"Love And War" (Seokjin)

By RulykyuChohyunra

962 26 21

Awalnya Raina dan Daffi bagaikan kucing dan tikus. Mereka selalu bertengkar tiap kali bertemu, terlebih lagi... More

2 "Bebas dari Penjara"
3 "Calon Istri?!"
4 "Di Jodohin?"
5 "Trauma"
Ide
Perkenalan tokohnya

1 "Calon Suami?"

391 10 8
By RulykyuChohyunra


Pagi yang cerah. Seorang gadis cantik keturunan Korea Indonesia, terpaksa bangun dari tidurnya. Karena hari-hari yang selalu ia benci, yaitu Sekolah. Yah...gadis itu benci sekali Sekolah, ia benci karena setiap hari harus bertemu dengan seorang cowok biang kerok di Sekolahnya.

Tok...tok...

"Nonnnn" seruan dari luar kamar bernuansa pink soft ini, membuat sang gadis sudah hafal apa yang dimaksud oleh pembantu itu.

"Iya, aku sudah bangun" sahutnya dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

***

"Apa Raina sudah bangun?" tanya majikan wanita padanya

"Sudah nyonya"

"Kalau begitu, tolong kamu tata semua makanan itu di atas meja" perintah ibu Raina padanya

"Baik nyonya" sahutnya, dan mengambil satu persatu masakan yang sudah dimasak pembantu yang lain, untuk di tata di atas meja makan.

"Pagi sayang" ucap suami tercinta yang menghampirinya di ruang makan dengan setelan jas hitamnya, karena ia harus pergi ke kantor.

"Pagi~~~" sahut sang istri manja.

"Apa Raina sudah bangun?" tanyanya setelah mengecup pipi sang istri lalu mengambil posisi duduk.

"Sudah." sahutnya, sambil menuangkan nasi goreng ke piring untuk suami tercinta.

"Sayang, bagaimana dengan perjodohan Raina dengan anak temanmu itu?"

"Aku sudah membicarakannya, kemungkinan mereka akan datang kemari sekitar 2 minggu lagi"

"Oh" sambil duduk di sampingnya.

***

Seorang pemuda tampan; tinggi, beralis tebal, matanya berwarna coklat, dan memiliki lesung kecil di dekat bibirnya, hingga membuat senyumnya terlihat manis. Pemuda itu turun dari kamarnya yang berada di lantai 2, setelah mengenakan seragam sekolahnya yang terlihat tidak rapi. Ia menemui ayah dan ibunya yang sudah menunggu di ruang makan.

"Pagi." sapanya

"Pagi sayang." sahut sang ibu padanya

"Rapikan seragammu!!" perintah ayah saat melihat seragamnya berantakkan.

"Iya-iya" sahutnya malas memperpanjang masalah dengan ayah tirinya.

"Buruan sarapan, setelah itu pergi ke Sekolah." perintahnya lagi.

"Iya"

"Cerewet!" batinnya.

Pemuda bernama lengkap Al Daffi Aliandro itu memakan makanannya tanpa menikmatinya karena setiap pagi ia harus mendapat omelan dari ayah tirinya.

Walau ia bukan ayah kandung Daffi, tapi Daffi sangat menghormatinya juga sayang padanya, meski Daffi enggan mengunggkapkannya di depan ayah tirinya. Karena ayah tiri Daffi telah menyelamatkan nyawa Daffi saat ia masih berusia 10 tahun, dan kejadian itu sempat membuat Daffi trauma berat.

"Aku kenyang, aku pamit dulu" ucap Daffi pada ayah dan ibunya.

"Hm." sahut ayahnya datar

"Hati-hati di jalan sayang" tambah ibunya.

"Beres mah" sahutnya.

Di dalam mobil, Raina diantar oleh ayahnya ke Sekolah. Sepanjang jalan Raina bernyanyi lagu Korea yang begitu digemarinya, sedangkan sang ayah senyum-senyum saja melihat tingkah anak gadisnya itu yang tampak manis.

"Pi, kakak Dennis kapan balik ke Indonesia?" tanya Raina sambil menjepit rambutnya dengan jepitan kecil berbentuk beruang.

"Papi juga gak tau, kapan Dennis pulang. "

"Kak Dennis sudah lama tidak menelpon ke rumah"

"Mungkin Dennis lagi sibuk dengan kuliahnya"

"Mungkin juga ya pi" sahut Raina sambil ngangguk-ngangguk.

"Raina" panggil ayahnya

"Hm" sahutnya dan menatap ayahnya

"Dua minggu lagi akan ada yang datang ke rumah untuk bertemu denganmu"

Raina menangkap ada sesuatu dibalik pembicaraan ini.

"Siapa, pi?"

"Calon suami mu"

"Apa?!! calon suami?!!" sahutnya kaget dan bola matanya membesar

"Iya, papi ingin menjodohkanmu dengan anak dari teman papi itu."

"Tapi, pi...aku kan masih Sekolah! aku juga masih ingin kuliah! aku juga ingin menjadi pengusaha!" tolak Raina.

"Meski kamu sudah menikah nantinya, kamu masih tetap sekolah, kuliah juga bahkan kerja."

"Tapi, pi..."

"Papi sudah janji padanya, dan papi mohon agar Raina setuju dengan perjodohan ini."

"Tapi pi, Raina tidak mengenal siapa orangnya, Raina belum tau sifatnya. Ayolah pi..."

"Maaf sayang, tapi papi sudah janji. Nanti setelah kalian bertemu, kalian bisa saling mengenal dulu."

"Argh!!! kenapa juga aku harus dijodohin gini sih." batinnya bergerutu kesal dan menghela napas beratnya.

Daffi tiba di Sekolah, dan ia memarkirkan Mobil sport hitam miliknya di halaman khusus parkir. Setiap Daffi tiba ,suara-suara teriakan berasal dari siswi-siswi yang mengidolakannya. Tapi seperti biasa Daffi selalu acuh, dan tak menghiraukan mereka.

Beberapa siswi berlari menghampirinya dan memberikan beberapa hadiah padanya, tapi Daffi hanya menatapnya lalu berlalu begitu saja.

"Yah...kenapa sih tuh orang dingin banget." celetuk salah satu dari mereka lesu karena hadiahnya di tolak oleh Daffi.

"Tapi tetap kerennn." puji yang lain.

Daffi menenteng ransel dengan tangan kirinya, saat ia melihat dua sahabat dekatnya yang baru saja datang setelah memarkirkan motor mereka, Daffi bergegas menghampirinya.

"Jono" panggilnya, Jono menoleh dan menyambut ransel yang dilempar Daffi kearahnya.

"Cewe-cewe itu lagi Fi." ucap Ado sambil memandang siswi-siswi yang masih berdiri memandangi Daffi dari kejauhan.

"Yup, sudah lupakan saja mereka, gak penting banget ." sahut Daffi dan merangkul dua sahabat dekatnya itu, "Tapi sisil cantik loh, Fi." puji Jono pada salah satu siswi yang mengidolakan Daffi.

"Sisil? sisir kali. Hahahaha, kalau mau, lo aja yang kejar tuh cewe." sahut Daffi.

"Beneran yah, lo gak nyesel kalau fans lo gue rebut?" tanya Jono bercanda.

"Ambil aja, sisir itu bukan tipe gue, cewe kecentilan gitu."

"Sisil Fi, bukan sisir." Jono membenarkan ucapan Daffi

"Iya-iya, terserahlah. Hahaha"

"Lo keliatan girang banget hari ini Fi, pasti lo punya ide setan untuk ngerjain orang lain ya?" tanya Ado sambil mereka berjalan beriringan menuju kelas.

"Lo tau aja sih"

"Kan gue sahabat lo"

"Bener juga sih, hahahaa"

"Emang siapa target lo hari ini Fi?" tanya Jono penasaran.

"Tuh dia datang" sahut Daffi dan menatap pada sosok laki-laki bertubuh gempal, rambut berponi, mengenakan kaca mata bulat yang tidak lain adalah guru Sejarah.

"Lo gila Fi, tuh guru kan killer" tanya Ado gak percaya dengan target kejahilan Daffi selanjutnya.

"Yup" angguk Daffi tegas

"Mending jangan deh, Fi. Lo bisa dapat nilai D untuk pelajarannya" ucap Jono mencegahnya

"Lo tu gimana sih, No? gue itu mau kasih pelajaran tuh orang, dengan seenaknya aja dia mempermalukan lo di depan kelas!" sahut Daffi dongkol.

"Iya sih, tapi kan dia guru, Fi" ucap Jono.

"Aku setuju dengan Daffi, lo sahabat kita, No. Gue juga kesal waktu lo di hukum di depan kelas sambil bawa tulisan 'SAYA BEGO', emangnya tuh guru jenius!" ucap Ado

"Tuh, Ado aja setuju. Lo jangan takut, gue gak akan bawa-bawa kalian untuk ngerjain si gendut. Kalian cukup menunggu di kelas. Ok." ucap Daffi melepaskan rangkulannya, lalu ia melangkah dan mengikuti guru sejarah itu ke Toilet cowo.

Guru sejarah bernama Pak Bejo itu masuk ke dalam Toilet, saat pak Bejo berada di dalam--- Daffi dengan isyarat tangannya menyuruh siswa-siswa di toilet itu untuk pergi, karena mereka malas berurusan dengan Daffi. Akhirnya mereka pergi.

Terdengar suara siulan dari toilet dimana pak Bejo berada. Daffi menyunggingkan senyum evil nya, lalu ia mengunci pintu Toilet dari luar, karena Daffi memiliki kunci cadangan setiap Toilet di Sekolah tersebut.

Sebelum Daffi meninggalkan Toilet, Daffi juga mengunci pintu Utama Toilet. Daffi tertawa bahagia karena berhasil mengunci guru menyebalkan yang telah mempermalukan sahabatnya di depan kelas.

Kemudian Daffi bergegas meluncur meninggalkan TKP, dan tertawa lepas.

Saat Daffi berlari menuju kelas, ia tidak sengaja menabrak Raina yang juga berjalan menuju kelasnya, hingga Raina terjatuh.

"Kalau lari pakai mata dong!" kesal Raina

"Yeiii, dimana-mana lari itu pakai kaki. Dasar Oon" ledeknya, dan berlalu tanpa menolong Raina.

Raina tampak kesal, hingga ia melepas sepatu kirinya dan melempar tepat ke kepala Daffi.

Pletak...

Daffi geram dan menoleh kearah Raina yang sudah berdiri dan berkacak pinggang sambil menatapnya sinis.

"Apa Lo!" tantang Raina

Daffi menunduk dan mengambil sepatu Raina, ide setan terbersit di otaknya. Sambil tertawa kecil, Daffi menunjukkan sepatu Raina padanya.

"Lo, sudah membuat Otak cerdas gue ditimpuk dengan sepatu bau lo ini!, kalau lo mau sepatu lo kembali! temui gue jam istirahat di belakang Sekolah"

"Mampus deh gue, kenapa juga gue lupa kalau tuh setan banyak idenya. Aish!!! Raina bodoh!" ia merutuki dirinya karena kebodohannya dalam bertindak menghadapi Daffi si biang kerok Sekolah.

Daffi menyeringai senyum setannya sesaat sebelum Daffi pergi meninggalkan Raina dan membawa sepatu Raina.

TBC

Kenalan tokohnya dulu ya.

Al Daffi Aliandro


Raina Jang


Ado


Jono


Varo kakak sepupu Daffi


Ayah Tiri Daffi


Ayah kandung Daffi

Ayah Raina


Randy sebagai Dokter keluarga Daffi.


Ibu Daffi

Ibu Raina


Siera Sahabat Raina


Dennis kakak Raina


Andre mantan Raina


Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 274K 52
Follow sebelum membaca. Cerita sudah diterbitkan dan tersedia di Shopee. ||Sinopsis|| Menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Revaza Khansa...
616K 22.7K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
6.3M 143K 40
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
4.2M 253K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...