aku dengan Kelana. Tapi untuk apa?

“Karena ada ruang-ruang hati kamu yang sulit aku raih,Nay. Dan kamu ingat ketika kamu bertemu Biru ketika kita pergi nonton? Dari sana aku berangkat untuk menegaskan hati aku tidak akan benar-benar mengerti akan kamu. Kemudian aku bertemu dengan Kelana, pemuda dengan kisah luka yang sama. Apa aku salah jika aku ingin mengenalkan kamu dengan hati yang sama sama pernah terluka? rasanya tidak. Karena aku pikir dari sana kalian bisa sama-sama saling mengerti dan memahami. Aku tidak ingin kamu kembali terluka, sayang aku hanya sebatas itu. Nay”

Sulit memang jika aku harus tahu semua tentang Mahesa. Namun dia adalah sosok lelaki yang benar-benar rela melepaskan hatinya untuk orang yang b aru dia kenal. Jauh sebelum pertemuan ini ada, Mahesa ternyata sudah tahu tentang jawaban yang akan aku berikan. Entah bagaimana lagi aku harus berterimakasih atas apa yang Mahesa lakukan, mempertemukan aku dengan Kelana. Dan akhir pertemuan itu Mahesa menginginkan aku masih menjadi temannya, masih bisa mengunjungi rumahku. Dan aku dengan penuh semangat mengiyakan tanpa jeda.

“Jadi kapan kamu ke Bandung untuk bertemu dengan Kelana?”

Mahesa memberikan secarik kertas berisi nama sebuah galeri yang akhirnya aku tahu bahwa kartu nama itu milik galeri Kelana.

***

MAHESA TENGAH BERDIRI – didepan rumahku, mengantarkanku setelah pertemuan tentang jawaban hati malam ini. Ada gurat kekecewaan dalam wajah Mahesa, walau tak banyak namun masih terlihat jelas. Mahesa belum sepenuhnya membenarkan hatinya, namun Mahesa berusaha d an aku tahu walau Mahesa tampak enteng menjelaskan apa yang telah dia perbuat namun Mahesa juga telah merasakan patah hati.

“Nay. Jika ada apa-apa, hubungi aku. Oke?”

“Pasti, makasih untuk segalanya Mahesa”

“Oke, kalau gitu aku pulang dulu oke. Sampai jumpa di kantor,dan aku berharap tidak akan ada kecanggungan setelah ini”

“Harus” balasku singkat

Mahesa pamit, dia berjalan tertunduk menuju mobilnya. Aku tahu persis bahwa Mahesa tak benar-benar tegar atas jawaban yang aku berikan. Mahesa ingin lebih sedang Mahesa tak ingin perasaannya menggangu perasaanku kepada orang lain. Mahesa adalah satu dari sekian lelaki yang menghargai hati tanpa tahu hatinya dia patahkan sendiri.

Malam itu aku dirasuki perasaan lega namun tetap saja ada perasaan tak karuan yang hadir disela sela ketenanganku, aku mencemaskan Mahesa aku juga mencemaskan perasaanku. Aku tidak mungkin menerima Mahesa dengan membohongi perasaanku. Aku tak ingin itu, aku hanya berharap bahwa Mahesa baik-baik saja tak sedikit juga aku mendoakan Mahesa agar bertemu dengan perempuan yang mengerti akan dirinya karena aku tahu Mahesa adalah lelaki yang sempurna, aku mengatakan begitu karena aku tahu bahwa Mahesa mempunyai hati yang baik.

Pikiranku juga jauh melesat pada kota Bandung. Dimana ada seorang yang beranama  Kelana disana, aku ingin segera mengunjunginya, memberikan kabar bahwa urusanku dengan Mahesa sudah selesai dan aku ingin selangkah lebih dekat dengan Kelana, aku harap Kelana pun begitu. 

Semenjak aku dan Kelana dipertemukan dan dipisahkan oleh ketentuan hati masing-masing, aku ingin kembali menyelam tanpa ingin kembali ke daratan, aku ingin bertemu dengan Kelana kembali. Dan aku tegaskan pada hati bahwa akhir bulan ini aku akan ke Bandung, sesuai dengan janjiku padanya. Aku ke Bandung tanpa tahu bagaimana aku bisa menemukannya karena yang aku tahu kita tak pernah saling bertukar hal apapun termasuk nomer ponsel masing-masing. Aku dan Kelana menegaskan bahwa pertemuan selanjutnya adalah tentang waktu semesta yang mengatur semuanya. Dan akhirnya Mahesa memberikan aku sebuah kartu nama milik galeri Kelana, dan aku akan mengunjunginya.  

Kelana telah mengubah ruang luka benar-benar hilang, aku harus berterimakasih atas semua terlebih kepada Mahesa yang telah menyajikan pertemuanku dengan Kelana di Perth.

To be a continued...

Continue Reading

You'll Also Like

9.8K 350 2
:"Katanya cerita islami, ko toxic?" Eitss jangan salah faham dulu, baca sampe part 14, yu!^^> •• { ... >>> || RPH || >> || ⚠️⚠️ ATTENTION ⚠️⚠️ || ...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
6.1K 625 26
Bagaimana bisa gadis SMA yang masih bau kencur, mencintai pria dewasa yang sudah berumur 30 tahun? Penasaran dengan kisahnya? Yuk buruan baca. Ini ce...
2.7K 98 6
jadi ceritanya ada seorang cewek (yaya) yg di jodohka dengan BoBoiBoy tapi, karna BoBoiBoy terkenal cuek sama cewek jadi BoBoiBoy nolak buat dijodohi...