Pulang (Hanya tentang waktu s...

Von Alqishthi

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. Mehr

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Enam belas

5.1K 420 74
Von Alqishthi


Ranna menghabiskan espressonya. Nathan datang dengan napas terengah-engah.
"Sorry telat.."

Ranna tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Tidak apa...engga usah lari-lari juga."

"Aku di UGD dokter jaga sendiri. Dan hari ini banyak banget pasien. Oh ya gimana-gimana? Sam menyukai perubahan mu?" tanya Nathan. Ranna tersenyum semakin lebar. Ia mengangguk mantap. Ranna menggapai tangan Nathan lalu menggenggamnya. Nathan sedikit tersentak entah apa yang terjadi pada Nathan itu hanya Ranna dan Ranna hanya menyentuh tangannya.

"Makasih ya.."

Nathan menatap tangan Ranna yang memegang tangannya.

"Aku ngga tau gimana kalau engga ada kamu. Mungkin sam sudah akan meninggalkan ku",

Nathan menatap Ranna,jantungnya berdegup cepat entah mengapa.

" oh.. Ya" ucap Nathan

Ranna tersenyum tulus sangat tulus. Entah ini pertama kalinya Nathan melihat senyum Ranna yang begitu tulus juga cantik. Atau Ia baru menyadari bahwa Ranna memiliki senyum yang begitu menyenangkan.

"Kamu mau pesan apa? Aku yang traktir" ucap Ranna dan melepaskan tangannya dari Nathan.

"Ohh.. Ice Chococinno" ucap Nathan. Ranna menggeleng.

"Jangan itu..kamu harus makan sesuatu. Kamu bilang kamu sendirian jaga di IGD. Jangan sampai sakit" ucap Ranna. Ranna pun mengambil buku menu dan memilihkan makanan untuk Nathan.

"Euhm.. Kamu suka makanan apa?" tanya Ranna

Nathan terdiam, dia hanya terus menatap Ranna.

"Hei.. "

"Oh.. Ya.. Gimana?"

"Aku tanya kamu mau makan apa? Kamu kenapa? Sakit?"

Nathan menggeleng.
"Aku suka apa saja"

Ranna mengangguk dan tersenyum.
"Tidak aneh mengingat kamu suka rela menjadi kelinci percobaan ku, ehm..kalau gitu pesan steak saja ya.." ucap Ranna

Nathan hanya menganggukkan kepalanya.

***
Sam pulang terlambat hari ini, Ia masuk ke dalam rumahnya dan terlihat Ranna yang sudah menunggunya. Ranna nampak sibuk dengan laptopnya. Sam bahkan baru tau kalau Ranna pengguna kaca mata. Sam mendekat dan mengecup kepala Ranna.

"Hei.. Udah pulang?" tanya Ranna.

Sam mengangguk.

"Kamu udah makan?",

Sam menggeleng.
" aku ingin makan dengan mu."

Ranna tersenyum dan mengangguk.

"Mandilah dulu. Aku hangatkan makanannya"

Sam mengangguk dan meninggalkan Ranna. Sam masuk ke dalam kamarnya dan menatap tas serta jas yang Ia bawa. Biasanya Ranna akan mengambilnya lalu bergelayut manja pada lenganny. Hal sepele namun entah mengapa Sam merasa sedikit aneh.

Setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian Sam kembali ke meja makan yang sudah tersedia berbagai hidangan. Sam bahkan tak pernah takut lagi untuk mencicipi masakan Ranna yang justru belakangan ini menjadi favoritnya. Ranna mengambili Sam nasi tepat sesuai porsinya.
Ranna menyangga kepalanya dan menatap Sam yang makan.

"Kamu ngga makan?" tanya Sam. Ranna menggeleng.

"Aku lagi diet" ucap Ranna.

Sam menatap Ranna lagi, Ranna tak pernah peduli dengan tubuhnya sebelumnya.

"Jangan terlalu keras.. Kamu terlihat sudah cukup banyak kehilangan berat badan" ucap Sam.

Ranna mengacai pipinya melalui ponselnya.

"Masa sih? Padahal aku hanya tak makan malam dan tak mengemil." ucap Ranna

"Kalau gitu makanlah..aku ngga mau kamu sakit"

"Aku engga sakit sam. Lagi pula Nathan bilang sekali aku melanggar diet ku. Akan susah lagi memulai" ucap Ranna dan tersenyum.

"Nathan?" ucap Sam dan menaikan satu alisnya.

"Ah.. Aku belum cerita tentang Nathan dengan mu ya?" cerita Ranna.

Sam menggelengkan kepalanya lagi. Tentu saja Ia hanya berpura-pura tak tau.

"Kamu inget orang yang ngga sengaja nabrak aku? Yang sempat aku tanya ke kamu. Nathan lee, dia dokter di rumah sakit mu. Belakangan ini aku dekat dengannya, dia banyak membantu ku. Dia ternyata satu kampus loh sama kita. "

"Apa kamu sedang membuat pengakuan perselingkuhan mu?",

Ranna tertawa dan menarik pipi Sam.
" kamu benar-benar menggemaskan. Memangnya ada pria yang lebih baik dari mu hah? Satu-satunya pria yang bisa mencintai ku dan mau menikahi ku" ucap Ranna.

"Bagaimana kalau dia mau?"

Ranna menggeleng.
"Cuma kamu pria gila itu. Tidak ada pria lain yang mencintai aku sebanyak kamu. Begitipun aku tidak akan ada yang bisa mencintai kamu sebanyak aku." ucap Ranna dan mencolek hidung Sam.

Sam tak menjawab lagi, Ia sungguh tak tau harus apa. Apakah Ia benar-benar ingin meninggalkan Ranna sekarang? Terbesit rasa ragu di dalam hatinya.

"Habiskan makanan mu.. Aku akan menyelesaikan pekerjaan ku dulu." ucap Ranna.

***
Nathan membuka paper bag yang Ia terima dari pengantar online. Paper bag itu berisi Coklat hangat asli dan beberapa potong kue. Ada catatan yang di tinggali di sana.

_Selamat berjaga malam.. Tetep jaga kesehatan ya. Ah..by the way itu kue buatan ku. Tapi jangan khawatir itu sudah layak di makan_

Nathan menghela napasnya. Ia menatap catatan tersebut entah dengan tatapan jenis apa.

***
Hari terus berganti, rada ragu semakin menyelimuti Sam. Bagaimana tidak semakin lama, Ranna semakin sesuai dengan keinginannya kecuali Ranna yang masih tak suka Ia terus bekerja saat di rumah, bagian yang itu Ranna belum benar-benar mengerti.

"Sam.." panggil Cheryl dan menggerakan tangan Sam.

"Iya?"

"Kamu denger aku kan?" tanya Cheryl.

Sam menatap Cheryl sesaat kemudian menggeleng.

"Maaf.."

"Kamu kenapa sam? Sakit?" tanya Cheryl.

Ponsel Sam bergetar Ia mendapatkan pesan dari Nathan.

Nathan mengiriminya beberapa foto Ranna saat sam pergi workshop. Foto-foto bagaimana Ranna mencoba berubah menjadi lebih baik untuknya. Sam menghela napasnya. Ketika membaca pesan dari Nathan.

N: Dia sangat mencintai anda, bukankah dia sudah sesuai keinginan anda? Apa Anda masih ingin dia meninggalkan Anda?

"Sam ada apa?" tanya Cheryl. Sam menatap Cheryl lekat-lekat. Ia sungguh tak tau harus mengatakan apa pada Cheryl. Mengingat bagaimana Cheryl sudah begitu lama menunggunya, sudah selalu mengerti dirinya.

"Sam..?"

"Cheryl.. Aku pikir.." ucap Sam dan terhenti.

"Aku pikir?" tanya Cheryl. Sam menatap cheryl bimbang. Ia sungguh tak mampu untuk mengatakannya.

Cheryl terdiam, Ia tersenyum pedih dan melepas tangan Sam.

"Kamu tidak bisa meninggalkan Ranna?" tanya Cheryl.

Sam menunduk dan kemudian mengangguk singkat.

"Hei. Bagus bukan.. Jadi kamu tidak perlu bercerai. Kenapa wajah mu seperti itu hmm?" ucap Cheryl seceria yang Ia bisa.

"Cheryl.."

Cheryl tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Pilihan mu benar Sam. Dia istri mu dan akan lebih baik kalau bersamanya." ucap Cheryl. Cheryl mencoba membesarkan hatinya. Ia tersenyum kepada sam.

"Im happy for you.. Always" ucap Cheryl

"Maafin aku"

"Jangan minta maaf. Aku terlihat seperti penjahat dengan kamu meminta maaf." ucap Cheryl.

Air mata Cheryl lolos begitu saja dan dengan cepat cheryl menghapusny.

"Aku lupa aku ada janji dengan pasien 15 menit lagi. Aku tingga dulu ya" ucap Cheryl dan dengan cepat bangkit dari kursinya lalu meninggalkan Sam. Sam melihat Cheryl menangis Ia sungguh tau Cheryl tak baik-baik saja. Karna hatinya pun begitu, namun sebagian hati yang lain memintanya untuk tetap bertaham dengan Ranna. Ranna sudah berjuang terlalu banyak untuknya. Ia sudah dapat melewatinya beberapa tahun ini untuk tahun-tahun berikutnya pun pasti akan terlewati. Cheryl pantas mendapatkan yang lebih baik darinya.

***
Nathan menunggu balasan Sam, apapun balasannya menentukan bagaimana Ia harus bersikap pada Ranna berikutnya.

S: Berhenti saja, Aku akan menyiapkan semua urusan juliard mu.

Nathan tersenyum dan mengangguk. Bukan kah ini sudah sesuai dengan yang di harapkannya. Namun mengapa Ia tak bahagia ketika juliard sudah berada di genggamanny. Sebentar lagi semua kesengsaraannya akan berakhir.

Nathan menghapus semua foto Ranna.

***
Ranna melirik jam tangannya berkali-kali. Sudah pukul satu dan Nathan tak juga datang ke cafe.

"Apa dia tidak masuk?"
"Dia juga tidak membalas pesan ku. Apa dia sibuk?"

Ranna menghela napasnya.

"Padahal banyak sekali yang aku ingin ceritakan padanya" ucap Ranna.

Ranna memanggil pelayan.
"Apa saya boleh minta tolong?"

"Iya mba ada apa?"

"Tolong belikan buah di depan sana ya. Saya mau ke toilet dulu. Ini uangnya dan ini untuk kamu" ucap Ranna.

"Buah apa mba?"

"Apa saja yang ada..semuanya ya",

Pelayan itu pun mengangguk dan pergi.

***
Ranna sudah berada di rumah lebih dulu, Ia sengaja tak pulang bersama Sam karna Ia ingin menyiapkan makan malam untuk Sam lebih dulu. Ranna terus melirk ponselnya. Nathan belum juga membalas pesannya.

" apa dia sakit?" gumam Ranna

"Siapa yang sakit?" ucap Sam yang baru datang dan memeluk Ranna dari belakang.

"Hai..kamu udah pulang?" tanya Ranna dan melihat jam di ponselnya. Sam mengangguk Ia meletakan kepalanya pada pundak Ranna.

"Kenapa kamu sakit?" tanya Ranna. Sam menggeleng.
"Kamu kenapa selalu pulang mendahului ku?" tanya Sam

"Ehm..supaya ketika kamu pulang aku sudah di rumah"

"Kamu sedang mengkhawatirkan siapa tadi?" tanya Sam.

"Nathan" ucap Ranna

"Kenapa memangnya dia?"

"Aku tidak tau dari kemarin dia tidak membalas pesan ku."

"Bagaimana ini, aku tidak suka kamu dekat dengannya."

"Ishh..dia itu sudah seperti adi ku",

Sam hanya menganggukan kepalanya. Ia mengambil ponsel Ranna. Mematikannya dan memasukannya ke dalam saku celananya.

" dia baik-baik saja. Dia hanya sibuk" ucap Sam. Ranna mengangguk. Sam mengecup pundak Ranna.

"Sekarang bisakah kita membicarakan tentang kita saja?" goda Sam.

Ranna menghalau Sam. Ia membalik tubuhnya dan memberi jarak pada Sam.

"Aku lagi masak.. Udah sana mandi."

Sam mengrucutkan bibirnya. Ranna menangkup pipi Sam.

"Tidak usah manyun seperti itu. Cepat sana mandi." ucap Ranna lagi. Sam hanya bisa menuruti Ranna.

Seperti biasa Ranna menemani Sam makan tanpa ikut makan. Sam memulai pembicaraan ketika Ranna menghela napasnya kasar.

"Ada apa? Nathan lagi?"

Ranna menggeleng. Sam pun mengambil ponsel Ranna. Terdapat perbincangan dalam grup tentang pertemuan dan di sana Ranna menolak ikut lalu berbagai komentar pedas muncul di sana

"Kenap tidak ikut?"

"Kamu kan tidak bisa datang, kenapa juga aku harus datang. Lagi pula aku bisa pakai hari sabtu untuk olahraga dan istirahat" ucap Ranna

"Acaranya sabtu ini?" tanya Sam. Ranna mengangguk.

"Bilang saja kamu datang.."

"Aku tidak mau.. Sudah tidak usah di pikirkan." ucap Ranna. Sam memilih untuk mengetik di grup bahwa Ranna akan datang.
"Sam aku bilang aku ngga mau"

"Sekalipun aku menemani mu?" tanya Sam. Ranna menatap Sam tak percaya.

"Kamu bener mau datang? Udah engga usah" ucap Ranna

"Ngga papa..aku bisa. Acaran kapan?"

"Sabtu sore."

Sam mengangguk.

"Aku bisa.." ucap Sam

"Sam kamu serius?"

"Iya sayang.."

Sedetik kemudian Ranna memekik riang dan memeluk Sam.

"Ahhh...aku senang sekali." ucap Ranna. Ia mengecup pipi Sam berkali-kali.

"Makasih ya sayang"

Sam mengangguk dan tersenyum lebar. Senyum yang lebih tulus dari sebelum nya. Ia baru pernah merasakan ini, merasa lebih bahagia ketika seseorang merasa bahagia.

***
Goood mornings.... Semoha ini bisa menemani pagi hari kalian yupsss....

Selamat beraktifitas... ;)

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

42.2K 94 1
[Finished] ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐™€๐™ฉ๐™๐™š๐™ง๐™š๐™–๐™ก, ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข. Laki-laki yang sekuat tenaga harus dipaksa...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
604K 51.1K 34
Menjadi janda di umur 20 tahun, membuat Riyuna harus pandai-pandai menata hidup dan hatinya. Ia akui ini bukanlah perkara yang mudah. Bukan ditinggal...
Salah emot {END} Von Rez

Kurzgeschichten

19.3K 963 55
WARNING โš  โš  LAPAK BXB ga suka? minggat sj. Gasura Prayadi si anak gaul nan tengil harus berhadapan sama hp nya yang lemot juga keyboard yang ngetik...