ODE TO YOU

Von Arqha_

76.6K 13.3K 2.7K

NCT LOKAL #1 Kehidupan Yerisha Sagara begitu sempurna, memiliki papa dan mama yang menyayanginya, memiliki se... Mehr

OTY. Ode dan Yerisha
OTY 01. Aku Membencimu
OTY 02. Malam Bersama Ode
OTY 03. Liburan (Katanya)
OTY 04. Sore itu di Pantai
OTY 05. Liburan Terburuk
OTY 06. Tentang Ode yang Tak Diketahui Yerisha
OTY 08. Martabak
OTY 09. Cowok Idaman Yerisha (Katanya)
OTY 10. Seseorang yang Ditunggu
OTY 11. Congratulation Yerisha
OTY 12. Chit Chat
OTY 13. Perlahan Membuka Diri
OTY 14. Memulai
OTY 15. Herjuno Denandra
OTY 16. Time Slip
OTY 17. Teka-Teki Hati
OTY 18. Balkon Rumah
OTY 19. Your Birthday
OTY 20. Party
OTY 21. Mari Bertemu
OTY 22. Bertemu Denganmu
OTY 23. Hidden
OTY 24. Perlahan Luntur
OTY 25. Obstacle
OTY 26. Fans Baru
OTY 27. Setiap Orang Memiliki Luka
OTY 28. Sunday Morning
OTY 29. Sembunyi-Sembunyi
OTY 30. Canggung
OTY 31. Berdebar Tanda Jatuh Cinta?
OTY 32. Sephia
OTY 33. Your Day
OTY 34. Kenyataan yang Menghentak
OTY 35. Pertanyaan yang Belum Terjawab
OTY 36. Kejujuran
OTY 37. Obrolan
OTY 38. Fakta Yang di sembunyikan Herjuno
OTY 39. Kehilangan yang Menyakitkan
OTY 40. Sebuah Janji
OTY 41. Teka-Teki dari Ode
OTY 42. Tak Terduga
OTY 43. Ode, Yerisha, dan Perasaan
OTY 44. Sebuah Batasan
OTY 45. Arti Herjuno Bagi Yerisha
OTY 46. Pertemuan
OTY 47. Januar Wijaya
OTY 48. Can We....?
0TY 49. Arti Yerisha Bagi Herjuno
OTY 50. Kalau Cinta Bilang
OTY 51. Syair Untukmu
OTY 52. Fans
OTY 53. Surat dari Vee
OTY 54. Badai yang Tak akan Berlalu
OTY 55. Perjalanan Baru
OTY Special Chapter 1: Best Part
OTY Special Chapter 2: Keputusan Tersulit
OTY Special Chapter 3: Festival Tanabata
OTY Special Chapter 4: Maaf, Maaf, Maaf
OTY Special Chapter 5: Hari Penting (END)
Special Chapter line 99. Sepenggal Kisah Empat Sekawan
Jani dan Empat Sekawan

OTY 07. Perjanjian Ode dan Yerisha

1.4K 275 31
Von Arqha_


P L A Y L I S T

WarnaHyndia

semuanya berbeda, cara mereka melihatnya, warna- warna yang terlihat yang membuat jaraknyaHyndia



"Kenapa mama nggak bilang kalau aku dan Ode sekampus?"

"Lah kamu kan nggak nanya, Sayang."

Jawaban mamanya memang benar. Seratus persen benar. Dia memang tak peduli juga soal pemuda itu sehingga merasa tak perlu bertanya kecuali kejelasan status pemuda itu yang belum dijawab sampai detik ini.

Tapi fakta dirinya dan Ode sekampus membuatnya gelisah. Di kampus akan sangat banyak pasang mata yang melihat mereka. Dan bila ada seseorang saja yang mengetahui hubungan rumit di antara mereka maka efeknya tak akan baik buatnya. Yerisha tahu dari berita yang dibawa oleh Saelin, Ode merupakan mahasiswa populer di kampus. Bukan hanya dari segi visual tapi juga karena keaktifannya di organisasi dan kepintarannya.

Kalau dilihat, Ode seperti paket lengkap pacar idaman. Pacar idaman semua orang kecuali Yerisha tentunya.

Malam itu saat papa dan mama menonton televisi di ruang tengah, Yerisha memutuskan menghampiri Ode di kamarnya. Ketukan pelan di pintu kamar pemuda itu pertanda sebenarnya Yerisha sedikit enggan ke tempat itu.

Ketukan kedua pintu kamar terbuka. Ode muncul dari pintu yang terbuka dengan rambut sedikit berantakan. Yeri sedikit kaget melihat Ode mengenakan kacamata, baru pertama kali ia melihat pemuda itu mengenakan kacamata.

"Kenapa, Yer?"

"Bisa bicara."

"Penting?"

Ya pentinglah, rutuk Yerisha dalam hati. Kalau tak penting mana sudi ia mengetuk pintu kamar pemuda itu.

Anggukan pelan Yerisha membuat Ode menggeser tubuhnya sedikit bersembunyi di belakang pintu. Seolah sengaja memberi ruang Yerisha untuk memasuki kamarnya.

"Masuk saja. Aku sedang belajar soalnya," sahut Ode memberi isyarat dengan tangannya, mempersilahkan Yerisha memasuki kamar.

Sebenarnya Yerisha enggan, berhubung hal yang ingin disampaikannya penting. Ia memasuki kamar itu.

"Duduk di mana saja," suruh Ode berjalan kembali ke arah meja belajar. Sementara Yerisha lebih memilih duduk di atas kasur berukuran besar milik cowok itu.

"Jadi mau bicara apa?" tanya Ode memutar kursinya menghadap ke arah Yerisha.

"Berhubung kita satu kampus..." Yerisha menjeda sebentar kalimatnya, memperhatikan raut wajah pemuda itu. "Aku nggak mau orang lain tahu hubungan kita terutama anak kampus."

"Kenapa?"

"Males ditanya-tanya."

"Bukan karena nggak suka orang tahu aku kakakmu?"

Itu kamu tahu alasannya.

Diamnya Yerisha dipahami oleh Ode sebagai jawaban ya. Pemuda itu mengangguk paham sebelum menjawab,"Oke. Aku mengerti. Aku nggak akan ngasih tahu hubungan kita sama siapapun."

Jawaban Ode sedikit membuat Yerisha lega.

"Oke."  Setelah mengucapkan itu, Yerisha segera meninggalkan kamar pemuda itu, tak lupa menutup pintu kamar meninggalkan Ode yang kembali menekuni materi kuliahnya yang sebenarnya baru dimulai beberapa hari.

Cuma beberapa menit kemudian dia memandang ke arah pintu. Raut wajah cowok itu berubah murung. Entah sampai kapan Yerisha akan membencinya?

Ode ingin suatu saat Yerisha menerimanya seperti papa dan mama.

***

"Jadi beneran kak Ode anak FK?" Mata Saelin membulat tatkala Yerisha bercerita tentang buku kedokteran tersusun rapi di rak buku yang berada di kamar pemuda itu. Sebenarnya, Saelin sudah bertanya mengenai Ode pada sesama panitia Ospek yang lebih mengenal pemuda itu. Tapi tetep saja ia masih terkejut mendengar penuturan Yerisha.

"Wow hebat!" tambahnya semakin kagum pada kakak sepupunya itu.

Yerisha mengaduk es coklatnya sebentar sebelum menyeruput isinya dengan sedotan. Sedikit mendinginkan suasana hati dan kepalanya yang sedikit panas.

Usai mengetahui jurusan yang diambil pemuda itu jujur ia kagum sekaligus iri. Jurusan yang nggak akan pernah bisa Yerisha masuki seumur hidup. Yerisha sadar diri dengan kapasitas otaknya yang nggak seberapa.

"Mamamu pasti senang ya punya anak dokter." Saelin mencomot kentang goreng di depannya, tak menyadari raut wajah Yerisha yang mengeruh."Mamamu akhirnya punya penerus."

Mama Yerisha merupakan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di kota Jogja. Sementara papanya memiliki sebuah perusahaan penerbitan terkemuka. Saelin ingat betul saat menjelang kelulusan, mama Yerisha berharap putrinya itu mengambil kedokteran agar bisa meneruskan tradisi keluarga. Kakek Yerisha dari pihak mama seorang dokter, paman dan bibinya juga ada yang menjadi dokter, sepupunya dari pihak keluarga mama juga banyak yang menjadi dokter. Tradisi memiliki keluarga dokter sepertinya harus putus di Yerisha. Karena gadis itu lebih memilih menyukai sastra dibandingkan kedokteran. Saat sekolah saja, rumpun mata pelajaran IPA tak disukainya dan lebih memilih pelajaran bahasa.

"Eh sorry. Aku nggak bermaksud membuka luka lama," cicit Saelin tersadar Yerisha tersinggung dengan ucapannya barusan. Topik obrolan mereka memang sedikit sensitif terlebih bagi Yerisha yang membenci Ode.

Tiba-tiba saja Saelin merasa kegerahan. Padahal cafe tempat mereka nongkrong full AC.

"Sorry, Yer."

"It's okay," jawabnya berusaha tersenyum.

Saelin akhirnya lebih memilih diam, takut ucapannya tak terkontrol lagi seperti barusan.

Yerisha yang tahu Saelin merasa bersalah mencoba mencairkan suasana."Sudahlah, Sae. Aku nggak apa-apa. Lagian orang tuaku juga udah mendukung pilihanku."

"Eummmm. Iya. Sastra lebih cocok juga buatmu, Yer." Saelin mengaduk es coklatnya dengan sedotan untuk sedikit meringankan rasa gugupnya.

"Oh iya bagaimana dengan kelanjutan novelmu, Yer?" Saelin berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Topik yang tentu saja jauh dari Ode dan kedokteran.

"Belum ada kemajuan. Sepertinya aku butuh riset lebih," ucap Yerisha merasa buntu setelah menulis sekitar lima bab. Padahal ia sudah membuat kerangka cerita untuk novelnya tapi tetap saja ia merasa buntu dan kadang merasa tulisannya biasa saja.

"It's okay, Yer. Aku yakin kamu bisa menyelesaikan novelmu." Saelin menyemangati sepupunya itu. Dia tahu dengan pasti sepupunya itu menyukai dunia tulis menulis semenjak dulu.

"Aku harap begitu," gumam Yerisha sedikit tak yakin. Terlebih pikirannya akhir-akhir ini terpecah sejak kemunculan pemuda itu di rumahnya.

Kapan ya pemuda itu menghilang dari kehidupannya?

Jujur saja Yerisha merasa tak nyaman.

Lonceng yang terpasang di pintu cafe berbunyi ketika pintu terbuka. Lonceng yang menjadi pertanda adanya pengunjung cafe yang memasuki maupun keluar bangunan itu. Cafe four season merupakan cafe hits dan sedang populer di kalangan anak kampus di kota pelajar itu. Sesuai dengan namanya, cafe itu menyajikan tema empat musim yang tak ada di Indonesia. Semi, dingin, panas dan gugur.

Seorang pemuda memasuki cafe, di belakangnya ada teman-temannya yang mendorongnya agar memasuki cafe karena ia menghalangi jalan. Pemuda itu tak bisa mengalihkan pandangan ke arah tempat Yerisha dan Saelin berada. Ketika memasuki cafe, pandangannya langsung tertuju pada kedua gadis itu. Bahkan ketika ia dan teman-temannya memilih tempat duduk di pojokkan, sedikit jauh dari tempat kedua gadis itu, ia rela memutar tubuhnya untuk melihat ke arah mereka lagi.

"Kamu melihat siapa sih?" tanya temannya, pemuda berkaos polo putih yang menyadari pandangan temannya bagai tersedot ke arah lain.

"Hmmm."

"Hmmmm bukanlah sebuah jawaban yang kuinginkan," sahutnya kesal.

"Aku sepertinya mengenal cewek itu."

"Siapa? Mana?" tanyanya penasaran, sementara teman-teman sejurusannya yang lain sibuk memilih menu.

"Hmmm. Lupakan. Sepertinya aku salah orang," sahut pemuda itu enggan menjawab temanya dan lebih memilih menyalahkan pandangannya yang mungkin salah.

-to be continued-

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

9.5K 1.5K 17
Di Kartawirya Arjuna, ada Haru. Band Kampus yang digawangi Siddiq, Jaevan, Brian, Wisnu dan Danan. Band yang dimulai dari ajakan Brian di belakang ge...
4.8M 179K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
503K 22.6K 62
Kisah tentang Abraham Elang Aleandro (21) yang jatuh cinta pada janda cantik bernama Alianna Agustine (30) walaupun usia keduanya terpaut 9 tahun tid...
1M 50.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...