SUDANA

By DimskiDimski

641K 13K 1.1K

Menjalin hubungan dan menghabiskan waktu Pak Sudana mengisi hari-harinya tinggal bersama Dimas di paviliun ya... More

Sudana Bagian 1
Sudana Bagian 2
Sudana Bagian 3
Sudana Bagian 4
Sudana Bagian 5
Sudana Bagian 6
Sudana Bagian 7
Sudana Bagian 8
Sudana Bagian 9
Sudana Bagian 10
Sudana Bagian 11
Sudana Bagian 13
Sudana Bagian 14
Sudana Bagian 15
Sudana Bagian 16
Sudana Bagian 17
Sudana Bagian 18
Sudana Bagian 19
Sudana Bagian 20
Sudana Bagian 21
Sudana Bagian 22
Sudana Bagian 23
Sudana Bagian 24
Sudana Bagian 25

Sudana Bagian 12

23.9K 529 62
By DimskiDimski

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Dimas yang sedari tadi asyik mengerjakan pekerjaan pekerjaan kantornya yang dibawanya pulang lalu menutup laptopnya. Akhirnya laporan yang diminta sudah selesai dan sudah diperiksa ulang, tinggal besok minta persetujuan board of director sebelum kemudian dipresentasikan.

Ia lalu keluar kamar, tak ada tanda-tanda apa pun. Lalu ia berjalan ke ruang tamu, dilihatnya Yoga sedang tiduran di sofa ruang tamu dengan kedua tangannya menjadi bantal dan dia tidak menggunakan sehelai pakaian pun. Dimas tersenyum. Lalu didekatinya Yoga setelah itu ia menunduk bermaksud untuk mencium kening Yoga. Tiba-tiba mata Yoga terbuka dan tersenyum, lalu dikecupnya bibir Dimas oleh Yoga. Dimas terkejut.

"Aduh, Mas Yog, kirain udah tidur."

"Udah sih, tadi aku tidur bentar, eh lebih tepatnya ketiduran. Tapi nyenyak banget."

Yoga kemudian bangkit dari tidurnya dan kemudian duduk. Dipegangnya kedua tangan Dimas yang masih dalam posisi berdiri. Lalu diarahkannya kedua tangan tersebut ke dadanya. Dimas kemudian meraba kedua putingnya Yoga dan mengelus elus area sekitarnya.

Yoga mulai mendesah desah. Matanya terpejam, tampak dia menikmati elusan tangan Dimas. Kontolnya mulai berdiri. Tegak.

Dimas kemudian menghentikan gerakannya. Yoga membuka matanya dan pandangannya bertanya kenapa Dimas melakukan itu.

Dimas kemudian membuka bajunya, menurunkan celana boxer yang dipakainya setelah itu dia berlutut didepan Yoga yang sedang duduk. Diremasnya kontol Yoga perlahan, dikocoknya dengan lembut setelah itu ia memasukkan kontol Yoga kedalam mulutnya.

"Eeeeuuuhh beeeeebbhhh haaannjiinggg bangsaattthhh ... Aaahhh ... Kenyootth njiiinggg .. yang daleeemmm ... Aaahh .. "

Dimas kemudian memaju mundurkan mulutnya yang sedang berada di kontolnya Yoga. Yoga terus mengerang-erang kenikmatan.

"Ssshh .. Aaahhh ... Aaahh .. Beeebbbhh .. Udaaahh beeebhhh .. Aahh anjiinggghh iinnii udaaah di ujuuunggghh ... Aaarrrgghh ... "

Kontol Yoga semakin mengeras tegang dan tak lama kemudian menyemburkan air maninya di mulut Dimas yang terus mengisap dan menelan air mani tersebut.

"Arrggghhh ... Setaaaaannnnhhh .. Keluaarrrhh beeeebbhhh ... Heeeuuhhh ... Aaarrrggghhhhh ... "

Dimas kemudian menengadah dan memandang wajah Yoga sambil tersenyum.

"Apaan sih beb senyum-senyum? Bikin pusing kamu tuh tau?"

"Kok bikin pusing, Mas Yog? Emang aku salah yaa?"

"Hahahaha. Gara-gara nahan nih tadi siang jadi aja akhirnya cepat banget keluar. Tapi ini belum reda nih, masih keras gini, Beb."

Sambil berkata, Yoga kemudian berdiri lalu menarik Dimas yang lagi berlutut dan setelah itu mendorong badan Dimas hingga menungging, Dimas berlutut di sofa menghadap tembok. Yoga kemudian membuka kaki Dimas agak lebih lebar dan setelah itu ia mengambil tas kecilnya diatas meja didepan sofa, diambilnya pelumas dan kondom dari tas itu.

"Pake ini yaa."

"Yaaah .. Kok pake kondom, Mas Yog? Ngga kerasa."

"Biar aman, beb, lagian keseringan ngga pake kondom ngga baik ah. Kita ngga pernah tahu nasib kita kan. Kalo lagi pas sial ada yang luka gimana?."

Dimas hanya mengangguk.

Yoga kemudian memasangkan kondom pada kontolnya dan setelah itu melumuri kontolnya itu dengan pelumas. Diolesinya lubang pantat Dimas dengan pelumas.

Yoga lalu mendorong pelan kontolnya masuk ke lubang pantat Dimas setelah dirasanya pas ujung kontolnya berada di lubang pantatnya Dimas.

"Maaassshhh ... Aaaahhh .. Sssshh ... Maaaassshhh .. pelaaaannhhh .. Oooohhh ... Kontol massshh aku kangeennhhh ... Aaahh .. "

Setelah kontolnya masuk, Yoga mendiamkan beberapa saat sambil kedua tangannya memainkan putingnya Dimas dan memilin-milin.

"Ohhh .. Beeebbbhh ... Enaaakkhh kaaann kontol Yogaaaahhh? Enaaakkhh ngggakk beeebbhh? ... Aaahh memek kamuuuh angetthhh beeebb ... Oooh ini putttiinggggghh kamuu bikini gemassshh .. "

Yoga kemudian mulai memaju mundurkan pantatnya. Pelan lalu lama lama semakin cepat.

"Aaaahh ... Massshh .. Ssshhh ... Ssshhhh ... Enaaakkhh ... Enaaakkhh .. Aaahh .. teruuuss eweee aku maassshhh .. teruuussss masukiinn semuaaaahh .. masukiiin kontoollhh Mas Yoggaaahh semuaaahh ... Aaahh .. Aaahh ... "

Yoga semakin kencang memaju mundurkan kontolnya. Badannya mulai berkeringat. Ditempelkannya badannya ke badan Dimas.

Dimas kemudian menolehkan mukanya dan mencium Yoga.

Tak lama Yoga menghentikan genjotannya, lalu dia memutar badannya dan badan Dimas setelah itu dia duduk di sofa dengan Dimas membelakanginya.

"Aaaahh .. Anjeeenggghh ... mentookkhh beeebb mentoookkhhh ... Aaahh ... Genjotin beeebb genjottinnhhh ... "

Dimas kemudian gentian menggenjot menaik turunkan pantatnya di kontol Yoga.

"Oohh maasshh .. Aahh .. Kerasaaaaa maassshh .. Aaah .. Aahh .. Aku ngga tahaaaannnnn maasssh aku maauu keluarrrhhh ... "

Yoga kemudian menahan genjotan Dimas dengan menekan kedua tangannya di kedua paha Dimas. Dimas berhenti lalu menoleh ke belakang.

Yoga kemudian meminta Dimas untuk berdiri. Dimas berdiri perlahan lalu dia kembali duduk dengan posisi menghadap ke Yoga sekarang. Dimasukkannya kontolnya Yoga perlahan kedalam lubang pantatnya lagi.

"Aaahhh ... Massshhh .... Heeeeuuhh .. Ssshh .. Akuuu tambaaahh pengeeennhh keluarrrhh cepaatthh .. Aaahh .. Massssshh .. liat badan kamuuuh keringetaaan aakkuu .. maauuuhh .. Maassshh .. Aaaaahhhhh ... "

Dimas mengerang dan kemudian kontolnya menyemburkan air mani membasahi dada dan perut Yoga. Yoga dengan kedua tangannya memegang kepala Dimas lalu mencium Dimas dengan penuh nafsu. Dia tahu sebentar lagi dia juga akan klimaks.

Tak lama Yoga yang merasakan kontolnya seperti dipijat lalu mengejang dan kontolnya menyemburkan air mani untuk kedua kalinya.

"Hooooohh ... Aarrggghhh ... Bangsaattthhhhh akuuu jugaaaahh keluaarrrhh lagiii beeeebbhh .. Njiingggghh enaaaakkhh kontooooollhhh .. "

Yoga sambil klimaks memeluk badan Dimas dengan erat.

Setelah itu dia kembali menyandarkan dirinya ke sandaran sofa dan badan Dimas masih menempel pada badan Yoga.

Keduanya menarik napas panjang.

Yoga mendorong badan Dimas dan kemudian mengecup bibir Dimas.

"Terima kasih yaa, beb. Edan ini enaknya ngga ada dua."

Dimas tertawa.

"Lunas yaa hutang aku, hutang nganggurin yang tidur di hotel."

"Enak aja. Belum dong, kalo udah tiga kali, hattrick baru lunas."

"Idiiihh .. Mas Yoga ngga cape apa?"

"Emang kamu capek? Emang kamu tahan liat badan aku keringetan gini? "

Yoga berkata sambil tangannya mengambil satu tangan Dimas lalu ditaruhnya di dadanya.

Dimas mengelus elus dada Yoga.

Yoga tertawa.

"Kaaann, pasti mau nambah."

"Nanti ah aku mau kencing dulu."

Dimas kemudian hendak berdiri tapi kembali ditahan oleh Yoga.

"Kesayangan Yoga kan capek, sini Yoga gendong."

Dimas tertawa lalu merangkulkan kedua tangannya di leher Yoga setelah itu Yoga berdiri sambil menggendong Dimas dan berjalan ke kamar mandi.

Sementara itu diluar di balik pintu ruang tamu pavilion, seseorang memakai jaket kulit mematikan rekaman pada telepon tangannya. Lalu dia berjalan kembali ke rumah utama.

Sesampainya di rumah utama, dibukanya jaket kulitnya tersebut. Badannya yang bertato dan sedikit berkeringat tampak terlihat jelas walau hanya ada lampu temaram dari luar.

Ia kemudian membuka celananya dan setelah itu ia membuka celana boxer yang dipakainya. Telanjang. Lalu ia rebahan di tempat tidur.

Tampak kontolnya yang panjang dan tegak lurus basah oleh precum. Dikocoknya kontolnya perlahan sambil sesekali tangannya yang satu memainkan putingnya.

"Ssshh .. Aaahhh .. Aaahh .. Ssshh .. Sini aing ewe .. Aahh .. Sshh .. Aaahh susunya dikenyotthh yaa, teeh, ... Aahh susu teteh enaaakk ... Sssh .. Aaahh .. "

Orang tersebut terus mengocok kontolnya semakin lama semakin cepat.

Tak lama kemudian dia sampai pada kenikmatan. Air maninya menyembur muncrat membasahi dada dan perutnya.

"Hoooohh teeeehhhh enaaakk memek teetteeehhh .. Aaahh ... Ssshh .. Anjingggghh ngeunaaahh teeeeehhh .. "

Setelah itu orang tersebut memejamkan matanya, napasnya masih naik turun dan terdengar keras. Tak lama kemudian dia tertidur.

Pak Sudana mengambil rokok dari kantong jaketnya lalu dinyalakannya rokok tersebut dan kemudian dia duduk di kursi yang berada di kamar tidur di rumah warisan orang tua Bu Wira.

Dilihatnya Bu Wira yang baru saja selesai diewe olehnya tertidur dengan pulas.

Pak Sudana kemudian berdiri dan kembali mengambil jaketnya lalu diambilnya telepon tangannya dari kantong jaketnya tersebut. Setelah itu ia menyalakan telepon tangannya, dia kembali duduk di kursi tadi dan kemudian membuka pesan-pesan yang masuk di telepon tangannya.

'Ada empat tikus didalam. Hati-hati. Jebakan.'

Pak Sudana kemudian menghapus pesan tersebut setelah itu dengan tenang dia berdiri dan masuk kedalam kamar mandi di kamar tersebut. Dia lalu mengirimkan pesan kepada seseorang.

'Sudah masuk dalam jebakan. Cari tahu siapa tikus gotnya. Selesaikan.'

Setelah pesan terkirim, kembali dihapusnya pesan tersebut.

Pak Sudana kemudian keluar dari kamar mandi dan menaruh kembali telepon tangannya dikantong jaketnya. Ketika ia berbalik dilihatnya Bu Wira yang sedang memandang dirinya.

"Eh, Bu Sayang sudah bangun? Nyenyak tidurnya?"

"Telepon siapa, Pak Sayang? Mau telepon Dimas aja mesti masuk ke kamar mandi. Palingan dia sekarang lagi asyik asyikan sama penjaganya yang brondong itu."

Pak Sudana tertawa.

"Namanya juga anak muda, biarkan saja kalo mereka asyik asyikan, kan saya juga asyik asyikan sama Bu Sayang disini."

Bu Wira tersenyum kecut tak bisa membalas omongan Pak Sudana.

"Mau makan? Aku lapar, Pak Sayang. Aku pesanin makanan yaa."

Pak Sudana hanya mengangguk.

Orang bertopi itu masuk ke dalam kamar utama di rumah utama. Dilihatnya anak buahnya yang bertato itu sedang tidur dengan keadaan telanjang. Didekatinya dan dia tersenyum melihat bekas air mani di dada dan perut anak buahnya itu.

Dia kemudian membuka jaketnya dan kaosnya. Setelah itu dia duduk di kursi dan menyalakan rokok.

Tak lama sang anak buah bangun dan terkejut.

"Eh kang, aduuh, hampura, kang, punten, kang."

"Kenapa?"

"Iyaa ini saya telanjang gini. Ketiduran."

"Enak ngocoknya yaa? Jadi langsung tidur."

Sang anak buah tertawa tak enak. Malu.

"Sama-sama laki aja malu. Ngocok mah ngocok aja. Saya juga suka ngocok kalo lagi ngga kesampaian ngewe."

Sang anak buah itu kemudian duduk dan tak berusaha untuk memakai bajunya lagi. Diambilnya rokoknya dan kemudian dinyalakannya rokoknya tersebut.

"Mereka berdua main lagi?"

"Iyaa, kang. Kayaknya sih beberapa kali. Da pas saya tinggalin mereka teh lagi ke kamar mandi kayaknya. Meureun di kamar mandi main deui, kang."

"Pak Sudana kontak?"

"Enggak, kang, si Mas Min aja yang kontak. Dia bilang ada tikus, takutnya Pak Sudana masuk jebakan."

Wajah orang bertopi itu menegang. Dia kemudian mengambil telepon tangannya.

"Aduuh, kudu kasih tahu Pak Sudana."

"Mas Min pasti sudah laporan, kang."

Tak lama kemudian telepon tangan orang bertopi itu bunyi. Ada pesan masuk.

"Ada empat cecurut. Lagi cari siapa tikus gotnya diantara empat."

Pesan yang sama pun ternyata masuk ke telepon tangan anak buah orang bertopi itu.

"Mas Min, kang."

Orang bertopi itu mengangguk.

Orang bertopi itu kemudian berdiri, melepas celananya dan hanya memakai boxer lalu dia berjalan ke tempat tidur dan merebahkan dirinya disana.

Kedua tangannya ditaruh sebagai bantal.

"Ari Asep teh pacarana sama Mas Min?"

Anak buah yang bertato itu yang ternyata bernama Asep itu tertawa.

"Hahahahah, enggak, kang, cuman suka main aja, soalnya si Mas Min teh suka manja gitu siga perempuan. Jadi asa punya pacar padahal mah enggak. Masa laki pacarana sama laki, kang."

Orang bertopi itu tertawa. Sementara Asep menyadari kalimatnya yang salah.

"Aduuh, Kang Ujang, punten, maaf, ngga ada maksud."

"Iya, ngga apa apa."


Continue Reading

You'll Also Like

16.8K 406 11
🔸Sinopsis : 📍 Xavier! Seorang anak yang Hidup diantara beberapa Macam lika-liku Kehidupan yang membuat dia harus Bertahan dan Berjuang demi Kehidup...
19.3K 468 4
⚠️Warning : Cerita Sesama Jenis!!⚠️ Dimas (Top) merupakan seorang pria straight yang mandiri, gagah, dan juga perkasa. Namun ia kesulitan menemukan p...
28.4K 981 13
Firman yang merupakan seorang mahasiswa jatuh cinta pada seorang pria beristeri bernama Bram yang merupakan tetangga kost nya. Bagaimana cerita nya...
10.8K 327 7
Menceritakan tentang Hazela yang memiliki orientasi seksual berbeda dan menyukai Abang Iparnya sendiri, gimana kah ceritanya? Homophobic diharap men...