Pulang (Hanya tentang waktu s...

By Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Empat puluh dua

10.7K 609 44
By Alqishthi

Berlari seakan menjadi hobi Ranna belakangan ini. Ia mendatangi rumah sakit terdekat namun Sam tak ada disana. Bukan, bukan karna Sam tak selamat. Melainkan Sam terlalu sehat untuk berada di sana,atau lebih tepatnya memutuskan untuk membantu tim sar di lokasi kejadian.

Ranna berlari secepat yang Ia mampu ketika Ia melihat punggung suaminya. Ia tau itu suaminya bahkan meski tak nampak seperti suaminya. Karna pria yang Ia lihat punggungnya itu hanya menggunakan kaos oblong usang berwarna coklat muda dan celana yang terlihat sedikit kebesaran pada Sam.

"Sam..", ucap Ranna. Tepat saat itu pria berbaju coklat tua menoleh dan menangkap Ranna yang mememeluknya, menabrak tubuhnya lebih tepat. Ranna menarik kuat leher sam, memeluknya erat. Pria itu benar-benar sam. Meskipun terdapat beberapa luka namun dia memang benar Sam. Sam sempat terhuyung saat menangkap tubuh gempal Ranna. Tentu saja karna Ia tak siap.

" jangan pergi sam.. Jangan pergi.. Aku tidak mau kamu pergi. Aku bohong saat bilang aku bisa tanpa kamu. Tidak, aku masih Ranna mu. Ranna yang butuh kamu sempurnakan. Ranna yang suka membuat kekecauan. Aku masih Ranna mu.. Jangan pergi Sam.. aku butuh kamu." isak Ranna.

"Jangan berani pergi dari ku.. Aku akan membuat mu bertanggung jawab atas kesalahn mu dengan terus mencintai ku selamanya."

Ranna menggelengkan kepalanya. Ia mendongakan wajahnya dan menatap Sam. Tangannya menyentuh wajah Sam.

"Tidak bukan untuk bertanggung jawab atas kesalahan mu. Tapi karna aku yang meminta mu. Aku yang memohon pada mu untuk tidak pernah pergi atau membuang ku. Aku tidak memiliki siapapun di dunia ini selain kamu. Aku takut kehilangan kamu..aku.." ucap Ranna yang ucapannya di hentikan oleh kecupan Sam. Ranna tak membalas Ia justru menangis tertahan.

"Aku tidak akan pergi. Memangbya aku akan kemana?" tanya Sam dan menangkup pipi Ranna. Ia mengusap air mata Ranna.

"Jangan menangis lagi.."

"Aku mencintai mu.." ucap Ranna. Sam mengangguk.

"Aku lebih mencintai kamu"

"Impossible" isak Ranna dan kembali memeluk Sam. Sam membalas pelukan Ranna. Ia mengusap kepala belakang Ranna dengan penuh sayang.

"Itu kalimat ku" ucap Sam. Ranna mengangguk dalam pelukan Sam.

Sam melepaskan pelukannya lagi.

"Pulanglah dengan Revi.. aku akan pulang nanti setelah membantu disini"

Ranna menggeleng dengan cepat.

"Engga..aku ngga akan kemana-mana. Aku akan ada d tempat dimana kamu juga ada" ucap Ranna masih dengan merasa takut.

Sam kembali menangkup kedua pipi istrinya.

"Lihat dan dengarkan aku..."

"Engga..kali ini kamu yang dengarkan aku. Aku ngga akan kemana-mana. Tidak, aku tidak mau. " Ucap Ranna.

"Ranna di sini bahaya.."

"Bagiku semua tempat tanpa mu lebih menakutkan dari bahaya itu sendiri.." ucap Ranna dan menggenggam tangan Sam di pipinya.

"Ranna.. aku pasti pulang.."

"Iya.. aku tau dan jangan minta aku untuk pergi.. aku mohon aku merasa sekarat saat ini sam..".ucap Ranna dan kembali memeluk Sam.

Revi menepuk bahu Sam.

"Pulang dan bawa istri lu"

"Kita butuh banyak paramedis di sini"

"Gua akan disini..lagi juga kalau sesuatu terjadi. Ngga ada yang ngebutuhin gua sebanyak Ranna butuh lu. Pulang, nyokap lu sakit" ucap Revi

Cheryl memukul bahu Revi.

"Jangan bercanda.. aku butuh kamu. Tapi sam, Revi benar. Biar gua dan Revi yang disini. Lagi pula tidak akan ada yang terjadi dengan kami. Pulang lah. Ranna pasti butuh sekali istirahat. Kamu juga" ucap Cheryl dan menusuk pipi Sam yang lebam dengan jarinya.

"Ah.." lenguh Sam. Sam menatap Ranna yang masih memeluknya ketakutan. Ranna sungguh memeluknya sangat kencang. Sesungguhnya itu cukup sakit, karna beberapa bagian tubuhnya yang ikut memar. Namun di bandingkan rasa sakitnya, rasa takut Ranna pasti jauh menyakitkan. Sam membenarkan rambut Ranna. Ia mengecup kepala Ranna. Kemudian mengangguk pada Revi dan juga cheryl.

"Kalau ada apa-apa kabari aku" ucap Sam.

"Pasti.. sudah sana pulang, ada bis yang akan mengangkut beberapa orang pergi. Aku sudah menyediakan kursi untuk mu dan Ranna. " Ucap Cheryl dan menepuk bahu Sam. Ranna mendorong tangan Cheryl.

"Jangan pegang suami aku.." ucap Ranna manja. Sam,Revi dan tentu cheryl pun tersenyum.

"Mau bagaimana lagi..memang begitu istri ku" ucap Sam dan mengecup kepala Ranna.

"Benar-benar membuat iri. Sudahlah pulang kalian. Kalian terlalu lama disini akan menyakiti orang-orang yang sedang merasa kehilangan sekarang."

Ucap Cheryl.

"Hati-hati kalian."

"Iya.." ucap Revi.

*

Sam dan Ranna sudah berada di dalam sebuah bis bantuan. Sam duduk di kursi dekat kaca. Sedang Ranna masih terus memeluk erat tubuh Sam dan menjadikan dada Sam sebagai sandaran. Ia sungguh tak berniat sedikit pun melepaskan pelukannya.

Sam menyandarkan kepalanya di atas kepala Ranna. Ia sungguh bersyukur karna dapat selamat. Jika tidak Ia sungguh tak tau akan sehancur apa perasaan Ranna. Meskipun chat Ranna mengatakan itu. Namun Sam masih tetap pada pendiriannya. Ia tak mau meninggalkan Ranna. Ia sungguh tau bagaimana perangai istrinya itu. Sam terus mengecupi kepala Ranna yang sudah terlelap dalam pelukannya itu. Sesekali Ranna bergerak karna terkejut. Seakan-akan Ia sedang bermimpi buruk dan Sam hanya terus membisikannya bahwa mereka akan baik-baik saja.

"Aku tidak ragu Ranna.. aku memang memulai semuanya dengan salah. Hingga kita berakhir salah. Kehidupan rumah tangga kita yang salah sudah berakhir Ranna. Dan mulai saat ini aku akan percaya hatiku. Percaya pada pilihan ku sendiri. Aku memilih mu untuk menjadi istri ku karna aku mencintai mu. Entah bagamaina awalnya bermula yang aku tau aku hanya akan melewatinya dengan mu kini. Aku lebih dari sekedar mencintai mu Ranna. Terimakasih sudah kembali padaku. Terimakasih sudah baik-baik saja." Ucap Sam dan kembali mengecup kepala Ranna. Kali ini lebih dalam,seakan Sam baru saja menghirup aroma kehidupannya lagi. Sam memejamkan matanya perlahan. Ia pun akan terlelap dalam tidurnya kalau saja, Ranna tidak tiba-tiba terbangun dan memekik memanggilnya. Membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka.

"Sssst..sst.. hei tenang.. aku di sini..lihat.."ucap Sam. Napas Ranna tersenggal-senggal. Tubuhnya gemetar. Ia pasti bermimpi kehilangan Sam lagi.

"Aku disini Ranna.. "yakin Sam.

Berangsur-angsur Ranna mulai kembali menenang.

"Aku takut.." ucap Ranna. Sam mengangguk.

"Aku tau.. tidak ada yang perlu kamu takuti. Aku disini.. kamu bisa menyentuhku kan? Aku masih di samping mu bukan?" Tanya Sam lagi. Ranna mengangguk. Sam menghela napasnya. Ia sungguh tak tega melihat Ranna yang seperti ini.

Sam menarik Ranna kembali dalam pelukannya.

"Tidur lagi ya.. aku benar-benar tidak akan kemana-mana" ucap Sam. Ranna menggeleng.

"Aku takut sekali"

Sam menautkan jarinya, pada jari Ranna.

"Ayo kita tidur sama-sama. Aku akan menemani mu bahkan di dalam mimpi mu." Ucap Sam

Ranna memperdalan wajahnya, pada dada sam. Perlahan memejamkan matanya begitupun Sam yang sesekali masih menepuk tangan Ranna.

*

Cheryl duduk di kursi setelah melakukan banyak pertolongan. Revi menghampirinya dan memberikan minum. Cheryl menerima dan meminumnya.

"Thanks.."

Revi hanya mengangguk.

"Apa mereka sudah sampai?" Tanya Cheryl.

"Mumgkin"

"Mengapa kali ini aku benar-benar ingin menangis melihat mereka"

"Kamu cemburu?"

"Euhm.. aku iri,cemburu dan juga bahagia. Aku tidak tau hanya dengan bahagia kita bisa ingin menangis. Aku hanya melihat mereka dan aku begitu merasa bahagia" ucap Cheryl

"Karna dia memang membuat iri"

"Aku sungguh ingin menikah, aku ingin seperti Ranna yang memiliki Sam dalam duniannya"

"Kalau gitu menikahlah. Kamu sudah cukup tua untuk itu" ucap Revi. Cheryl mencebik dan memukul tangan Revi

"Aku sedang memberi mu kode..!"

"Memangnya kamu ingin menikah dengan ku?"

"Memangnya akan dengan siapa lagi?" Jawab Cheryl galak. Revi menggeleng.

"Sayang sekali aku tidak lagi berminat dengan mu"

"Ya! Kamu bilang kamu sudah lama mencintai ku."

"Itu dulu..dulu. sudah ayo kerja" ucap Revi.

"Jadi kamu tidak lagi mencintai ku?"

" I think not.."

"Revi!"

Revi mengedikan bahunya.

"Sudah ayo bangun.. masih banyak yang membutuhkan kita" ucap Revi dan berjalan pergi meninggalkan Cheryl. Namun Cheryl bergeming di tempatnya membuat Revi kembali mundur.

"Baiklah-baiklah.. aku akan menikahi mu setelah ini. Sekarang bantu aku dulu..please.." ucap Revi dan mengulurkan tangannya. Cheryl tersenyu dan menggapai tangan Revi semangat. Ia merangkul tangan Revi dan berjalan.

"Aku pikir kita harus berbeda arah.." ucap Revi.

"Ish..bagus sekali Revi. Kamu benar-benar mempermalukan ku. Tapi baiklah kali ini aku yang akan mengejar mu. Akan aku pastikan kamu menikahi ku.." ucap Cheryl dan mengecup pipi Revi singkat sebelum pergi meninggalkannya. Revi tak kuasa menahan senyumnya. Ia bahkan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Ahh.. wanita itu benar-benar selalu menyusahka ku. Bagaimana aku bisa bekerja dengan jantung berdentam keras seperti ini" ucap Revi.

*

Sam sudah berganti pakaian tidurnya. Ranna nyaris tak berkedip menatap Sam. Mereka memutuskan untuk pulang setelah lebih dulu menemui ibu sam di rumah sakit.

"Masih ingin memeluk ku?" Tanya Sam. Ranna mengangguk.

Sam membuka tangannya.

"Kemarilah.. aku sudah cukup wangi untuk kamu peluk sekarang" ucap Sam. Ranna menghambur dalam pelukan Sam.

"Ah.." lenguh Sam. Ranna melepaskannya.

"Apa sakit?" Tanya Ranna. Sam menggeleng

Ranna membuka kaos sam dan menemukan memar di sana.

"Apa ini sejak tadi?"

Sam mengangguk takut.

"Tidurlah.. aku obati.."

"Aku ngga papa.." ucap Sam. Namun Ranna memilih mengambil kotak obat. Sam duduk di kasur menyandarkan tubuhnya membiarkan istrinya mengobatinya.

"Apa sangat sakit?"

"Tidak, tidak lebih sakit di bandingkan kehilangan mu" ucap Sam

"Terimakasih sudah selamat"

Sam mengambil kotak obat dan meletakannya. Ia meminta ranna untuk tidur di sampingnya.

"Apa gini tidak sakit?" Tanya Ranna. Sam menggeleng.

"Ah.. rasanya seperti hidup kembali." Ucap Sam.

"Maaf ya sam.. maaf karna aku.."ucap Ranna dan Sam mencium bibir Ranna. Bukan hanya kecupan singkat. Ciuman yang cukup hangat kali ini.

"Jangan minta maaf.. kamu ngga salah.. aku yang salah.. " ucap Sam

Ranna mengusap lembut luka di wajah Sam.

"Aku janji akan menjadi istri yang sempurna untuk kamu"

Sam mengeleng.

"Tidak..jangan sempurna.. aku takut tidak bisa melengkapi kamu lagi" ucap Sam dan mencium Ranna lagi. Kali ini Ia merubat posisinya membuat Ranna berada di bawahnya.

Ranna menghentikan ciuman Sam.

"Kenapa?" Ucap Sam san mengkrucutkan bibirnya.

"Kamu kan masih sakit"

"You have the healing that i want" ucap Sam dan akan memajukan bibirnya lagi. Namun Ranna menahan bibir sam dengan tangannya.

"Hmm.. sayang sekali. Kamu kurang beruntung cebol.."

"Ah..are you on periode?"

Ranna mengangguk dengan wajah se imut mungkin yang Ia bisa.

"Ah.. Benar-benar" ucap Sam dan kembali merebahkan tubuhnya ke samping Ranna. Ranna tersenyum Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk Sam.

"Ehmm..sabar ya.." ucap Ranna dan mengusap dada sam.

"Ya aku bisa apa..tapi paling tidak aku bisa memeluk mu" ucap sam dan ikut memeringkan tubuhnya memeluk Ranna.

"Ah iya.. kapan kamu tau kamu sakit?" Tanya Sam

"Euhmm tiga bulan lalu waktu Nathan meminta ku melakukan cek karna berat badan ku yang terlalu cepat menyusut."

"Hufht maafin aku ya, yang tidak sadar." Ucap Sam

"Sudah ah.. aku tidak ingin mendengar itu. Tapi kata dokter sudah membaik"

"Syukurlah..besok kita cek lagi. Sepertinya itu yang membuat mu cukup susah untuk hamil" ucap Sam

"Sam apa kita perlu program?" Tanya Ranna

"Heum? Kamu mau?"tanya Sam

"Apa sakit?" Tanya Ranna

"Cukup berat sepertinya.. karna itu aku lebih suka memprogramnya sendiri" bisik Sam di telinga Ranna.

"Ishh..genit" ucap Ranna.

"Tapi aku juga suka" lanjut Ranna. Yang membuat Sam tak bisa untuk tak mengembangkan senyumnya.

Ia mendekap istrinya lagi.

"Ayo istirahat.. aku benar-benar lelah sekali"

Ranna mengangguk. Sam mematikan lampu kamarnya.

"I love you"

"I love you more" ucap Ranna.

"Impossible" jawab Sam dan keduanya tersenyum bahagia.

*

Ranna yang sudah terlihat segar kembali menidurkan dirinya di samping Sam. Ia menyentuh wajah Sam yang tentu saja masih lebam. Ia tak berhenti mengucap syukur akan adanya Sam di sampingnya saat ini.

Sam menangkap tangan Ranna tanpa lebih dulu membuka matanya.

"Tumben sekali istri ku tidak berisik" ucap Sam dengan suara seraknya.

Ranna melebarkan senyumnya. Ia mengecup pipi Sam.

"Happy Anniversary..suami" ucap Ranna. Sam membuka matanya.

"Ah.. aku benar-benar lupa. Jadi pada akhirnya kita hanya anniversary di rumah?" Ucap Sam.

Ranna mengedikan bahunya.

"Maaf ya sayang.." ucap Sam

"Ini ulang tahun pernikahan terbaik menurut ku" ucap Ranna. Sam tersenyum, Ia menangkup wajah Ranna dan mencium kening istrinya.

"Happy anniversary istri ku.. jadi mau hadiah apa kali ini? " Tanya Sam. Ranna terlihat berfikir.

"Euhmm.. tidak ada. Kamu sudah kado untuk ku."

Sam meregangkan tubuhnya.

"Euhmm.. hemat sekali punya istri seperti Ranna.. benar-benar pilihan yang tepat" ledek Sam. Sam bangun dan duduk bersandar. Tangannya mengambil sesuatu dari laci nakasnya.

"Sini" pinta Sam. Ranna pun mendekat pada Sam. Ia ikut bersandar pada kasur.

"Berikan tangan mu"

Ranna mengulurkan tangannya.

Sam memasangkan sebuah cincin cantik pada jari Ranna.

"Sama sekali tidak seperti Sam..biasanya Sam akan membelikan ku buku untuk aku pelajari.."

Sam menggerakan jarinya.

"Aku juga sedang menyuruh mu untuk belajar lagi kali ini.." ucap Sam. Ranna menatap bingung.

"Belajar tentang kehidupan.. tapi kali ini tidak sendiri, bersama aku" ucap Sam

"Cihh" ucap Ranna dan mengulum senyumnya.

Sam ikut tersenyum dan merangkul pundak istrinya itu. Ia mengecup pelipis Ranna.

"Tetap dengan ku ya, tidak perlu seribu tahun cukup 50 atau 60 tahun lagi. Lalu bersama ku lagi di kehidupan berikutnya?" Pinta Sam. Ranna mengangguk.

"Pasti Sam.. " ucap Ranna dan memeluk tubuh suami tercinta itu.

"Sam.. aku sudah pernah bilang belum kalau aku suka suara mu saat kamu bangun tidur.."

"Euhm.. belum. Kenapa?" Tanya Sam.

"Se..xy?" Ucap Ranna canggung dan Sam pun sebisa mungkin menahan tawanya agar tak pecah.

"Ish.. kamu ngetawain aku?" Rajuk Ranna. Sam menggeleng

"Engga.."

"Itu kamu ketawa.."

"No.. oke..oke. So, cuma suara ku saja yang Sexy?"

Ranna menyikut Sam.

"Ngga tau ah..udah ah. Ayo kita sarapan.." Ajak Ranna dan akan turun dari kasurnya. Namun Sam menangkapnya membuat Ranna kembali terjatuh di kasur. Ranna memekik saat Sam mengukungnya.

"Ya Sam..!" Omel Ranna

"Kamu pikir aku akan ngelepasin kamu gitu aja, setelah mengganggu tidur nyenyak ku?"

"Lalu?"

"Mana kado anniversary ku?" Pinta Sam.

"Bagaimana ini.. aku terlalu marah pada mu.. lalu khawatir sekali kamu kebawa air itu. Mana sempat memikirkan kado" Rajuk Ranna. Sam mengkrucutkan bibirnya.

"Baiklah..aku bisa apa.." ucap Sam dan akan membebaskan Ranna namun Ranna justru mengalungkan tangannya pada Leher Sam.

"Ehm.. kecuali kalau aku bilang aku sudah selesai dengan tamu ku And now im ready for you.. itu bisa di anggap sebagai hadiah.." ucap Ranna seduktif. Senyum Sam merekah sempurna dan Ia tak punya satupun alasan untuk tak segera memiliki kembali Ranna seutuhnya.

*

Hai ini adalah akhir dari cerita Pulang.. tapi tenang masih ada epilog.. so di tunggu vote and commentnya ya 😁

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 98 31
Mengenai cinta pertama ku, dimasa kecil ku. Orang bilang, sudahlah lupakan, ini hanya cinta monyet. Jangan sok tahu! Cinta pertama ku bukanlah kepada...
1M 150K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
21.5K 1.9K 74
Song JingWei generasi kedua yang kaya bertransmigrasi ke zaman kuno ketika jumlah pria lebih banyak tetapi wanita lebih sedikit. Saudari bajingan itu...
218K 7.5K 49
Shafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti kes...