Be Mine, Please

By ClaraZaskia

83 24 10

Aku tak pernah sanggup mengungkapkan ini semua. Aku merasa tak berdaya jika harus menyampaikan apa yang kini... More

prolog
Part-1
Part-3

Part-2

14 6 0
By ClaraZaskia

   






Dan menampilan sosok wanita paruh baya, Auntie Zara
Ia langsung memeluk Diva tak langsung mempersilahkan sang tamu masuk

"Astaga Diva, auntie rindu sekali pada kamu, kok lama sekali?"cerocos  Auntie Zara

"Tadi, ada perkara sikit, tapi Diva boleh urus"ujar Diva

"Ma, suruh dulu tamunya masuk,"tegur uncle Zihan,

Oh Diva tak menyadari keberadaan uncle Zihan karena sedari tadi fokus nya hanya pada Auntie Zara, dan lebih-lebih auntie tak langsung membiarkannya masuk,

"Uncle Zihan, Diva rindu sangat pada uncle, kenapa tak singgah lagi kat rumah, emak pun dah tunggu-tunggu"kini Diva beralih pada Uncle Zihan, sembari masuk dan segera saja Ia dipersilahkan untuk duduk,

Dan soal mengenai dimana keberadaan Ravin, dah tah kemana budak tu, lepas sahaja hantar Diva ia pun langsung pergi

   "Hm.. Uncle sudah tidak ditugaskan lagi disana, sudah pindah dekat komplek sini saja,"
Jawapan Uncle Zihan dapat langsung dimaklumi oleh Diva, karena ia tahu Uncle Zihan memang selalu dipindah tugaskan ditempat jauh,

"Diva, minum dulu nih"selepas jeda di perbincangan antara Diva dan Uncle Zihan, Auntie Zara pun datang membawakan minum

"Terima kasih Auntie"lalu lekas saja ia meneguk minuman dingin tersebut demi menyegarkan tenggak yang sedikit kering,

"Hm, setelah ini Diva ikut Auntie ya, kita beres-beres kamar untuk Diva tempati nanti,"sambung Auntie Zara,

"Tak payahlah Auntie, Diva boleh kemas bilik tu seorang, Auntie dah kasih Diva tempat tinggal pun Diva dah berterima kasih sangat,"tolak Diva, namun tak langsung mendapatkan persetujuan dari Auntie Zara , ia tetap bersikeras hendak membantu Diva mengemas bilik nya,

"Diva ini kamarmu,"tunjuk Auntie Zara pada satu bilik yang bersebelahan pada bilik berpintu warna coklat itu

"Auntie, bilik siapa tu?"Diva rasa penasaran sangat dengan bilik sebelahnya, nampaknya cukup misterius karena gelap agaknya,

Auntie Zara pula memusatkan pandangan pada arah tunjuk Diva, "itu kamar anak tante yang lagi tinggal di London,"terang Auntie,Diva mengerti ia langsung tak fikir apapun lagi mengenai bilik tu, dan langsung mengatur langkah memasuki bilik kepunyaannya, kot...

   Bilik tu nampak sangat luas, dengan dinding bercat warna biru langit, sejuk mata memandang ditambah ada balkoni yang menghadap langsung dengan taman belakang rumah, selesa lah Diva tinggal lama kat bilik ni,nyaman sangat

"Diva, mari Auntie bantu susun baju di lemari tu"tawar Auntie, Diva terus mengangguk lalu meraih beg roda nya yang berisi srluruh pakaiannya,

"Auntie, anak Auntie yang di London tu, perempuan ke lelaki?"hai aneh pula soalan Diva nih,namun ia langsung tak fikir dulu sebelum bagi soalan tersebut

"Cowok, dialah anak sulung Auntie, sebenarnya dia kembaran Ravin"terkejut Diva saat mengetahui kebenaran tersebut 'Ravin punya kembaran? biar betul!'

Auntie Zara tetap melanjut kerja melipat pakaian Diva, hanya pakaian luar, kalau dalaman Diva boleh urus sorang , takkan lah dia kasih Auntie mengemas pakaian dalamnya, walaupun sesama perempuan tapi malulah dia rasa,

"Kenapa Diva tanya begitu?" rupa-rupa nya tak habis lagi bincangan mengenai putra sulung Auntie Zara tu,

"Tak ada, oh iya Auntie, emak ada kasih buah tangan untuk Auntie, kejap ya Diva ambil"baru ia teringat akan pesan emak untuk memberi oleh-oleh pada Auntie Zara,

"Ni,"Diva kembali lalu memberikan sebuah bungkusan, yang langsung dibuka oleh Auntie Zara,

   Bahagia sangat wajah Auntie Zara apabila mendapati hadiahnya berisikan sebuah baju kurung khas Malaysia asli! ,

"Ya tuhan, terima kasih sangat bilang pada emak kamu ya Diva, Auntie suka dengan hadiahnya"terlupa Auntie dengan kerjaannya semula, lalu beralih ke bilik air,

   Diva menggeleng kehairanan, kenapa pulak Auntie Zara senang sangat? Tanyanya dalam hati, ia tak tahu apa yang telah emaknya kasih pada Auntie Zara,

Lalu tak lama kemudian Auntie kembali keluar, Diva pun kembali menoleh kepada Auntie

Tak kira seberapa ia terkejut,
Auntie nampak comel dengan busana khas melayu tu, ia jadi tahu apa yang diberi oleh emaknya, ternyata baju dari jiran yang dikasih untuk emak dari Malaysia yang kebetulan baru balik berlibur,

"Auntie comel la,"puji Diva sang Auntie nampak begitu cantik mengenakan baju tersebut,ia tak berhenti bercermin pusing balik-pusing balik

"Auntie mau kasih liat ke uncle dulu ya Diva, kamu berberes sendiri tak pe kan?"tak menunggu jawapan daripada Diva Auntie langsung berhambur keluar,

  Akhirnya selesai juga Diva mengemas seluruh pakaiannya, ia lalu duduk di pinggir katil, merehatkan sejenak badannya yang sedikit pegal,

Drrt... Drrt
Baru sahaja ia rileks sekejap dah ada sahaja yang menganggu,
Ponselnya berdering, sengaja ia tak nak angkat langsung sebab merasa letih sangat,

Namun sang ponsel tak berhenti berdering, dengan bermalasan ia mengangkat panggilan dan ternyata dari akaknya

"Halo, Diva kenapa kau lambat angkat telepon aku ha?"

"Maaf kak, tadi Diva tengah berehat sebab letih lepas mengemas bilik"

"Ooh.... Macam mana disana, selesa tak?"

"Selesa sangat!, bilik Diva pun bagus, tuan rumah lagi baik"

"Oh baguslah macam tu, awas nanti malam tak boleh tidur sebab beda katil,"

"Akak ni, apalah.."

"Ha ha ha, seronok sangat pun cagil kau, ya udah lah akak tutup talian ya, Diva jaga diri kau elok-elok disana, jangan degil sangat nanti dia orang halau kau dari rumah tu, padan muka!"

"Ish... Iyalah Diva faham, akak pun kena pun jaga diri, jaga emak juga "

Talian pun terputus, Diva meletakkan kembali telepon bimbitnya di atas katil, lalu beranjak keluar

Di dapur ia mendapati Auntie yang masih berbusana yang sama tengah menyiapkan makan tengah hari, Diva langsung datang menghampiri

"Auntie, boleh Diva tolong?"tawarnya, sang Auntie yang tampak sedikit terkejut apabila mendengar sahaja suara Diva

"Kenapa Auntie terkejut, Diva bukan hantu la, tak seram sangat pun muka Diva"lawak Diva dan mendapat respons positif daripada Auntie, ia tergelak sangat

"Ha ha ha, Diva mau bantu Auntie. boleh, tolong rajang sayuran tu!"pandangan Diva beralih pada sayuran yang berada di atas meja makan, dan segera saja ia menghampirinya

  Mula-mula ia merajang sayuran cili, tomato, bawang, nak buat sambal agaknya, lepas tu ia beralih ke sayuran hijau,

"Diva, kapan masuk kuliah?"sembari memotong daging, Auntie memula soalan

"Lusa Auntie"jawab Diva, ia pun tengah sibuk memutik daun sayuran daun ubi,

"Persiapan sekolah sudah semua?"Auntie kembali menyoal,
"Dah, sebelum Diva sampai kat sini awal-awal dah siapkan dengan mak tolong sekali"kini Diva beranjak mencuci sayuran-sayuran yang telah ia ranjang kedalam baskom berisikan air, lalu menguras airnya,

"Auntie, nak masak apa?"lekas membersihkan sayuran tersebut Diva memberikannya kembali pada Auntie Zara

"Sambal ayam, dengan gulai sayuran daun ubi tu"jelas sang Auntie, ia Kini beralih kedepan kompor, menyalakan api, lalu meletakkan wajan diatas tungku, bersama dengan menyiram minyak makan sekali, agaknya hendak menggoreng ayam la tu,

Diva pun terus mengikuti Auntie,
Menatap pada apa yang tengah Auntie kerjakan,

"Ehm... Ma,"terdengar deheman dari arah pintu, rupa-rupanya Ravin, sosok itu kini dibalut pakaian santai ala rumahan,

Tak berpaling Diva memandang sosok kacak didepannya, terpesona pula ia, tadi tak sempat ia memandang rupanya karena sibuk mengomel, agaknya...

"Iya, ada apa vin?"sang Auntie menyahut panggilan sang anak, ia lalu berpaling menatap sosok itu,

"Papa, manggil mama, katanya ada hal penting!"cepat saja Ravin mengutarakan kehendaknya datang,

"Oh ya?, hmm Diva tolong lanjut masak ya, Auntie harus menemui uncle dulu"Diva mengangguk lalu beralih kedepan kompor, setelahnya Auntie pun pergi

Hening...
Diva tengah sibuk membalikkan ayam yang tengah tergoreng di atas wajan itu, dan tak menyadari keberadaan sesiapapun,

Klek...
Peti es yang berada disampingnya terbuka, spontan Diva menoleh, dan mendapati Ravin tengah mengambil air sejuk dari dalamnya, dan.... Tanpa menoleh ke arahnya,

"Saya ingat siapa tadi, rupa-rupanya awak"keluh Diva terus melanjut kerja, ayam pun telah siap digoreng ia kini beralih ke pada sayuran

Mengangkat lesung yang berada di pojok ujung dapur, namun ia tak larat sedikitpun lesung itu tak tergerak,

Lalu sebuah tangan terulur membantu, Diva mendongak lalu bertemu pandang dengan mata elang berwarna coklat milik Ravin,

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 45.2K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.4M 132K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
3.4M 26.3K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
436K 2.3K 19
Warning ⚠️ 18+ gak suka gak usah baca jangan salpak gxg! Mature! Masturbasi! Gak usah report! Awas buat basah dan ketagihan.