MINE IS YOURS

By gina_rahma

879K 24.9K 1K

"Aku bukan pembunuh. Aku tidak mengenalnya" kumohon selamatkan aku. Jangan hancurkan aku. ***** "Dia milikku... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Bukan Update >-<
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Jawab ya....
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam
Lima Puluh Tujuh

Empat Puluh Satu

11.1K 288 21
By gina_rahma


Pov Normal

Beberapa hari setelah kejadian penamparan Aiden, Amira benar benar diperbolehkan pulang. Sempat Skyla melarang dan ingin Amira tetap melakukan perawatan, tapi tentu saja Amira menolak. Siapa yang betah berlama lama di ruangan penuh bau akan medis. Dan tentu itu bukan Amira.

"ada yang kau inginkan sayang? Biar mama ambilkan untuk mu. " tanya Skyla sebelum ia beranjak dari duduknya menuju dapur hendak membantu para pelayan dan Anna.

"tidak. Aku sedang tidak ingin apa-apa" Amira tersenyum lembut

"kau Merry, Ingin sesuatu?"

"ah saya rasa air putih sudah cukup bila boleh" Merry menjawab dengan gugup.

"hanya itu? Kau tamu penting sayang. Jangan sungkan ok" ucap Skyla sambil berlalu

Kini mereka tengah di mansion Aiden. Cukup terkejut mengetahui Amira justru menolak pulang bersama Merry saat itu dan malah ingin kembali ke mansion Aiden dengan alasan semua barang miliknya ada di mansion. Ah lebih tepatnya barang usang yang Aiden pindahkn dari kontrakan kecilnya ke mansion.

Baik Merry maupun Kelly ikut mengantar Amira yang keluar dari rumah sakit. Setiap hari mereka selalu menjenguk Amira saat masih di rawat, bahkan anehnya kini Roy juga salah satu dari mereka.

Awalnya Amira heran, bagaimana bisa bos nya itu ada dan ikut terlibat. Tapi setelah melihat interaksi unik antara ia dan kakaknya terkadang menjadi hiburan tersendiri untuknya melupakan seorang pria yang justru malah memandang dengan rasa tidak percaya dan tidak rela.

"Mira, apa kau yakin ingin tetap disini?? Kau bisa pulang ke apartemen ku jika ayahmu belum menerima kamu kembali" tawar Kelly untuk yang entah ke berapa kalinya.

"kau sudah mendengarnya Kell"

"kau masih marah padaku?? Maafkan aku, aku yakin cepat atau lambat ibu dan ayah akan sadar. Pulang lah. Maafkan aku"

"bukan kak, dari awal aku sudah memaafkan kalian. Kumohon mengertilah. Aku memang marah padanya, tapi aku tidak boleh egois. Anakku butuh ayah kak. Lagi pula barang barangku ada disini. Heheheh" jelas Amira yang diakhiri kekehan kecil sambil memeluk kakaknya.

"jadi apa yang dibicarakan tiga wanita cantik ini sampai aku sangat ingin bergabung" celoteh Andrea yang baru saja datang hendak bergabung setelah selesai membantu membawa barang dari rumah sakit dengan Aiden yang ternyata ia tinggal sibuk sendiri.

"aku rasa ini bukan urusanmu tuan" jawab Kelly jengkel pada Andrea yang mengganggu

"ah, aku ralat. Maksudku dua wanita cantik beserta temannya yang tidak jelas"

"sialan kau" maki Kelly bersiap memukul Andrea namun dengan cepat ditahan Juno yang entah sejak kapan ada di sana.

"jangan membuat keributan di sini Kell, dia tetap atasanku walaupun dia bodoh" ucap Juno santai dengan tangan yang masih merangkul ah mungkin menahan Kelly tanpa sadar ucapannya menimbulkan kedutan kesal dikepala Andrea.

"aku ingatkan bahwa aku seorang yang jenius. Tidak ada dosen yang bodoh jika kau lupa, kau bisa langsung bertanya pada mahasiswiku bila kau perlu bukti betapa jeniusnya aku" Merry langsung kaku saat melihat Andrea yang masih tersenyum sombong pada sahabatnya yang ia tidak tahu kemudian memandangnya.

"aku tidak perlu bertanya, bukankah adanya mahasiswimu disini merupakan bukti betapa bodohnya kau?" kini giliran Juno yang memojokan Andrea

"mahasiswi?" ucap Kelly yang merasa bingung dengan pembicaraan kedua pria aneh yang baru saja datang ini.

Juno tersenyum meremehkan penuh kemenangan terhadap Andrea, baik Kelly maupun Amira langsung melirik gadis lainnya yang duduk tepat di kiri Amira, kakaknya, setelah Juno menunjuk gadis itu dengan dagu.

"jadi Andrea dosen kakak?" dan Merry hanya mengangguk kecil dengan senyuman ragu.

"kenapa dunia begitu sempit?"

~0_0~

Hari semakin larut, tidak ada pembicaraan serius di ruangan keluarga mansion megah milik anak bungsu Fernanda itu. Semua menghindari ucapan mengenai masalah sang taun rumah. Pembicaraan hangat selama beberapa jam di penuhi candaan Kelly ataupun sang nyonya Fernanda yang sesekali di tanggapi Andrea ataupun anggukan singkat dari Grivano bersaudari dan gelengan jengkel dari Juno. Sesekali Aiden mulai mencoba mendekati Amira namun tentu dengan cepat Amira akan mencari kesibukan untuk mengabaikan, hal yang sama juga terjadi pada Juno dan gadisnya yang tomboy itu. Meskipun dengan cara yang berbeda dan lebih terang terangan menghindari sang kekasih yang tak jarang membuat beberapa orang disana tersenyum maklum melihat sikap konyol dari Kelly.

"ini sudah malam. Aku harus pulang. Nanti aku akan kembali untuk melihatmu" Amira yang melihat kakaknya bersiap untuk beranjak hanya bias melihat dengan raut tidak rela.

"kau tidak menginap sayang?" dan tawaran Skyla hanya dijwab gelengan darinya.

"kau benar. Besok Kelly juga ada kelas, dan aku tidak mau dia bolos lagi" dan kini ucapan Juno membuat Kelly menatap tajam padanya.

"itu bukan urusanmu" gerutunya sambil bersiap

"maaf nyonya, tuan, aku pamit sekalian mengantar Kelly" dan kini Kelly semakin kesal saat tau kekasihnya malah mengabaikan protesannya.

"pergilah. Aku yakin kau lelah"

"tidak apa. Dan maaf jika kekasih saya membuat masalah"

"aku cukup terhibur dengannya Juno" jawab Skyla kembali. Sedangkan Kelly hanya tersenyum kaku sambil sedikit menunduk sebelum tangannya ditarik Juno keluar walau dengan sedikit gerutuan yang tidak berhenti ia keluarkan.

"saya juga pamit" ucap Merry yang hendak mengikuti Kelly setelah beberapa saat berpelukan dengan sang adik yang seperti masih tidak rela ia tinggalkan.

Setelah sampai halaman mansion, diluar Andrea baru saja keluar dari mobil dan menutupnya hendak masuk rumah. Sesaat sempat Andrea terkejut melihat sahabat dan kekasihnya serta Merry yang sepertinya hendak pergi. Andrea hanya tersenyum singkat, lagi pula untuk apa ia diam, lebih baik ia segera masuk melihat keadaan Amira setelah tadi ia diminta ayahnya tiba-tiba untuk menerima pertemuan mendadak walau hanya satu jam.

"Andrea" dan sialnya Juno malam menahannya

"bisa kau antarkan Merry pulang. Aku tidak bisa mengantarnya" ucapan Juno menimbulkan rasa heran dan terkejut pada dua wanita yang diam disana.

"kau kan bawa mobil. Kenapa tidak mengantar kak Merry sekalian?" protes Kelly kembali

"kita ada urusan, dan aku tidak mau membuat Merry menunggu"

"memangnya urusan apa. Aku tidak mau. Kalau kau tidak bisa mengantar kak Merry, aku juga tidak mau!"

"a-ah... tidak apa. Aku bisa pulang dengan taksi. Permis-"

"tidak. Ini sudah larut. Jarak rumahmu dari sini sangat jauh. Andrea, aku yakin kau sedang tidak sibuk sekarang" ucap Juno sambil memandang sahabatnya cukup tajam

'apa maksudmu?'

'Lakukan bodoh!!'

".... Baiklah. Kau aku tidak mungkin membiarkan mahasiswiku pulang sendiri sekarang"

'tentu saja. Dia dosenku, dan aku hanya mahasiswinya. Kau pikir ia menganggapmu apa? Kau bodoh'

"masuklah" dan Merry hanya mengangguk.

'Kau bodoh'

~0_0~

Selama perjalanan menuju kediaman Merry, mereka hanya diam. Hanya suara mobil lain yang sesekali mendahului. Tidak ada suara lain, sangat sunyi. Dan entah kenapa ada perasaan gugup dan saling membatasi disana.

Sesekali Merry membenarnikan diri melirik dosennya itu. Wajah dosen yang selalu menjadi favoritnya, yang selalu tersenyum dan menyapa para mahasiswanya. Tapi entah kenapa walau dengan wajah yang sama, aura yang terpancar sangat jauh berbeda. Apa dosen yang ada disampingnya ini tengah dalam masalah? Ah tentu saja, masalah yang sama dengannya. Masalah yang sebenarnya menimpa adik mereka. Begitulah pikirnya. Walau tanpa Merry ketahui, ada masalah lain yang Andrea pikirkan, dan itu melibatkan dirinya.

"ehm, maaf sepertinya kau merasa tidak nyaman" awal Andrea yang merasakan kegugupan gadis disampinya. Ia tahu sesekali gadis disampingnya mencuri pandang padanya.

"ti-tidak apa" dan entah kenapa, kegugupan itu sulit Merry hilangkan

"jadi, Amira adikmu?"

"maaf, aku tidak tahu kalau Amira adikmu. Jika aku tahu, mungkin aku akan mengantarkannya sejak dulu" tambah Andrea setelah menerima anggukan singkat lawan bicaranya.

"tidak apa. Anda tid-"

"panggil saja Andrea seperti adikmu memanggilku. Aku sudah bukan dosenmu lagi ingat?. Lagi pula aku tidak terlalu tua, jadi kita bisa berteman aku rasa"

'teman?'

~0_0~

"aku tidak mau pulang"

....

"aku ingin ke club"

...

"kita mau kemana?!!"

....

"ini bukan jalan ke club. Sudah ku bilang aku tidak mau pulang!!"

....

"hentikan mobilnya!!"

...

"Sialan!!!! Apa kau mendengarku brengsek!!"

"jaga bicaramu sayang. Tentu aku mendengarmu" jawab Juno yang sejak tadi diam mengabaikan kekasihnya.

"kalau kau mendengarku kenapa kau tidak menjawab?! Menyebalkan!"

Juno masih tenang duduk dibelakang kemudi, ia masih membiarkan Kelly menggerutu.

"bisa kau hentikan mobilnya di depan?"

....

"jadi kau tetap mengantarku pulang?"

....

"bukankah kau tadi bilang kita ada urusan?"

.....

"apa kau akan tetap diam?"

...

Dan kini kedutan kesal di kepala Kelly semakin bertambah. Kenapa kekasihnya ini mengabaikannya lagi?? Ia paling tidak suka diabaikan. Apalagi oleh kekasihnya. Kelly yang biasanya selalu bersikap manja walau sedikit kasar pada Juno dan Juno selalu memberikan perhatiannya malah mengabaikan Kelly sekarang. Itu sangat tidak nyaman.

"apa kau tidak punya mulut hah?! Kau sedang balas dendam padaku karena mendiamkanmu beberapa hari hah? Kenapa kau tidak menjawab dan tidak berbicara padaku?? Setidaknya jawab aku sialan!!!"

Dan Juno tetap tenang serius memperhatikan jalan. Kelly yang benar-benar kesal langsung berusaha membuka pintu mobil walau kendaraan itu masih tetap berjalan membelah suasana malam.

"sialan!!! Buka pintunya!!" geram Kelly saat tau pintu tidak bisa sama sekali.

"heh!! Sebenarnya apa mau mu??!! Kau tidak membiarkan kak Merry ikut disini, mengabaikanku, melarangku untuk pergi, dan memaksaku untuk tetap pulang??!!"

Dan Juno tetap diam.

"jadi kau tetap akan mengabaikanku???!!!"

"......"

"SIALAN!!! Apa kau sedang balas dendam padaku karena sudah mengabaikanmu beberapa hari hah??! Jadi kau akan tidak akan berbicara juga denganku beberapa hari begitu?? Kau sedang balas dendam!!?? Aku tahu aku keterlaluan mengabaikanmu, tapi itu bukan berarti kau bisa mengabaikanku brengsek!!! Hanya aku yang boleh melakukan hal itu!! Kau tidak bisa melakukannya!!! Kau ini hiks, kenapa hah???!!! Setidaknya jawab pertanyaanku sialan!!! Hiks.. jangan abaikan aku.. hiks... AKU BICARA DENGANMU BAJINGAN!!!! A-aku hiks, jangan Mmmmpppptt..."

Ucapan Kelly yang kesal yang diiringi isakan terhenti saat dengan tiba-tiba Juno menciumnya. Entah sejak kapan mungkin karena Kely sibuk mengutuk dan protes hingga ia tidak sadar bahwa mobil sudah menepi.

Beberapa saat mata Kelly masih melotot terkejut, segera ia memukul dada juno dan berusaha melepas pautan mereka namun sepertinya Juno enggan menyelesaikan. Ada yang berbeda pada ciuman yang Juno berikan. Entah kemarahan, rindu, atau rasa kesal? Kelly tidak tau. Ia hanya bisa diam menikmati dan menunggu kekasihnya ini menyelesaikan. Menutup mata dengan diiringi air mata sisa kekesalannya yang tadi.

Lama, hingga dengan tidak rela ciuman itu berakhir saat Juno tau gadisnya hampir kehilangan nafas. Juno tersenyum saat dilihatnya Kelly hanya bisa menunduk sambil berusaha meraup udara. Bukankah gadisnya ini sangat manis walau penampilannya sedikit urakan? Dan hanya itu yang ada pada bayangan Juno saat ini.

"kau sudah tenang?" dan Kelly hanya diam tak menjawab membiarkan Juno merapihkan rambut dan poninya sesekali mengusap puncak kepalanya.

"kau tau, aku marah padamu, sangat marah. Kita sulit bertemu akhir-akhir ini, dan sekalinya bertemu kau malah mengabaikanku. Kau tau betapa aku merindukanmu?"

Kelly hanya bisa memalingkan wajahnya.

"maaf aku tidak memberitahumu tentang keberadaan Amira padamu sekjak awal. Sejujurnya, aku tidak berniat merahasiakannya darimu ta-"

"tapi kau merahasiakannya!!"

"aku kebingungan. aku tidak tahu kalau yang dimaksud tuan Aiden adalah Amira. Aku baru tahu saat Amira sudah di mansion tuan Aiden. Aku ingin memberitahumu tapi kau tahu bahwa aku salah satu kepercayaan Fernanda. Lagi pula, bila aku membawamu pada Amira, sebelum kau membawa pulang Amira, mungkin kau sudah tinggal nama oleh tuan Aiden"

~0_0~

Tiiiinnn...
Tiinnnn....!!!!

"siapa wanita itu?"

"bukan siapa-siapa"

"jadi bagaiamana? Jangan melanggar perjanjian"

.........

"kau hanya tinggal bawa wanita itu, dan aku akan mengambil bagianku. Jangan mengacau"



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~>.<~

hay hay hay...

siapa yang kangen author??

(ngarep. heheheh)

udah berapa lama nih author gak update??

maafkan author yang pemalas dan tidak bisa membagi waktu buat nulis sama nugas. heheh

oh iya, sekilas info nih...

Author sekarang Ultah....

YEEYYY.....

(mohon doa untuk usiaku yang semakin tua ini yaakkk.. heheh)

oh iya, maaf nih update yang ini kalau kurang panjang. 

Tapi tenang, besok author janji update kok..

heheheh

Jangan lupa like, comment sama kritinya ya....

Author cinta kalian....

~>.<~

Continue Reading

You'll Also Like

702K 67.3K 32
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
2.9M 23.1K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
4.9M 182K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
493K 35.3K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...