MY SEXY CENAYANG GIRLFRIEND (...

By niken_arum

535K 51.9K 2.1K

WARNING! 21++ Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu. Paquita Rose Leandro Jefferson adalah... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
EPILOG
EKSTRA PART

Part 15

13.4K 1.9K 65
By niken_arum


Bunyi klik terdengar dan lampu di balkon kamar Pita menyala. Mason duduk di sofa dalam diamnya. Dia terlihat sedikit gugup dan masih merasakan sakit pada wajahnya. Mason jelas gugup dan merutuki kegugupannya karena Pita terlihat sangat serius dan khawatir.

"Ada apa? Apa yang tidak aku tahu, Paquita?"

Pita menghela napas perlahan. Dia meletakkan sebuah buku dengan ukuran cukup besar dan tebal ke pangkuannya.

"Sebelumnya aku minta maaf padamu..."

"Ada apa? Kenapa kau harus minta maaf?"

"Karena aku...beberapa hari ini sengaja mencari tahu tentang silsilah keluargamu."

"Kamana? Di mana kau mencarinya?"

"Beberapa sumber. Di kantor catatan kependudukan, di perpustakaan wilayah dan negara, internet." Pita menggeser buku di pangkuannya dan menarik sebuah map dari bawah buku itu lalu menyerahkannya pada Mason. Mason bergegas membuka map itu dan membacanya dengan teliti. Dia menunduk. Menggumamkan puluhan nama dari pohon silsilah yang pada akhirnya sampai pada namanya sendiri.

"Aku sangat asing dengan nama-nama di bagian atas. Seperti...bukan nama orang yang biasa digunakan oleh penduduk Amerika." Mason menatap Pita tak mengerti.

"Kau dari garis Ayahmu adalah keturunan Amerika. Tapi tidak dengan Ibumu. Kau lihat?" Pita menunjuk dan menarik garis lurus dari garis silsilah Nyonya Esperanza Cesterson ke arah Mason.

"Ibumu, adalah keturunan murni sebuah suku di Meksiko yang menikahi Ayahmu yang orang Amerika murni. Aku tidak tahu bagaimana kisah di balik semua itu, tapi dari garis Ibumu lah kau..."

"Apa?" Mason menatap Pita tajam. Kalimat Pita yang menggantung membuat Mason setengah mati penasaran.

"Kau adalah pewaris ke dua belas dari suku Amerindian Aztec dari klan Guerrero. Satu-satunya keturunan yang ada hingga tahun ini karena dari garis paman-pamanmu--Kakak dari Ibumu-- mereka tidak mempunyai keturunan satupun."

"Aku?"

"Ya, kau. Dan bisa aku pastikan, Ibumu tidak pernah sekalipun mengungkap cerita ini padamu."

"I can't believe this. Ibuku bahkan lebih Amerika dibanding Ayahku!" Mason menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa dan dia menyugar rambutnya kasar.

"Well. Seseorang selalu mempunyai alasan mengapa mereka menyembunyikan jati diri mereka."

Mason menatap Pita yang membenahi map yang baru saja membuat Mason bingung dengan banyaknya cabang di pohon silsilah keluarganya. Terutama dari garis sang Ibu.

"Dan...lihat ini." Pita membuka buku dalam pangkuannya. Pada halaman dua belas, Pita menunjukkan jarinya.

~Suku Amerindian Aztec dari klan Guadelajara, dan tradisi menikahkan pewaris mereka dengan pewaris terakhir klan Guerrero tepat saat bulan sejajar dengan bumi dan matahari~

Mason mengernyit.

"Jadi?"

"Aku akan bertemu Aaric Bentley besok siang."

"Dan aku keberatan. Sangat keberatan."

"Aku harus bertemu dia Mason. Kalau kau cukup tanggap dengan apa yang kita bicarakan, kau--lah yang ada dalam bahaya. Kau target mereka. Bukan aku."

"Pemuda itu menyelinap ke rumah ini. Dia memata-mataimu!"

"Sangat sederhana. Di mencoba menjauhkan aku darimu. Aku tidak perlu menjelaskan padamu apa sebabnya mereka melakukan itu. Kau pasti tahu."

"Karena mereka mencoba mengalihkan perhatianmu. Agar kau lalai dan tidak dekat denganku. Saat itulah mereka bergerak. Seperti...gadis itu!"

Pita mengangguk. Sejauh ini itulah pemikiran paling sederhana yang terlintas di benaknya. Kalau gadis itu benar adalah adik Aaric Bentley, maka semuanya menjadi gamblang.

"Seperti itulah kira-kira."

"Tapi aku tidak bisa berdiam diri Pita."

"Kau akan melakukan apa? Sebaiknya kau diam dan biarkan aku yang mengurus semuanya. Aku harus menemui Aaric Bentley besok."

Mason menggeram. Dia jelas tidak menyetujui usul Pita. Dia menggeleng dan memeluk Pita erat.

"Bisakah aku menemanimu? Pemuda itu menyeramkan."

"Sebaiknya kau di rumah. Mencoba belajar tentang sejarah keluargamu. Ada banyak hal menarik yang bisa kau pelajari. Hanya agar kau mengerti dan sedikit tahu bagaimana menjaga dirimu."

"Apa aku punya kekuatan yang tidak pernah aku tahu?"

Pita tertawa.

"Tidak semua yang berhubungan dengan suku-suku di Meksiko berbau mistis Mason. Bisa jadi kau punya. Nah...cobalah mencari tahu."

"Lalu kenapa kau punya kekuatan aneh seperti itu?"

"Well...darah Aztec murni dari klan Campossa Mendez sampai dengan Ibuku. Aku tidak murni karena aku keturunan Ayahku. Tapi entah apa yang dimiliki oleh Ayahku hingga aku bahkan lebih mengerikan dari Ibuku. Ayahku...pengendali. Mungkin karena kebaikan adalah sifat dasar Ayahku, hingga perpaduannya dengan Ibuku justru menghasilkan sesuatu yang lebih besar dibandingkan Ibuku sendiri. Aku."

"Aku mengerti..."

"Kecuali sifat mesumnya yang Ayahku turunkan padaku...selebihnya dia adalah pria hebat. Seribu dibanding satu seseorang di dunia ini yang bisa bertahan dengan Ibuku."

Mason tertegun. Dia melepaskan pelukannya.

"Apa kau harus segamblang itu?"

"Kau marah? Aku sudah bilang padamu bukan? Aku mencoba melepaskan topengku di depanmu. Jadi...buang wajah kaget itu."

"Apa aku bisa bertahan denganmu? Apa aku akan cukup kuat?"

"Kau kuat di ranjang."

Pita mengeluarkan kata-katanya seringan kapas yang tertiup angin. Rasanya pria lain akan dengan sukarela menampar gadisnya bila gadisnya mengeluarkan kalimat seperti itu. Pita bahkan mengipas-ngipaskan tangannya seakan dia kegerahan.

"Apa? Aku membuka topengku." Pita berdiri dan berkacak pinggang. Dia tertawa pelan saat mendapatkan kenyataan bahwa Mason terlihat terkejut. Pita yakin, Mason baru saja menelan ludahnya kelu.

"Aku akan mencari tahu bagaimana prosesi dan adat suku mereka itu berjalan. Sedikit sekali penjelasan yang ada dalam buku setebal itu."

"Aku tetap harus ikut."

"Tidak Mason. Kau di rumah. Kau mengerjakan maket dari kantormu yang tertunda itu dan sesekali luangkan waktu untuk menjelajah internet."

Mason menatap Pita tak terima. Pita menggeleng.

"Jadilah pria penurut." Pita menghampiri Mason yang sudah berdiri. Pita memeluk Mason dengan mengalungkan kedua tangannya ke leher Mason.

"Dan kau akan mendapatkan segalanya." Pita mengedipkan matanya nakal pada Mason dan Mason menghela napasnya keras. Sangat sulit menang dari Pita. Jelas dia lebih mengetahui apa yang harus dia kerjakan. Lain dengan dirinya yang bahkan masih buta akan silsilahnya sendiri. Gelap. Kosong. Seperti kertas putih yang belum ada isinya.

"Darimana aku harus memulai?"

"Mulailah dengan mempelajari sukumu. Di mana mereka mayoritas tinggal. Jejak mereka hingga hari ini. Berapa banyak yang masih bertahan dan tak tergerus modernitas? Masih adakah yang bisa kita hubungi dari pohon silsilah keluargamu. Kau bisa melakukan banyak hal, Mason. Dan itu sama dengan membantuku. Kau harus menelponku kalau ada hal penting kau temukan."

Mason terdiam. Matanya tajam menembus manik mata Pita. Dan dia berpikir, apa jadinya dia kalau dia tidak bertemu Pita? Bagaimana hidupnya? Tentu saja dia akan berakhir menikahi gadis pucat di mall itu bukan? Dan Mason yakin, segala upaya pasti orang-orang itu lakukan agar semua tujuan mereka tercapai.

Lalu? Apa yang harus dia lakukan selain menurut pada Pita yang lebih mengerti?

"Baiklah. Berjanjilah padaku kau harus sangat berhati-hati. Berapa lama lagi waktu kita?"

Mason menyerah.

Pita menjentikkan jarinya dan lampu di balkon seketika padam. Mason mendongak ke arah lampu lalu berganti menatap Pita. Pita sedang menoleh menatap bulan yang kecil di kejauhan.

"Air laut pasang mencapai tinggi maksimalnya saat bulan sejajar dengan mereka, bumi dan matahari. Dua belas hari lagi."

Mason tertegun. Rasanya angka dua belas merajai isi pembicaraan mereka kali ini. Mason menatap Pita yang masih mendongak dan menatap rembulan. Sinar bulan menerpa wajah Pita dan entah mengapa Mason merasa, Pita terlihat sangat kuat.

--------------------------

👑🐺
MRS BANG

Continue Reading

You'll Also Like

24K 2.4K 27
pernikahan yang dilakukan hanya demi membangun jembatan kerjasama dari perusahaan dan yayasan besar yang bergerak dibidang kesehatan milik Oh Sehun d...
730K 46.6K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 214K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.9M 89.8K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...