Abiding

By Churniekova

55.3K 6.4K 2.4K

Menyukai seseorang secara diam-diam dan memberikan perhatian tanpa mengharap balasan. Karena sadar orang yang... More

Intro&Greeting
ch.1: Meeting
ch. 2: Closer
ch. 3: Chance
ch. 4: Hidden Future
ch. 5: Reject
ch. 6: Rear
ch. 8: Tricks
ch. 9: Suspicious
ch.10: Doubts
ch.11: Mix Feeling
ch.12: Foolish
ch.13: Pretending
ch.14: Revealed
ch. 15: India
ch.16: Confession
ch.17: Unexpected Birthday
ch. 18: Short Memory
ch.19: Keep It Down
ch.20: To Be Loved
ch.21: Happy
ch.22: Go Public
ch.23: Will You Marry Me?
ch.24: VIPs
ch.25: Live Together
ch.26: Acceptance
ch.27: Secret Meeting
ch.28: You and Me
ch.29: Burning Sun
ch 30: A Couple Life
ch.31: Paris With Love
ch.32: Marry U

ch. 7: Bizzare

1.2K 176 68
By Churniekova

PIC: pasific hotel Batam (salah satu arsitektur unik pertama yg aku lihat, dulu aku pernah tinggal di Batam, paling suka tahun baruan di Batam, pernah tahun baru di Marina Bay juga, teluk Marina yg sama dg Marina Bay Singapura) kalau di ingat2 sih sudah cukup seneng2 semasa muda 😅

#####

"Kenapa kau bersikap formal lagi padaku?" Kyuhyun menelpon Sungmin begitu dia sampai di apartment, seperti yang dia takutkan,  setelah tahu nomer ponsel Sungmin dia tidak bisa menahan diri untuk menghubunginya, dia memegang segelas wine sambil berjalan menuju kolam renang.
"Apa maksudmu? Bukankah kita sepakat hanya memakai bahasa santai saat di luar kantor?" Sungmin belum sempat mandi, baru saja masuk kamar dengan travel bagnya.
"Kau bilang aku tidak perlu memberikanmu nomorku jika aku merasa itu tidak perlu?"
"Itu.."
"Bukankah kita berteman dekat? Kalau kau memang perlu nomorku kenapa kau tidak minta saja? Dan kenapa kau pikir aku tidak perlu nomormu?", Kyuhyun bicara dengan nada datar tapi bibirnya tersenyum, dia senang karena dia memiliki nomor Sungmin bukan karena dia yang memintanya, tapi Sungmin yang memintanya nomornya.
"Itu karena aku hanya bawahan"
Sungmin menjawab dengan lugas, "karena kau tidak mungkin membicarakan bisnis denganku jadi mungkin nomorku tidak penting".
"Kenapa kau berkata seperti itu?" Senyum Kyuhyun menghilang mendengar Sungmin merendahkan dirinya sendiri.
"Karena... yang bisa membicarakan bisnis dengan direktur adalah teman seperti sekretaris Kim, jadi aku rasa kau tidak perlu nomorku, menjadi teman bicara saja sudah bagus".
"Teman bicara? Kau lebih dari teman bicara...." Kyuhyun terdiam sejenak, "apa kau merasa tersinggung aku pergi ke Amerika tanpa memberitahumu?" Kyuhyun mengalihkan pembicaraan karena tahu kalimat selanjutnya yang akan dia ucapkan akan berbahaya.
"Sudahlah... itu tidak masalah, bagaimanapun juga aku hanya arsitek, pekerjaanku hanya membuat design bangunan, aku tidak perlu tahu tentang rahasia perusahaan kan haha... Aku tidak merasa tersinggung, aku tidak perlu tahu urusan direktur", Sungmin membuat candaan, sebagai laki-laki tentu dia tidak mudah tersinggung, dia juga tidak mau menjilat atasan, tidak mau dianggap merasa tinggi sudah bisa berteman dengan bossnya, dia tahu diri.

Tapi Kyuhyun mengerutkan alisnya kesal setelah mendengarnya. Ucapan Sungmin membuatnya melihat seperti apa dia sudah memperlakukan Sungmin, di satu sisi Kyuhyun tidak ingin terlalu dekat dengan Sungmin karena tidak mau Sungmin sampai tahu perasaannya tapi disisi lain itu sudah membuat Sungmin benar-benar jadi menjauh darinya, jika Sungmin berpikir dia hanya bawahan maka dia hanya akan bersikap seperti bawahan, seperti yang sudah dia lakukan sore tadi, menjaga jarak dari Kyuhyun dengan bersikap sopan, menganggap Kyuhyun tidak perlu nomornya dan menganggap dirinya tidak perlu tahu urusan bisnis Kyuhyun.

Kyuhyun sudah merelakan jika dia tidak bisa mendapatkan Sungmin dan hanya bisa menyukainya saja, tapi kenyataannya dia masih menahan diri agar tidak mencintai Sungmin lebih dalam karena tidak mau terluka lebih dalam, dia merasa sudah bersikap hipokrit. Itu membuatnya merasa tidak cukup menunjukkan sikap kalau dia menyukai Sungmin. Dia menyukai Sungmin walau tanpa balasan jadi dia ingin menyukai Sungmin dengan sepenuh hatinya, tidak ada hal yang perlu dia tahan. Bahkan jika mungkin dia tidak perduli apakah Sungmin akan merasakan perhatiannya yang berlebih.

"Aku memang bisa saja memberitahumu soal kepergianku ke Amerika karena malam sebelumnya aku di apartment-mu, iya kan? Kau pasti merasa tersinggung karena aku menghilang begitu saja".
"Hheh..." Sungmin menghembuskan nafas dari hidungnya berusaha untuk tertawa mencandakan ucapan Kyuhyun, tapi tembakan Kyuhyun tepat sasaran jadi dia tidak bisa mentertawakannya.

Jadwal seorang direktur pasti sudah disusun jauh hari sebelumnya, bahkan jika meeting itu mendadak setidaknya pihak GDS Amerika pasti sudah memberikan panggilan seminggu sebelumnya.

Kyuhyun punya waktu yang lama untuk setidaknya menyebutkan kalau dia akan pergi ke Amerika, walaupun tidak menjelaskan untuk apa dia kesana, tapi dia sama sekali tidak pernah menyebutkannya, apalagi membahasnya.

Wajar jika Sungmin mempertanyakan pertemannya dengan Kyuhyun, bahkan merendahkan dirinya di depan Kyuhyun, Kyuhyun sudah membuatnya merasa dia bukan siapa-siapa.

"Aku tahu kau sangat sibuk, kau kan seorang direktur... kau pasti punya banyak kegiatan hingga mungkin kau lupa jadwalmu untuk kesana, itu tidak masalah.... aku benar-benar tidak menyalahkanmu... aku tahu batasan antara bawahan dan atasan"
"Tapi aku tidak mau kau membatasi diri dengan status atasan dan bawahan, aku tidak pernah membatasi diriku, aku ingin kita dekat.. berteman dekat".
Orang ini..apa dia sangat membutuhkan teman? Apa dia tidak berteman dekat dengan sekretaris Kim? Bukankah dia boss yang baik dan dekat pada semua bawahannya?
"Memangnya kita bisa jadi sedekat apa?" Sungmin kembali bicara dengan nyaman, rasa asing yang dia rasakan sebelumnya sudah hilang.
"Kita bisa jadi teman minum".
Sungmin terkekeh, "Kau mau minum sekarang?"
Kyuhyun tersenyum mendengar ajakan Sungmin.

***

Mereka ada di salah satu bar di Jongno, Seoul.

Bar eksklusif dengan ruangan lebih tenang, musik tidak terlalu berdegub kencang, dan lampu juga tidak terlalu remang. Sungmin baru pertama kali ini datang ke bar eksklusif, sudah pasti ini kelas seorang direktur dan orang biasa sepertinya tidak pernah tahu bar macan ini.

"Bukankah kau dekat dengan sekretaris Kim?" Sungmin bicara dengan santai, tidak ada lagi batasan antara bawahan dan atasan.
"Aku... dekat dengannya hanya untuk urusan pekerjaan, dia sudah seperti wakil direktur kan," Kyuhyun mengamati ekspresi wajah Sungmin, jika dia merasakan keanehan tentang kedekatan Kyuhyun dengan dirinya.
"Kalian sudah lama mengenal kan? Apa kau tidak pernah minum dengannya?"
"Tidak..." Kyuhyun bicara dengan tersendat, "karena dia tinggal di rumahnya sendiri, sementara kau tinggal di apartment yang sama denganku jadi kebetulan kita bisa sering bertemu".

Faktanya Kyuhyun tidak pernah dekat dengan bawahannya, makanya mereka juga segan untuk bicara dengannya. Sekretaris Kim pun hanya bisa memendam kecurigaannya terhadap bossnya tanpa pernah bisa menanyakannya. Seperti itulah hubungan Kyuhyun dengan pegawainya yang lain.

Hanya Sungmin pegawainya yang bisa jadi teman bicaranya.

"Soal perjalanan bisnis itu... sekretaris Kim harus tahu karena dia yang harus mengurus segala sesuatunya, jadi bukan berarti dia lebih dekat denganku karena dia bisa tahu urusan bisnisku, itu memang pekerjaan dia",
Sungmin menoleh mendengar penjelasan 'temannya' itu, dia sempat merasa terasing karena Kyuhyun tidak membicarakan perihal keberangkatannya ke Amerika seperti sekretaris Kim yang tahu semua jadwalnya.
"Iya, dia sekretaris pribadimu, tentu dia lebih tahu semua kegiatanmu," Sungmin mengangguk paham, "aku sudah tidak mempermasalahkan tentang kepergianmu ke Amerika", Sungmin mengibaskan tangannya, "jika nanti kau tiba-tiba menghilang aku bisa cukup bertanya pada sekretaris Kim saja".
"Bukan seperti itu yang kumaksud", Kyuhyun memegang tangan Sungmin yang dikibaskan, Sungmin sempat tertegun memandang tangannya dipegang tapi dia tidak ada pikiran aneh dan menganggapnya hanya skinship.
"Kau boleh menelpon atau mengirimkan pesan padaku, kau sudah punya nomorku kan", Kyuhyun melepas pegangan tangannya seolah itu bukan apa-apa, "karena nanti akan sering ada rapat untuk membahas perusahaan baru itu aku juga akan sering pergi ke Amerika."
"Menjadi seorang direktur memang sibuk ya."

Kyuhyun masih tidak mengatakan detail meeting di Amerika karena Sungmin tidak menanyakannya, Sungmin sudah tidak penasaran karena dia sudah memahami itu bukan urusannya. Hal ini mempermudah Kyuhyun untuk menutupi fakta kalau dia tidak mau membicarakan itu dengan Sungmin.

Jika dia harus pindah ke India, dia tidak akan bisa bertemu Sungmin lagi. Dia tidak tahu berapa lama dia harus menetap di India jika dia akan menjabat sebagai direktur disana. Kyuhyun cukup stres memikirkan itu. Kabar itu datang tiba-tiba dan dia sama sekali tidak punya persiapan.

Karena itu Kyuhyun bergerak cepat dan membuat Sungmin tinggal dekat dengannya, dia jadi punya waktu untuk menikmati kedekatan itu sebelum dia pergi nanti.

Walaupun perasaannya tidak terbalas, tapi setidaknya berada di dekat orang yang disukai lebih baik daripada tidak sama sekali kan. Apalagi ini baru pertama kalinya dia merasa jatuh cinta pada seseorang, tentu saja dia tidak ingin pergi meninggalkan orang itu begitu saja.

"Hm.. Oh ya.." Kyuhyun meneguk vodka di gelasnya, "apa keperluan di apartmentmu sudah cukup? Tidak ada yang kurang?" Kyuhyun mencari topik bahasan lain.
"Semua sudah cukup, lebih dari cukup, aku hanya perlu membeli keperluan pribadi saja,"
"Kau mau berbelanja? Aku bisa mengantarmu", Kyuhyun mulai terbuka, dia tidak perduli apakah Sungmin akan merasakan perasaannya tapi dia ingin mencurahkan semua perasaannya lewat perhatian pada Sungmin, " hmm..mungkin kau belum tahu daerah sekitar apartment yang baru", Kyuhyun mencari alasan untuk lebih menunjang modusnya.
"Tidak perlu, hanya belanja keperluan sehari-hari, aku bisa membelinya di mini market" Sungmin tersenyum, dia merasa sang direktur 'agak' memanjakannya tapi dia tidak merasakan itu sebagai hal yang aneh, dia hanya menganggap itu sebagai kebaikan seorang teman.
"Ah..." Kyuhyun mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya lalu mengeluarkan dompet dan mengambil sebuah kartu, "ini kartu kredit dari perusahaan, kau bisa memakainya".
"Eh?" Sungmin heran mendengar ucapan direktur, "pegawai GDS juga punya kartu kredit perusahaan??" Sungmin mengambil kartu kredit dan melihatnya bolak balik atas bawah.

(Umum bagi perusahaan Korea memberikan kartu kredit pada karyawan dg ganti potongan gaji, hal ini lebih terkenal di kalangan perusahaan entertaintment, tapi tdk menutup kemungkinan perusahaan bidang lain juga)

"Kau bisa memakainya kalau kau ingin berbelanja".
"Terimakasih" Sungmin menyimpannya ke dalam dompetnya. Dia sama sekali tidak mempertanyakan kenapa seorang direktur langsung memberikannya kartu kredit dan bukannya menyuruh dia mengurus pembuatan kartu kredit dengan manager perusahaan.

Ketidakwaspadaan Sungmin membuat Kyuhyun lega karena dia tidak harus berbohong lebih banyak lagi. Dia hanya berpikir...

Kenapa orang ini sangat polos.

Setelah minum dan mengobrol beberapa jam Kyuhyun dengan mengendarai mobilnya kembali ke apartment, tidak lupa dia berhenti di sebuah mini market dan membiarkan Sungmin berbelanja, dia tidak perlu menemani ke dalam karena itu akan terlalu mencolok, dia santai menunggu di dalam mobil, yang penting dia sudah memberikan kartu kredit pada Sungmin.

Sungmin kembali dengan membawa 2 kantong plastik belanjaan besar, satu plastik berisi peralatan mandi seperti sabun mandi, sabun cuci, pemutih, pewangi, sabun pencuci piring; peralatan dapur seperti teflon kecil, spon cuci, piring dan gelas. Sementara satu kantong lainnya berisi makanan&minunan ringan. Sungmin tidak pernah memasak di rumah, dia lebih sering makan di luar karena itu dia akrab dengan makanan siap saji, jadi dia juga tidak berbelanja bahan masakan, hanya telur jika dia ingin makan roti dan telur.

"Kau sudah coba pakai kartu kreditnya?" Kyuhyun bertanya hanya untuk memastikan Sungmin memakai uangnya, bukan uang Sungmin sendiri.
"Tidak, ini hanya sedikit jadi aku pakai uang tunai, sayang kalau hanya berbelanja sedikit memakai kartu kredit".
"Kenapa kau tidak memakai kartu kredit itu??" Kyuhyun membelalakan matanya, Sungmin terkejut tidak pernah dia melihat sang direktur bereaksi heboh seperti itu. Dia hanya berkedip, "Hm! seharusnya kau pakai saja kartu kredit itu.." Kyuhyun membenahi nada bicaranya dan berpaling menghadap ke depan.
"Hm... aku hanya merasa sayang kalau kartu kredit dipakai untuk berbelanja barang sepele, potongan gajiku tidak sepadan untuk snack-snack ini kan", Sungmin mengangkat kantong plastiknya.
Kyuhyun merasa hopeless, dia tidak bisa menjelaskan kalau gaji Sungmin tidak akan kena potongan karena itu berarti akan membongkar kebohongannya tentang kartu kredit perusahaan. Jadi Kyuhyun hanya mengangguk sebelum kemudian dia menoleh pada Sungmin lagi.
"Kalau kau mau memakai kartu itu pakai saja, perusahaan tidak akan memotong semua pemakaian yang kau gunakan, masih ada limit pemotongannya, sisanya diakumulasi ke bulan berikutnya," akhirnya Kyuhyun terpaksa menambah kebohongannya.
"Oh...baiklah.. Aku pikir aku bisa kehabisan uang gaji kalau terus memakai kartu kredit ini".
"Apa kau beli beer? Bagaimana kalau ronde kedua minum kita lakukan di apartmentmu".
"Boleh...".

(Minum ronde kedua adalah kebiasaan sosial masyarakat Korea, terutama diperkotaan, beramai-ramai atau tidak mereka akan melanjutkan minum di tempat kedua)

Sungmin duduk di lantai bersandar sofa dan sudah tertidur tak sadarkan diri, sementara Kyuhyun masih memegang kaleng birnya sambil menunduk menghilangkan rasa pusing karena alkohol yang mulai menjalar sistem syarafnya, dia sengaja tidak minum banyak, ini hanya baru kaleng keduanya karena pada dasarnya dia tidak banyak minum alkohol demi menjaga sixpack-nya, percuma dia ke gym tiap malam, alkohol dapat mengendurkan massa otot.

Dia menoleh melihat Sungmin tidur dengan mulut terbuka kecil, pipinya yang putih jadi memerah karena alkohol. Kyuhyun mendekat dan menyangga kepalanya di sofa sambil memperhatikan wajah tidur Sungmin. Keduanya duduk di lantai menyandar sofa.

Kyuhyun tidak pernah mengira dia akan bisa jatuh cinta, dia tidak sembarangan suka laki-laki, dia pikir tipe yang dia sukai tak akan pernah ada di dunia ini, karena itu dia siap untuk tidak menjalani cinta selamanya. Tapi pertemuannya yang tidak disengaja dengan laki-laki ini membuatnya tahu manusia tidak mungkin tidak akan jatuh cinta dalam hidupnya.

Mulai dari fisiknya, Kyuhyun suka semua fisik Sungmin, dari kulitnya, wajahnya, bicaranya, senyumannya. Kemudian dari karakternya dia suka Sungmin yang ramah dan mau memulai berbicara, tulus tanpa punya niat di belakang seperti kebanyakan orang yang mendekatinya.

Kyuhyun ragu laki-laki secantik Sungmin akan bisa berkencan dengan perempuan.

Kyuhyun tersenyum memikirkannya, bagaimana para perempuan akan merasa percaya diri untuk berkencan dengan Sungmin jika mereka tidak bisa lebih cantik dari Sungmin?

Sungmin menggeliat dan menggeserkan kepalanya mencari posisi tidur yang nyaman, kepalanya merasa tidak nyaman berbantalkan sofa jadi dia putuskan untuk mencari lantai untuk bisa merebahkan diri dengan nyaman, tapi kepalanya menemukan benda empuk yang nyaman bukannya lantai yang datar. Dia merasa sangat nyaman.

Sementara itu Kyuhyun harus menahan nafasnya karena Sungmin tidur di pangkuannya, dia mau menyingkirkan Sungmin dan membaringkannya di lantai karena dia tidak mau terbawa suasana dan Sungmin akan malu bangun tidur nanti tapi melihat Sungmin meringkuk dengan nyaman Kyuhyun jadi urung untuk menyingkirkan Sungmin.

Kyuhyun sudah tidak perduli bagaimana Sungmin akan melihatnya jadi biarkan saja, biarkan saja dia menikmati kedekatan ini untuk dirinya sendiri.

*****

Para arsitek mengerjakan proyek Busan dengan serius, setiap arsitek diberikan tugas untuk membuat rancangan bagian masing-masing sesuai dengan design yang sudah disetujui direktur, mereka bekerja sama dan saling membantu, tidak ada atmosfir persaingan seperti sebelumnya, membuat Sungmin heran kenapa mereka bisa berubah sedrastis itu. Sungmin memiliki tugas mendesign underwater building bersama arsitek Yoon saling membantu, hal ini membuat keduanya jadi lebih akrab.

"Arsitek Yoon, kau mau makan apa? Biar aku saja yang belikan", Sungmin melihat sudah waktunya jam makan siang.
"Ah.. Terimakasih," arsitek Yoon terkesan dengan tawaran Sungmin, dia mengatakan menu makanan yang dia mau dan memberitahu alamat restorannya.
Yang Yang dan Pinchit melihat itu langsung meledek mereka, "ohoo...baik sekali arsitek Lee mau membelikan arsitek Yoon makan siang, kenapa tidak belikan untuk kami juga?" Pinchit saling melirik dengan Yang Yang.
"Itu benar.. Arsitek Lee apa kau sedang mendekati arsitek Yoon?"
"Kalian ini apa tidak bisa diam?" Arsitek Yoon pura-pura kesal mau melempar pensilnya, "aku pakai uangku sendiri~ jangan bicara yang tidak-tidak, arsitek Lee hanya ingin membantu," arsitek Yoon memberikan kartu kredit miliknya dengan wajah memerah, "kau pergi saja sekarang, jangan dengarkan mereka".
Sungmin justru tersenyum, senyum manis yang membuat semua orang merasakan diabetes hanya dengan melihatnya. Arsitek Yoon jadi tersipu. Tapi Sungmin tidak menyadarinya karena dia segera pergi.
"Ah...apakah kau sekarang melunak dengan anak baru itu ah?" Yang Yang menggeser kursi beroda miliknya mendekati arsitek Yoon, "dulu kau menolakku dan menganggapku hanya bercanda, kenapa hanya dengan ditawari makan siang kau sudah merona begitu?" Yang Yang menopang dagu di meja arsitek Yoon.
"Jangan bercanda, kerjakan saja tugasmu hm?" Arsitek Yoon memutar kursi Yang Yang lalu mendorongnya menjauh.

Kyuhyun berpapasan dengan Sungmin saat Sungmin kembali membawa makan siang.

"Kau beli banyak makan siang?" Kyuhyun tersenyum melihat Sungmin sepertinya bersemangat untuk makan siang.
Kejadian setelah mabuk malam itu mereka hanya tidur di lantai dan sebelum Sungmin bangun Kyuhyun sudah memindahkannya dari pangkuan ke sofa, jadi lagi-lagi Sungmin tidak sadar apa yang terjadi saat setelah mereka minum.
"Aku beli untuk arsitek Yoon juga, karena kami sibuk mengerjakan proyek sampai tidak ada waktu untuk pergi mencari makan, jadi aku bantu dia untuk membelikan makanan," Sungmin tersenyum lalu mengangguk sopan dan pergi naik tangga.

Senyum Kyuhyun menghilang, dia memperhatikan Sungmin yang jalan naik tangga. Kyuhyun tahu arsitek Yoon cantik dan berkelas, dia dikenal sangat ketat dalam memilih laki-laki dan tidak membiarkan mereka mendekatinya dengan mudah, dia juga tidak seperti pegawai perempuan lain yang mencoba mendekati sang direktur, melihat Sungmin dengan mudah dekat dengan arsitek Yoon setelah persaingan mereka di rapat ide design minggu lalu membuat Kyuhyun heran kenapa mereka jadi begitu dekat sekarang, Kyuhyun memang tidak tahu kegiatan para arsitek karena dia selalu di ruangannya, mungkin selama kegiatan di Busan beberapa hari yang lalu mereka jadi mulai dekat dan tidak heran jika arsitek Yoon melunak pada Sungmin karena Sungmin punya ketulusan yang dapat membuat orang merasa nyaman.

Kyuhyun mulai merasa aneh, jika dia menyukai Sungmin tanpa mengharap imbalan apakah dia siap untuk tetap menyukai Sungmin walau Sungmin memiliki kekasih lain?

#######

mage arsitek Yoon (Yoon Eun Hye)


SPOILER ALERT:
GDS India nyata adanya, cabang baru yg dibuat setelah 3 perusahaan yg ada, jadi pas banget kemunculannya aku masukin dalam jalan cerita sebagai 'salah satu' jalan konflik di masa yg akan datang (spoiler...ooops). 😰

Continue Reading

You'll Also Like

789K 29.4K 105
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! πŸ˜‚πŸ’œ my first fanfic...
238K 11.2K 81
Mereka memilih jalan ini meskipun mereka tahu jalan ini susah dilewati.
1.1M 37.6K 63
π’π“π€π‘π†πˆπ‘π‹ ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 π–π‡πˆπ‚π‡ jude bellingham finally manages to shoot...
6.6M 179K 55
⭐️ α΄›Κœα΄‡ α΄α΄κœ±α΄› ʀᴇᴀᴅ κœ±α΄›α΄€Κ€ α΄‘α΄€Κ€κœ± κœ°α΄€Ι΄κœ°Ιͺα΄„α΄›Ιͺᴏɴ ᴏɴ α΄‘α΄€α΄›α΄›α΄˜α΄€α΄… ⭐️ ʜΙͺΙ’Κœα΄‡κœ±α΄› Κ€α΄€Ι΄α΄‹Ιͺɴɒꜱ ꜱᴏ κœ°α΄€Κ€: #1 ΙͺΙ΄ κœ±α΄›α΄€Κ€ α΄‘α΄€Κ€κœ± (2017) #1 ΙͺΙ΄ α΄‹ΚΚŸα΄ (2021) #1 IN KYLOREN (2015-2022) #13...