Pulang (Hanya tentang waktu s...

Alqishthi tarafından

328K 21.3K 2.1K

Bisa apa aku? saat ku tau bagimu, cinta hanya sepotong rasa iba. Daha Fazla

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga Belas
Empat Belas
Enam belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh Tiga
Dua puluh empat
Info
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh Tujuh
Dua puluh Delapan
Dua puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga puluh Dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh Empat
Tiga puluh Lima
Tiga puluh Enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga Puluh Sembilan
Intermezo
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
epilog
New Story
pre order
PO (Loveless)

Lima belas

5.3K 411 24
Alqishthi tarafından

Jam sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Ranna sudah hampir setengah jam menunggu Nathan di cafe langganan mereka itu. Seperti biasa Ranna akan duduk di kursi favoritnya dan menatap ke arah luar.
"Aku masih penasaran apa kamu mengenalnya?"

Ranna terkejut dan menoleh. Nathan duduk di depan Ranna.

"Jadi siapa dia?" tanya Nathan

"Siapa?",
" itu yang kamu lihat"

"Aku tidak tau. Hanya kasihan saja", ucap Ranna. Nathan pun mengangguk.

" maaf ya telat. Tadi macet. Aku juga telat bangun sih. Jadi gimana hari pertama mu?",tanya Nathan. Wajah Ranna berseri-seri.

"Luar biasa.. Hari ini aku di beritahukan apa saja job desk ku. Aku juga dapat meja kerja sendiri. Ah senang sekali. Hari ini aku masih tendem dengan senior ku. Untuk belajad banyak berkas-berkas. Mereka juga menyambutku dengan baik. Tidak berlebihan atapun sinis seperti yang aku pikirkan. Ah ya.. Aku juga sudah punya teman namanya Evi. Dia cantik dan baik. Walaupun cukup bawel sih. Tapi aku suka. Dia mengajari ku banyak hal " terang Ranna. Nathan mengangguk.

"Kenalkan teman mu pada ku"

"Oh..tidak akan. Aku tidak ingin dia bertemu playboy seperti mu"

Nathan tertawa kecil.

"So, hari pertama yang menyenangkan bukan. Lelah ngga?"

Ranna menggeleng cepat.

"Yakin?,tetap mau belajar masak?" tanya Nathan.

Ranna mengangguk mantap.

"Ayo pulang.."

"Eh..bantu aku beli buat di depan itu ya.. Aku mau ke toilet dulu. Abis itu aku langsung ke mobil kamu"

Ranna memberikan uang pada Nathan. Nathan pun menerimannya.

"Buah apa?"

"Apa saja yang ada" ucap Ranna dan berlari ke toilet.

***
Ranna dan Nathan sudah berada di rumah Ranna. Seperti biasa Nathan akan mencatat beberapa hal dan Ranna akan sibuk dengan berbagai menu barunya. Nathan tak hanya menggurui Ranna memasak. Ia bahkan mengajari Ranna bagaimana merapikan rumah dan menata segalanya dengan indah.

Mereka kembali selesai pada pukul 9. Keduanya duduk dengan lelah. Nathan baru saja membantu Ranna mengatur ulang barang-barang di sana. Kini rumah itu nampak jauh lebih indah dan Rapi.

"Wah..keren sekali.."

"Kamu butuh lukisan di bagian sana" ucap Nathan

Ranna mengangguk.
"Kamu kan dokter.. Tapi seperti arsitek"

"Bukan hanya seperti arsitek, tapi seperti koki, fashion designer dan fashion stylish",

Ranna tertawa kecil dan mengangguk setuju.

" hebat sekali.."

"Sudah aku bilang aku manusia setengah Malaikat"

"Ya.. Aku percaya."

"Sudah ya aku pulang.."

Ranna mengangguk.
"Kamu ngga capek abis ini langsung jaga?",

Nathan menggeleng.

" kalau tidak ada pasien masuk. Aku tidur kok"

"Yaudah pulang sana. Nanti kemaleman."

Nathan berdiri lebih dulu. Ia mengulurkan tangannya pada Ranna. Membantu Ranna bangun. Ranna pun menggapainya.

"See you.."

"Hati-hati"

***
Seperti biasa Ranna sudah siap untuk istirahat dan Ia melihat ponselnya. Terakhir Sam membalas pesannya saat makan siang. Ranna melihat Sam yang online langsung saja mengiriminya pesan.

R: sayang..
S: iya.. Kenapa?
R: masih sibuk ya.

Sam tak membalas, Ia memilih menelfon Ranna. Tentu saja Ranna mengangkat dengan riang.

"Sam...kangen...kamu kapan pulang?"

"Aku juga, masih 5 hari lagi. Kamu istirahat sana"

"Lama...kamu masih sibuk ya?"

"Iya masih ada satu materi lagi nih. Gimana hari pertama mu.."

"Seru banget aku..."

"Sayang.. Aku tutup dulu ya. Nanti aku telfon lagi. See you"

"Ohh..iya..oke. Kamu hati-hati ya.. Jangan diforsir."

"Oke.."

Ranna akan bicara lagi namun telfonnya sudah di tutup.

"I miss you so" gumam Ranna. Ranna pun meyakinkan hatinya bahwa Ia baik-baik saja. Kemudian Ia memilih untuk berisitirahat.

Hari-hari Ranna berlalu begitu saja, Ia semakin dekat dengan Nathan, kemampuan memasaknya pun meningkat kini Ia tak terlalu banyak mengulang. Ranna pun sudah bisa mengatur waktunya dan sampai saat ini masih taat dengan dietnya.
***
Ranna berlari cukup cepat dengan membawa setumpuk kertas, namun tiba-tiba saja seseorang menabraknya denga sengaja dan meninggalkannya begiti saja.

"Dasar cewek ngga tau diri, kerja saja manfaatin suami",

Ranna memejamkan matanya. Ia bisa saja mengamuk di sana. Namun Ia mencoba mengingat pesan Nathan untuk menjadi wanita yang lebih anggun. Ranna pun memunguti kertas-kertasnya. Seseorang mendekat dan membantunya.

"apa dia sengaja menabrak mu?"

"Aku pikir tidak.."

"Anak baru ya?"

"Iya.."

Pria itu membantu mengumpulkan kertas Ranna. Lalu memberikan kertasnya pada Ranna.

"Revi", ucapnya dan mengulurkan tangannya.

Ranna mengangkat wajahnya. Kemudian tersenyum.

"Ish..aku tau siapa kamu,Revi." ucap Ranna. Revi yang du sebut seperti itu menatap Ranna bingung.

"Kamu kenal aku?" tanya Revi. Revi menatap Ranna lekat-lekat. Ia tersentak saat menyadari siapa wanita di hadapannya.

"Ranna"

"Ishh..memangnya siapa lagi!"

"Kamu beda banget. Serius"

"Ke arah baik atau tidak?"

"Baik tentu saja" ucap Revi. Senyum Ranna mengembang sempurna.

"Terimakasih"

"Kamu ngapain disini?"

"Kerja"

"Disini?"

"Iya.."

"Wah.. Aku baru tau.. Sini aku bantu bawa"

"Engga usah"

"Udah sini",ucap Revi dan membantu membawakan kertas Ranna.

" makasih loh"

"Iya.. Sama-sama. Udah berapa lama kerja di sini. Kok sam engga cerita?"

"Belum sempat mungkin. Baru sekitar 4 hari atau 5 hari. "

"Wah..benar-benar ngga mau jauh dari Sam ya"

Ranna tersenyum kecil dan mengangguk.

"Aku..merasa sekarat hanya di tinggal seminggu olehnya."

"Dia pulang hari ini"

Ranna mengangguk.
"Aku tau.."

"Kamu benar-benar beda banget Ranna.,cantik"

"Jadi sebelumnya jelek banget ya?",

" ya engga gitu ..maksud aku.." ucap Revi canggung dan Ranna justru tertawa kecil.

"Aku bercanda.. Sudah sampai sini aja ya. Makasih ya udah di bantu"

"Anytime" ucap Revi

"See you"

"See you.."
***
Sam masuk ke dalam ruangannya dengan menarik kopernya. Tiba-tiba saja seseorang memeluknya erat.

"Sayang.. I miss you"

Sam yang tak siap hampir terjatuh. Untung saja Ia cukup seimbang.

Ranna mengalungkan tangannya pada Sam dan Ia menatap Sam.

"I miss you",

Sam masih terdiam, Ia menyipitkan matanya memastikan apa yang di lihat ya benar. Bahwa itu adalah istrinya.
" kamu diem aja sih.. Kamu ngga kangen aku?" ucap Ranna dan mencebik.

"Ranna?"

"Ish.. Kamu kenapa sih?"

Sam sungguh tak dapat mengatakan apapun. Tangannya menyentuh wajah Ranna. Ia tidak pernah melihat Ranna secantik itu sebelumnya.

Ranna melepas tangan Sam dari wajahnya.

"Kenapa sih.. Ngeliat aku kaya ngeliat setan" ucap Ranna dan menjauh dari Sam.

Sam mengunci pintu ruangannya, lalu dengan cepat Ia menangkap tangan Ranna. Ranna mendadak bungkam karna bibir Sam yang memenuhi bibirnya.
Tentus saja tak ada penolakan dari Ranna. Ranna melingkarkan tangannya pada pinggang Sam. Sesekali Ia meremas kemeja Sam saat ciuman Sam terasa semakin dalam. Sam menggiring Ranna pada meja kerjanya dan mendudukan Ranna di sana.
Ranna yang mulai tau kemana arah ciuman Sam pun mencoba menahan Sam.

"Sam.."
Sam tak menyauti, hanya saja tangannya sudah mulai mencoba melepas satu demi satu kancing kemeja Ranna. Ranna menahan tangan Sam. Sam tak kehabisan akal, tanganya berpindah pada kaki Ranna dan hampir saja akan memasukan tangannya pada rok Ranna kalau saja Ranna tak lagi-lagi menghentikannya.

"Sam.. Jangan begini" ucap Ranna dan kali ini mendorong sam cukup kuat untuk memberi jarak antara mereka.

"Kenapa?" tanya Sam. Ranna menatap mata Sam yang menggelap di penuhi gelora.

"Ini rumah sakit"

"So?"

"Kita pulang ya.. Kamu pasti cape. Nanti aku masakin makanan kesukaan kamu"

"Aku ngga mau makan, aku mau kamu", ucap Sam dan akan mencium Ranna lagi. Namun Ranna kembali menahannya.

"Ya tidak di sini kan.. " ucap Ranna.

"Kenapa?" tanya Sam lagi.

Ranna menggeleng.
"Jangan disini... Ayo pulang saja", ucap Ranna dan turun dari meja Sam. Ia merapikan pakaiannya yang  sempat di acak-acak oleh suami tampannya itu. 

Sam menatap Ranna dari kepala hingga kaki. Ia belum pernah begitu menginginkan Ranna sebanyak ini. Rok hitam span Ranna sungguh membuat tubuh Ranna nampak semakin sexy dimata Sam.

" ayo pulang" ajak Ranna.

Sam masih memaku di tempat nya.

"Ayo ih.. Kamu jangan ngeliat aku kaya gitu. Serem tau" ucap Ranna. Ranna menggapai tangan Sam dan Sam hanya menurut.
***
Sungguh Sam tidak fokus mengemudikan mobilnya. Bagaimana tidak jika Ia terus melirik ke arah istrinya. Berkali-kali ia katakan pada dirinya bahwa itu hanya Ranna. Namun tetap saja Itu tak menurunkan keinginannya pada Ranna.
Sam melihat kembali pada jalanan dan ketika Ia melihat apa yang Ia cari pun Ia mempercepat laju mobilnya.

"Aku tidak bisa memastikan dapat berkendara dengan selamat sampai rumah" ucap Sam dan memgemudikan mobilnya memasuki sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat itu.

"Sam.." ucap Ranna. Namun Ranna tak menolak Ia hanya tertawa dan Sam pun ikut tersenyum.

"Jangan tertawa.. Tidak ada yang lucu" ucap Sam.

"Ya kamu lucu tau ngga.. Kita punya rumah.. Kenapa juga harus ke hotel" ucap Ranna dan tersenyum geli.

"Oh..diamlah Ranna. Jangan memaksa ku untuk menghabiskan mu di mobil" ucap Sam.

***
Ranna keluar dari kamar mandi dengan handuk bajunya dan rambutnya pun masih di tutup handuk. Di lihatnya suami tampannya itu masih tertidur dengan bed cover menutupi separuh tubuhnya yang tanpa pakaian.
Sam membuka matanya dan merengut saat melihat istrinya sudah terlihat segar.

"Siapa yang mengizinkan mu berdiri di sana?" ucap Sam serak. Ranna tersenyum.

"Bangunlah.. Kita pulang"

Sam menggelengkan kepalanya.

Ranna duduk di kasurnya.

"Mandi sana"

Sam mendekat pada Ranna dan menidurkan kepalanya di atas paha Ranna. Ranna mengusap kepala Sam dengan lembut. Sam kembali memejamkan matanya.

"Bagaimana workshopnya?" tanya Ranna

"Euhmm. Biasa saja." ucap Sam

"Kata papah itu penting"

"Semua pekerjaan ku penting kan. " ucap Sam.

Ranna mengangguk lagi. Sam memeluk kaki Ranna.

"Bangun sana mandi"

"Ngga mau" ucap Sam.

"Yaudah.tidur lagi di kasur."
sam menggeleng manja.

"Ayo ah jangan begini.. Aku mau ganti baju dulu Sam." ucap Ranna. Sam memindahkan kepalanya. Ranna akan berdiri namun tepat saat itu Sam menarik nya hingga Ranna kembali terjatuh ke kasur dan Sam memeluknya erat.

"Ya.. Sam.."

"Tidak usah pakai baju..apa aku tidak cukup hangat hmm?"

Ranna tertawa geli dan mendorong-dorong Sam. Namun tentu saja tak benar-benar mendorong.

"Sam lepas ih.."

"No..no..no"

***
Meskipun tak rela, Sam mengalah pada Ranna dan pulang ke rumah.

"Kamu mindah-mindahin ini sendirian?" tanya Sam
Ranna menggeleng.

"Tidak, dengan teman ku", ucap Ranna. Sam mengangguk.

" aku siapin makan ya"

Sam terlihat ragu namun kemudian mengangguk.

Kurang lebih 20 menit sam menunggu. Makan malam pun tersedia. Menu kali ini adalah Tumis kerang dan tumis tahu tauge.

"Seafood lagi.. Kamu benar-benar ngga perlu bikin diri kamu alergi cuma karna harus masak ini buat aku na..",

" aku ngga papa Sam.. Cobain cepet "

Sam pun mencoba masakanRanna. Sekali lagi Sam di buat takjub. Ia hanya meninggalkan Ranna satu minggu tapi mengapa Istrinya berubah begitu banyak.

"Gimana?"

"Enak. " ucap Sam yang tak mampu memindahkan pandangannya dari Ranna.

"Sam.. "
"Hmm?"
"Aku ingin meminta maaf"
"Untuk?"
"Tapi kamu jangan marah"
Sam menganggukkan kepalanya.
Ranna memberikan sebuah kartu kredit pada Sam.

"Kenapa? Limitnya kurang? Atau bermasalah?"

"Aku pake itu terlalu banyak seminggu ini"

"Berapa?"

"15 juta.. Tapi aku janji setelah aku dapat gaji aku akan ganti. Aku tau aku keterlaluan dengan memakai uang mu sebanyak itu untuk keperluan pribadi ku. Maaf ya Sam" ucap Ranna tanpa jeda.
Sam mencoba menahan tawanya.
"Sam?"

"Baiklah..bayarlah sekarang" ucap Sam.

"Yah sam..tapi aku belum punya uang"

Sam melakukan hal yang sama seperti Ranna. Ia mengetuk pipinya dengan jari.

"Cepat ganti"

Ranna tersenyum dan mengangguk. Ia mendekat dan akan mengecup pipi Sam namun sama seperti Ranna dengan sengaja Sam memutar kepalanya hingga bibirnya lah yang di kecup oleh Ranna.

"Curang!" ucap Ranna.

Sam mengusap kepala Ranna.
"Uang aku itu uang kamu. Pakai saja sesuai kebutuhan mu. Jangan berani-berani berfikir buat ganti atau apalah itu. Memangnya aku rentenir?"

"Tapi.."

"Baiklah.. Kamu hanya perlu menggantinya seperti tadi. Oke?"

Ranna tersenyum dan mengangguk.

"Bahagia sekali jadi istri mu. Satu ciuman setara 15 juta" ledek Ranna.

"Kamu orang yang beruntung kalau gitu" ucap Sam. Dan sam pun melanjutkan makannya.

***
Jam sudah menunjukan pukul setengah enam pagi. Ranna terlihat sudah rapi dan cantik dengan kemeja hitam dan rok span berwarna zamrud. Ranna kali ini memilih untuk mengikat satu rambutnya membuat lehernya terlihat jauh lebih jenjang.

"Sam.." panggil Ranna dan menggoyangkan tubuh Sam. Dengan malas Sam pun membuka matanya.

"Morning" sapa Sam

Ranna tersenyum cantik.
"Bangun yuk.. Kamu hari ini kerja ngga? Kalau engga kamu istirahat aja di rumah. Aku udah bikinin kamu sarapan." ucap Ranna.

"Kamu mau kemana?" tanya Sam.

"Aku mau kerja.. Aku duluan aku takut telat" ucap Ranna. Sam bangung dari tidur nya dan duduk.

Sam meneliti pakaian Ranna, Rannanya benar-benar terlihat sangay berbeda. Jika biasanya Ranna terlihat seperti ibu-ibu kali ini terlihat modis, tubuh gempal Ranna justru menambah tingkat keseksian Ranna.

"Aku antar ya"

Ranna menggeleng.

"Kamu istirahat aja.."

Sam menggeleng.
"Aku antar. Kamu tunggu sebentar" ucap Sam dan Ia bergegas turun dari kasurnya.

***
Sam dan Ranna sudah di dalam mobil, sepanjang jalan Sam terus mencuri pandang kepada Ranna yang sibuk dengan buku bacaanya. Bahkan Ranna tak sadar kalau mereka sudah sampai sejak 10 menit lalu. Sam menyandarkan kepalanya pada kemudi mobilnya dan menatap Ranna lama.

Ranna akhirnya menyadari Sam yang terus menatapnya. Ia menoleh ke kanan kirinya.

"Kita udah sampai?"

Sam mengangguk.
"15 menit lalu.."

"Ya ampun.. Sam. Kamu kok ngga bilang aku."
Ranna melihat jam tangannya.

"Aku masuk 10 menit lagi. Aku turun ya. Makasih Sam" ucap Ranna dan akan membuka mobilnya namun Sam masih menguncinya.

"Sam..?"

"Hadiah ku?"

Ranna tersenyum dan mengecup pipi Sam. Dengan terpaksa Sam membuka kunci mobilnya.

"Daahh" ucap Ranna dan pergi meninggalkan Sam tanpa ragu.

Sam tersenyum menatap Ranna yang berlalu. Ia masih pada posisinya hingga seseorang mengetuk kaca mobilnya. Sam membuka kaca mobilnya.

"Boleh nebeng pak?" sam tersenyum dan mengangguk.

"Masuklah Cheryl" ucap Sam. Cheryl pun masuk ke dalam mobil Sam. Ia memasang sabuk pengamannya.

"Kamu ngapain di rumah sakit?", tanya Sam

" aku membantu dokter jaga malam. IGD cukup kacau, banyak dokter dan perawat yang sakit." ucap Cheryl.

"Nathan juga?"

Cheryl menggeleng.
"Tapi dia libur..dan aku tidak bisa menghubunginya. Selalu begitu kan saat libur"

"Kamu ngapain disini?"

"Nganterin Ranna."

"Ah.. Bagaimana kabarnya? Apa dia masih mengganggu mu?"

"Dia baik..lebih dari baik aku pikir." ucap Sam dan menjalankan mobilnya.

"Syukurlah..."

"Mau langsung pulang? Ke rumah mu atau apartement mu?"

"Apartement saja."

"Kalau gitu kita sarapan dulu. Kamu ngga akan makan kalau sudah sampai di apartement"

Cheryl tersenyum dan mengangguk.

"You know me so well"

"You too" saut Sam.

***

Haiii..aku up lagi.. Maafin aku ke banyakan ngeup ya.. Idenya meluber soalnya.. Kalau gak buru" di realisasikan takut lupaa...

Semoga gak bosen.. Dan tetep mau vote and comment heheh thanks yupss..

Maklum.. Kerja udah mulai libur euy jadi pengangguran yang HQQ wkwkwk :p

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

61.1K 7.6K 26
Jadwal Update setiap SELASA Nila ingin menikah hanya sekali dalam hidupnya. Akan tetapi, takdir malah menyatukan dia dengan pria sakit jiwa yang memi...
1M 150K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.3K 98 31
Mengenai cinta pertama ku, dimasa kecil ku. Orang bilang, sudahlah lupakan, ini hanya cinta monyet. Jangan sok tahu! Cinta pertama ku bukanlah kepada...
218K 7.5K 49
Shafea seorang wanita karir yang gila kerja tapi juga seorang ibu muda yang ingin membesarkan dan mendidik anaknya sendiri secara sempurna. Ikuti kes...