Pulang (Hanya tentang waktu s...

By Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Tiga Puluh Satu

6.8K 508 81
By Alqishthi

Ranna duduk gemetar di dalam kursi mobil Nathan.

"Kamu bisa lebih cepat Nath" ucap Ranna. Nathan berupaya menggapai tangan Ranna,namun Ranna menarik tangannya.

"Tenanglah Sam pasti baik-baik saja." Ucap Nathan. Namun Ranna mengalihkan pandangannya. Tidak dia tak marah pada Nathan. Ia marah pada dirinya sendiri dan sekarang ia merasa begitu ketakutan.

Seketika setelah di sampai rumah sakit Ranna berlari begitu saja meninggalkan Nathan. Secepat yang Ia bisa menuju ruang rawat Sam.
Sesampainya di sana sudah terdapat, ayah dan Ibu Sam, serta Cheryl dan juga Revi.

"Sam.." panggil Ranna dan mendekat ke kasur Sam. Namun Sam terlihat tak sadarkan diri. Ranna menggenggam tangan Sam erat dan air matanya terjatuh begitu saja. Ia sungguh takut saat ini.

Cheryl menyentuh pundak Ranna lembut.
"Sam sudah baik-baik saja. Ia hanya sedang tidur sekarang." Ucap Cheryl.

Ranna tak mengatakan apapun Ia masih terus menatap wajah sam dan menggenggam tangannya.

"Tadi panas nya hingga 41 hingga sempat mengalami pendarahan. Sekarang pun Hb nya masih cukup rendah. Apa semalam sam tidak tidur?" Tanya Cheryl.
Ranna menoleh menatap Cheryl. Begitupun kedua orang tua Sam yang menanti jawaban Ranna. Ranna sungguh tak bisa mengatakan apapun. Rasa bersalah memenuhi hatinya. Salahnya sam seperti ini, salahnya mengabaikan Sam setelah Ia tau kondisi kesehatan Sam yang memburuk.

"Sam mungkin panas sejak semalam.. kamu sudah memberikan dia obat apa Ranna?" Tanya Cheryl. Revi mengepalkan tangannya menatap Cheryl.

"Aku tidak tau Sam sakit" ucap Ranna pelan namun cukup untuk di dengar semua orang yang ada disana.

"Kenapa Ranna? Bukannya Sam seharian di rumah. Kamu juga tidak di kantor. Kemarin pun Sam pulang cepat" tanya Cheryl

Ranna menatap antara marah dan juga terluka pada cheryl.

"Aku sibuk dengan semua persiapan diesnatalis." Ucap Ranna dan menundukan kepalanya.

"Sepertinya Sam butuh istirahat. Ayo biarkan tinggalkan dia" ucap wijaya. Cheryl sudah akan ikut keluar namun Ibu sam menahan tangan Cheryl.

"Cheryl.. apa boleh mama meminta tolong kamu untuk menunggui Sam? Mama ingin bicara dengan Ranna sebentar" ucap Ibu Sam. Cheryl mengangguk dan tersenyum.

"Tentu mah.."

"Biar Revi saja mah" saut Revi.

"Tidak usah Revi..kamu bukannya ada operasi sebentar lagi. Ayo kita keluar. Ayo Ranna" ucap Ibu Sam. Mereka pun keluar kecuali Revi dan Cheryl.

***
Ranna sudah duduk berdua dengan Ibu Sam.

"Kamu sudah makan Ranna?" Tanya Ibu Sam lembut. Ranna mengangguk.

Ibu Sam menyentuh tangan Ranna.

"Bagaimana kabar mu?"

"Aku baik mah."

Ibu Ranna mengangguk.

"Bagaimana pekerjaan mu apa lancar?"
Ranna mengangguk lagi. Namun kali ini air matanya terjatuh. Ia sungguh tau bagaimana Ibu Sam.

"Bagus sekali, papah juga bilang pekerjaan mu sangat baik. Sepertinya kamu sangat menyukai pekerjaan mu, Ya Ranna"

Ranna semakin tak dapat mengatakan apapun. Ibu sam meminuh teh yang tersaji di hadapannya itu. Ia menghela napasnya sendiri.
"Mama masih sangat ingat bagaimana rasanya kehilangan kaka sam saat itu. Satu hal yang mama paling sesali adalah karna hari itu mama tidak ada disana. Mama terlalu menyukai kesibukan mama."

"Maafin Ranna mah.."

Ibu Sam menggeleng.
"Tidak.. kamu tidak salah Ranna. Menyukai pekerjaan mu tentu tidak salah. Papah Sam pun tak mau mama menyalahkan mu Ranna. Ya, karna memang bukan salah mu. Sam sudah cukup dewasa untuk mengurus dirinya sendiri" ucap Ibu Sam.

"Mah.. Ranna.."

"Mamah hanya kecewa dengan diri mamah sendiri. Harusnya mama tidak membebankan mu untuk menjaga Sam."

Tangis Ranna pun pecah begitu saja.

"Maaf Ranna minta maaf.. Ranna yang salah. Ranna yang memaksa untuk kerja. Ranna yang tidak lagi memprioritaskan Sam." Isak Ranna.

Ibu Sam menoleh menatap Ranna. Ia juga terlihat sedih.

"Apa aku jahat Ranna? Jahatkah aku jika aku menginginkan mu Merawat sam lebih baik lagi?"

Ranna menggelengkan kepalanya.

"Engga mah.. Ranna yang salah..maafin Ranna"

"Mamah sangat takut sekali tadi Ranna. Kalau cheryl tak ada di sana. Mama sungguh tidak tau akan seperti apa"

Isakan Ranna semakin pecah. Ia tak sanggup mengatakan kalimat apapun. Mengingat bagaimana Ia bersenang-senang di luar sana.

"Apa kamu sudah tidak mencintai Sam, Ranna?"

Ranna mengangkat wajahnya, Ia menatap Ibu mertuanya itu. Lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ranna cinta sama Sam..sangat mah."

"Jika tidak lepaskan saja dia Ranna.. Biarkan mama yang menjaganya."

"Mah jangan bilang gitu mah.. Ranna tau Ranna salah. Tapi demi Tuhan Ranna masih mencintai Sam. Hanya Sam. Ranna janji akan menjaga Sam lebih baik lagi" ucap Ranna masih dengan isakannya. Ibu Sam pun menangis terisak. Ia mengenggam tangan ranna dan menangis di sana.

"Maafkan aku yang egois Ranna. Maafkan aku yang hanya memikirkan Sam. Tapi mama sungguh tidak sanggup kehilangan lagi. Apapun akan mama lakukan untuk Sam hanya untuk Sam. Maafkan mama Ranna. Maafkan mama" ucap ibu Sam, yang kini merosot dari kursinya dan memohon pada Ranna.

"Mah.. jangan seperti ini mah. Mama ngga egois. Mamah ngga salah. Ini salah Ranna. Maafin Ranna mah tolong."

Rasa beraalah memenuhi seluruh relung hati Ranna. Bagaimana mungkin karna rasa cemburunya Ia tega menelantarkan suaminya itu. Dia benar-benar wanita tidak tau diri setelah apa yang di berikan keluarga Sam untuknya.

***
Cheryl akan duduk di kursi jaga, namun Revi menarik tangannya.
"Lepaskan aku.."
"Kamu sengaja kan?"

"Aku ngga ngerti maksud kamu. Lepasin tangan aku"

Revi bergeming.

"Revi aku bilang lepaskan! Ini sakit" ucap Cheryl dan meronta. Revi melepaskannya begitu saja hingga cheryl terjatuh. Cheryl menatap tak percaya pada Revi. Bagaimana bisa Revi yang dulu di kenal sangat lembut kini bisa memperlakukannya seperti itu.

"Rev..ada apa dengan mu sebenarnya hah?"

"Menjijikan.. kamu sengaja kan bilang itu di depan Ranna? Kamu sengaja berbicara seakan-akan Ranna tidak pernah mengurus Sam!"

"Aku ngga ngerti apa maksud kamu"

"Cukup! Berhentilah berpura-pura Cheryl. Aku mengenal mu!"

Cheryk berdiri dan kini menatap Revi dengan terluka dan menantang.

"Yah.. aku sengaja! Kenapa Memang? Aku sengaja mengatakannya di depan mama!" Bentak Cheryl.

"Kamu.."

"Aku kenapa hmm? Aku kenapa? Apa lagi yang mau kamu bela dari Ranna? Apa salah ku mengatakannya? Aku hanya ingin mama tau kalau aku yang lebih bisa menjaga Sam.. aku hanya ingin mama tau kalau sejak awal mama sudah salah memilih Ranna sebagai menantunya dan bukan aku!"

"Cara mu menggelikan Cheryl.."
Ucap Revi dan akan pergi namun ucapan Cheryl menghentikan langkah Revi.

"Ya..sama seperti mu bukan? Menghalangi ku dan Sam. Cara mu juga menjijikan dan menggelikan Revi. Kamu bahkan membenci ku begitu banyak. Aku yang kamu bilang kamu cinta bertahun-tahun..kamu anggap sebagai virus yang akan menyakiti mu, kamu memperlakukan ku layaknua Sampah Revi! Memangnya hubungan mereka hancur karna ku? Tidak Rev.. hubungan mereka sudah hancur sebelum aku masuk ke dalamnya. Kamu membenci ku bukan karna Ranna. Tapi kamu membenci ku karna ketidakmampuan mu mendapatkan ku!"

Revi mendekat pada Cheryl. Ia menatap Cheryl lekat. Keduanya sama-sama terluka. Mata Revi pun sudah berkaca-kaca.

"Ya..kamu benar aku membenci mu" ucap Revi, pelan namun jelas.
Air mata Cheryl jatuh begitu saja. Pernyataan Revi terdengar sangat yakin tanpa keraguan sedikit pun.
Revi akan pergi lagi, namun Cheryl masih menahan tangan Revi.

"Jangan pergi..."

Revi melepaskan tangan Cheryl.
"Kamu bilang kamu mencintai ku, bagaimana bisa kamu membenci ku begitu saja?"

"Bisa, karna cinta dan benci hanya sebatas kain tipis" ucap Revi dan meninggalkan Cheryl.

***
Ranna berjalan lunglai keluar dari kamar mandi. Setelah menangis terlalu banyak Ia tentu harus membersihkan wajahnya. Ranna masih sangat terpukul. Ia merasa bodoh sekaligus jahat. Satu kalimat terngiang jelas di kepalanya saat ini.

'kesuksesan seorang istri adalah ketika dapat menjaga rumah tangga dan nama baik suaminya.'

Benar, dia seorang istri. Seorang istri dari Sammy Kai Wijaya. Dokter ahli bedah ternama. Ia harusnya tau dimana tempatnya. Dia bukan wanita berusia 26 tahun yang bebas yang bisa bercanda tawa dengan pria bebas lainnya. Ranna berjalan dengan kepala tertunduk hingga tak sadar Nathan sudah di hadapannya.

"Hei.."

Ranna mengangkat wajahnya. Ia menatap Nathan yang tersenyum padanya.

"Aku sudah tanya dokter wira yang menangani dokter Sam. Dan katanya dia akan baik-baik saja" ucap Nathan ceria.

"Thanks Nath" ucap Ranna tanpa minat. Nathan memegang bahu Ranna.

"Jadi kamu ngga perlu cemas.."

Ranna menurunkan tangan Nathan dengan lembut.

"Aku perlu cemas Nath." Ucap Ranna. Ranna berjalan meninggalkan Nathan.

"Kenapa?" Tanya Nathan tanpa menoleh.

"Karna dia suami ku.. karna aku adalah istrinya. Aku perlu cemas dan aku perlu ada di dekatnya" ucap Ranna dengan sangat berat hati dan benar-benar meninggalkan Nathan.

Nathan membatu di tempatnya. Tangannya mengepal menahan rasa sakit sekaligus marah.
Andai Ranna tau bahwa Sam tak pantas bahkan untuk sekedar di khawatirkan. Nathan membalik badanya. Ia bertekad untuk mengatakannya. Namun langkahnya terhenti. Jika Ia mengatakannya maka semuanya akan selesai di sini bukan?
***
Pintu ruang rawat Sam terbuka. Ranna menyaksikan pemandangan yang cukup mengiris hatinya. Ada Cheryl yang membantu Sam minum. Mau tak mau Ia mengingat ucapan mertuanya.
'bagaiman jika Cheryl tak cepat datang'

Sam menoleh ke arah Ranna.

"Hei..sayang.." panggil Sam. Ranna berjalan cepat dan bergegas memeluk Sam yang sudah dalam posisi setengah duduk.
Ranna kembali menangis di sana. Ia terus meminta maaf di tengah isakannya.

"Hei..its oke.."

Ranna menggeleng dan terus menangis.
"Aku minta maaf Sam.. maafin aku" isak Ranna. Sam mengusap rambut Ranna dan mengecup pucuk kepalanya. Cheryl meletakan gelasnya dan membuang pandangannya.

"Sam.. maaf. Aku takut sekali"

Sam tersenyum kecil.

"Kamu khawatir?"

Ranna mengangguk dan melepas pelukannya.

"Maaf.."

Sam menghapus air mata Ranna. Ranna ikut menghapus air matanya. Ia menoleh pada Cheryl. Ranna berdiri dan memeluk Cheryl.

"Terimakasih sudah menolong sam" ucap Ranna. Cheryl memaksakan diri untuk tersenyum.

"Tidak masalah itu sudah tugas ku"

"Iya.. kamu memang sahabat sam yang baik.." ucap Ranna lagi dan melepas pelukannya.

Cheryl mengangguk.

"Ehmm.. sepertinya Sam sudah tidak butuh aku sekarang. Aku keluar dulu ya"

Ranna mengangguk.

"Akan aku pastikan Sam tidak akan merepotkan mu lagi. Terimakasih Cheryl" ucap Ranna. Cheryl berusaha untuk tetap tersenyum.

"Sam.. aku keluar ya.." ucap Cheryl dan menatap tepat pada manik mata Sam. Berharap bahwa Sam akan menahannya namun tentu saja itu tak terjadi karna Sam mengangguk dan kembali memilih untuk menukarnya dengan Ranna. Cheryl pun berjalan keluar. Sam menarik tangan Ranna dengam manja. Hal yang masih dapat cheryl saksikan.

"Apa aku menyusahkan..?" Tanya Sam. Ranna duduk di pinggir kasur Sam dan kembali memeluk Sam.

"Yah.. Menyusahkan.. Jangan sakit lagi. Aku nyaris sekarat karna khawatir pada mu"

Sam membenarkan rambut Ranna dan Cheryl masih di sana menatap dengan sangat terluka. Ia ingin menjadi Ranna berada dalam dekapan Sam seperti itu.

"Apa mama menyusahkan mu?" Tanya Sam. Ranna menggeleng.

"Maaf ..karna tidak bisa menjaga mu dengan baik."

"Bukan tugas mu menjaga ku. Tapi tugas ku menjaga mu.." ucap Sam dan ikut memeluk Ranna dengan erat.

Cheryl menutup pintu kamar Sam. Ia berjalan pergi dengan terus meremas kemejanya seakan itu bisa mengurangi rasa sakit di hatinya.
***
Good Morning every bodyhhhh...nih aku up yupss..biar besok pagi ngga ada serangan minta up hahahah

Ya kalau comments nya rame.. Boleh lah nanti double up ;)

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 224 22
Tak pernah Izora sangka, pernikahannya yang sudah di depan mata harus gagal begitu saja. Hanya karena alasan klise dari mempelai laki-laki. Ia yang a...
15.3K 1.7K 59
Bagi seorang Jeremy, kebebasan adalah surganya. Jeremy bisa melakukan apa pun yang ia mau. Termasuk bertualang dari satu wanita ke wanita lainnya. Be...
940K 87.4K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...