Aku lanjut nih !
Aku masih pengen idup, masih pengen ngeliat muka tampan Jeno ehe :>
Aku takut sama kalian yang pengen gigit aku, pengen lempar bom, pengen ngasih Cuba eh- :v
Jadi aku lanjut aja !
Happy reading my creepy readers !
Kriiiing...
Jeno Side
Bel pulang sekolah berbunyi. Jeno dan teman sekelasnya bergerombolan keluar dari kelas.
Setelah keluar dari kelas, Jeno pun menuju ke kelas Adiknya untuk mengajaknya pulang bersama.
Tapi ia terkejut karena....
Abang belum pergi kesana...sayur koool~
Eh- salah
Scroll scroll...
Kejadian itu terulang kembali !
Jeno langsung masuk ke dalam kelas Jaemin dan mendorong siswa-siswa (mungkin bersatatus Uke) yang mencekik leher Jaemin.
Brak !
Jeno mendorong orang-orang yang mencekik Jaemin.
"Apa-apaan kalian ! Berani sekali, jangan sentuh dia ! Atau kalian akan mendapat balasannya !" Jeno berteriak keras di depan siswa-siswa itu.
Akhirnya, siswa-siswa itu pergi ketakutan karena bentakan Jeno.
Jeno menatap Jaemin yang meringkuk ketakutan, matanya sembab, wajahnya memerah.
"J-jeno hyung~ hiks- Nana takut~" Isak Jaemin.
Jeno memeluk Jaemin.
"Sstt...tenanglah. Jika kau di lakukan seperti itu lagi, aku tak akan segan memukulnya hingga sekarat." Tegas Jeno.
"Hiks- Hyung~" Jaemin masih terisak di dalam pelukan Jeno.
"Cup cup cup... Adikku yang manis, yang imut, yang cantik jangan menangis ya, sayangku~" Jeno menguyel-uyel(?) Pipi Jaemin.
"Ughh.. Nana gak cantik ! Nana tampan ! Dan Nana itu Manly gak imut !" Sergah Jaemin.
"Iya.. iya... Kamu Manly."
'Manis dan Girly'
Jeno terkekeh dalam batinnya.
"Kalau begitu... Ayo, kita pulang !" Ajak Jeno
"Gendooong~" Ucap Jaemin manja.
"Ututututu... Adik Hyung ini manja sekali ya... Sini Hyung Gendong." Jeno berjongkok di depan Jaemin dan Jaemin memeluk leher Jeno dari belakang.
A/N : ngerti kan maksudnya ? Gendong Piggy Back gituu...
"Sudah ? Mari kita pulang~" Jeno pun berjalan sambil memegang paha Jaemin agar Jaemin tidak Jatuh.
"Hihihi ! Ayoooo !" Jaemin pun mengeratkan pelukannya.
|| Baby Boy — Nomin ||
© 2019, wakandaa__
•Falling In Love•
Jaemin dan Jeno turun dari mobil mereka dan masuk ke dalam rumah mereka.
"Jeno/Nana pulang !" Ucap mereka bersamaan.
"Kalian sudah pulang ? Duduklah di kursi makan. Kita akan makan siang bersama." ajak Taeyong.
"Ne Eomma !" -Nomin.
Mereka duduk di kursi makan dengan duduk yang bersebalahan dan Eomma mereka berada di depan mereka.
"Jadi... Bagaimana sekolahnya ?" Tanya Taeyong.
Jaemin diam menunduk.
Jeno yang pasalnya tak pernah berbohong pada orangtuanya mau tidak mau berbicara jujur dengan Eommanya.
"Eomma... Kejadian itu terulang lagi." Jawab Jeno
"Mwo ?! Sekarang siapa korbannya ?" Tanya Taeyong lagi.
"Jaemin, Eomma..."
.
.
.
"Jadi, Jeno. Tolong ceritakan semuanya." Pinta Jaehyun.
Sekarang Jaehyun, Taeyong, Jeno dan Jaemin sedang berada di ruang kumpul keluarga.
Jaehyun yang diberi tahu oleh Taeyong jika Jaemin di perlakukan kasar oleh temannya pun langsung pulang ke rumah.
"Appa... Jadi—" belum Jeno menyelesaikan ucapannya, Adiknya menyelaknya.
"Itu buka salah Jeno Appa ! Itu salah Nana ! Seharusnya Nana tidak mencium pipi Jeno Hyung tadi pagi. Nana yang menyebabkan terjadinya hal ini. Jadi jangan salahkan Jeno Hyung" Jaemin membela Jeno.
"Tidak sayang... Appa tidak menyalahkan Jeno Hyung. Appa hanya bertanya saja." Ujar Jaehyun
"Sudahlah, Nana. Jangan potong ucapan Hyung ketika berbicara. Hyung tidak suka itu." tegas Jeno.
"Mi-mianhae Hyung~" Jaemin menunduk.
"Baiklah, coba ceritakan."
Jeno menghela nafas, "Saat Jaemin mengecup pipiku untuk berterima kasih. Ternyata siswa/i atau bisa dibilang penggemarku itu melihatnya. Penggemarku di sekolah itu sangat agresif dan posesif terhadapku. Jadi, sepertinya mereka cemburu dengan Jaemin. Selama ini Jaemin di tatap sinis oleh mereka. Seharian ini aku juga punya feeling yang tidak mengenakkan buat Nana dan ternyata benar. Saat aku ingin menjemput Nana di kelasnya, aku tak sengaja melihat seorang siswa mencekik leher Nana dengan teman-temannya yg mentertawakan Nana." jelas Jeno panjang lebar.
"Maka dari itu... Aku akan melindungi Jaemin." Ucap Jeno bersungguh-sungguh.
"Baik. Terima kasih Jeno sudah menerima Jaemin sebagai adikmu. Dan juga... Mau menjaganya. Tapi... Appa rasa ini sudah keterlaluan jika sudah bermain fisik. Jadi, Appa akan memindahkan Jaemin ke sekolah lamanya." Ujar Jaehyun.
Sontak, ucapan Jaehyun membuat Jeno membelalakkan matanya.
"M-mwo ?! Tidak, tidak ! Aku tidak mau Appa !" Tolak Jaemin.
"Tapi kam—"
"Appa~ aku bisa menjaga diriku, aku akan berusaha, ada Jeno Hyung di sekolah. Pasti ia akan menjagaku." Jaemin menatap Jeno.
"Ne, Appa. Aku akan menjaga Jaemin." Ucap Jeno bersungguh.
"Baiklah, Appa pegang janjimu."
"Kalau begitu, tidurlah. Sudah malam. Jaemin, besok kau jangan sekolah dulu. Biar Jeno saja yang sekolah." Ucap Jaehyun.
Jaemin mengangguk mengerti, "Arrasseo Appa."
"Ne, Jaljjayo Nana, Jeno." Taeyong mengecup kening Jaemin dan mengusap kepala Jeno.
"Jaljjayo Eomma." Ucap Jeno dan Jaemin berbarengan.
Jaemin dan Jeno pun meninggalkan ruang keluarga dan berjalan menuju kamar mereka.
.
.
.
"Jeno, Hyung." Panggil Jaemin.
"Ne ? Ada apa Jaemin ?" Tanya Jeno.
"Temani aku ke kamar, aku takut~" Rajuk Jaemin.
Jeno menghela nafas, "baiklah."
Jeno memasuki kamar Jaemin.
Jaemin merebahkan dirinya di ranjangnya serta Jeno yang menyelimuti tubuh Jaemin.
"Tidurlah. Lupakan semua yang terjadi tadi." Jeno menatap Jaemin lembut.
"Hyung, besok aku sekolah, ya~"
"Tapi Ap—"
"Tak apa Hyung~ aku takut tertinggal pelajaran." Rengek Jaemin.
"Baiklah, baiklah. Hyung akan bicara pada Appa dan Eomma." Ucap Jeno pasrah.
"Yeay ! Gomawo Hyung~"
"Ne... Ne... Tidurlah, sudah malam."
"Ne, aku mengantuk. Aku tidur, Hyung." Jaemin menyamankan tidurnya dan memejamkan matanya.
"Ne, Jaljjayo."
Saat Jeno mendengar nafas teratur Jaemin, ia berkata
"Jaemin-ah... I think I'm fallin' in love with you" Jeno mengusap kepala Jeno dan mengecup keningnya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Jaemin.
To Be Continued
Gak jadi END !
Takut saya sama kalian :(
© 2019, wakandaa__