Ketika kita harus dipertemukan,apakah ini takdir? Namun,takdir yang bagai mana?
-Indira Mahasin Salsabila
______________________________________
Aku Indira Mahasin Salsabila lebih akrab di sapa Dira,aku seorang anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tuaku karena kecelakaan beruntun. Namun aku tak hidup sendirian,aku memiliki seorang adik perempuan,lebih tepatnya kembaranku,namanya Azni faranisa Adila,dipanggil Dila. Walaupun kami kembar, aku yakin pasti kalian mudah membedakan antara Dira dan Dila karena kami tidak identik melainkan genetik. Kami berdua adalah anak beasiswa pada sekolah swasta yang berbeda,aku bersekolah di Sma Citra Bangsa dan Dila bersekolah di Sma Pelita harapan Nusa.
Seperti biasa sore ini sepulang sekolah aku dan Dila harus bekerja disebuah cafe di dekat rumah kami,
Rasanya terkadang aku iri melihat teman teman sebaya ku masih sibuk bermain tapi,berbeda dengan kami,kami harus membanting tulang agar mampu hidup dihari esok,miris rasanya.
"Mbak Ra,antarkan ini ke kursi no. 3 ya,Dila mau ketoilet dulu"kata Dila tergesa gesa.
"Hmm....dasar,"kataku sambil tersenyum kemudian membawakan nampan berisi pesanan meja nomor 3.
"Silahkan"kataku seraya meletakkan 2 buah capucino diatas meja.
"In...di..ra....nama yang indah seindah rupanya"kata pria itu tiba tiba sambil membaca Name tag ku.
Kulihat pria itu tersenyum manis kepadaku,aku akui dia tampan. Namun,sepertinya aku tidak asing dengan pria itu,tapi siapa?
"Kenalin, aku Sharga panggil aja Arga"kata pria itu mengulurkan tangannya.
"Ah...iy..iya...aku...indira,panggil aja..."kataku sambil membalas jabatan tangannya.
"Dira kan? Eh...duduk dulu gih gak enak kali ngobrol kaya gini"katanya lagi.
"Ah....maaf,tapi aku harus kerja"kataku tak enak.
"Udah deh gak masalah,sekali kali kan gak papa,tapi kalau kamu nolak sih gak papa,palingan besok kamu dipecat dari sini,toh cafe ini punya sahabat aku"ucapnya santai
Apa akatanya dipecat?Mau tak mau,suka tak suka aku harus menerima tawarannya,walaupun sebenarnya aku tak enak hati dengan pelayan lainnya.
"Oia, Ra nih minum dulu kayanya kamu cape baget deh"katanya sambil menyerahkan secangkir Capucino.
"Loh...kok untuk aku terus teman kamu gimana?kamu tenang aja aku gak haus kok"kataku bingun.
"Santai aja kali,Teman aku gak akan marah kok,kan emang aku sengaja ke sini buat nemuin kamu"ucapnya sambil menatapku intens.
Aku yang ditatap seperti itu hanya bisa salah tingkah tak jelas,maklumlah ini baru pertama kali aku ditatap oleh seorang laki laki seperti ini.
"Mak....maksudnya?"tanyaku bingung.
"ya maksudnya aku kesini sendirian, jauh-jauh cuma mau ketemu sama kamu"katanya lagi.
"Terus kenapa capuccinonya ada dua?"tanyaku tambah bingung.
"Kan yang satu buat kamu Ra...."katanya sambil mencubit pipiku gemas.
Aku sangat kaget dengan perlakuannya padaku,pasti sekarang pipiku sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Kamu cantik kalau lagi kaya gini,"katanya sambil tersenyum.
"Hehh...?"kagetku.
"Hahaha....oia,kamu emangnya gak kenal ya sama aku,kitakan satu sekolah,kamu di IPA kan? kalau aku di IPS nya"jelasnya lagi.
"Hah...satu sekolah?plis ya jangan kasih tau siapa siapa kalau aku kerja disini,bisa bisa aku dikeluarin dari sekolah"kata ku khawatir,karena setauku sekolah tempatku menimba ilmu itu memiliki peraturan tidak mempernolehkan siswa bekerja baik dijam sekolah ataupun diluar sekolah.
"Hahahha...asal ada imbalannya,"ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Hah...kamu kan tau kalau aku orang gak punya,mau bayar kamu pakai apa?"bingungku tambah tak karuan,sepenglihatanku tampaknya dia sepertinya orang berada,tapi kenapa masih meminta palak dari rakyat sepertiku.
"Hahhahha...kamu lucu ya,masa iya Sharga Chandrana Adhitama malak,gak iya banget sih kamu mikirnya,,,,"katanya sambil tertawa.
"Ternyata dia Sharga most wanted itu,aku kira Sharga yang mana,mimpi apa aku semalam bisa sedekat ini dengannya" monologku.
"Jadi,kamu mau apa?"tanyaku serius.
"Aku cuma mau,nomor Hp kamu terus antarin kamu pulang,dan gak terima penolakan"katanya memaksa.
"Kalau nomor Hp bisa,tapi kalau pulang kayanya gak bisa deh,"kataku to the poin.
"Lah kok gak bisa?"tanyanya kecewa.
"Iya,aku kerja disini sama adek aku,"jawabku jujur.
"Ya udah,ajak aja kali, kan malahan rame"ucapnya lagi.
"Dia pasti gak mau,apa lagi dia gak kenal sama kamu,dia orangnya beda ga, susah susah gampang,pasti bakalan milih pulang sendiri"jelasku.
Ya begitulah Dila,dia tak akan mudah percaya dengan orang yang baru iya kenali.
"Oo....ya udah deh gak papa,tapi nomor Hp nya jangan lupa ya..." kata arga lagi.
"Iya,bentar"kataku sambil menulis nomor Hp ku pada kertas yang ku sobek dari buku catatan kecil yang kupunya sebagai pelayan.
"Nih"kataku sambil menyerahkan kertas yang berisi nomor ku.
"Makasih cantik"kata Arga sambil tersenyum manis.
"I..iya,ya udah,aku balik kerja dulu ya bye...."kataku setelah itu berlari kedapur untuk menjauhinya.
Hah...lega rasanya bisa terbebas dari jeratan Arga,tapi sialnya kenapa dengan jantungku?tidak biasanya dia berdetak seperti ini?ah ntahlah
"Mbak...."panggil seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.
"Astagfirullah Dila....kamu ini ya,buat embak kaget aja"omelku tak karuan setelah dila memanggilku tadi, sedangkan pelakunya hanya tersenyum tak jelas.
"Kenapa kamu?"tanyaku bingung,tak biasanya anak ini seperti ini.
"Hehe....dila seneng embak udah punya pacar,itu tadi pacarnya mbak Dira ya?selamat ya mbakk,embak pokoknya hutang cerita ke Dila"kata Dila bahagia.
"Loh,siapa? Mbak gak punya pacar Dil,"jawabku bingung,pacar dari mana coba.
"Dih,mbak Dira ya pura pura amnesia,Dila lo denger dari pelayan lain,katanya mbak Dira ketemu pacar di jam kerja"kesalnya.
Apa yang dia maksud itu Arga,ah anak ini katanya pintar tapi Laun juga,apa dia kira Arga itu pantas dengnku,derajat kami saja berbeda mana mungkin aku ini kelasihnya.
"Apa maksud kamu itu Sharga?pria tadi meja nomor 3 itu ?"tanyaku memastikan.
"Iya lo mbak Dira ku cinta..."jawabnya gemas.
"Itu teman sekolah embak Dil,kebetulan dia mampir kesini dan temannya gak datang datang,makannya dia minta embak buat nemenin dia sampai temannya datang,tapi sampe sekarang temannya gak datang juga,makannya dia langsung balik"jawabku sedikit berbohong. Tidak mungkin jugakan aku jujur tentang maksud kedatangan Arga lemari,bisa bisa Dila akan meledekku terus lagi.
"Ooo....kirain pacarnya mbak Dira,mbak gak mau pulang?"tanyanya lagi.
"Hah....emang udah jam berapa Dil?"
"Jam setengah lima mbak,"jawabnya cuek.
"YA Allah Dil,selama itu embak ngobrol sama temen embak?"tanyaku kaget,apa sampai setengah jam aku bersama Arga tadi,pantas saja semua pelayan disini menggosipkanku yang tidak tidak.
______________________________________
Maaf untuk Typo nya ya Readers
Ini cerita baru dari Arvin,mohon maaf apa bila ada kesamaan nama,tempat,gelar ataupun peristiwa,ini murni cerita fiktif dari imajinasi ArVin. Dan ini juga salah satu alasan kenapa hiatus dari cerita PP,alasannya sih klise ya,karena imajinasinya lagi ke cerita ini semua,jadi sekali lagi mohon maaf...
Dan semoga para readers suka sama cerita Dandelion ini.
Jangan lupa ya Untuk selalu Vote,coment dan follow Arvin....
Happy reading.....
Salam dandelio
Untuk kita semua💕
🍁🍁🍁🍁🍁