MY KING MY ENEMY (TAMAT) ✓

By Titimois

875K 59.9K 2.6K

RAJA KU MUSUH KU "Jangan berharap lebih pada ku. Aku menjadikan mu permaisuri ku, karena aku ingin menyiksa m... More

1.Pria Misterius
2.Tawanan
3.Sang Raja
5.Pernikahan
6.Malam Pertama
7.Dendam Murni
8.Penobatan
9.Trauma
10.Luka
11.Alasan
12.Peduli
13.Rasa
SPECIAL
14.Cemburu?
NUMPANG LEWAT
15.Sayembara
16.Hilang
17.Pertempuran
18.Pertempuran Lanjutan
19.Fakta kecil
20.Kematian
21.Sebuah kisah
22.Renggang
23.Rumit
24.Tak terarah
25.Lilia
26.Ikatan
27.Erat kembali
28.Tali hubungan
ANNOUNCEMENT
NEW COVER
29. Manis
30. Tak Terbayang
31. Sakit Yang Tertoreh
32. Rasa dan Resah
33. Air Mata
34. Athes dan Pilihan
CASTING VERSI K-POPERS
35.Pertanyaan
36.Naff
37. Perjuangan
38. Akhir
DANDELION
NAFF

4.Pengkhianatan

24.6K 2K 30
By Titimois

"Apa yang kau lakukan disini?" Sebenarnya Thanasa tidak terkejut kalau Delano mendengar pembicaraannya dengan Xenya. Bahkan dia tidak peduli. Hanya saja yang membuatnya bingung untuk apa pria itu kesini?

Mungkin memang sudah wataknya yang irit bicara. Delano menuju ke arah Thanasa yang direspon oleh gadis itu dengan berdiri dari meja rias dan mundur perlahan.

Tatapan mematikan.

Tidak ada ekspresi.

Delano seperti pembunuh berdarah dingin. Jujur, Thanasa sedikit merinding.

"Berhenti!"

Delano tetap maju.

"Mau apa kau?!"

Delano tidak menjawab.

"Pergi!"

Delano semakin mendekat.

Bugh

Punggung Thanasa menyentuh tembok. Pasti Delano akan membunuhnya kali ini. Lihatlah, netra kelam pria tersebut sangat menghantui. Degup jantung Thanasa berpacu cepat saat Delano menaruh tangan disisi kiri tembok. Thanasa menutup mata, gadis itu tidak ingin menyaksikan kematiannya dengan mata sendiri. Berulang kali dia merapalkan doa semoga ada yang menolong. Jika pun tidak ada penyelamat, Thanasa berharap saat dibunuh nanti ia tidak merasakan rasa sakit.

Begitu polos. Delano senang memandangi ekspresi Thanasa sekarang. Tuan Putri Lucian tersebut menutup mata begitu erat seolah-olah Delano akan membantainya.

Satu tangan Delano yang bebas terangkat dan menyentuh wajah ayu gadis didepannya, bersamaan hal itu Thanasa langsung membuka mata.

Saling beradu pandang.

Thanasa hanya diam saat Delano mulai memajukan kepala, bergerak saja bagi Thanasa sangat sulit. Lalu, terasa benda asing menempeli bibirnya.

Cium?

Benda kenyal aroma mint sedang mengulum bibir ranumnya. Thanasa masih belum bisa mencerna apa yang tengah Delano lakukan.

Dia dicium?

Ciuman dari Delano begitu lembut dan menuntut, ini adalah pengalaman pertamanya dalam seumur hidup.

"Ahhh!"

Thanasa memekik saat lehernya diremas kuat oleh Delano.

Tercekat. Ia bahkan sulit bernafas dan berbicara.

Delano melepaskan tangan setelah beberapa menit, memberi atensi kepada gadis bermanik coklat itu. Thanasa yang lolos dari Delano, segera menghirup udara sebanyak-banyaknya. Si gadis tersenggal-senggal akibat ulah sang Raja. Thanasa murka, melotot tajam pada Delano.

"Dah...sar brengsek! Ka-kau mau membunuh kuh?!" Belum sepenuhnya normal, Thanasa terengah-engah saat melayangkan protes pada Delano.

"Bukankah kau yang bilang lebih baik dibunuh?" Suara bariton sang Raja terdengar begitu tegas, apalagi di tempat sunyi seperti ini. Tapi perkataannya tidak salah, jika mengingat ucapan Thanasa kemarin, Thanasa merasa malu sekali.

"Aku tidak bilang begitu, kapan aku bilang seperti itu? Apa kau punya buktinya?" Thanasa menyangkal, padahal ia ingat betul apa yang ia lontarkan.

Menunggu jawaban dari Delano ternyata bisa membuat seorang Thanasa cepat naik darah. Bukannya jawab, pria itu malah memperhatikan dirinya.

"Hei Raja sialan! Jawablah pertanyaan ku! Ak-"

Tunggu dulu.

Alis Thanasa mengkerut. Gadis itu melihat wajah Raja seksama. Menelisir dan mencermati. Sedetik kemudian netra coklat milik si empu melebar.

"Kau? Kau pria yang ada di hutan, 3 hari yang lalu kan?" Jadi selama ini Raja brengsek dihadapannya sekarang adalah lelaki yang ia temui waktu itu?

Tubuh tegap, hidung mancung, rahang kokoh, rambut lurus indah dan mata yang bisa membuat gadis manapun meleleh.

Tetap saja bagi Thanasa, Delano adalah pria paling jelek di dunia.

"Apa mau mu? Kenapa kau membawa ku kesini?"

Lagi-lagi dihiraukan. Delano meninggalkan ruangan.

"Hei Raja brengsek!"

Delano sudah menghilang dari pandangan. Marah, Thanasa meraih bantal dan melemparnya ke arah pintu.

Tidak lama kemudian, Xenya masuk. Gadis itu mengambil bantal dibawah kakinya, lalu mengembalikkan benda tersebut ke atas ranjang.

"Xenya, kemana saja kau tadi?" Kekesalan Thanasa ternyata berimbas pada Xenya. Emosi yang tidak terbendung itu diluapkan pada Xenya.

"Kau tau? Raja mu itu sangat menyebalkan, brengsek, tidak berperikemanusiaan."

"Maaf Tuan Putri, sudah menjadi peraturan Kerajaan jika Yang Mulia memasuki kamar, maka semua pelayan harus keluar."

"Cih, arogan sekali. Kenapa kalian bisa bertahan dengan Raja sekejam itu?"

Masih menundukkan kepala, Xenya memberikan jawaban "Semua rakyat sangat menyayangi Raja, tidak ada yang tidak menyayangi Raja. Kami punya alasan tersendiri untuk bertahan sampai saat ini. Tidak ada paksaan dan dengan suka rela."

Dari penjelasan Xenya barusan, Thanasa menerka-nerka orang seperti apa Delano sebenarnya. Jika memang semua rakyat sangat mencintai sang Raja, artinya dia adalah Raja yang baik bukan? Tetapi Thanasa tidak bisa percaya Delano adalah Raja yang demikian. Cuma satu kata yang pantas untuk pria itu.

Brengsek.

"Tuan Putri, tadi Raja memberi titah untuk membawa mu menemui seseorang. Aku akan melanjuti benahan rambut mu terlebih dahulu. Setelah itu aku akan mengantarkan mu, Putri."

"Seseorang? Siapa?"

"Hamba tidak tau Tuan Putri."

Apalagi yang akan Raja itu lakukan? Tidak cukupkah ia membuatnya menderita?

***

"Yang Mulia bilang akan segera menemui mu, Pangeran." Alord membungkuk mengabari seorang pria yang memunggunginya.

Melanjutkan, "Dan Tuan Putri sudah sampai."

"Bawa dia masuk."

"Baik, Pangeran." Mundur perlahan, Alord menjalankan tugas. Panglima itu mengiring Thanasa untuk masuk.

Memincingkan mata dalam jarak beberapa meter, Thanasa menatap lekat seseorang didepan sana. Tepat saat si lelaki membalikkan badan, Thanasa terdiam kaku.

Apa ini nyata?

"Kakak?"

Tanpa basa-basi, Thanasa segera menghambur Memeluk Tristan sang Kakak.

"Kakak, aku sangat khawatir memikirkan Kakak dan Ayah. Apa kau disini untuk menjemput ku? Ayo Kak, kita pulang. Aku tidak betah disini, mereka memperlakukan ku dengan sangat buruk." Melepaskan dekapan dari tubuh Tristan, Thanasa menunjuk Alord dengan tatapan tajam.

"Terutama dia! Dia membawa ku kabur, bahkan mengurung ku disini! Aku akan menghukumnya ketika pulang nanti. Orang-orang disini jahat, apalagi Raja brengsek itu."

Tristan diam mengamati Thanasa, adiknya mengadukan semua penderitaan yang ia alami selama disini.

"Kak?" Thanasa bingung, kenapa Tristan hanya diam sedari tadi? Malah tidak memberikan respon. Harusnya Tristan memarahi Alord dan memberi pelajaran kepada orang-orang yang sudah menyiksa adiknya. Tapi kenapa pria tersebut malah diam?

"Thanasa." Panggilan dari Tristan membuat keadaan menjadi hening. Lurus memandangi iris coklat Thanasa, Tristan mengangkat suara lagi.




"Maaf."





Bertanya-tanya, Thanasa tidak mengerti kenapa Kakaknya meminta maaf. "Ka-"

"Ayah sudah tiada."

Tersentak, Thanasa membalas tatapan Tristan. Area mata si gadis mulai memanas, air mulai menggenang disana. Putri Lucian itu ingin sekali berteriak bahwa yang ia dengar barusan tidaklah benar.

"Ayah sudah tiada." Mengulangi perkataan yang sama, seolah menjawab pikiran Thanasa kalau Tristan berkata benar dan bukanlah sebuah kebohongan.

Tidak kuat menampung lagi, air mengalir perlahan dari pelupuk Thanasa.

"Maaf."

Maaf?

Maaf?

Maaf?

Mendengar pemintaan maaf dari Tristan, membuat Thanasa ingin segera mengakhiri hidupnya. Entah kenapa Thanasa merasa selanjutnya pasti akan ada kabar yang lebih pahit.

Dia yakin sekali.

"Aku yang membunuh Ayah."

Hati Thanasa mencelos. Mata berair itu langsung ditutup dengan kedua tangan, berusaha menenangkan jiwa yang terlanjur koyak.

Dengan sudut bibir yang sedikit bergetar, ia memberi pertanyaan "Kenapa?"

***

Continue Reading

You'll Also Like

869K 91K 32
#brothership #homo #gay JANGAN SALAH PLEASE !! BACA TAGAR !! JANGAN BERISIK DI KOMENTAR ! PASSATO yang berarti masa lalu Di saat kepercayaan di dala...
1.4M 131K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
113K 19.7K 35
Di tengah pelariannya Caca bersembunyi dalam sumur tua. Namun, ia tak menyangka kalau sumur itu menghubungkannya dengan dunia lain. Tempat asing yang...
14.4K 1.2K 33
(kapan-kapan author revisi) "Tidak ada tembok yang terlalu tinggi untuk menghalangi cintaku padamu! Termasuk ruang dan waktu, bahkan dimensi yang ber...