Unbreak Me

By dramioneyoja

71.1K 9.8K 1K

Draco sudah punya semuanya, semuanya kecuali kenapa Hermione Granger meninggalkannya. Sekarang setelah ia mer... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22

Chapter 12

3.4K 468 47
By dramioneyoja

Chapter 12

"Kau pulang ke tempatku." Draco berseru final.

"Tidak." Hermione berseru juga.

Mereka berdua melihat galak satu sama lain dan perdebatan bodoh ini sudah terjadi sejak tiga puluh menit yang lalu.

"Kalau tidak ketempatku kemana kau akan pergi?" Draco berseru jengkel.

"Ke tempat kedua orangtuaku tentu saja." Hermione melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Draco tidak ingin mengatakannya, ia tidak ingin mengatakan kalau ia hanya akan membuat repot ibunya yang harus fokus mengurus proses penyembuhan ayahnya, tapi ia menutup mulutnya.

Draco menarik nafasnya panjang kemudian menutup matanya.

"Can we stop fighting? I'm so tired." Hermione berseru pelan. Ia duduk di kursi panjang di lorong rumah sakit dan ia benar-benar lelah sekarang.

Draco menghela nafasnya dan duduk di samping Hermione. "Aku tidak pernah mau bertengkar denganmu." Draco berseru pelan. "Aku hanya ingin terus berada di sampingmu."

Hermione menghela nafasnya.

"Kau sudah dengar sendiri apa yang dikatakan ayahmu, ada seseorang atau sesuatu yang mungkin mengambil sihirmu, kita harus waspada dan cara terbaik adalah terus bersama denganku."

Hermione menghela nafasnya.

-Flashback-

"Apa?" Hermione mengelak dari tangan Draco yang berusaha memeluknya padahal ia sedang sikat gigi.

Draco akhirnya berhasil memeluk Hermione dan meletakkan wajahnya di bahu kekasihnya itu. "Let's move in together." Draco berseru pelan.

Hermione yang sedang serius menggosok bagian gigi atasnya langsung membatu dan menghentikan aktivitasnya.

"Apa?" Hermione bertanya.

"Sebentar lagi kita masuk semester enam." Draco memulai. "Kau tahu akan seberapa sibuk kita nanti dan aku tidak ingin sulit menemuimu."

Hermione pelan-pelan kembali melanjutkan kegiatannya, ia kembali menyikat giginya.

"Jika kita ada di kelas yang berbeda akan sulit menemukan waktu yang tepat untuk bertemu dan kalau sudah pulang ke tempat masing-masing kita akan terlalu lelah untuk keluar lagi dan menemui satu sama lain." Draco berseru pelan, berusaha agar Hermione menerima alasannya.

Hermione berkumur dan membersihkan mulutnya.

"Dan aku ingin selalu berada di sampingmu setiap malam." Draco menambahkan.

Hermione membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Draco. "Kau yakin?"

Draco mengangguk.

Hermione tersenyum lebar. "Kemana kita akan pindah?"

-End Flashback-

"Kau masih tinggal di sana?" Hermione bertanya pelan, ia ingat tempat itu, apartement milik Draco yang tidak jauh dari kampus, apartement yang dibeli Draco duluan sebelum bertanya pada Hermione apakah ia mau tinggal bersama dengannya.

Tentu saja Draco tidak pernah setengah-setengah dan membeli apartement besar dengan tiga kamar tidur yang tidak jelas fungsinya apa.

Mereka berdua kemudian merenovasi apartement itu sesuka mereka. Membuat kamar tidur paling besar menjadi kamar mereka, kemudian menjadikan ruangannya lainnya menjadi perpustakaan sekaligus ruang belajar mereka dan kamar tidur yang paling kecil mereka biarkan saja, kalau suatu saat ada yang menginap.

Apartement itu benar-benar menjadi perpaduan yang sempurna dari kepribadian mereka berdua. Dapur dan ruang makan selalu menjadi tempat favorit Draco dan Hermione, mereka selalu memasak makanan bersama dan menghabiskan waktu di sana untuk mengobrol dan bercerita.

"I am." Draco menjawab.

Hermione menghela nafasnya. "Baiklah."

.

Draco menggenggam erat tangan Hermione saat mereka berdua ber-apparating ke ruang tengah apartement 'mereka'.

Hermione melihat ke sekeliling dan menyadari tidak ada satupun yang berubah dari apartement mereka itu.

Sofa kecil yang Hermione beli karena ia ingin bisa duduk dengan nyaman saat membaca di samping jendela masih di sana, buku-buku kuliahnya dan buku-buku miliknya yang lain juga masih ada di rak buku besar yang ada di salah satu sisi ruangan, masih mendominasi jumlah buku di dalam rak raksasa itu.

Hermione mundur satu langkah dengan bantuan tongkatnya untuk menjaga sedikit jarak dengan Draco. Ia kemudian melihat beberapa foto mereka juga masih terpajang di beberapa tempat seperti dinding dan beberapa di meja.

"Kau mau minum sesuatu?" Draco bertanya canggung.

Hermione menggeleng. "Aku hanya ingin beristirahat." Hermione berseru dan duduk di sofa kemudian. "Dimana aku bisa tidur?" Hermione bertanya sambil melihat ke arah rak buku besar yang penuh terisi dengan buku-buku kedokteran.

"Kau masih punya waktu untuk kembali." Draco memberitahu.

"Apa?" Hermione bertanya tidak mengerti.

"Waktu itu aku melihat Potter di bagian akademik." Draco memberitahu.

-Flashback-

Draco berjalan lunglai dari kelas yang baru saja selesai. Ia tidak punya semangat dan hanya melakukan semuanya secara autopilot. Ia berjalan ke arah cafetaria dan sekilas melihat ke arah gedung akademik. Saat itulah ia menemukan Harry Potter berjalan ke arah gedung itu.

Tentu saja saat itu juga Draco langsung mengikuti Potter dari belakang dan menemukannya pergi ke arah pengajuan cuti akademik dan pengunduran diri.

"Halo, selamat pagi." Harry berseru di depan loket.

"Ada yang bisa kubantu?" Petugas yang berada di sisi lain loket itu berseru bingung melihat Harry Potter di hadapannya.

"Aku atas permintaan orangtua Hermione Granger, menyampaikan surat pengunduran diri." Harry berseru dan meletakkan sebuah amplop berisi surat di situ.

"Kami akan memeriksa surat ini terlebih dahulu dan surat balasan terkait pengunduran diri ini akan dikirimkan kembali ke alamat mahasiswa atau wali." Petugas di balik loket itu memberitahu.

Harry mengangguk. "Terimakasih." Ia kemudian berbalik pergi.

Begitu Harry pergi, Draco langsung menuju ke loket itu. "Pagi Mrs. Kim." Draco menyapa, berusaha terdengar seramah yang ia bisa.

"Oh... Mr. Malfoy, ada yang bisa kubantu?" Mrs. Kim karyawan bagian akademik itu berseru pada Draco.

"Apa aku bisa lihat sebentar surat dari Harry Potter barusan?" Draco bertanya.

Mrs. Kim melihat Draco bingung.

"Kau tahu kan aku dan Hermione pacaran?" Draco tersenyum kecil.

Mrs. Kim tersenyum lebar dan mengangguk, tentu saja ia tahu tentang mereka, pasangan paling terkenal di universitas sihir.

"Hermione sudah bilang ia mau mengajukan cuti akademik, Hermione agak sakit dan aku hanya mau memastikan isi suratnya." Draco berbohong.

"Oh..." Mrs. Kim berseru mengerti, ia kemudian mengulurkan surat tadi yang diberikan Harry Potter.

Draco langsung mengambil surat itu dan pura-pura membacanya sementara tangannya di bawah menggerakkan tongkatnya dan mengubah isi surat itu dari surat pengunduran diri menjadi surat cuti akademik sampai tanggal yang tidak ditentukan.

"Suratnya sudah benar." Draco memberikan surat itu kembali kepada Mrs. Kim. "Berapa lama maksimal cuti akademik bisa diambil Mrs. Kim?" Draco bertanya, berusah terdengar sambil lalu.

"Biasanya kebanyakan para mahasiswa mengambil satu semester, satu tahun atau sampai sekitar tiga tahun." Mrs. Kim memberitahu lagi. "Tapi menurut peraturan sendiri, maksimal cuti akademik yang bisa diajukan adalah sepuluh tahun namun harus tetap membayar 30% uang kuliah." Mrs. Kim menjelaskan.

Draco mengangguk. "Aku akan memastikan pembayaran tidak akan pernah terlambat."

-End Of Flashback-

Hermione menahan tangisnya. "Aku tidak bisa menjadi Healer tanpa kekuatan sihir." Hermione tidak pernah berpikir bisa kembali mengejar mimpinya menjadi Healer, ia tidak pernah berpikir bisa melanjutkan kuliahnya di universitas sihir.

Meskipun terkadang ia berpikir untuk melanjutkan pendidikannya, ia hanya berpikir mungkin ia bisa memulai kembali kuliah di universitas muggle.

Dan sekarang setelah Draco memberitahunya kalau ia hanya cuti akademik dan ia masih punya waktu dua tahun sebelum waktunya habis, tidak ada apapun yang lebih ia inginkan selain sihirnya agar ia bisa kembali melanjutkan pendidikannya.

Draco berjalan mendekat kemudian duduk di samping Hermione dan menggenggam tangannya erat.

"Kita akan membawa sihirmu kembali." Draco berseru. "I promise."

Dan untuk pertama kalinya, Hermione merasa ia punya harapan.

... to be continued.

Continue Reading

You'll Also Like

944K 21.6K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.
598K 12.7K 43
i should've known that i'm not a princess, this ain't a fairytale mattheo riddle x fem oc social media x real life lowercase intended started: 08.27...
95.2K 3.2K 52
"𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡, 𝐝𝐚𝐫𝐞, 𝐬𝐩𝐢𝐧 𝐛𝐨𝐭𝐭𝐥𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐡𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐛𝐚𝐥𝐥, 𝐈 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐀𝐫𝐢𝐬𝐭𝐨𝐭𝐥𝐞" 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 Caitlin Clark fa...
104K 9.2K 111
"You think I'm golden?" "Brighter than the sun, but don't tell Apollo" Dante hates Rome's golden boy. Jason doesn't even remember him. Right person w...