Pulang (Hanya tentang waktu s...

By Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Dua puluh empat

6.7K 516 53
By Alqishthi

Sam naik lagi ke lantai 7, kali ini dengan langkah lebih ringan. Ia ingin mengajak Ranna makan siang dan tentu saja memberikan titipan yang sudah penuh di ruangannya.

"Ranna ada?"

"Tidak ada dok," ucap Resepsionist itu.

"Kemana?" Tanya Sam

"Oh biasanya mba Ranna keluar makan siang di cafe Aila"

"Cafe Aila?"

"Iya dok..cafe depan rumah sakit kita."

"Oh.. oke. Bilang saja nanti kalau saya cari dia"

"Baik dok"

Sam menghela napasnya. Ia pun kembali ke bawah. Lain kali Ia akan datang lebih cepat untuk mengajak Ranna makan siang. Sam menyentuh dasi yang masih tersemat rapi. Dasi itu sangat pas untuknya, sam memang tidak pernah bisa memakai dasi sebelum ada Ranna Ia selalu merasa sulit bernafas. Ia ingat bahkan saat akan menikah pun, Ranna lah yang memasangkan dasinya.

"Konyol sekali" desis sam mengingat hari itu dan hari ini tentu saja. Senyumnya semakin mengembang ketika Ia mengingat kenangannya dengan Ranna tentang dasi. Saat itu Sam dan Ranna beradu memakai dasi, Ranna sudah membuat 30 dasi dan Sam belum satupun. Sebagai hukumannya Sam harus mengatakan Ia mencintai Ranna hingga 1000 kali. Hari itu adalah malam pertama mereka dimana mereka masih sama-sama canggung dan memilih untuk memainkan games itu saja lalu berakhir dengan Ranna yang tertidur mendengarkan ungkapan cinta Sam dan Sam yang tertidur seraya mengucapkan kalimat cintanya. Sampai saat ini Ia tidak benar-benar tau apakah itu sudah sampai di angka seribu atau belum.
Senyum Sam terus mengembang, Ia menggaruk pelipisnya sendiri merasa konyol dengan segala masa lalunya. Butuh satu bulan setelah Ia menikah untuk benar-benar memiliki Ranna seutuhnya. Sebentar lagi ulang tahun pernikahannya dan Sam lupa kapan terakhir kali Ranna mengungkit tentang itu. Kemanakah Ranna akan meminta nya pergi pada akhirnya. Semua lamunan dan kebahagiannya sesaat itu buyar begitu saja saat Ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Sam.. "

Sam terus berjalan berpura-pura tak mendengar. Hingga tangannya di tarik.

"Sam..kamu tidak mendengar ku?" Tanya Cheryl.

"Oh maaf. Aku sedikit melamun"

"Kamu sudah dengar? Banyak investor yang tertarik untuk gabung di proyek kita"

Sam mengangguk.

"Aku sudah baca laporannya"

"Kamu hebat sekali sam..oh ya dari mana kamu tau tentang anak mr andrew..aku baru akan memberitahu mu"

"Istri ku yang bilang"

Cheryl terdiam. Raut wajahnya berubah.

"Ranna maksud mu"

"Memangnya siapa lagi istri ku?" Tanya Sam.

"Jangan menyebutnya seperti itu lagi." Ucap Cheryl

"Kenapa? Dia memang istri ku"

"Aku merasa akan di buang lagi jika kamu menyebutnya seperti itu."

Sam menghela napasnya.

"Kamu sudah makan siang?" Tanya Sam. Cheryl menggeleng.

"Ayo kita makan" ajak Sam. Cheryl menahan tangan Sam.

"Sam kamu tidak akan membuang aku lagi kan? Aku akan benar-benar hancur kalau kamu melakukannya."

"Aku tidak akan membuat mu hancur. Tenanglah. Sudah aku bilang bersikaplah sebagaimana cheryl biasanya." Ucap Sam

Cheryl masih menggenggam tangannya. Sam melepas genggaman Cheryl.

"Ini rumah sakit,jangan begini" ucap Sam dan berjalan lebih dulu.

Tanpa mereka sadari seseorang melihat keduanya dengan terluka. Revi tersenyum miris, matanya terlihat berkaca-kaca.

***
Nathan terus menghela napasnya saat berkaca. Nathan memendekan rambutnya dan kini terlihat jauh lebih rapi.

"Ah..aku benar-benar terlihat jelek dan tua sekali"

Ranna berusaha untuk tak tertawa.

"Itu bagus kok"

"Jangan tertawa! Ini semua itu karna kamu yang menggunting rambut ku. Guntingannya sangat parah Aira"

"Tapi serius ini jauh lebih rapi dan ya kamu terlihat layaknya dokter"

"Memang tetap tampan sih. Tapi aku terlihat tua Aira!"

"Tidak.. kamu hanya terlihat lebih maskulin"

"Ohh mirip si chaebol tua itu?" Ranna memukul lengan Nathan.
"Jangan mengatainya. Dia suami ku!"

"Memangnya dia menganggap mu istrinya?"

"Mulut mu nat..mulut mu!"

"Aku benar bukan?"

Ranna hanya mencebik kesal. Nathan masih kesal dengan model rambut barunya.

"Oh ya.. tadi pagi aku melihat mu  memberikan kotak makan untuk Revi. Kamu menitipaknya untuk sam?"

"Tidak, itu untuk dia"

"Ckckck..apa sekarang kamu sudah berubah menjadi player?"

"Jangan sembarangan..aku memberikannya karna dia menolong ku"

Nathan mengedikan bahunya.

"Aku tidak suka" ucap Nathan
"Kenapa?"

"Aku yang berjuang untuk menjadikan mu seorang dewi yang cantik dan bisa masak. Eh, mereka yang menikmatinya. Tidak adil" ucap Nathan. Ranna tersenyum lebar. Ia mengacak-acak rambut Nathan.

"Ish kamu benar-benar menggemaskan" ucap Ranna.

***
Sam dan Cheryl makan siang bersama,meskipun begitu pikiran Sam tak berada di sana.
Ia terus menerus menatap ponselnya.
"Sam.. Habiskan makanan mu. Oh iya, kita akan ada kegiatan di luar kota lagi. Kamu ikut kan?"

Ranna belum juga mengiriminya pesan, apakah Ranna belum kembali dari makan siang? Tapi sekarang sudah hampir pukul dua. Atau resepsionist yang lupa menyampaikan pesannya.

"Sam.."

"Hah? Kenapa?"

"Kamu denger aku ngga sih?"

"Kenapa?"

"Aku tanya kamu ikut kegiatan di lombok nanti?"

"Oh..akan aku tanya Ranna"

Cheryl mengangguk.
"Aku lupa dia mengatur semua tentang mu" ucap Cheryl.

Sam hanya mengedikan bahunya.

"Sabar ya sayang.. Sebentar lagi kamu pasti akan lepas darinya" ucap Cheryl dan mengusap tangan Sam. Sam menarik tangannya.

"Aku ke toilet dulu" pamit Sam.

***
Sam mengetuk sekali ruangan Revi, lalu langsung masuk ke dalamnya.

"Vi lu punya data anastesi pasien kemarin?" Tanya Sam dan mendekat ke meja Revi. Revi memberikannya.

"Thaks"

"Hmm" ucap Revi dan kembali sibuk dengan ponselnya.

Sam melihat kotak makan yang di kenalnya di meja Revi.

"Lu bawa bekel?"

Revi menatap Sam bingung lalu mengerti maksud pertanyaan Sam.

"Oh itu Ranna yang bawain" jawab Revi dingin.

"Oh ya masakannya enak kok" lanjutnya.

Sam bertolak pinggang.
"Lu lagi apa-apaan sih?"

"Gua ? Gua ngapain emang?"

"Lu sengaja kan bikin gua kesel?"

"Kesel? Kenapa lu harus kesel?"
Tanya Revi

Sam memukul meja Revi. Revi memundurkan kursinya Ia menyilangkan kakinya dan juga melipat tangannya.

"Gua heran..lu kenapa sih?"
Tanya Revi

"Ada juga gua yang tanya. Lu kenapa hah? Sengaja kan ngedeketin Ranna?"

"Kalau iya kenapa?"

"Lu ngga punya pikiran ya? Dia istri gua. Istri dari orang yang lu sahabatin 30 tahun."

Revi tertawa terpingkal-pingkal seakaan ada hal yang lucu baginya. Ia berdiri dan mendekat pada Sam. Lalu menepuk-nepuk bahu Sam.

"Lu lucu banget sumpah"

Rahang Sam mengeras mendengar ucapan Revi.

"Kalau ada orang yang denger ini, mereka pasti mikir kalau lu itu cinta mati banget sama istri lu. Sammy...sammy. sayangnya gua bukan orang lain. Benar gua adalah orang yang kenal sama lu puluhan tahun. Orang yang lu sebut istri itu adalah orang yang lu buang. Ah..kenapa mulai bimbang lagi? Mulai ingin memiliki Ranna dan Cheryl sekaligus? "

"Tutup mulut lu"

"Apa sih yang ngebuat lu ngerasa pantes mainin perasaan orang?"

"Gua bilang tutup mulut lu!" Bentak Sam dan kembali memukul meja.

"Kalau gua ngga mau?" Tanya Revi dan satu pukulan berhasil mendarat di wajah Revi. Tak hanya sampai situ, Revi pun membalas jadilah mereka saling baku hantam.

Pintu ruangan Revi terbuka dan masuklah Ranna yang berniat mengambil kotak makannya.

"Sam, Revi !" Pekik Ranna dan mendekat. Ia mencoba memisahkan keduanya. Namun keduanya tak mau di pisahkan. Mereka terus saling memukul.

"Ah.." jerit Ranna saat wajah Ranna tanpa sengaja terkena pukulan sam. Ranna terdorong ke belakang dan pertikaian seketika berhenti. Ranna membekap hidung dan bibirnya yang berdarah.

"Ranna" ucap Sam dan Revi bersamaan. Mereka mendekat dengan panik pada Ranna yang terus melenguh kesakitan.

Sam mencoba melepaskan tangan Ranna dan Revi cepat-cepat mengambil tissue. Memberikannya pada Sam.

"Ahh.."

"Iya..aku liat dulu" ucap Sam. Revi membantu memegangi tangan Ranna.

"Bibirnya robek" ucap Revi

"Apa hidungnya patah?" Tanya Revi lagi. Sam tak menjawab nya.

"Kamu bisa jalan?" Tanya Sam. Ranna mengangguk. Sam dan Revi pun membantu Ranna berdiri. Namun Ranna yang terdorong tadi ternyata kakinya pun terkilir efek heels yang Ia kenakan.

"Ahh..kaki ku"

"Angkat Sam..atau gua yang angkat" ucap Revi

"Jangan pernah berani-berani menyentuhnya bahkan sekalipun hanya memikirkannya" ucap Sam dan mengangkat Ranna.

IGD tentu menjadi sangat Ramai, gossip pun meluas dengan cepat. Bagaimana tidak jika hanya luka di bibir yang sobek di tangani langsung oleh tiga dokter yang tidak lain adalah Nathan,Sam juga Revi.

"Anda memukulnya?" Kecam Nathan dan menarik kerah Sam

"Kamu pikir saya gila!"

"Yah..memang begitu bukan?"

Ranna mendorong dada Nathan.
"Nathan cukup..apa-apaan sih kalia bertiga hah?" Ucap Ranna yang sudah di tangani. Kini hanya kakinya lah yang sedang di perban oleh Revi.

"Katakan pada ku apa yang di lakuin pada mu?"

"Engga Nathan aku ngga papa" ucap Ranna

"Berhentilah menjadi sok peduli dengan istri ku"

"Aku memang peduli!"

"Sam! Nathan! " Ucap Ranna

Ranna pun turun dari kasurnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya ketiganya serempak.

"Pulang"

"Aku antar" ucap ketiganya lagi.

"Aku suaminya. Sudah seharusnya dia pulang dengan ku"

"Suami yang memukulnya" ucap Revi

"Gua ngga mukul itu murni tidak sengaja!" Ucap Sam

"Ayo Ranna aku antar" ucap Nathan

"Aku saja.."

"Diamlah! Kalian memalukan!"

"Kalian dengar dia tidak mau."

"Kamu juga diam sam. Aku mau pulang sendiri dan lanjutkan saja pertengkaran kalian. Benar-benar memalukan kalian ini" ucap Ranna dan meninggalkan mereka dengan tertatih. Sam sudah akan membantu namun Ranna melarangnya.

"Menajuhlah, aku bisa sendiri"

***
Dan di sinilah sam berakhir di kamarnya dengan wajah lebam penuh penyesalan. Ranna sebisa mungkin mengalihkan pandangannya dari Sam.

"Maaf" ucap Sam

Ranna menghela napasnya dan mengangguk.

"Aku benar-benar tidak sengaja" ucap Sam

"Aku tau"

"Luka mu sudah di obati?"

Sam menggeleng.

"Tolong ambil kotak obat" pinta Ranna dan Sam pun menurut.

"Kemarilah" ucap Ranna. Sam pun mendekat pada Ranna dan Ranna mengobati nya. Ruangan pun menjadi hening, hingga Ranna selesai mengobati.

"Sudah"

"Kamu masih marah dengan ku?" Tanya Sam. Ranna menggeleng.

"Kenapa diam?"

"Bibir ku sakit" ucap Ranna tak jelas.

"Kamu tidak tanya kenapa aku dan revi bertengkar?"

"Aku tidak mau ikut campur. Aku mau istirahat" ucap Ranna dan a merebahkan tubuhnya. Sam menaruh kotak obatnya lalu ikut naik ke kasurnya. Ia mematikan lampunya dan berikutnya adalah Ia memeluk Ranna dan mencoba tertidur. Ranna sama sekali tak memberikan penolakan membuat Sam dapat memeluk Ranna dengan sesukanya.

***
Good morning....nih princess upload buat temen sarapan wkwkw ;)

Continue Reading

You'll Also Like

942K 87.5K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
3.7M 54.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.2K 224 22
Tak pernah Izora sangka, pernikahannya yang sudah di depan mata harus gagal begitu saja. Hanya karena alasan klise dari mempelai laki-laki. Ia yang a...
15.3K 1.7K 59
Bagi seorang Jeremy, kebebasan adalah surganya. Jeremy bisa melakukan apa pun yang ia mau. Termasuk bertualang dari satu wanita ke wanita lainnya. Be...