One day ✔️

Par careshaerns

10.5K 1.1K 309

Hubungan yang semula hanya sebatas sahabat berubah menjadi lebih dari itu. Jungkook membuat sebuah janji deng... Plus

One day - 1
One day - 2
One day - 3
One day - 5 [END]
Special Part [17+]

One day - 4

1.5K 181 50
Par careshaerns

Jungkook POV

Park Jiyeon, sahabatku sejak kecil yang juga merupakan cinta pertama dan satu-satunya gadis yang berhasil memiliki hatiku. Meskipun banyak gadis yang menyatakan perasaannya padaku, tapi tak satupun dari mereka yang bisa menarik perhatianku.

Persahabatan dan kebersamaan yang kita jalani selama belasan tahun, tanpa terasa membuatku semakin jatuh kedalam pesonanya yang tiada habisnya. Entah sejak kapan perasaan suka itu muncul hingga berubah menjadi cinta. Yang jelas aku tidak suka jika dia dekat dengan pria lain bahkan sampai menjalin kasih dengannya. Tapi aku tidak memiliki hak apapun untuk melarangnya karena aku hanyalah sahabatnya, tidak lebih.

Sempat terbesit dipikiran untuk menyatakan perasaanku padanya setelah usia kami cukup dewasa. Tapi keberanian itu memudar ketika dia akhirnya menjalin kasih dengan Woo Dohwan, senior di jurusan kami. Pria yang berhasil menjadi kekasih pertama Jiyeon sekaligus pria brengsek yang telah menyakitinya. Setelah kejadian itu aku semakin protektif pada Jiyeon supaya dia tidak disakiti lagi. Paling tidak selama aku masih bisa berada disisinya.

Ya, setelah lulus aku berancana menjalani wajib militer sebelum melanjutkan sekolah di luar negeri menyusul kakak laki-lakiku. Rencana itu sudah aku rancang sejak Jiyeon mulai berkencan dengan Dohwan sunbae karena aku mulai putus asa saat itu.

Tapi semua rencana yang sudah aku pikirkan matang-matang itu kacau ketika aku akhirnya menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Rasanya berat sekali ketika harus pergi meninggalkannya untuk wajib militer. Apalagi aku juga sudah memasukkan aplikasi di Universitas yang sama seperti Jin hyung di Amerika dan tinggal menunggu panggilan wawancara.

Sungguh menyesakkan ketika melihatnya menangis karena aku harus pergi meninggalkannya lagi. Apalagi untuk yang kali ini aku tidak bisa berjanji kembali lebih cepat karena harus membantu Jin hyung mengembangkan perusahaan cabang disana.

Rasa rinduku itu hanya bisa disampaikan melalui panggilan video yang bahkan begitu sulit untuk kita lakukan sesering mungkin karena perbedaan zona waktu dan juga kesibukan kami.

Intensitas komunikasi kami semakin berkurang karena akupun semakin sibuk setelah mendapat gelar master. Aku harus membantu Jin hyung menghandle beberapa proyek besar dan terus menerus melakukan perjalanan bisnis ke beberapa negara hingga tak terasa sudah 3 tahun aku tidak menghubungi Jiyeon.

Sesekali aku pulang ke Seoul tanpa sepengetahuan Jiyeon yang saat ini menetap di Ulsan. Beberapa bulan sebelum pernikahan Seojoon hyung, aku sudah meminta izin orang tua Jiyeon dan Seojoon hyung untuk menikahi anak dan adik perempuannya. Mereka semua setuju, hanya saja mereka juga mengembalikan keputusan akhir pada Jiyeon. Tapi aku sangat yakin, Jiyeon pasti menerima pinanganku.

Aku merasa bersalah karena terkesan menggantungkannya. Tapi aku juga sedang berusaha untuk memperbaiki diri supaya lebih dewasa dan siap menjadi suami dan kepala keluarga yang baik untuknya.

Jungkook Pov end

-
-

"Bisakah kalian berdua tidak bermesraan seperti itu? Aku geli melihatnya." Gerutu Jungkook dari kursi belakang mobil Jin. Saat ini mereka sedang menuju gedung pernikahan Seojoon dan Jiwon.

"Bilang saja kau iri." Balas Rose.

"Ya ya terserah."

Jungkook kembali fokus pada ponselnya dan melihat foto-foto yang Jiyeon posting di sosial media miliknya. Dia benar-benar sudah tidak sabar menemui gadisnya sekaligus sahabatnya. Dia benar-benar merindukan pelukan, ciuman, dan semuanya tentang Jiyeon. Pergi selama 5 tahun membuatnya sangat merindukan gadisnya.

"Kook, nanti kenalkan aku pada Jiyeon ya." Kata Rose.

"Iya tentu saja karena sebentar lagi kalian akan menjadi ipar." Jawab Jungkook percaya diri.

"Heol~ percaya diri sekali kalau dia menerima lamaranmu. Bagaimana jika dia ternyata sudah punya kekasih baru?"

"Jiyeon bukanlah gadis yang seperti itu. Aku percaya padanya."

-
-

"Kalian berdua masuklah lebih dulu. Aku harus mengangkat telfon dari Mr. Hendery." Ujar Jin sambil menunjuk ponselnya yang sejak tadi berdering.

"Baiklah." Jungkook dan Rose berjalan beriringan.

"Aku ke toilet sebentar." Kata Rose.

"Hm... aku masuk lebih dulu."

"Okay adik ipar!"

Jungkook berjalan masuk ke gedung yang sudah berisi beberapa tamu. Pandangannya mengelilingi setiap sudut ruangan tapi dia tidak menemukan sosok yang ia cari. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri orang tua Jiyeon yang memiliki acara.

"Abeonim! Eomonim!" Sapa Jungkook.

"Jungkook!" Seru Tuan dan Nyonya Park hampir bersamaan.

"Selamat untuk pernikahan Seojoon hyung."

"Terima kasih, nak. Kapan kau tiba?" Tanya ibu Jiyeon.

"Tadi malam eomonim." Ibu Jiyeon mengangguk.

"Kau sudah bertemu Jiyeon?" Kali ini ayah Jiyeon angkat suara.

"Belum abeonim. Setelah ini saya akan mencarinya."

"Sepertinya tadi dia sedang bersama Jiwon dan teman-temannya di ruangan pengantin wanita." Ujar ibu Jiyeon.

"Ah baiklah kalau begitu nanti akan saya cari disana."

"Kook!" Rose yang baru selesai dari toilet langsung menghampirinya.

"Oh siapa gadis cantik ini?" Tanya ibu Jiyeon.

"Perkenalkan nama saya Park Chaeyoung." Ujar gadis itu sambil membungkuk sopan.

"Dia calon istri Jin hyung, eomonim."

"Wah, Jin diam-diam pintar mencari calon istri." Ayah Jiyeon menimpali.

"Saya juga kan abeonim. Anak abeonim juga tidak kalah cantik." Kedua orang tua Jiyeon tertawa mendengar ucapan Jungkook.

"Kau ini ya selalu bisa mengambil hati kami." Kata ayah Jiyeon.

"Baiklah kalau begitu kami permisi dulu." Pamit Jungkook. Setelah itu dia membawa Rose menuju meja keluarganya.

"Dimana Jin?" Tanya ibu Jungkook pada Rose.

"Jin oppa masih menerima telefon penting jadi kami masuk lebih dulu." Ibu Jungkook mengangguk paham.

"Eomma, aku mencari Jiyeon dulu ya." Jungkook pun mulai mencari di setiap sudut ruangan berharap Jiyeon sudah berada disana karena acara pernikahan akan segera dimulai. Namun yang dia lihat justru kakaknya yang baru masuk kedalam ruangan.

"Hyung!" Jungkook segera menghampiri kakaknya. "Rose menunggumu disana bersama eomma dan appa." Lanjutnya sembari menunjuk salah satu meja.

"E-eoh, baiklah. Kook, kau sudah bertemu Jiyeon?"

"Aku sedang mencarinya."

"Aku baru saja berpapasan dengannya."

"Benarkah?"

"Hm... tapi aku tidak tau apa yang terjadi dengannya, dia pergi sambil menangis."

"Apa?! Dia pergi kemana?" Jungkook terdengar khawatir.

"Sepertinya tadi dia keluar." Tanpa berpikir panjang, Jungkook melesat meninggalkan kakaknya untuk mencari keberadaan Jiyeon.

Saat diluar, Jungkook sudah tidak menemukan sosok yang ia cari. Tapi dia tidak menyerah dan terus mencari di setiap sudut gedung sampai dia mendengar suara tangisan seorang gadis.

"Jiyeon?" Jungkook langsung duduk disamping Jiyeon dan merengkuhnya.

"Hei! Kau kenapa sayang?" Tanyanya khawatir.

Jiyeon terkejut karena Jungkook masih bersikap manis padanya padahal tadi dia melihat bahwa pria itu sudah bersama gadis lain. Diapun berusahan melepaskan pelukan Jungkook dan menghapus air matanya.

"Untuk apa kau disini? Kau meninggalkan gadismu di dalam?" Ucapan Jiyeon membuat dahi Jungkook berkerut. Apalagi sikap dingin Jiyeon yang menghindari pelukannya.

"Huh? Aku tidak mengerti maksud ucapanmu."

Jiyeon tertawa hambar. "Benarkah? Kalau begitu siapa gadis cantik yang bersamamu tadi kalau bukan kekasih barumu? Tidakku sangka kau menyuruhku menunggu hanya untuk dicampakkan seperti ini."

Kini Jungkook mulai paham dengan situasi yang terjadi. Jiyeon-nya ini sudah salah paham dengan dirinya dan Rose. Lalu sebuah ide muncul di otaknya.

"Oh jadi kau sudah melihatnya? Bagaimana menurutmu? Dia gadis yang cantik kan? Namanya Rose, dia teman kuliahku disana." Hati Jiyeon semakin hancur karena Jungkook tidak menyangkal dan justru memberitahu tentang gadis yang bersamanya tadi.

"Dia orang yang baik, ramah, dan menyenangkan. Karakter kalian hampir mirip. Aku yakin kau bisa cepat dekat dengannya." Jiyeon mencoba menahan tangisannya mendengar ucapan Jungkook. "Nanti aku akan mengenalkanmu padanya karena kalian akan menjadi saudara ipar."

"Huh?" Jiyeon tidak memahami maksud ucapan Jungkook yang terakhir.

"Iya, kalian akan menjadi saudara ipar karena Rose itu calon istri Jin hyung."

"A-apa? Jadi maksudmu..."

"Dasar bodoh! Kau itu sudah salah paham, sayang. Rose itu milik Jin hyung sedangkan aku itu milikmu." Ucapan Jungkook membuat Jiyeon bersemu sekaligus malu karena sudah salah mengira bahwa Jungkook mengkhianatinya.

"Kenapa wajahmu merah begitu? Kau malu karena sudah salah paham padaku?" Goda Jungkook.

"Yak! Itu juga salahmu! Kau menghilang selama 3 tahun. Begitu muncul lagi, kau bersama gadis yang tidak aku kenal. Bagaimana aku tidak salah paham?! Dasar menyebalkan!" Omel Jiyeon sambil memukul dada bidang Jungkook.

Jungkook menahan tangan Jiyeon yang memukulinya lalu memeluk gadisnya. "Maafkan aku."

"Kenapa kau tiba-tiba menghilang selama 3 tahun?" Tanya Jiyeon masih dalam pelukan Jungkook.

"Aku benar-benar dibuat sibuk oleh Jin hyung. Setelah lulus aku langsung mengurus beberapa proyek dan sering pergi untuk urusan bisnis."

"Apa sesibuk itu sampai tidak memberi kabar sama sekali?"

Jungkook melepaskan pelukannya lalu menatap Jiyeon. "Aku sebenarnya juga ingin menguji perasaanmu padaku. Apakah kau bisa menjaganya meskipun aku tidak selalu ada," katanya.

"Apa?! Kau-- ugh! Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Jeon Jungkook." Jiyeon yang akan beranjak dari tempatnya langsung di tahan oleh Jungkook.

"Iya aku tau aku salah dan terkesan mempermainkan perasaanmu. Tapi akupun juga berusaha untuk memperbaiki diri supaya bisa menjadi suami yang layak untukmu." Jungkook menjeda sebentar. "Jiyeon, maukah kau menikah denganku?"

Mata Jiyeon melebar karena terkejut. Dia tidak menyangka akan dilamar oleh Jungkook secara mendadak seperti ini. "Huh? K-kau serius?"

"Apa aku terdengar sedang bercanda?"

"T-tapi Kook... ini terlalu mendadak."

"Apa kau lupa janjiku padamu? Ketika aku pulang, aku akan melamarmu dan menikahimu."

"I-iya aku ingat, tapi aku tidak menyangka akan semendadak ini." Jungkook hanya mampu tersenyum melihat raut gugup Jiyeon.

"Jadi apa jawabanmu?"

"U-uh... i-iya." Jawab Jiyeon.

"Kenapa kau terdengar ragu." Jungkook terlihat serius sembari memicingkan matanya. Dia kembali menggoda Jiyeon.

"Aku bukannya ragu tapi... lamaranmu ini terlalu mendadak dan kau— tidak romantis sama sekali." Jiyeon memasang wajah kesal.

Jungkook tertawa sembari menangkup wajah Jiyeon. "Baiklah. Kau mau aku melamarmu seperti apa? Makan malam romantis? Bernyanyi lalu berlutut di hadapanmu?"

"Atau kau punya bayangan sendiri bagaimana aku seharusnya melamarmu? Cepat katakan supaya aku bisa merencanakannya!" Jungkook semakin menggoda Jiyeon.

"Ish! Kenapa sifat menyebalkanmu itu tidak berkurang sama sekali!" Jiyeon kembali memukul pundak Jungkook.

"Jadi bagaimana?"

"Iya... iya... aku mau menikah denganmu."

"Kenapa kau terdengar kesal?"

"Hentikan Jeon Jungkook!"

Jungkook terkekeh geli melihat wajah kesal Jiyeon. Dia kembali menatap intens gadis dihadapannya. Ibu jarinya menyentuh bibir merah muda Jiyeon yang selalu ia rindukan.

"Boleh aku menciummu?"

"Kenapa kau harus bertanya dulu untuk melakukannya?" Jawaban Jiyeon membuat Jungkook menarik salah satu sudut bibirnya. Detik berikutnya dia mendaratkan bibirnya di bibir Jiyeon.

Ciuman yang Jungkook berikan cukup intens dan panjang seolah sedang meluapkan rasa rindu antara keduanya. Untungnya Jiyeon bisa mengimbangi permainan bibir Jungkook karena dia juga merindukan bibir pria yang selalu mencuri ciuman darinya.

Pagutan mereka berakhir setelah keduanya mulai kehabisan oksigen. Jungkook tersenyum sembari mengusap lembut pipi Jiyeon. Lalu Jungkook kembali mendaratkan kecupan di dahi Jiyeon.

"Bulan depan kita menikah. Setelah itu kau ikut aku ke Amerika."

"Apa?!" Jiyeon tampak terkejut.

"Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan orang tuamu." Ucapan Jungkook semakin membuat Jiyeon terkejut.

"Bagaimana bisa?!"

"Sesekali aku pulang ke Korea tanpa sepengetahuanmu untuk mempersiapkan ini semua."

"HAAAH?! KAU—"

"Sssttt... jangan berteriak, sayang. Bagaimana? Aku romantiskan? Diam-diam sudah merencanakan semuanya." Kata Jungkook bangga.

"Romantis kepalamu! Lalu bagaimana dengan pekerjaanku? Kenapa kita tidak tinggal di Korea saja?"

"Kau resign saja dari pekerjaanmu. Kita akan tinggal di Amerika selama 2 tahun karena ada proyek yang harus aku selesaikan dulu. Setelahnya kita akan kembali ke Korea."

Jiyeon memijat pelipisnya karena terlalu pusing mendengar itu semua. Ada dua hal yang tidak berubah dari seorang Jeon Jungkook, pertama dia masih menyebalkan dan kedua selalu bersikap seenaknya sendiri.

"Kau kembali bukannya membuatku senang tapi semakin membuat kepalaku pusing." Kata Jiyeon.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Aku sudah mengatur semuanya dan kau hanya perlu mengikutinya saja." Kata Jungkook seraya menenangkan calon istrinya itu.

-

Di dalam gedung, acara pernikahan Jiwon dan Seojoon sedang berlangsung. Keduanya telah berdiri di depan altar dan siap mengikrarkan janji pernikahan. Jiwon tampak sangat cantik dengan gaun putihnya sedangkan Seojoon juga terlihat sangat tampan dengan setelan hitam.

Di salah satu meja tamu, Soojung dan Eunji sedang mencari-cari keberadaan Jiyeon yang sejak tadi menghilang.

"Kemana gadis itu? Kenapa dia tiba-tiba menghilang." Soojung mencoba menghubungi ponsel Jiyeon namun tidak ada jawaban.

"Dia tidak mungkin pulang kan?" Celetuk Eunji.

"Yang benar saja. Dia bisa dibunuh kakaknya dan Jiwon jika berani pulang di acara penting seperti ini."

"Ya! Ya! Bukankah itu Jiyeon?" Tunjuk Eunji pada pasangan yang baru memasuki ruangan.

"Siapa pria disampingnya? Apa mungkin itu yang pernah diceritakan Jiwon?"

"Sepertinya begitu. Duh aku iri sekali melihat mereka." Ujar Eunji yang melihat kemesraan Jiyeon dan Jungkook.

Padahal kenyataannya Jiyeon sedang berdebat dengan Jungkook karena gaun Jiyeon yang menurutnya terlalu terbuka.

"Tanganmu, Jungkook!" Bisik Jiyeon karena tangan Jungkook yang meraba-raba bagian punggung terbukanya.

"Salahmu sendiri. Gaun ini kekurangan bahan dibagian belakangnya dan aku berusaha menutupinya."

"Itu alasanmu saja!"

"Aku tidak mau tau, kau harus memakai jasku!"

"Akan terlihat jelek Jungkook."

"Huuuh... baiklah aku membiarkanmu kali ini tapi pulang nanti kau harus memakai jasku."

"Iya... iyaa cerewet."

Tbc

—————————

Maaf nih ya kalo ceritanya makin aneh. Jangan lupa tinggalkan jejak. Luuv.

Sorry kalo banyak typo.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

171K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
41.3K 4.7K 17
Perjalanan cinta Kaina bersama kekasihnya hanyalah luka. Lelaki itu dengan teganya menyakiti Kaina berulang kali tanpa rasa kasihan. Perselingkuhan...
4.1K 165 16
Siswa kelas 9B dari SMP Konoha Gakuen dipilih untuk memainkan sebuah permainan bernama "Battle Royale" dimana sudah ditetapkan peraturannya oleh peme...
2.3M 172K 42
Choi eunji, seorang gadis lugu dan polos, yang terpaksa menjadi gadis pemuas seorang mafia tampan nan kaya raya bernama Kim Taehyung. Tapi eunji sel...