Guide Me [ Taejin/Vjin ]

By jinsflowers

7.1K 750 134

you're a light who guide me home [ Dalam Revisi ] More

II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX

Guide Me

2.2K 125 28
By jinsflowers


Seoul sore ini sangat ramai seperti biasanya, kendaraan lalu lalang diisi para pegawai dan anak sekolah. Mobil palisade melaju begitu cepat sementara sang pengendara tampak berdecak frustasi, ia pun berniat melepas penatnya dengan sedikit minuman hangat.

Sebuah kedai kopi yang tidak hanya menyajikan kopi,namun minuman hangat seperti ginseng dan teh tersedia disana. Taehyung Kim tidak menyukai kopi maka dari itu ia lebih memilih memesan teh hangat dengan sari lemon. Tak lama,seorang pelayan mengantarkan pesanannya dan beranjak pergi.

'selamat menikmati tuan' ucap sang pelayan ramah

Sementara Taehyung hanya menganggukan kepalanya pelan, ia duduk tepat didepan jendela kedai kopi itu sambil sesekali menatap pemandangan dihadapannya.

' Aku bahkan tidak menyadari bahwa Seoul sangat indah di sore hari, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku ' Taehyung bergumam pelan menampilkan senyum tipisnya.

Taehyung menghabiskan masa mudanya dengan belajar dan bekerja, setelah kelulusannya 2 tahun yang lalu kini ia memimpin sebuah perusahaan dibidang jasa diantaranya kantor akuntan,transportasi dan bank. Well untuk usianya kini dia termasuk kaya raya. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai begitulah cara menggambarkan kesuksesannya, Taehyung telah bekerja keras bagaikan kuda.namun kini ia memilih untuk tidak terlalu menekan dirinya, alasannya sederhana 'ia juga ingin bahagia' .

Taehyung memperhatikan toko bunga dihadapannya, tokonya sangat bersih bercat putih dan sisi lain berwarna pastel. Ia lagi lagi menampilkan senyum tipisnya

' Mimpi rasanya jika aku harus masuk kesana dan membeli bunga ' Taehyung terkekeh pelan itu sangat konyol menurutnya. Ia meneguk teh hangatnya lagi.

Entah apa yang terjadi, namun Taehyung benar benar menyukai suasana toko bunga itu. Terlihat hangat dan menenangkan karena dipenuhi tanaman hijau seketika rasa penatnya hilang. Seseorang berhoodie putih keluar dari dalam toko sambil menggenggam satu buket bunga, seseorang itu terlihat merias toko bunga itu tak lupa diiringi senyum indahnya. Taehyung yang sedari tadi memperhatikan ikut tersenyum saat orang itu tersenyum menatap bunga digenggamannya.

Taehyung kemudian memperhatikan orang berhoodie putih itu masuk lagi kedalam toko. Taehyung pun segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri kasir untuk membayar pesanannya. Ia menyodorkan uangnya.

" Terima Kasih telah berkunjung Tuan, selamat sore " ucap sang kasir saat Taehyung hendak pergi. Taehyung hanya tersenyum,namun ia kembali membalikkan badannya, ia bertanya pada kasir itu.

" sejak kapan ada toko bunga disekitar sini?"

Sang kasir terlihat menaikkan sebelah alisnya lantas ia tersenyum

" Toko bunga didepan sana maksud anda? Itu dibangun sejak 7 bulan yang lalu tuan " ucapnya sopan.

"siapa pemiliknya?"

" Pemiliknya seorang namja bernama Seokjin Kim,tuan. Dia sering berkunjung kemari "

Taehyung mengangguk paham kemudian ia bertanya lagi

" Jam berapa toko itu tutup?"

" Jika saya tidak salah, toko bunganya tutup pukul 8 malam tuan "

"baiklah terima kasih" Taehyung berjalan keluar dari kedai kopi itu dan memasuki mobil palisade-nya. Taehyung hendak pulang dan membersihkan dirinya namun hatinya terus berkata bahwa dia harus masuk ke toko itu. Baiklah meskipun ini terdengar konyol Taehyung pun berniat masuk kesana dari pada ia tidak bisa tidur karena penasaran.

Setelah memakirkan mobilnya, ia berjalan menuju toko itu namun saat pintu selamat datang ada dihadapannya ia malah berdiri mematung memikirkan betapa konyolnya dirinya saat ini, tak ingin disangka aneh Taehyung pun masuk kedalam toko itu secara perlahan.

.

.

Diluar dugaannya, ternyata toko bunga ini sangat wangi dan sejuk. Ia merasa seperti berada ditempat spa. 'baiklah ini tidak buruk' gumamnya.

Meskipun tempat ini nyaman namun Taehyung bingung apa yang harus dia lakukan, ia terlihat kebingungan dan kikuk, ia merutuki kebodohannya yang masuk begitu saja tanpa tahu apa tujuannya datang kesana bahkan dia tidak tahu sama sekali nama nama bunga. Hingga akhirnya suara halus membuatnya terpaku.

" permisi..ada yang bisa saya bantu? " ucapnnya dengan senyuman hangat dibibirnya.

Damn It! Itu si namja berhoodie putih yang membuatku aneh!

Sementara Taehyung terpaku saat ia melihat mata bulat itu secara dekat. Bola matanya Sangat jernih dan hangat pikir Taehyung.

" Ada yang bisa saya bantu tuan?"

Taehyung kemudian mengalihkan matanya pada wajah seseorang dihadapannya ini, ia tidak boleh terlihat kikuk dia itu keren! Umpatnya dalam hati.

Taehyung berdehem kecil lantas ia menjawab

" Aku butuh sesuatu untuk menenangkan pikiranku"

" Maksud anda bunga yang dapat menenangakan pikiran? Tanya sang pemuda berhoodie putih sambil tersenyum, sungguh Taehyung tidak kuat melihat senyumannya, ia merasa terbakar.

" Ah..ya semacam itu " jawab Taehyung seadanya, ia mendadak tidak fokus saat melihat senyum itu. Padahal niat awalnya datang kemari adalah untuk melihat sang pemuda berhoodie putih dalam jarak dekat.

Pemuda berhoodie putih itu mengisyaratkan agar Taehyung mengikutinya, tanpa basa basi Taehyung membuntut dari belakang. Taehyung berhenti saat pemuda berhoodie putih itu berhenti dan mulai membawa sebuket bunga rosemary.

" Ini adalah bunga Rosemary,bunga ini dapat memberikan efek penenang karena harumnya yang menenangkan, " Jelas pemuda berhoodie putih sambil menyodorkan sebuket bunga itu pada Taehyung. Taehyung mengambilnya dan mencium sejenak baunya, boleh juga pikirnya.

" baiklah aku ingin bunga ini saja "

" Baik, anda bisa menunggu didepan kasa" ucapnya ramah.

Namun saat Taehyung sampai dikasa ia kecewa karena ternyata bukan pemuda berhoodie putih yang melayaninya melainkan orang lain. Taehyung sempat bingung saat bunga yang ia terima tidak berbuket melainkan didalam vas.

" kau pegawai disini?" tanya Taehyung sakartis pada kasir dihadapannya lantas si kasir ini tersenyum menunjukkan eye smilenya " iya Tuan" jawab pegawai itu sambil membungkuk sopan.

" Lalu siapa orang berhoodie tadi?"

" dia Seokjin hyung, pemilik toko ini "

" baik, panggil boss mu kemari bilang bahwa pembeli ingin berbicara padanya"

Pemuda bermata sipit itu sempat heran karena baru kali ini ada pembeli seaneh dia, tak ingin terlalu banyak bertanya akhirnya pemuda sipit bernama Jimin itu pergi untuk memanggil Seokjin.

"hyung, diluar ada pelanggan aneh ingin bertemu denganmu"

Seokjin sempat menaikkan sebelah alisnya bingung " siapa Jim? "

"pemuda berjas hitam itu, yang tadi bersama hyung"

"baiklah, dimana dia sekarang?"

"didepan kasa"

Tak sampai 2 menit Seokjin sampai dihadapan Taehyung, ia langsung bertanya

"mohon maaf Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

Taehyung lagi lagi terpesona saat Seokjin dihadapannya

" Kenapa bunga ini tak ada buketnya?" tanya nya to the point.

" jika bunganya memakai buket,maka bunganya akan layu dalam 24 jam Tuan, tapi jika diberi vas seperti itu bunganya akan bertahan lama, bisa menenangkan anda lebih lama " diakhiri senyuman hangat dari bibir plump milik Seokjin.

Taehyung hanya mengangguk ngangguk tidak paham

"oke, aku ambil "

Taehyung lantas pergi dari florist itu dan menghilang dibalik pintu

" hyung, dia itu tampan tapi kenapa pemikirannya pendek sekali? Anak SD saja pasti tahulah vas bunga itu untuk apa." Jimin mendengus agak kesal dengan pembeli tadi sementara Seokjin hanya terkekeh pelan sambil menepuk pundak Jimin.

" Manusia itu tak ada yang sempurna Jim"

.

.

.

Sementara disisi lain taehyung merasa ini bukan dirinya,bagaimana bisa seorang Taehyung Kim masuk ke toko bunga bahkan sampai bertingkah laku bodoh disana hanya karena namja yang baru dilihatnya beberapa menit, tak mau terlarut dalam pikirannya Taehyung pun mengambil bunga tadi dan menaruhnya dikamarnya,tepatnya didekat jendela.

"kurasa pemilik toko itu benar juga,bunga ini lumayan menenangkan pikiranku" gumam Taehyung.

Hari berlalu seperti biasa namun ada yang sedikit berbeda dari Taehyung setelah ia keluar dari florist itu kemarin, dia jadi pulang tepat waktu. Jam dinding dikantornya menunjukkan pukul lima pas. Taehyung segera keluar dari ruangannya berniat ingin berkunjung ke kedai kopi lagi tidak tepatnya ke toko bunga itu.

.

.

.

"hei,tuan Kim apa yang terjadi?" teriak seseorang dibelakang Taehyung. Dari suaranya saja Taehyung dapat menebak siapa orang itu,lalu dia membalikkan badannya malas.

"Bukan urusanmu.. " ucap Taehyung datar namun sepertinya pemuda berstatus sahabat Taehyung itu tidak puas akan jawaban sahabatnya,namanya Hoseok.

"Cepat katakan apa yang terjadi!" tanya Hoseok tak sabaran, Taehyung memang terkesan cuek dan Hoseok kebalikannya. Namun karena perbedaan itulah yang membuat mereka bersahabat, Taehyung percaya pada Hoseok begitu pula sebaliknya.

"Memangnya apa yang terjadi? Tak ada yang terjadi' Taehyung masih berekpresi datar tak mengindahkan sahabatnya.

"Aku yang bertanya tapi kau malah balik bertanya, menyebalkan sekali. Apa yang terjadi sehingga tuan Kim yang gila kerja ini pulang tepat waktu?" Hoseok kesal,sangat malahan.

"Aku hanya ingin ke kedai kopi, aku lelah Hoseok. Aku juga butuh refreshing"

"Apa kau kira aku bodoh, kau kan tidak suka kopi? Aneh rasanya refreshing dikedai kopi" Hoseok memandang Taehyung penuh selidik,Taehyung hanya menaikkan bahunya ia sudah tidak sabar ingin melihat Seokjin tapi Hoseok malah memperlambat semuanya. Tunggu dulu..melihat Seokjin?

"ya, kau memang bodoh. Kedai kopi juga menyediakan teh. Jangan ganggu aku lagi, aku sudah lelah sekali"

Taehyung ada benarnya juga,maka Hoseok tak ambil pusing lagi.

"oke,alasan yang masuk akal"

.

.

.

Taehyung sudah sampai disana, ia masih belum keluar dari mobil palisadenya. Ia ingin minum teh terlebih dahulu tapi hatinya terus menyuruhnya masuk dulu ke toko bunga itu,setelah perdebatan batin Taehyung memilih masuk ke toko bunga itu.

" Jim,dia datang lagi.." Ucap Seokjin pada Jimin saat melihat Taehyung mulai masuk kedalam toko. Tak mau basa basi Taehyung langsung menghampiri Seokjin.

Saat melihatnya lagi,hati Taehyung serasa menemukan jalan pulang. Ia tak mau pergi, Seokjin adalah rumahnya. Melihat senyumannya membuat hati Taehyung menghangat dan lega. Oh Sh!t apakah aku jatuh cinta?.

" Aku ingin bunga yang kemarin"

"baik,berapa banyak Tuan?" Tanya Seokjin lagi lagi dengan senyuman hangatnya. Taehyung tak kuasa,sungguh.

"s sa satu saja" Taehyung sampai terbata-bata meskipun nada datarnya masih terasa.

"apakah anda sakit?" Seokjin terlihat sedikit cemas dan itu membuat Taehyung senang. Rasanya puluhan kupu kupu menghinggapi perutnya.

"tidak,aku baik."

Setelah mendapatkan bunganya, Taehyung menatap Seokjin sekilas.

"siapa namamu?"

"saya Seokjin Kim"

Taehyung pun mengangguk paham

"jangan panggil aku tuan lagi,namaku Taehyung Kim. Panggil saja aku Taehyung" dengan sedikit penekanan diakhir kalimatnya. Sementara Seokjin hanya mengangguk tanpa membalas ucapannya. Seokjin merasa terintimidasi dengan tatapan dalam sang pelanggan.

.

.

.

Hari berlalu begitu cepat, tak ada satu haripun yang terlewat untuk tidak mengunjungi florist itu. Taehyung jatuh cinta, sangat. Namun ada yang berbeda dari kunjungannya beberapa hari ini, yaitu Taehyung dan Seokjin banyak mengobrol. Bahkan tak ada percakapan formal antara penjual dan pembeli melainkan percakapan ringan dan santai. Meskipun Taehyung tidak banyak tersenyum,karena dia adalah laki laki sedingin es.

Taehyung mendapatkan beberapa informasi tentang Seokjin, ternyata Seokjin itu sangat menyukai bunga. Jadi dia tidak akan pernah meninggalkan floristnya dan Seokjin juga orang yang hangat namun terkadang cerewet.

Jimin merasakan bahwa si pelanggan menyebalkan itu sedang jatuh cinta pada Seokjin yang sudah ia anggap sebagai kakaknya. Jimin memperhatikan bagaimana posesifnya Taehyung saat melihat Seokjin bersama orang lain. Wajahnya menunjukkan tidak suka. Well, pencemburu rupanya pikir Jimin.

.

Hari rabu pertama dimana Taehyung mengunjungi florist milik Seokjin, seperti biasa ia masuk kedalam florist dengan wajah datar namun tampan, namun ekspresinya terlihat kecewa saat ia tak menemukan sosok Seokjin didalamnya.

"kemana Seokjin?" tanya nya pada Jimin

"Seokjin hyung sudah pergi dari jam 4 sore, kepanti sosial tuan"

"panti sosial? Tapi untuk apa?"

"satu minggu sekali setiap hari rabu Seokjin hyung akan berkunjung ke panti sosial untuk berbagi dan bermain disana sebentar" ucap Jimin ramah meskipun sebenarnya hanya dibuat-buat.

"berikan aku alamatnya"

.

.

.

Taehyung tersenyum puas saat ia sampai didepan panti itu, ia yakin ini tempatnya. Kemudian Taehyung melangkahkan kaki panjangnya kedalam. Agak sedikit aneh memang,karena meskipun kaya raya tapi Taehyung tidak pernah berbagi, dia arogan. Sejenak ia merasa malu.

Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar bunyi piano dan suara cempreng khas anak kecil menggema disana, Taehyung melihat Seokjin memainkan piano sambil tertawa bersama anak anak itu, salah satu dari anak itu bernyanyi mengikuti alunan piano.

Taehyung hanya mematung melihat dari kejauhan sosok indah itu yang tengah tersenyum lebar. Untuk kesekian kalinya Taehyung dibuat jatuh cinta oleh Seokjin. Bukan karena parasnya yang rupawan namun karena hatinya yang cantik. Paket sempurna menurutnya.

"Hyungie,siapa orang itu?" tanya salah satu anak pada Seokjin kemudian Seokjin mengikuti arah telunjuk anak itu, betapa terkejutnya ia saat melihat orang yang ditunjuk anak itu adalah Taehyung. Seokjin pun menghampiri Taehyung yang tengah mematung.

" Hei,siapa yang memberitahumu aku ada disini ?"

" Jimin "

"Oh, tapi untuk apa? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Seokjin kebingungan,karena ia tak menyangka Taehyung mencarinya.

" Ya,aku butuh bantuan"

"baiklah, bantuan apa?"

"obati aku,aku merindukanmu"

"a apa?" sontak saja perkataan itu mengagetkan Seokjin, pipi yang putih itu kini bersemu malu menampakkan warna merah muda yang menambah kesan indah pada wajah seokjin.

Taehyung dan Seokjin berbaur dengan anak kecil itu,sesekali Seokjin terpaku saat melihat Taehyung menampilkan senyum lebarnya. Sungguh pemandangan yang langka dan harus Seokjin akui Taehyung itu lebih tampan jika tersenyum lebar seperti tadi.

Ada beberapa anak yatim piatu dan anak berkebutuhan khusus di panti sosial itu. Mereka butuh kasih sayang maka dari itu Seokjin rutin berkunjung kesana, untuk berbagi kebahagiaan.


Lama,kini Seokjin ada didepan rumahnya bersama Taehyung. Taehyung mengantarkannya pulang. Sebenarnya Seokjin membawa mobil sendiri tapi Taehyung tetap keras kepala Seokjin harus pulang bersamanya. Mobilnya ia titipkan dipanti sosial. Sungguh keras kepala dan menyebalkan pria tampan itu.

.

.

" Terima kasih telah mengantarku pulang Tae,ayo masuk dulu" seokjin menawarkan Taehyung masuk sebagai ucapan terima kasih well sebenarnya tidak perlu berterima kasih karena hei! Ini pemaksaan.

"lain kali saja, aku harus segera pulang. Tapi untuk apa pergi ke panti sosial? Mereka kan cacat aku melihat beberapa anak dengan liurnya ugh aku tidak tahan"

Seokjin yang mendengar ucapan bodoh Taehyung lantas marah tidak terima dengan ucapan merendahkannya itu.

"jaga mulutmu Tuan Kim, pakai bahasa yang sopan"

"kau marah?" Tanya Taehyung melihat ekspresi tidak suka dari seokjin. Ini pertama untuknya setahu Taehyung, Seokjin itu tidak pernah marah.

"mereka bukan cacat,mereka berkebutuhan khusus!"

"oke, berkebutuhan khusus. Tapi kenapa harus pergi sendiri? Tidak bisa kah kau menyuruh orang lain untuk mengantarkan sesuatu kesana? Kau kan sibuk"

"aku menyayangi mereka,asal kau tahu"

"ya, tapi kau tidak pantas berada disana. Tidak sebanding dengan mereka"

"demi Tuhan,tutup mulut mu taehyung aku tidak suka kau berkata seperti itu!"

"baiklah aku tidak akan berkata seperti itu lagi. Maafkan aku"

Lantas Taehyung bergegas memasuki mobil namun Seokjin menahan lengannya.

"jangan terlalu melangit. Nanti bumi menolakmu"

Hati Taehyung serasa disayat saat Seokjin berkata seperti itu.

"kau tega sekali berkata seperti itu padaku" ucap taehyung tak percaya.

"aku tidak bermaksud seperti itu,aku hanya mengingatkanmu. Maafkan aku" seokjin menundukkan wajahnya.

"tidak usah minta maaf,aku tahu maksudmu. Terima kasih telah mengingatkanku. Hei ayo tunjukkan wajahmu jangan menunduk"

Seokjin hanya menurut pasrah,ia melihat taehyung tersenyum hangat padanya, ini yang pertama kali. Sungguh rasanya Seokjin ingin menghambur kepelukan taehyung saat melihat senyum hangat nan indah itu terpatri diwajah tampannya.

"Sekarang masuk,cuacanya dingin sekali. Selamat malam"

Lantas seokjin tersenyum "Selamat Malam,Taehyung".

.

.

.

Taehyung menyetir mobilnya menuju rumahnya untuk pulang,ia tak berhenti tersenyum "sepertinya Tuhan telah mengirimkan jodohku, Seokjin Kim kau akan menjadi milikku".



To Be Continued

Hai,udah lama aku gak update di wattpad, untuk fakta taejin aku tahan dulu soalnya perlu memastikan kebenarannya sambil aku lagi mencari gambar buat faktanya ^^

Ini cuman cerita pendek,daripada disimpen di draft lebih baik di post,meskipun ini storynya sangat ringan .

Thank You ^^

Continue Reading

You'll Also Like

244K 6K 44
❝ 𝖨 𝗉𝗋𝗈𝗆𝗂𝗌𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝗇𝖾𝗏𝖾𝗋 𝗹𝗼𝘃𝗲 𝖺𝗀𝖺𝗂𝗇 ❞ ── " 𝗒𝗈𝗎 𝗃𝗎𝗌𝗍 𝗁𝖺𝗏𝖾𝗇'𝗍 𝖿𝗈𝗎𝗇𝖽 𝗍𝗁𝖾 𝗿𝗶𝗴𝗵𝘁 𝗀𝗎𝗒 yet" ❝ and 𝘄𝗵�...
383K 18.5K 80
Kang y/n was always been the black sheep of the family. Overshadow by her extremely talented, gorgeous sister Roseanne . Who has the world revolve a...
826K 18.8K 47
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
223K 11.5K 44
╰┈➤ *⋆❝ 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐡𝐢𝐧𝐤 𝐢'𝐝 𝐩𝐚𝐬𝐬 𝐮𝐩 𝐚 𝐟𝐫𝐞𝐞 𝐭𝐫𝐢𝐩 𝐭𝐨 𝐢𝐭𝐚𝐥𝐲? 𝐢 𝐥𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐤𝐞𝐞𝐩 𝐦𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐬𝐩𝐨𝐫𝐭 𝐢𝐧 𝐦𝐲 �...