AMIRALTHAF [Completed]

By Wardatul61

765K 39.5K 550

# 7 in teenfiction (11-01-2019) "Lo berdebar gak pas gue di dekat lo? Kalo iya, berarti lo suka sama gue." _ ... More

PROLOG
SATU. Cium gue dulu!
DUA. Rindu
TIGA. Kesal
EMPAT. Cuek
LIMA. Mulai suka?
ENAM. Gue peluk lo ya?
TUJUH. Diam-diam.
DELAPAN. Don't Cry.
SEMBILAN. Kurang peka.
SEPULUH. First love.
SEBELAS. Mother.
DUABELAS. Cemburu.
TIGABELAS. Dinembak Althaf?
EMPATBELAS. Jawaban Amira
LIMABELAS. Penyemangat.
ENAMBELAS. Membuat Cemburu
TUJUHBELAS. Mawar.
DELAPANBELAS. Duka di Masa Lalu.
SEMBILANBELAS. Cemas
DUAPULUH. Maaf
DUAPULUH SATU. Manja
DUAPULUH DUA. Mine
DUAPULUH TIGA. Kemarahan Althaf
DUAPULUH EMPAT. Hukuman
DUAPULUH LIMA. Amira, Mine.
DUAPULUH ENAM. Ayo Kita Nikah
DUAPULUH TUJUH. Kesempatan?
DUAPULUH DELAPAN. Tunangan?
DUAPULUH SEMBILAN. Maaf, Gue Akan Lupain Lo.
Spesial PART. Ketupat
TIGAPULUH. Make Me Love You.
TIGAPULUH SATU. Jauhin Althaf!
TIGAPULUH DUA. With You
TIGAPULUH TIGA. Pilihan.
TIGAPULUH EMPAT. Terdengar Menyakitkan.
TIGAPULUH LIMA. Berbeda.
TIGAPULUH ENAM. Berjuang.
TIGAPULUH TUJUH. Mencoba.
TIGAPULUH DELAPAN. Damn!
TIGAPULUH SEMBILAN. Syarat?
EMPATPULUH. Salahkah?
EMPAT PULUH SATU. Sejati.
EMPAT PULUH DUA. Stay away
EMPAT PULUH TIGA. Stay.
EMPAT PULUH EMPAT. Trust
EMPAT PULUH LIMA. Destiny
EMPAT PULUH ENAM. Regret
EPILOG
Extra Part 1
Extra Part 3
Extra Part 4 (a)
Extra Part 4 (b)
Setuju gak?
AMIRALTHAF Room Chat 1
AMIRALTHAF Room Chat 2
AMIRALTHAF Room Chat 3
Approccio

Extra Part 2

13K 600 22
By Wardatul61

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Althaf bernapas lega setelah tadinya sangat gugup dalam proses Ijab Kabul. Akhirnya, ia dan Amira sudah sah.

Semua orang yang menyaksikan proses tersebut ikut senang melihat keduanya yang diselimuti kebahagiaan. Proses Ijab Kabul dilaksanakan di mesjid terdekat dari gedung resepsi pernikahan. Oleh karena itu, Amira, Althaf, keluarga keduanya, dan rombongan kini menuju tempat resepsi.

Berdiri bersebelahan di pelaminan sembari melempari senyum kepada para tamu undangan. Yang pasti, hari ini akan menjadi hari paling bersejarah bagi keduanya.

"Cieee... Sekarang udah sah bro. Pasti gak sabar nunggu malam nih," goda Alif yang tiba-tiba muncul di hadapan Althaf dan Amira. Cowok itu berniat untuk mengucap selamat pada sahabatnya itu.

"Makanya jangan jomblo mulu. Cari calon sana! Barangkali lo bakalan dapat jodoh salah satu dari tamu undangan," ucap Althaf pada Alif.

Dulu, Alif memang pernah menyukai Harumi. Namun, ia sudah move on dari cewek itu karena setahunya Harumi pun sudah memiliki seorang pacar di Jepang.

"Iya-iya, selamat ya bro! Gue pamit cari jodoh dulu ya?" pamit Alif dan berlalu.

"Kak Yuri mana sih? Perasaan aku gak liat dia dari tadi," ucap Amira pada Althaf yang berdiri di sebelahnya. Jujur, Amira sangat gugup. Apalagi melihat ketampanan Althaf yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

Oh ya, for your information, sekarang mereka tidak memakai sapaan 'lo-gue'lagi. Tapi, 'aku-kamu'.

"Di sini banyak makanan loh. Palingan dia sibuk ngisi perut," tanggap Althaf.

Amira senang karena semua teman SMA-nya datang ke sana dan mengucapkan selamat. Bahkan ada yang tidak menyangka kalau Amira dan Althaf sudah sah sekarang.

Waktu terus berjalan. Hingga malam hari pun datang. Althaf dan Amira baru ganti pakaian pengantin dengan baju biasa dan sekarang sepasang manusia yang saling mencintai itu berada di dalam mobil yang terparkir di halaman gedung resepsi.

Althaf tak juga menghidupkan mesin mobil. Bagaimana tidak? Sedangkan titik fokusnya kini ada pada perempuan yang duduk di sampingnya.

"Kapan pulangnya nih?" Amira melipat kedua tangannya di dada.

"Setelah ini." Althaf mendekat lalu mengecup singkat bibir Amira.

Deg!

Althaf sudah mengambil first kissnya. Itu saja jantung Amira sudah berdebar-debar hebat. Apalagi kalau lebih?

Althaf mendekatkan lagi wajahnya ke arah wajah Amira. Namun, cewek itu cepat-cepat memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Jangan di sini!" ucap Amira gugup.

Melihat sikap Amira, Althaf terkekeh kecil.

"Oke, Sayang. Nanti aja di rumah, ya, kan?"

***

Rumah yang besar dan juga mewah itu akan ditempati keduanya. Amira senang, namun di satu sisi ia berat jauh-jauh dari kedua orangtuanya. Tiba-tiba ia teringat dengan ibunya yang menangis haru kala selesai Ijab Kabul tadi pagi. Ia pasti akan merindukan ibunya. Walaupun ia bisa datang berkunjung kapan saja.

"Kamu kenapa bengong sih?" tanya Althaf tepat kala mereka masuk ke dalam kamar baru keduanya.

"Ini kamar kita," ucap Althaf.

"Nyaman." Amira mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar. "Aku belum mandi, aku mandi duluan, ya?"

Althaf melingkarkan tangannya di pinggang Amira dari belakang Amira. "Mandi bareng mau?"

Mendengar tawaran dari Althaf, cepat-cepat Amira melepaskan tangan Althaf yang melingkari pinggangnya.

"Gak mau, aku mandi duluan." Sejurus kemudian Amira kabur ke kamar mandi dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Sembari menunggu Amira mandi, Althaf berbaring di atas kasur. Mendengar suara air dari dalam kamar mandi membuatnya menjadi tak fokus. Apalagi setelah Amira keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama bewarna biru ditambah rambut yang basah. Althaf meneguk salivanya susah payah. Ia mulai tergoda. Merasakan sesuatu yang aneh dari tubuhnya.

Althaf bangkit dan mendekat. Tapi, Amira malah menjauh.

"Althaf, aku udah wudhu. Aku belum salat isya. Udah, sekarang kamu yang mandi sana!"

"Oke. Wait me." Althaf mengedipkan sebelah matanya nakal pada Amira sebelum masuk ke kamar mandi.

Sepertinya Amira perlu menetralisir debaran jantungnya yang dari tadi terus menggila. Untuk itu, ia berkeliling rumahnya. Kan itu rumah barunya dengan Althaf. Terhitung ini kali kedua ia ke sana.

Setelah puas berkeliling, ia berakhir di meja makan. Ia mulai kepikiran. Malam ini ia akan tidur di kamar yang sama dengan Althaf. Ia gugup dan sangat-sangat gugup.

Amira mencoba menghilangkan kegugupan itu dengan memainkan ponselnya. Tapi, masuknya chat di WhatsApp nya malah menambah tingkat kegugupannya. Pasalnya itu chat dari Althaf.

Althaf ❤️ : kamu di mana? Cepat ke sini!

Amira hanya membacanya saja tanpa membalas. Lalu beranjak dari kursi dan memulai perjalanannya menuju kamar yang terasa cepat sekali.

Sedikit lega, melihat Althaf yang ternyata tengah shalat Isya. Senyum Amira tersungging. Ia juga merasa damai melihat suaminya shalat.

Amira berjalan ke arah balkon kamar. Di sana, ia mengadahkan kepalanya melihat bintang-bintang di langit. Dan membiarkan tiupan angin menerbangkan rambutnya yang tergerai.

Selang beberapa menit. Dirasakan seseorang memeluknya dari belakang. Dan ia tahu itu Althaf.

Tak lama dalam posisi itu karena Althaf membalikkan tubuh Amira menghadap ke arahnya. Wajah Althaf semakin dekat dengan Amira. Hampir saja bibir tebalnya Althaf mendarat di bibir Amira jika Amira tak menjauh.

Althaf kecewa, ia merasa Amira lagi-lagi menolaknya.

"Aku ingin kamu, Amira," ucap Althaf to the point. "Jadi milik aku seutuhnya malam ini."

"Sabar, ya?" Amira tersenyum manis.

"Kamu nolak aku?"

Amira menggeleng. Ia agak ragu mengatakannya pada Althaf.

"Jujur, aku takut, Althaf." Amira menundukkan wajahnya untuk menghindari kontak mata dengan Althaf.

"Kamu takut sama aku?" Teramat jelas nada kecewa dari Althaf.

Amira menggeleng, bukan takut yang seperti Althaf pikirkan.

"Enggak, maksudnya, aku malu," ucap Amira sambil kembali menatap Althaf.

"Kenapa harus malu?" Althaf membuang muka ke kanan. Ia kecewa pada Amira.

Sadar akan kekecewaannya Althaf, Amira melingkari tangannya di leher Althaf. "Kamu tinggi banget sih?" tanya Amira basa-basi.

Dengan keberanian yang terkumpul, Amira mencium pipinya Althaf singkat. Tangannya masih melingkari leher Althaf.

"Aku cinta kamu. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku tidak takut padamu," desis Amira memberanikan diri.

Beberapa detik kemudian, Althaf menggendong Amira ala bridal style, membawa perempuan itu masuk ke kamar. Membaringkan tubuhnya Amira ke kasur.

"Kita sudah sah, Sayang," ucap Althaf pada Amira sebelum beranjak untuk mengunci pintu kamarnya. Disusul dengan mematikan lampu kamar. Setelah itu naik ke atas kasur di mana ia membaringkan Amira.

Jangan lupakan, malam ini first night mereka. Dan Althaf tak akan melewatkannya.

***


Lagi-lagi saya gak bisa move on. Rasanya pengen nulis lagi Extra Part nya. Gimana nih? Kalian mau Extra Part lagi? Kalo mau jangan dihapus dulu ya?

Maaf atas segala kekurangannya. Baca juga You Have Me.

By Wardatul
30.November.2018

Continue Reading

You'll Also Like

Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.6K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
174K 11.4K 56
Lelaki dan perempuan bisa jadi sahabat. Tetapi di satu titik, mereka akan jatuh cinta pada satu sama lain. Mungkin sementara, mungkin di waktu yang t...
102K 10.7K 63
"Rasta!" "Ya?" "Kenapa, Sta?" "___" "Kenapa lo harus peduli sama gue?" "Bukan peduli, tapi kasihan." Rasta Dhefino Greynata, cowok cuek berbandana hi...
696K 14.9K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...