Hak Asuh

By ranara02

17.2K 1.6K 295

♡BXB♡ "Kau menghancurkan semuanya, sungguh ini sangat menyakitkan. Aku tak mampu kembali, hatiku perlu waktu"... More

Prolog
Bab 2(6 tahun kemudian)
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6

Bab 1

2.6K 262 28
By ranara02

Happy Raeding!!..Awas typo bertebar!!..Harap maklum iya🙏

Perpisahan bukanlah merupakan hal yang bagus, perpisahan adalah hal yang tak pernah diinginkan oleh dua insan yang saling mencintai. Jika perpisahan tak pernah ada, mungkin mereka akan tetap bersama hingga tua bahkan maut menjemput. Kalau boleh semua orang akan menghapus kata perpisahan, dan mempertahankan kata tetap bertahan. Namun! Kembali pada kenyataan, bahwa tuhanlah yang sudah mengatur jalan setiap manusia. Bahkan jika itu sekalipun tentang perpisahan

Kita manusia bisa apa, mengatur hidup sendiri dengan melawan arus tuhan? Atau mengikuti setiap jalan yang sudah ditentukan?. Hanya satu, tetap ikutin alur tuhan dan bertahan pada pendirian kita. Bahwa setiap masalah yang telah tuhan berikan, pasti akan ada hikmah dibalik semuanya. Bahkan pepatah bilang, tak akan ada hasil yang menghianati kita

Sidang perceraian antara brandon dan harel akan terjadi besok lusa. Dimana keduanya akan resmi menjadi seorang duda. Tak ada lagi yang bisa mereka harapkan kecuali perpisahan. Jangankan berbicara untuk bersisi tatap saja sudah tak ada bagi keduanya. Bukan keduanya, bukan! Itu hanya berlaku pada brandon. Jika saja waktu bisa dikembalikan dan diubah, harel akan memilih tetap bertahan pada status pernikahannya. Namun! Ia harus tetap kembali pada kenyataan, apa yang sudah terjadi tak akan pernah bisa diubah kecuali hanya mengikhlaskan keadaan

Surat sudah dilayangkan, persidangan esok adalah jalan terakhir bagi keduanya sekaligus awal dari semuanya

GEDUNG PERSIDANGAN

Harel menatap penuh kesedihan pada suami mungkin yang sebentar lagi akan menjadi mantan suami untuknya. Berharap jika seiris bola mata itu menatapnya dan memikirkan kembali semuanya dengan baik. Tetapi nihil, wajah serta tubuhnya saja tak bergerak sama sekali dari posisinya yang hanya memerhatikan kuasa hukum pengadilan yang akan memulai persidangan bagi keduanya

Persidangan yang sedang berlanjut dengan baik, bahkan harel hanya mampu menahan sesak didadanya. Ingin mengatakan apapun disetiap pertanyaan ataupun jawab. Bahkan ingin sekaligus melapor pada hakim bahwa ia sedang hamil, Namun hanya dapat mempermalukan dirinya sendiri. Pernikahannya saja sudah salah, apalagi dengan kehamilannya. Bagaimana tanggapan semua orang ketika memandangnya nanti? Apakah semuanya akan membaik? Atau semakin memperkeruh keadaan saja?

Harel masih setia menatap suaminya mungkin, ingin sekali rasanya ia memeluk lelaki itu dengan memohon kembali lagi. Tak apa jika ia harus direndahkan atau bahkan diinjak-injak sekalipun untuk ke 2 kalinya. Karena bagaimanapun, pasti orang-orang akan memilih mempertahankan rumahtangganya yang sudah lama mereka bangun dan tidak memilih untuk berpisah semenyedihkan ini

Dan tibalah suara palu berketuk hingga 3 kali, membuat airmata mengalir dimata indah milih harel. Ingin berteriak sambil mengutarakan isi hatinya. Namun lidahnya seakan keluh badan juga mati rasa karena rasa tak kuasa membayangkan semuanya lagi. Tubuhnya bergetar menahan tangisnya yang akan pecah. Tak ada yang mampu mengerti dirinya lagi, awalnya menjadi yatim piatu. Kembali lagi pada posisi semula, dimana dia akan menjadi yatim piatu selamanya

Persidang selesai dengan lancar tanpa ada masalah. Dan harel juga tak menuntut apapun, sekalipun tentang warisan ataupun pembagian harta. Begitu juga dengan brandon mantan suaminya. Sudah banyak yang berlalu dari ruangan persidangan dan menyiksakan harel yang masih bertahan pada posisi duduk sambil menunduh meremas kuat ujung bajunya. Ia hanya butuh waktu untuk merenungi kehidupan selanjutnya. Memikirkan kerasa bagaimana nantinya, sampai perut dan kepalanya terasa sakit

'Jangan jadikan ini beban untukku, buatlah aku ikhlas dan tegar menjalani hari esok dan selanjutnya'batin harel menghela napas sambil menghapus jejak airmatanya

"Aku bersyukur pada akhirnya anakku sadar"ucap seorang yang begitu harel kenal

Harel memejamkan matanya sebentar, lalu bangkit dari duduk dan berahli menatap mantan mertuanya yang menatap dengan wajah angkuhnya

"Bukankah aku sudah bilang. Bahwa disini akulah pemenangnya"ucapnya lagi

"Anda memang pemenangnya dan selamat berhasil"ucap harel tersenyum lembut

Membuat mantan mertuanya tiba-tiba kesal dan meraih tangan harel sambil mengenggamnya penuh emosi. Membuat harel hanya bisa menahan sakit

"Saat begini kau masih bisa tersenyum. Cih! Lihatlah nanti kehidupanmu akan lebih parah dari ini. Kau akan merasakan sakitnya bagaimana saat aku merasakan sakit dulu. Aku menjamin itu"ancam mertuanya menatap nyalang pada harel

"Terserah anda nyonya. Buatlah sesuka hati anda. Bukankah anda bisa melakukan apapun untuk menghancurkan saya"ucap harel dengan tenang

"Kau-"

"Ada apa ini?"ucap seorang yang begitu familiar ditelinga harel

"Tidak ada. Hanya mengucapkan selamat perpisahan dan menguatkannya saja sayang. Dia terlihat begitu rapuh"ucapnya berdusta sambil memasang wajah sebisanya

"Tidak pantas ibu mengucapkan itu pada lelaki murahan ini. Biarkan saja dia begitu. Bila perlu mati saja sekalian"ucap brandon lalu berlalu dari hadapan harel

"Sungguh menyedihkan"ucapnya mengeluarkan smrik dan juga ikut berlalu dari hadapan harel

Harel kembali meneteskan airmatanya. Perkataan mantan suaminya begitu menyakitkan hatinya. Dan membuatnya terlihat semakin menyedihkan dibalik senyum manisnya itu. Lalu berlalu dari gedung persidangan ini

Pagi yang cerah ini, harel sudah bersiap untuk mencari perkerjaan. Karena ia memang membutuhkan perkerjaan setelah resmi menyandang status duda yang tengah hamil muda. Ia terus tersenyum pada orang yang bersisi tatap dengannya. Senyum manis serta ramah tamahnya yang sudah dikenal banyak orang. Dan tak menyangka rumahtangganya akan berakhir tragis. Namun! Ia masih bisa tersenyum hangat pada siapapun tanpa beban sekalipun

Harel menunggu disebuah halte, melihat sekeliling yang begitu ramai lalu lalang orang berjalan. Ia terus menunggu sampai sebuah bus berhenti didepannya dan langsung memasukinya. Namun sayang sekali jika bus yang ia gunakan sangat ramai, sehingga membuatnya mau tak mau harus berdiri mengantung. Walau rasa lelahnya berjalan cukup jauh menuju halte tak membuat semangatnya luntur. Karena tunjangan kehidupannya lebih dibutuhkan saat ini

Sampai tepatlah ia berhenti disebuah perusahaan, dimana beberapa dari mereka banyak yang turun termaksud dirinya. Senyumnya mengembang mendekati perusahaan yang terlihat mewah itu. Sudah sangat lama ia tak kemari semenjak dirinya mengundurkan diri karena ingin menikah. Banyak kenangan yang tersimpan disini. Ia pun langsung memasuki area perkantoran itu, namun harus memberi laporan terlebih dahulu

"Permisi"ucap harel pada satpam yang tengah bersantai itu

"Iya. Ada-lho nak harel"ucap satpam itu terkejut melihat kehadiran harel

"Lho pak rulan"ucap harel tak kalah terkejutnya

"Kemana aja kamu? Baru kelihatan sekarang?"tanya satpam itu

Harel hanya tersenyum tanpa menjawab

"Oh iya pak. Apa disini ada lowongan kerja iya?"tanya harel

"Ada. Memangnya kenapa?"tanya satpam itu balik

"Syukurlah kalau masih ada"ucap harel tersenyum bahagia

"Emang siapa yang ingin melamar nak harel?"tanya satpam itu

"Saya pak"jawab harel

"Lho! Kenapa kamu tiba-tiba ingin melamar kerja. Bagaiaman kalau suamimu itu tau?"tanya satpam itu schok

"Karena saya butuh pak. Lagian itu dulu pak saya sudah resmi duda"jawab harel

"Lho kenapa?"tanyanya satpam

"Kami merasa sudah tak cocok lagi"jawab harel tersenyum walaupun hatinya berdenyut sakit

"Astaga sayang sekali. Padahal nak harel lelaki yang baik dan pengertian. Pasti dia akan menyesal telah meninggalkanmu"ucap satpam itu perihatin

"Tidak apa-apa. Kalau sudah merasa tak cocok juga tak mungkin dipaksa"jawab harel lembut

"Bersabarlah. Saya yakin masih banyak yang menunggumu. Dan tetap semangat. Semoga kau diterima"ucap satpam itu menyemangatinya

Harel tersenyum, sebelum permisi dengan satpam tersebut

"Terimakasih banyak pak. Saya permisi dulu ke dalam"ucap harel tersenyum dan berlalu dari hadapannya

Harel terus berjalan memasuki kantor tersebut dengan tersenyum. Rasa bisa berpijak pada kantor ini sungguh membuat hatinya sangat nyaman. Senyumnya terus terukir, walaupun banyak yang sudah berubah. Tapi kenyamanan dan kebersihan kantor ini selalu terjaga dengan sangat bagus

Harel menghampiri repsesionis tersebut

"Permisi"ucap harel tersenyum lembut

"Ada yang bisa saya bantu?"tanyanya

"Saya ingin melamar kerja. Soalnya saya melihat ada tulisan menerima karyawan kembali"ucap harel masih dengan senyumnya

"Sebentar iya"ucap repsesionis tersebut yang diangguki oleh harel dan ia langsung menelpon atasannya

"Hallo pak, apakah kita masih bisa menerima karyawan lagi?"tanyanya

".."

"Oh baiklah pak"ucapnya dan mematikan sambungan telponnya

"Bagaimana, apakah masih bisa?"tanya harel penuh harap

"Bisa saya lihat dokumen keterangan anda terlebih dahulu?"ucapnya

"Tentu. Ini dia"ucap harel menyerahkan dokumen yang ia bawa kepada repsesionis tersebut

Dengan begitu repsesionis itu langsung menerimanya sambil mengeceknya. Dan sekali-kali melirik ke arah harel, lalu mengembalikan kembali dokumen miliknya

"Maaf tuan. Disini tak menerima karyawan lama yang telah mengundurkan diri dengan sendirinya"ucapnya dengan berat hati

Ada sudut hati harel yang tampak kecewa

"Apakah peraturan telah diubah iya?"tanya harel penasaran

"Sudah banyak yang berubah bahkan tuan"ucapnya

"Begitu iya. Iya sudahlah. Saya permisi dulu dan Terimakasih"ucap harel membungkuk sopan

"Sekali lagi maaf iya pak"ucapnya yang dibalas anggukan dan senyuman oleh harel

Harel berlalu dari hadapan repsesionis tersebut. Walaupun dengan berat hati, harel tidak putus semangat. Ia kembali tersenyum dan keluar dari gedung tersebut

"Bagaimana nak harel?"tanya satpam itu kembali

"Tidak diterima. Karena saya karyawan lama"ucap harel

"Loh! Bukannya banyak yang karyawan lama diterima iya?"tanya satpam itu binggung

"Tidak rezeki saya pak. Tidak apa-apa mungkin tempat lain"ucap harel tersenyum

"Kalau begitu semangat iya. Maaf bapak tak bisa bantu"ucap satpam itu tersenyum iba

"Iya sudah pak. Saya pamit dulu"ucap harel

"Hati-hati iya nak harel"ucap satpam itu yang hanya dibalas senyuman oleh harel yang telah berlalu dari sana

Harel tengah duduk dibangku taman dekat kantor yang baru saja menolaknya. Keringat membasahi seluruh penjuru tubuhnya, hari bahkan sudah sangat sore. Namun! Tak ada satu kantorpun yang dapat menerimanya. Rasa lelah menghamprinya, karena sesak diperutnya akibat banyak berjalan walaupun itu sangat sehat. Tapi tidak untuk dirinya yang merasa sangat kelelahan sekali. Ia menghela napas panjang, rasanya sedih menghampirinya kembali. Berpikir keras untuk mencari perkerjaan, sudah banyak kantor dipusat tempat ia berpinjak untuk melamar tapi bukan diterima ataupun sedekar mempersilahkan. Mereka malah banyak yang langsung menolaknya dengan mentah-mentah

"Ya tuhan. Cobaan seperti apa ini. Aku sangat membutuhkan perkerjaan untuk kebutuhan juga biaya persalinan nanti. Tolong bantu aku iya tuhan"monolog harel merasa lapar karena dirinya memang belum sarapan sendari pagi karena harus menghemat tabungannya yang menipis

Tanpa sengaja, matanya menangkap satu sosok yang begitu sangat ia kenal. Matanya memicing untuk melihat dengan benar. Seketika matanya membulat. Melihat mantan suami bersama dengan wanita lain. Bukan itu yang membuatnya lebih terkejut adalah perut wanita itu yang begitu tampak besar walaupun tubuh wanita itu sama kecilnya seperti dirinya. Tiba-tiba harel langsung bangkit dari duduknya, dan dengan berani menghampiri sang mantan suami lalu menarik lengannya. Kemudian

Plakkk!!!

Satu tamparan melayang dipipi milih mantan suaminya yang tampak terkejut. Harel dilanda emosi, selama ini ia yang selalu dituduh berselingkuh. Namun apa, faktanya malah berbalik dengan mantan suaminya ini

"Tengah sekali kau menuduhku berselingkuh dan langsung menceraikanku tanpa tau sebenarnya. Dan sekarang aku melihat dengan mata kepalaku kaulah yang berhianat dihubungan kita. Kenapa kau lakukan semua ini padaku? Apa salahku? Apa gara-gara wanita ini"ucap harel mengebu-gebu dengan mata yang berkaca sambil menunjuk dan mencoba mendekati wanita itu

"Jangan coba-coba mendekatinya. Karena aku bisa menlenyapkanmu sekarang juga"ucap brandon

"Ternyata benar. Selama ini kaulah yang berselingkuh brandon. Aku selalu mempercayaimu. Bahkan aku tak pernah perduli apapun kata orang tentangmu. Karena aku percaya suamiku adalah orang sangat bisa menghargai serta menjaga kepercayaanku. Tapi semua salah. Aku sudah melihatnya sekarang"ucap harel menetes airmatanya dengan rasa sakit menusuk hatinya perlahan-lahan untuk hancur

"Kau sudah melihat bukan. Sekarang pergilah"usirnya tanpa rasa bersalah pada harel

"BRENG-"

Plakkk!!..

Belum selesai harel memaki brandon, ia malah ditampar terlebih dahulu oleh mantan suaminya itu. Membuat hatinya hancur berkeping-keping serta kepalanya yang seperti dihantam sessuatu

"Akkhh-engh!!"ringis harel memegang perutnya karena sakit begitu menghujamnya

"Bran. Kakinya berdarah!!"teriak wanita itu histeris karena melihat darah segera mengalir didaerah kakinya

Dengan begitu brandon langsung meraih tubuh harel yang hampir terjatuh ketanah. Entah rasa apa yang membuatnya merasakan sakit ketika melihat harel seperti ini didekapannya

"Tolong anakku. Aku mohon! Ini sakit sekali. Arghh!!"ringis harel mengenggam kuat lengan brandon yang terdiam memehartikan wajahnya

"Bran! Sadarlah. Kita harus membawanya kerumah sakit sebelum terlambat"ucap wanita mengunjak tubuh brandon

Seketika ia sadar dan langsung mengendong harel yang sudah tak sadarkan diri dengan darah yang terus mengalir mengenai bajunya dan wanita yang mengikuti mereka dari belakang

"Hei bangunlah"ucap brandon sedikit menguncang tubuh harel sambil melangkah menuju mobilnya untuk segera berlalu kerumah sakit

Harel terbangun saat indra penciuman obat-obatan menusuk ke hidungnya. Membuat rasa tak nyaman berada diruangan asing ini. Ia mengerjap-gerjap sebentar, lalu melihat tempat yang begitu asing. Melirih ke kanan juga ke kiri yang tak ada siapapun. Dan tiba-tiba kejadian tadi mengingatkannya. Membuat harel langsung panik dan memegang perutnya sambil meneteskan airmata

"A-anak-ku"monolog harel menahan getar tubuhnya

Harel benar-benar belum siap jika nantinya ia akan dinyata kehilangan anaknya. Belum siap! Belum, ia tak mau anaknya meninggalkannya. Apalagi nanti yang bisa diharapkannya, semua orang sudah pergi darinya. Membiarkan dirinya sendiri melawan kerasnya hidup yang akan datang. Tidak! Jangan sekarang, ia benar-benar tidak akan bisa berpikir bagaimana cara bertahan hidup setelah ini. Cukup! Cukup untuk suaminya dan orangtuanya. Tapi jangan buah hatinya, karena hanya itu harta satu-satunya yang ia punya

Tubuhnya bergetar, tangisnya pecah dengan sendiri. Harel bukan orang yang kuat, dia hanya mencoba kuat agar tak mudah dilemahkan hanya itu alasannya untuk selalu terlihat tegar. Tidak, dia rapuh sama sekali sangat rapuh. Bahkan untuk melawan saja, ia selalu memodalkan tekad. Tapi sekarang, apalagi? Apa-

Dan tibalah pintu ruangannya terbuka. Membuat harel mau tak mau untuk melihatnya. Ternyata bukan mantan suaminya, melainkan seorang dokter yang tersenyum sambil berjalan mendekat padanya

"Anda sudah sadar"ucap dokter itu pada harel

"Anak saya dok. Mereka baik-baik sajakan. Tolong! Jangan bilang apapun saya belum bisa. Say-"

"Tenanglah. Semuanya baik-baik saja. Anakmu juga selamat karena mereka membawanya tepat pada waktunya"ucap sang dokter memotong ucapan harel

Karena tak tega melihatnya seperti itu, sungguh dokter itu juga merasakan bagaimana tekan batin harel saat ini. Ini juga tak baik untuk berlanjut pada tahap lebih atas. Seketika perasaan lega serta tenang dirasakan harel. Ia menghela napas secara perlahan, sambil menghapus airmatanya

"Terimakasih dok. Terimakasih banyak"ucap harel tersenyum sambil mengelus perutnya

"Sama-sama. Berterimakasih jugalah pada pasangan suami istri yang telah menyelamatkan anda. Mereka sungguh orang baik. Walaupun tak mengenal anda. Tapi mereka tetap menolong anda. Dan sudah melunasi segala biaya rumah sakit anda"ucap dokter itu panjang lebar

Tanpa menyadari raut wajah harel telah berubah menjadi sebuah kesedihan lagi. Tatapannya langsung kosong. Mengingat betapa perihnya hatinya yang sudah hancur tanpa sisa. Sungguh harel ingin sekali menghancurkan pasangan yang tengah bahagia disaat dirinya merasa sakit seperti ini. Namun! Harel bukanlah manusia iblis, ia tetap manusia berhati malaikat. Mengikhlaskan siapapun yang pernah menyakiti serta menghancurkannya. Karena ia yakin tuhan selalu memberi ia cobaan untuk menguji kesabaran serta keikhlasan dibatas kemampuannya. Hanya itu yang selalu tuhan beri pada setiap manusia untuk selalu tegar dan kuat menjalani hidup ini

"Jangan banyak pikiran. Ini tak baik untuk anakmu. Tenanglah. Semua akan baik-baik saja"ucap dokter itu tersenyum sambil menepuk punggung tangan harel

"Terimakasih dok"ucap harel tersenyum kecil

"Kalau begitu istirahat yang baik. Saya permisi dulu. Selamat malam"ucap dokter itu undur diri dari hadapan harel yang hanya diangguki

Setelah merasa bahwa sang dokter sudah benar-benar keluar. Harel menatap atap rumah sakit dengan sangat tidak bisa diartikan

'Andai semua baik-baik saja. Pasti kita akan selalu bersama. Tapi nyatanya. Kau menghianatiku dan malah menunduhku yang berhianat. Apa salahku padamu? Apa kurangnya aku? Maaf jika selama ini aku belum bisa menjadi sosok istri baik untukmu. Tapi setidaknya, hargai aku seperti aku menghormatimu. Serta berjanji untuk saling menjaga tanpa harus melepaskan walaupun rintangan berat menghadang hubungan kita'batin harel

"Perkataanmu sungguh indah. Dan berakhir BULLSHIT!"monolog harel sambil memejamkan matanya

'Setelah ini aku akan belajar untuk melupakan siapa aku dulu. Dan bangkit sebagai orang yang baru'

Tak ada lagi yang perlu diingat, semua sudah berubah. Hatinya sudah hancur tanpa sisa, semua yang menyakitinya akan ia kubur dalam-dalam. Tak ada lagi yang perlu disesali ataupun ditangisi. Semua sudah terjadi dan telanjur. Tak ada lagi rasa apapun. Tubuhnya seolah mati rasa, sekarangnya ia hanya perlu bangkit sebagai orang yang baru. Harel yang dulu sudah mati, mati bersama mantan suaminya itu

Dan selanjutnya akan menjadi hari baru, dimana itu akan menjadi awal dari sebuah kisah

Next chap↪

Segini dulu iya untuk part awalnya. Lumayan panjang iya. Jangan konflin kalau kurang panjang lagi. Hargai saya yang berpikir bagaimana merangkup semuanya🙇

31/okt/18. 19.02.WIb

Jan lupa untuk selalu ngevote, coment, and follownya😘salam hangat dan cinta all💕

By:Ranara02👄

Continue Reading

You'll Also Like

47.2K 3.4K 49
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
46.4K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
78.3K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
98.2K 16.8K 25
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...