ada yang rindu?
JUNGKOOK
"Berbaktilah pada kakakmu sehari saja, Jeon Jungkook!"
Oke, ini masih pagi dan Wonwoo sudah berada di kasurku. Membangunkanku dan menggangu waktu tidurku yang berharga.
"Wonwoo, aku perlu libur. Lima hari kebelakang ini aku lembur." Ya, salahkan Jaebum yang memasukkanku kedalam tim nya. Sial, aku bahkan pulang jam sepuluh setiap hari. Untung ada Taehyung yang rela menungguku di HQ selama aku lembur.
"Ayolah, Jungkook. Aku sudah membuat janji seminggu sebelum ini. Bantu aku, ya!"
"Kalau aku ikut, aku dapat apa?"
"Uhm, apapun. sebutkan yang kau mau!" Nah ini yang aku suka dari Wonwoo. Aku lalu bangkit dari kasur dan mengambil handuk.
"Baiklah, skincare ku habis, nanti belikan ya!" Aku langsung berlalu ke kamar mandi. Nyaris saja kena pukul Wonwoo.
"JEON JUNGKOOK SIALAN! SKINCARE KU JUGA HABIS KAU MENGURAS ATM KU!"
***
Aku berada di kantor salah satu wedding organizer sekarang. Wonwoo sedang mencoba gaun pengantin. Aku hanya menunggu sambil menguap beberapa kali. Mataku masih belum bisa diajak kerja sama. Beberapa saat kemudian, Wonwoo keluar dari ruang ganti.
Oh my God!
Sesuatu yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Wonwoo sangat-sangat cantik. Kakakku memang cantik, tetapi ini berkali-kali lipat lebih cantik. Aku tidak berhenti menatapnya. Gaun putih yang ia kenakan sangat pas dan cocok di badannya.
"Bagaimana?"
Aku mengacungkan jari jempol padanya. "Ini sangat indah. Wonwoo kau harus pakai ini saat pemberkatan!"
"Okay, fotokan aku dengan ini." Aku meraih ponsel Wonwoo dan ia berpose di depanku. "Aku pilih yang ini—" ucap Wonwoo kepada salah satu pegawai. "Kau harus mencoba satu."
"Untuk apa?"
"Kau kan harus jadi pengiring pengantin wanita." Oh, ya, aku baru ingat. "Somi sudah memilih gaun omong-omong."
"Curang! Kenapa Somi sudah sedangkan aku belum?"
"Kau kan lembur seminggu ini, beda dengan Somi yang sering tidak ada kuliah."
Wonwoo lalu memberikanku katalog. Aku melihat-lihat gaun yang beraneka ragam. Wonwoo menyuruhku memilih dua, satu untuk pemberkatan dan satu untuk acara malam. Aku memilih satu yang putih, berlengan pendek dan panjang selutut. Gaun satunya hanyalah gaun biasa berwarna ungu muda. Wonwoo lalu memberikan itu pada salah satu pegawai. Beberapa saat kemudian, pegawai tersebut datang dan memberikan gaun untukku.
"Cobalah—"
Aku masuk ke dalam bilik untuk mencoba gaun itu. Sedikit susah saat aku memasangkan korsetnya. Aku mematut diri di depan cermin. Gaun ini sangat indah. Jujur saja aku terlihat lebih cantik. Aku lalu keluar dari bilik.
"Oh, Tuhan, Jungkook. Kau sangat cantik." Wonwoo nyaris saja berteriak. Ini saja sudah sangat heboh hingga banyak pegawai yang menengok ke arah kami.
"Wonwoo, diamlah. Malu banyak yang menoleh kemari."
"Tunggu, aku foto dulu." Aku tidak tahu harus berpose bagaimana. Jadi aku hanya diam berdiri dan tersenyum. "Sepertinya kau harus coba yang lain." Wonwoo mengambil katalog yang berbeda dari yang tadi. "Pilihlah, aku yakin kau suka dengan salah satu di dalam sini."
Aku membuka satu persatu halaman katalog. Gaun disini bagus-bagus. Mirip seperti yang Wonwoo kenakan tadi. Mulai dari gaun yang pendek hingga yang punya ekor panjang. Aku tidak mau memakai yang ekornya panjang. Yang ada nanti gaunku menyapu jalanan.
"Ini sepertinya menarik—" Aku menunjuk satu gaun. Gaun dengan lengan yang panjang dengan brukat. Gaunnya tidak terlalu panjang, juga tidak terlalu pendek. Terlihat seperti perpaduan modern dan vintage dalam satu gaun.
Saat aku mencoba gaun itu di bilik, aku baru sadar kalau gaun ini berpunggung terbuka. Tetapi, aku penasaran untuk memakainya. Hitung-hitung aku mencoba sesuatu yang bagus.
"Bagaimana?"
"Oh, Jungkook. Seksi sekali tetapi aku menyukainya. Sial, kau tambah cantik saja."
"Terimakasih, Wonwoo. Aku memang cantik." Aku lalu bercermin sekali lagi. Setelah itu Wonwoo memfotoku lagi.
"Jadi, mau yang mana?"
"Aku mau yang pertama saja."
"Okay."
Wonwoo lalu membawaku ke ruangan yang lain lagi. Disana ada seorang staff yang ternyata bertugas soal dekorasi. Banyak tawaran dekorasi yang tersedia di katalog. Wonwoo akan menikah di hallroom hotel Ritz, hotel tempat Mingyu bekerja.
"Kau suka yang mana, Jung?"
"Aku? Mungkin aku lebih memillih outdoor. Seperti garden party."
"Aku kan maunya indoor. Ingat aku menikah bulan februari. Sepertinya cuaca masih dingin. Aku tidak mau kedinginan di hari pernikahanku."
"Ya, ya. Ini sepertinya bagus. Kau lihat bunga-bunga yang menggantung ini? Terlihat cantik untuk tempat foto-foto." Aku memilihkan dekorasi yang memiliki bunga menggantung di sepanjang hall. Sesuatu yang baru dan unik.
"Kau benar. Ini bagus untuk spot foto."
Wonwoo lalu memilih yang aku pilihkan. Staff dekorasi lalu berdiskusi dengan kami soal bunga yang diinginkan dan warna dominan pada acara. Wonwoo memilih warna dominan baby blue. Dengan bunga yang berwarna baby pink. Wonwoo kemudian memilih dekorasi panggung pengantin.
Kami selesai dari kantor WO sekitar jam satu siang. Taehyung belum membalas pesanku. Sepertinya ia belum bangun. Seminggu ini ia ikut lembur denganku. Wajar saja kalau ia memanfaatkan sabtu ini untuk bersantai.
Wonwoo lalu menarikku ke toko perhiasan. Ia akan menanyakan perihal cincin pernikahan yang seminggu lalu dipesan. Pegawai toko bilang, cincinnya masih dibuat, karena menunggu giliran pembuatan. Aku dan Wonwoo lalu melihat-lihat etalase berisi perhiasan emas dan perak. Ada juga batu-batu mulia yang berjejer indah disana.
Aku tidak pernah tertarik dengan perhiasan. Terakhir kali aku memakai anting saja mungkin saat aku sekolah dasar. Aku trauma memakai perhiasan setelah menghilangkan cincin pertamaku pemberian ayah dan ibuku memarahiku. Katanya, perhiasan itu mahal dan uang jajanku jika di tabung perlu bertahun-tahun untuk menggantinya.
"Kau suka yang seperti apa?" Wonwoo bertanya padaku sambil menunjuk-nunjuk deretan cincin.
"Aku suka yang biasa saja. Bukan yang ada mata atau berliannya."
"Yang seperti ini?" Wonwoo menunjuk salah satu cincin yang memang biasa saja. Hanya bulat dengan ukiran di dalamnya.
"Ya, aku suka." Wonwoo lalu menyuruh salah satu pegawai mengambilnya. Aku mencobanya di jari manisku dan ternyata kebesaran.
"Apakah ada ukuran yang lebih kecil? Ini terlalu besar." Pegawai tersebut lalu mengambilkan ukuran lain.
"Ini ukuran 5.5 dan sepertinya cukup." Aku memakainya. Ini sangat pas di jariku.
"Jung, ini pas sekali di jarimu."
"Ya, sangat indah." Aku masih memerhatikannya. "Ah, terimakasih telah memperbolehkanku mencobanya." Aku mengembalikan cincin itu. Lalu berpamitan dengan pegawai tersebut.
"Kau mau cincinnya?"
"Uhm, mau tidak mau sih. Ada rasa ingin tetapi ada rasa tidak ingin. Cincinnya mahal."
"Haish, mintalah pada Taehyung-mu."
"Biarlah. Lebih baik uang Taehyung ditabung daripada di belikan hal semacam itu."
"Hmm, benar juga. Sekarang ayo makan, aku sangat lapar."
"Jangan lupa janjimu padaku. Aku butuh perawatan wajah."
"Ya, ya. Kelinci buntal!"
****
TBC wqwq
Bonus
TAEHYUNG
Aku baru terbangun pukul dua dan baru mandi saat pukul tiga. Saat aku keluar kamar mandi, dering ponselku tanda pesan masuk berbunyi banyak sekali. Itu Wonwoo. Sepertinya ia akan menyampaikan laporan hasil observasi terhadap Jungkook.
Wonwoo
Tae, Jungkook mau gaun yang seperti ini
[picture sent]
Indah bukan?
Adikku memang pintar memilih gaun, haha
Ow, cantik sekali calon istriku
Iyalah, adikku cantik turunan dari kakaknya
Sesukamu-_-
Soal dekorasi, Jungkook mau outdoor
Semacam garden party seperti itulah
Kalau soal catering, serahkan saja pada Mingyu
Hitung-hitung aku dapat komisi dari pernikahan kalian
Ah, seharusnya gratis kalau kau yang atur
Hei, berbaktilah pada calon kakak ipar
Atau restu untuk menikahi Jungkook aku cabut!
Ampun, kakak iparku
Oiya, satu lagi
Apa?
Jungkook mau cincin yang sederhana
Tak ada berlian atau permata di cincinnya
Dan ukurannya 5.5
Okay, terimakasih banyak Wonwoo
Mana komisiku untuk laporan ini?
Dasar bankir! Sedikit-sedikit uang-_-
Hei, berbaktilah pada kakak ipar!
Ya, ya, ya
Selamat menabung, calon adik iparku
Okay, mulai sekarang aku akan menabung.
****
terimakasih sudah scroll sampai bawah :>:>