Pulang (Hanya tentang waktu s...

De Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. Mais

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Dua puluh Delapan

6.9K 523 89
De Alqishthi

Ranna berjalan memasuki rumah sakit dengan langkah cepat dan Sam mengikutinya di belakang.

"Kamu pulang kemana semalam?" tanya Sam

"Bukan urusan mu"ucap Ranna. Sam berusaha menangkap tangan Ranna, namun Ia terus menerus menampiknya.

" ayo kita bicara..kamu jangan seperti ini. Pergi dari rumah begitu saja"

"Kamu yang mengusir ku"ucap Ranna dan terus berjalan.

"Aku tidak maksud begitu" ucap Sam. Ranna terus mempercepat langkahnya hingga Sam sedikit tertinggal kini.

"Ranna berhenti dulu kita perlu bicara"

"Aku tidak",

" jangan seperti anak kecil"

"Aku memang anak kecil"

"Ranna.. Aku ingin bicara" tegas Sam dan menarik Ranna cukup kuat hingga Ranna berhenti dan menabrak tubuhnya. Ranna menatap marah pada Sam.

"Kalau gitu bicara! Bicara sekarang!" bentak Ranna

Sam menoleh ke kanan kirinya yang sudah mulai menjadi tontonan.

"Pelankan suara mu Ranna.. Kita bicara di ruangan ku"

Ranna mencoba melepaskan diri namun tidak bisa.

"Tidak!,aku tidak mau! Bicara saja disini!" ucap Ranna keras kepala.

"Ranna ini rumah sakit"

"Yasudah!  Kalau gitu lepaskan aku! Aku mau kerja!"

"Ranna pelankan suara mu"

"Kenapa? Kamu malu? Malu punya istri seperti ku? Malu karna ternyata hidup mu tidak sesempurna yang orang lain pikirkan!" bentak Ranna.

"Rann...kamu apaan sih? Aku hanya menjaga nama baik kita*

" nama baik mu! Hanya nama baik mu!" ucap Ranna dan menunjuk-nunjuk dada Sam.

"Jadi kamu suka kalau semua orang membicarakan kita yang bertengkar karna kamu yang selingkuh dengan dokter IGD itu!"

"Biarin! Biarin aja mereka mau ngomong apa! Biarin saja mereka membicarakan ku seperti apa.. Toh suami ku juga tidak percaya pada ku. Kenapa aku harus peduli?"

"Ranna..pelankan suara mu"

"Lepasin aku.." ucap Ranna

"Kalau kamu bersikap seperti ini bagaimana aku akan percaya pada mu"

Ranna mendesis, matanya berkaca-kaca. Bukan karna sedih melainkan karna Ia marah.
"Bagaimanapun aku bersikap aku tetap akan salah di mata kamu sam!"

"Kita bisa bicarain ini baik-baik, pelankan suara mu Ranna. Kamu benar-benar nyaman dengan semua gossip ini?"

Ranna mengangguk.
"Aku terbiasa Sam.. Sangat terbiasa mendengar omongan orang mengenai kamu dan cheryl.. Aku terbiasa terluka karna orang yang terus berbicara bagaimana kalian berdua lebih pantas bersama di bandingkan dengan mu! Dan bahkan aku terbiasa mendengar mereka berbicara bahwa kamu mencintai ku hanya karna kamu orang baik yang kasihan padaku!" pekik Ranna. Yang kali ini membuat semua mata menatap ke arah mereka. Air mata Ranna terjatuh. Ia melepaskan tangannya.

"Apa lagi yang lebih menyakitkan dari itu semua Sam? Kamu egois Sam.." ucap Ranna lirih namun jelas sekali semua kalimatnya penuh dengan luka. Ranna melepaskan tangannya dari Sam.

"Na..Ranna" panggil Sam. Namun Ranna hanya tetap berlalu. Sam tak tau harus mengatakan apa lagi saat ini.

***
Hari-hari pertengkaran mereka terus menjadi. Kali semakin parah karna Ranna bahkan tak ingin bicara dengan Sam. Untuk sementara Ranna tinggal di panti asuhan lamanya. Sam yang merasa sudah mengusir Ranna pun kali ini mencoba mengalah dengan meminta maaf pada Ranna. Namun rasa marah dan kecewa yang begitu banyak pada Sam membuatnya sama sekali tak memperdulikan ke hadiran sam. Atau bahkan berpura-pura tak terjadi apapun. Sam selalu mencoba bicara pada Ranna. Seperti saat ini dan lagi-lagi sam hanya di abaikan.

"Ranna.. " panggil Sam dan menangkap tangan Ranna. Ranna tak menolak. Ia berhenti tempatnya dan menatap Sam malas.

"Kenapa?"

"Aku sudah minta maaf dengan mu kan.."

Ranna hanya terdiam dan tak menjawab.

"Aku harus apa lagi ?"

"Tidak perlu"

"Kalau gitu kenapa kamu tidak memaafkan ku?", tanya Sam

Ranna menghela napasnya dalam.

" aku maafkan" ucap Ranna dan akan pergi namun masih di tahan Sam.

"Apa lagi?" tanya Ranna.

"Kamu tingga dimana sekarang?"

"Panti"

"Nanti pulang ke rumah ya?", pinta Sam. Ranna menatap Sam sesaat.

" hmm" ucap Ranna mengiyakan dan akan berjalan lagi namun Sam menghadang jalannya. Ia memeluk Ranna.

"I miss you" ucap nya. Ranna tak membalas, Ia justru melepaskan pelukan Sam.

"Sudah? Kalau sudah aku mau kerja"

"Nanti siang makan dengan ku ya?"

Ranna terdiam lagi, terlintas dalam benaknya akan mengiyakan ajakan Sam. Kalau saja wanita yang paling tak di sukai Ranna tidak menghampiri merek.

"Sam.. Kita ada jadwal operasi", ucap Cheryl.

Sam menatap cheryl sedikit kesal. Ia sudah susah payah membujuk Ranna.

" aku tau" jawab Sam

"Ayo.. Hai Ranna.." sapa Cheryl

"Hai" jawab Ranna malas.

"Boleh aku pinjam dulu suami mu?"

Ranna mengedikan bahunya dan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Ya.. aku tinggal kalau begitu" ucap Ranna dan berjalan meninggalkan Mereka.

"Ranna" panggil Sam dan Cheryl pun menahan Sam.

"Kamu apa-apaan sih sam?" Tanya Cheryl berbisik.

"Kamu yang apa-apaan"

"Ya kamu sadar ngga sih.. kamu tuh terus-terusan ngejar Ranna kaya orang gila. Kamu ngga denger gossip udah dimana-mana?" Tegas cheryl.

"Istri ku pergi dari rumah.. bagaimana bisa aku diam saja!"

"Berhenti menyebutnya seperti itu sam!"

Sam terdiam, Ia menatap cheryl yang terluka.

"Kamu tidak berniat meninggalkan aku lagi kan Sam?" Tanya Cheryl. Sam menghela napasnya.

"Tidak.. jadi tenanglah. Aku hanya tidak ingin orang tua ku tau tentang Ranna yang pergi dari rumah. Kondisi ibu ku sedanng tidak baik sekarang. Seharusnya kamu bisa ngerti itu" ucap Sam dan meninggalkan Cheryl. Sesungguhnya Ia sendiri tak tau apa yang sedang Ia kakukan benarkah itu sekedar untuk orang tuanya atau memang Ia mulai merasa takut kehilangan Ranna.

***
Nathan melempar Ranna dengan kentang gorengnya. Ranna berdecak malas.

"Kenapa lagi itu muka?" Tanya Nathan.
"Sak meminta ku pulang"

"Lalu..?" Tanya Nathan. Ranna menatap wajah Nathan sebelum menjawab.

"Aku mengiyakannya" sesaat raut wajah Nathan berubah sendu namun dengan cepat pula Nathan tersenyum pada Ranna.

"Bagus dong.. memang harus begitu" ucap Nathan

Ranna mengangguk.

"Terus kenapa muka kamu begitu? Kamu kan udah akan serumah lagi sama suami ganteng kamu itu. Katanya kangen" ucap Nathan. Ranna mencebik. Matanya kembali berkaca-kaca.

"Jangan nangis lagi!"

"Engga siapa yang nangis?" Ucap Ranna namun tentu tak sesuai dengan apa yang di ucapkannya. Karna air matanya kembali terjatuh.

"Haih" ucap Nathan dan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Kenapa sih kenapa Cewe tuh seneng banget nyakitin dirinya sendiri? Kalau Sam bikin kamu terus-terusan nangis kenapa sih kamu masih terus suka berada di sekitarnya"

"Ya karna aku cinta"

"Apa cinta harus membuat mu menjadi bodoh?"
Air mata Ranna semakin jatuh dan meskipun kesal Nathan tetap menyodorkan tisue pada Ranna.

"Ya kalau cinta terus kenapa kamu pergi dari rumah?"

"Karna aku marah sama dia! Karna dia menyakiti harga diri ku"

"Lalu? Sudah tidak marah?"

"Masih! Bahkan tadi dia tetap pergi dengan Cheryl. Apa sih hebatnya Cheryl dari ku? Ya..dia memang dokter,cantik, baik dan..ah bodo!"

Nathan menggelengkan kepalanya sendiri.

"Terus kenapa mau ikut pulang?"

"Karna aku takut Mama, ibu Sam maksud ku tau kalau aku pergi dan dia kecewa dengan ku. Aku sudah janji untuk menemani Sam" ucap Ranna.

"Dia bahkan bukan ibu mu Ranna. Toh, sam yang mengusir mu kamu bisa bilang itu kedia"

Ranna menggeleng.
"Itu akan lebih menyekatinya. Akan sangat sakit baginya kalau tau Sam bersikap seperti pada ku, Nath. Keluarga Sam sangat baik pada ku. Aku tidak bisa menyakiti mereka"

"Ya..ya..ya jangankan mereka yang baik padamu. Mereka yang mengusir mu saja tidak bisa kamu sakiti. Yah, aku hanya berharap supaya kamu tidak lupa kalau kamu itu manusia biasa bukan malaikat." Ucap Nathan dan bangkit dari kursinya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Ranna.

"Tidur" jawan Nathan malas dan benar-benar meninggalkan Ranna. Ranna tak menyusul Nathan,Ia hanya menatap punggung Nathan yang semakin menjauh. Ranna melempar pandangannya keluar jendela. Saudaranya masih berjualan di sana, tanpa pernah tau bahwa dirinya lah yang menolong mereka.
***
Sam pulang kerumahnya sesegera mungkin setelah mendapatkan kabar bahwa Ranna sudah pulang dari rumah sakit. Ia masuk ke dalam dan mencari-cari Ranna. Yang di cari sedang menata makanan di atas meja. Senyum sam mengembang sempurna.

"Hei.." sapa Sam

Ranna menoleh menatap Sam. Ia sungguh ingin memaafkan suaminya. Tapi setiap kali dia mengingat cheryl dan ucapan sam rasa kesal itu kembali muncul.

"Hmm" gumam Ranna

"I miss you" ucap Sam dan akan memeluk Ranna. Namun Ranna mundur satu langkah.

" Aku mau kemar dulu. Makanlah kalau sudah lapar" ucap Ranna. Sam menghela napasnya. Namun ia sungguh tak ingin mengucapkan apapun yang memicu amarah Ranna.

Kemanapun Sam melangkah pada akhirnya Ia tetap akan menyakiti seseorang. Seperti saat ini ketika Sam sedang berusaha memperbaiki rumah tangganya. Cheryl menatap sendu pada rintik hujan yang jatuh. Wajahnya terlihat begitu gelisah. Bagaimana tidak, cheryl tentu tau bahwa cara Sam mempertahankan Ranna bukan hanya karna orang tuanya. Tapi ia tak bisa mundur lagi. Sam sudah janji untuk bersamanya. Di belakang nya ada revi yang menatap Cheryl lebih terluka. Bertahun-tahun Ia terus menyaksikan bagaimana cheryl selalu siap terluka asal itu untuk Sam. Cheryl yang merasa sedang di perhatikan pun menoleh, Ia mendapati Revi yang juga terkejut. Revi sudah akan meninggalkan Cheryl kalau saja Cheryl tak menangkap tangan Revi.

"Vi.."

Revi terdiam di tempatnya tanpa ingin mengatakan apapun. Cheryl mendekat, Ia menyentuh luka di wajah Revi yang sudah terlihat mengering. Revi menghalaunya.

"Aku hanya ingin memastikan ke adaan mu" ucap Cheryl

"Aku baik" jawab Revi dingin. Cheryl mengangguk.

"Syukurlah.. temani aku makan yuk" ajak Cheryl.

"Aku sibuk"

"Dan kedua teman ku mendadak menjadi sangat sibuk"

"Teman dan kekasih rahasiamu mungkin" sindir Revi dingin.

"Apa kamu juga marah dengan ku? Kamu tau benar bukan aku yang mengambil Sam dari Ranna" ucap Cheryl.

Revi mengangguk.
"Yah memang bukan kamu. Kalian hanya sepakat. Dan itu bukan urusan ku." Ucap Revi dan akan pergi lagi namun tangannya di tahan Cheryl.

"Aku mencintainya , vi. Apa salah ku jika kita saling mencintai? Kamu sangat tau bagaimana aku mencintai Sam."

Benar,Revi sangat tau. Sangat amat tau. Hingga Ia terpaksa menyembunyikan perasaanya pada Cheryl dan menelan luka hatinya sendiri.

"Lalu bagus bukan? Cinta kalian akan bersatu. Kalian akan bahagia" ucap Revi

"Kamu tuh kenapa sih? Kamu lebih membela Ranna dari pada aku? Kamu bahkan membenci Ranna sebelumnya!"

"Dan aku lebih membenci wanita yang tidak tau dimana tempatnya" ucap Revi dan melepaskan tangan cheryl. Revi meninggalkan cheryl bahkan mengabaikan panggilan cheryl. Bukan, bukan demi menyelamatkan hati Ranna Ia bersikap seperti ini. Ini demi menyelamatkan hatinya sendiri yang sudah terlalu lama terluka.

***
Meskipun sudah kembali ke rumah Ranna masih tetap dingin pada Sam. Ia hanya melakukan apa yang menjadi tugasnya setelah itu Ia akan mendiamkan Sam. Sam sungguh merasa mulai kehilangan Rannanya. Rumah yang dulu ramai oleh senandung Ranna, teriakan Ranna atau segala kekacauan yang di buat Ranna sekarang benar-benar menjadi sepi dan hening. Bahkan seperti pagi ini, Ranna menolak berangkat kerja dengan Sam.

"Aku sudah minta maaf mu. Kamu juga sudah memaafkan mu. Lantas apa lagi?" Tanya Sam

"Memaafkan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda Sam. Aku masih belum bisa bertingkah seperti biasa di hadapan kamu" jawab Ranna pagi itu sebelum meninggalkan Sam.

***
Revi masuk ke ruangan Sam tanpa izin dari sam. Bukan karna Ia tak mengetuk karna tak juga mendapatkan balasan. Di lihatnya sam sedang termenung. Revi menghela napasnya. Ia sungguh ingin tak peduli. Tapi mengabaikan orang yang sudah Ia kenal sejak 30 tahun hidupnya tentu tidaklah mudah.
Revi meletakan berkas di meja Sam dengan sedikit membanting. Sam terperanjat dari lamunannya.

"Kenapa?"

"Apa otak jenius mu menghilang? Kau yakin dengan analisi mu? Jangan bercanda! Professional lah!" Ucap Revi.

Sam tak mengatakan apapun, Ia hanya mengambil berkasnya dan melihat isi analisnya. Ia memijit tulang hidungnya.

"Akan gua perbaiki" ucap Sam

"Perbaiki? Apa kalau kita sudah masuk ruang operasi ini bisa di perbaiki?"

"Ya oke gua salah! Terus gua harus apa? Keluar dari rumah sakit? Pensiun jadi dokter?" Bentak Sam

"Terdengar berantakan sekali hidup lu. Bahkan sebelum Ranna benar-benar meninggalkan lu." Ucap Revi.

Sam terdiam dan menatap Revi dengan kesal. Iya kesal, namun Ia tak bisa melakukan apapun karna yang dikatakan Revi benar.

"Dan sekarang lu mulai berfikir untuk ninggalin Cheryl?  Dan kembali pada Ranna?"

"Diam dan keluarlah" ucap Sam masih mencoba tenang.

"Cheryl udah terlalu banyak sakit karna lu. Dia akan benar-benar hancur kalau lu tinggal lagi"

"Iya..gua tau. Gua ngga akan ninggalin cheryl. Puas?"

"Bagus.. semoga lu tetap dengan keputusan lu. Dan nikmatin penyesalan lu sendiri"

"Mau lu apa sih ? Rencana ini pun lu setuju!" Bentak Sam dan memukul mejanya.

"Gua setuju untuk mengakhiri penderitaan lu dengan Ranna! Bukan untuk memberikan harapan palsu ke cheryl dan menjadikan dia wanita perusak rumah tangga orang!"

"Gua ngga pernah tau akan kaya gini!"

"Dan itu selalu alasan yang lu pakai! Berapa kali gua mencoba ngebuat lu berfikir ulang? Bahkan ketika lu memutuskan untuk menikahi Ranna! Tapi lu tetap pada penderian lu!"

"Lu ngga pernah tau rasanya di posisi gua!"

"Lu juga ngga tau rasanya jadi gua!"

"Kalau aja dari dulu lu kasih tau gua kalau cheryl cinta sama gua. Gua dan Cheryl akan sama-sama dan ngga perlu ada Ranna di kehidupan gua yang menjadikan gua terbiasa dengannya!"

Revi mendesis,Ia tersenyum antara miris dan jengah.

"Lu emang cowok brengsek sam. Lu ngga pantes bersama Ranna ataupun Cheryl" ucap Revi dan akan pergi namun dengan langkah seribu sam menahannya.

"Apa maksud lu hah? Lu pikir lu suci? Lu yang coba ngejauhin gua dari chery, lu yang selalu bilang kalau cheryl mungkin akan benci sama gua kalau gua nyataim perasaan gua sedangkan lu tau gua dan cheryl saling cinta! Dan sekarang lu ngedeketin istri gua, apa tujuan lu hah?"

"Gua? Jadi menurut lu gua yang salah?" Tanya Revi.

"Lu penkhianat" ucap Sam

"Okey..anggaplah begitu dan lu cowok pengecut, sampah yang tidak berguna!" Ucap Revi dan Sam kembali dengan cepat menarik kerah jas Revi.

"Stop menyebut gua sampah!"

"Lu emang sampah!"

Sam akan memukul Revi kalau saja. Cheryl tak cepat masuk dan memekik menghentikan mereka.

"Sam..Revi.. sudah kenapa sih kalian ini?"

Revi menatap pada Sam dan Cheryl bergantian. Hatinya terluka sangat terluka. Karna Ia tau cheryl pasti berada di pihak Sam.

"Lu bilang gua khianatin lu Sam? Lu yang khianatin gua" ucap Revi pilu.

"Lu yang ngga pernah bilang perasaan Cheryl ke gua."

"Revi? How can? Kamu bilang Sam tidak mau dengan ku lebih dari sekedar sahabat?" Ucap Cheryl.

"See? Betapa bodohnya kita memiliki serigala berbulu domba dan mengakuinya sebagai sahabat."

"Kenapa vi? Aku sayang dengan mu. Aku percaya pada mu dan.."

"Dan aku cinta pada mu Cheryl!" Tegas Revi. Cheryl terkejut dan menjatuhkan ponselnya begitu saja. Sam mendesis kesal.

"Dan lu rela mengkhianati sahabat mu sendiri demi cinta lu itu? Lu egois!" Ucap Sam.

"Dimana letak penkhianatan gua kalau sebelum lu bertemu cheryl, gua udah 6 tahun lebih dulu menyimpan rasa padanya. Dimana letak egoisnya kalau bahkan gua rela hanya sekedar menjadi sahabat untuk cheryl. Ya,sam chery adalah cewek yang gua suka dari SMP. Cewek yang dulu lu bilang cupu,cewek miskin yang bisa sekolah atas beasiswa dari keluarga lu. Cewek yang lu sebut ngga akan pernah ada di kriteria lu! Lalu Cheryl masuk kuliah dan berbuah menjadi sangat cantik. Kalian saling jatuh cinta di hadapan ku. Lalu apa adil kalau lu yang milikin dia? Ketika gua yang berjuang sekuat tenaga untuk ngedapetin dia? Andai sekali saja lu nganggep cerita gua penting mungkin lu akan tau betapa banyak gua menginginkan Cheryl."

"Kenapa kamu ngga pernah cerita?"

Revi menatap Cheryl lekat.
"Bagaimana caranya? Kalau yang ada di kepala hati mu bahkan mata mu hanya Sam?" Air mata Revi lolos begitu saja. Ia tidak pernah tau bahwa ungkapan perasaanya selama lebih 17 tahun akan tersampaikan dengan cara yang seperti ini.

Revi menghapus air matanya.

"Yah.. dan sekarang gua menyerah. Gua berhenti untuk menjadi penghalang antara kalian. Gua harap lu ngga akan pernah nyakitin cheryl. Dan aku juga menyerah untuk mencintai mu cheryl, aku berhenti untik menjadi tempat tangis mu. Aku akan mencari wanita yang mencintai ku dan aku cintai. Yang akan menjadikan ku prioritasnya, bukan cadangan" ucap Revi dan kini benar-benar meninggalkan keduanya.
***
Happy Reading yupsss

Continue lendo

Você também vai gostar

326K 22.8K 45
"Ada yang salah dengan kepala mu! Berhentilah sebelum semuanya semakin parah!"
3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
19.3K 964 55
WARNING ⚠ ⚠ LAPAK BXB ga suka? minggat sj. Gasura Prayadi si anak gaul nan tengil harus berhadapan sama hp nya yang lemot juga keyboard yang ngetik...
218K 7.5K 49
Shafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti kes...