MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND (...

By niken_arum

535K 51.9K 2.1K

WARNING! 21++ Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu. Paquita Rose Leandro Jefferson adalah... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
EPILOG
EKSTRA PART

Part 18

13.1K 1.8K 79
By niken_arum

Pita menelengkan kepalanya demi memastikan apa yang dia lihat. Benarkah dia Mason? Pria yang tertidur dalam selasar persembahan itu?

Sesuatu yang salah sudah terjadi. Secepat itukah mereka bergerak ingin mengambil Mason melalui jiwanya?

Pita terpaku tak bergerak. Pandangannya melayang ke arah seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sisi lain selasar. Tepat berhadapan dengannya. Wanita di mall itu. Yang mencoba membuat Mason kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan mengikuti wanita itu.

She must be Ariana Bentley.

Dan benar saja. Pita menegaskan pandangannya dan meyakinkan dirinya, bahwa wanita dengan rambut pendek menyerupai pria itu adalah Ariana.

Pita menajamkan pandangannya seiring Ariana yang juga menatapnya penuh kekesalan. Jelas sekali terlihat bahwa Ariana tidak menginginkan kehadiran Pita di tempat ini.

Mereka tidak bicara. Tapi mereka berbicara. Dengan caranya sendiri. Dan Pita merasakan sebuah kekuatan besar mencoba menghantam alam bawah sadarnya. Ariana tengah melakukan apapun demi mengusirnya dari tempat ini.

Tidak akan semudah itu.

Sementara itu di kamar Pita...

Peluh membasahi pelipis Pita. Dia menggeram pelan. Tangan kanannya mencengkeram telapak tangan Mason erat dan semakin erat. Bahu Pita bergetar. Pita menunduk dan terpaku ke samping.

Di dalam kamar Aaric Bentley.

Pita menajamkan pandangannya ke sisi lain Ariana. Seorang pria dengan rambut panjang sudah tiba dan sepertinya menggenggam tangan Ariana.

Ooh...Alejandro Granadez. Menatapnya tanpa ampun dengan kemarahan. Mereka berdiri dalam diam dan saling mencoba memenangkan pertarungan batin itu. Dengan Mason yang terdiam membisu.

Pita merasa dirinya melemah. Seharusnya dia menyadari bahwa mereka akan mengeroyoknya. Badan Pita bergetar hebat. Dia mencoba menegakkan kepalanya. Dan seakan tubuhnya di sentak hebat. Pita merasakan tubuhnya terasa panas. Dia merasakan sendi-sendinya seperti terisi sesuatu. Sesuatu yang menguatkan. Pita menoleh cepat. Dan dia menemukan Betty Swan dengan rambut hitamnya yang panjang terurai berdiri tepat di sampingnya dan menggenggam tangannya.

Percakapan timbul dan tenggelam. Kalimat saling bersahutan. Bagiamana seorang Mendez berbicara pada seorang Granadez tanpa mereka membuka mulut. Pita mendengarkan. Suara-suara berkecamuk di kepalanya. Dan Pita bisa melihat bagaimana bahu Alejandro luruh dan Ariana terhuyung.

"Paquita. Kembalilah."

Suara Betty Swan dan remasan tangan Ibunya membuat Pita membuka matanya perlahan. Suasana panas di kamar Aaric Bentley berganti dengan hawa dingin pendingin ruangan di kamarnya.

"Apa Mason baik-baik saja, Mom?"

Pita menatap Mason yang terlihat gelisah.

"Mandi dan pulihkan badanmu Paquita. Aku tidak ingin Ayahmu murka karena kita melakukan sesuatu yang ganjil sekarang. Sebentar lagi dia akan pulang."

"Bagaimana dengan Mason? Mom..." Pita mengikuti Betty yang nyatanya segera terlihat sibuk membasuh tangan dan wajahnya di wastafel. Pita berdiri tepat di depan Ibunya ketika wanita itu mengeringkan wajah dan tangannya dengan handuk kecil.

"Kau sangat mencintainya, huuh...?"

"..."

"Dia akan bangun nanti. Mandilah. Sekarang. Dan turunlah untuk makan malam."

Betty melangkah melewati Pita dan keluar dari kamar. Pita berbalik dan masih bisa melihat Ibunya--dengan rambut panjang terurai-- keluar dan menutup pintu kamarnya pelan.

Pita mengernyit.

Ibunya nyaris tidak pernah mengurai rambutnya semacam itu kecuali mereka akan menghadiri sebuah acara penting yang mengharuskan mereka mengunjungi salon kecantikan!

Pita mengusap lengannya. Tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri seluruhnya. Dia merasa merinding. Betty Swan benar-benar menampakkan sisi gelapnya. Sekuat itukah Ibunya? Dia bahkan berulangkali mengatakan bahwa Pita lebih kuat darinya? Benarkah? Apa yang bisa dilakukan oleh Pita yang melebihi apa yang bisa dilakukan oleh seorang Betty Swan? Kenapa sampai sekarang dia belum menemukan kekuatan itu? Dan mengapa Ibunya selalu memberinya peringatan keras untuk tidak menemukannya?

Dengan bingung Pita berpikir keras sambil membuka lemari dan mengambil handuk bersih. Sebelum benar-benar masuk ke kamar mandi, dia menoleh ke arah Mason yang terlihat tenang.

Pita membutuhkan waktu lebih lama di kamar mandi. Membuat tubuhnya lebih tenang dengan berendam di dalam bathub berisi air hangat membuat Pita baru keluar dari kamar mandi tigapuluh menit kemudian. Setelah benar-benar bersih lalu berpakaian, Pita baru keluar dari kamar mandi.

Pita baru saja berniat mengeringkan rambutnya dengan pengering, saat matanya tertumpu pada sebuah pemandangan yang membuatnya terpaku. Tirai jendela yang melayang menghalangi pandangan melewati pintu membuat Pita memiringkan tubuhnya demi menegaskan pandangannya.

Mata Pita nyalang menatap mesin pendingin ruangan dan mendapatinya berfungsi dengan benar. Lalu Pita menatap lagi obyek di balkon melalui pintu kamar yang mengarah ke sana.

Terlalu panaskah kamarnya hingga Mason harus membuka baju dan keluar dari kamar untuk mendapat udara segar? Kapan dia bangun? Jadi benar bahwa dia bangun seperti yang dikatakan Ibunya? Bagaimana keadaannya?

Pita urung mengeringkan rambut dan membiarkannya setengah basah. Dia berjalan ke arah Mason yang terlihat menawan dengan punggungnya yang terlihat liat dan menggiurkan...dan Pita merasakan...sesuatu yang panas akan terjadi. Pikiran itu memenuhi kepalanya dan...

"Enyahlah. Dasar mesum!" Pita menepuk kepalanya pelan dan berbisik lirih pada dirinya sendiri.

Mason menoleh.

"Sayang..."

"..."

"Panas sekali di dalam. Pendingin ruangan menyala tapi aku merasa gerah."

"Ooh...nanti aku akan bilang pada seseorang untuk melihatnya. Mungkin ada yang perlu diperbaiki agar berfungsi maksimal."

"Kau baru saja mandi? Kemarilah." Mason mengulurkan tangannya dan Pita masuk dalam pelukan Mason.

"Apa aku berencana menginap?"

Pita menggeleng.

"Tidak. Kau tertidur di kamarku saat menungguku pulang dari kampus."

"Aku tidur cukup lama, huuh..."

"Hmm...begitulah. Kau baik-baik saja? Maksudku...apa kau lapar?" Pita mencoba bersikap biasa. Jelas sekali Mason tidak menyadari apa yang sudah terjadi. Dan Pita merasa dia harus diam sampai nanti Ibu dan Neneknya menentukan bagaimana mereka harus bersikap.

"Aku merindukanmu, Pita. Arrgh...kenapa rasanya aku baru saja pergi lama dan tidak bertemu denganmu dalam jangka waktu yang sama lamanya?" Mason terdengar keheranan dan bingung. Dia merasakan sesuatu terjadi, tapi dia tidak tahu apa itu.

"Kau hanya terlalu lama tidur. Sudahlah. Apa kau lapar?"

"Hmm...tidak terlalu. Lagipula belum waktunya makan malam bukan?"

Pita mengangguk membenarkan dan Mason menariknya untuk duduk di sofa.

"Baiklah. Biarkan aku menciummu sekarang. Aku...sangat merindukanmu. Sangat...aku bingung. Ada sesuatu terjadi, aku merasa aku tadi berjalan di jalanan yang tak pernah berujung..."

"Kau baik-baik saja, Mason." Pita merangsek mencium bibir Mason dan mengulumnya lembut hingga Mason berbeda membalas. Ciuman terputus dengan kebingungan yang menyelimuti.

"Aku...merasa sedikit lelah tanpa sebab yang jelas."

"Tentu saja. Alam bawah sadarmu membawamu berkelana." Pita membatin kata-katanya dan sekuat tenaga mencoba mengalihkan perhatian Mason agar tidak terpaku pada pikirannya. Pita menyelusupkan kepalanya ke leher Mason dan menggigit leher pria itu perlahan. Terdengar geraman Mason sesaat kemudian.

"Aaargh...Paquita. Jam berapa ini? Tuan Besar akan segera pulang dan dia akan menghajarku..."

"Kita akan mengunci pintu."

"Tawaran yang menarik." Nada suara Mason seakan dia tertawa geli.

"Kenapa! Aku gadis muda yang selalu penasaran. Aku sudah melakukannya denganmu. Dan karena aku sudah tahu rasanya, makanya...aku selalu menginginkannya. Yah...dan itu sepenuhnya adalah tanggung jawabmu."

"Me?!" Mason memundurkan wajahnya.

"Tentu saja. Kau pikir ini tanggungjawab siapa? Kecuali kau ingin aku melakukannya dengan orang lain..."

"Oh...tutup mulutmu!" Mason jelas murka mendengar ucapan Pita dan dia beranjak sambil membawa Pita yang tergelak dalam gendongannya.

Mason melaju langkahnya ke arah pintu dan menguncinya dengan Pita yang tergelak tertahan...

--------------------------------------


👑🐺
MRS BANG

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 93.5K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
3.4K 650 9
Bagaimana rasanya memiliki Boss yang baperan, banyak mau, dan juga pendendam? Fransisca Bithari, Sekretaris Pribadi Presiden Direktur Danuarta Dikta...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...