BABY O CHICK!

By mashiroio

31.2K 3.9K 369

[IRREGULAR UPDATE] Ada baby, ada chick. Keduanya cocok untuk mereka berdua. Multichapter Jisung x Renjun. Se... More

00 - PROLOG
01 - SMA NCT
02 - Hari Pertama
03 - Masih di Hari Pertama
04 - Ekstrakurikuler
05 - Tes Penerimaan
06 - Pra-Kompetisi
08 - Masih Belum Berkompetisi
09 - Fiksasi
10 - Latihan
11 - Latihan (2)

07 - Pra-kompetisi 2

1.5K 255 11
By mashiroio




"Nggak berubah ya. Masih bayi."

"Kalau kakak dateng ke sini cuma mau bilang itu, nonsense."

"Kejamnya. Padahal aku masih sayang lo."

"Jangan ngegombal kalau kakak nggak serius."

"Serius kok, atau tidak?"

Jaemin terkekeh melihat Jisung yang kerepotan membuat teh untuk tamu bukan tamunya. Ia berulang kali menuangkan gula, berpikir masih belum cukup hingga Jaemin menghentikan tangannya.

"Kenapa? Kakak suka yang manis kan?"

"Aku memang suka yang manis, tapi tidak sebanyak ini. Lagian, kenapa teh coba? Kamu kan tahu kalau aku sukanya kopi."

"Masih ngopi, Kak? Bukannya kakak udah diopname beberapa kali? Masih berani ngopi juga?"

"Wah, aku tersanjung kamu tahu aku diopname, dari mana?"

"Dari papa, dan papa tahunya dari Tante, siapa lagi."

"Tante? Nggak berniat memanggilnya Mama? Mereka akan menikah lo."

"Kak..."

Sangat panjang jika ia ceritakan tentang bagaimana silsilah hubungan mereka. Awalnya Jaemin hanya seorang kakak kelas kelewat tampan yang menghampirinya ketika ia baru masuk SMP. Sebagai siswa baru, Jisung hanya bisa menurut saat kakak kelas yang menggunakan emblem osis itu menyuruhnya memberikan informasi detail dirinya termasuk biodata dan alamat lengkapnya. Jaemin yang memang menjadi wakil ketua saat itu memberikannya beberapa amanat yang dengan polosnya Jisung ikuti seperti anak ayam kepada induknya. Entah itu membawakan buku, memfotokopikan catatan, menghitung tugas matematikanya dengan kalkulator, membantunya mencatat siswa yang telat, menemani makan siang, atau menemaninya nonton di ruang osis yang berakhir dengan memeluknya; mengatakan bahwa itu film tersedih yang ia tonton.

Baru beberapa minggu kemudian, setelah ia membaca artikel pembullyan, Jisung menyadari bahwa ia mungkin dipermainkan. Ia marah tetapi Jaemin bilang ia hanya ingin berteman dengan adik kelas imut sepertinya. Jisung, sekali lagi karena saat itu ia polos, mengangguk paham. Mereka pun kembali bermain bersama. Saat itu, Jaemin mulai memberikan banyak perhatian untuknya seperti mengajarinya, membantu tugas, membelikan makanan hingga menyuapinya yang membuat Jisung merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta di masa SMP. Jisung menyadari Jaemin menyayanginya, meski entah sebagai apa. Sayang, sebelum Jisung sempat bertanya, Jaemin mulai sibuk dengan persiapan ujian akhirnya dan kebersamaan mereka berakhir perlahan. Ia kecewa, tentu saja. Namun, Jaemin selalu menyempatkan diri membalas pesan darinya, meski cuma sekali dalam seminggu.

Dan entah bagaimana ceritanya mereka bertemu lagi di tempat makan. Bedanya, bersama ayahnya dan wanita lain yang ternyata ibu Jaemin. Dengan berbagai kesepakatan, mereka akhirnya menyetujui untuk menjalin pernikahan, hanya setelah kontrak kerja sang ayah selesai. Itulah salah satu alasan kenapa ia pindah lagi ke Korea setelah dua tahun lebih melanglang buana.

"Jisung, aku buat kopi aja ya."

Agak lucu mengetahui bahwa orang di depannya ini akan segera menjadi kakak tirinya. Berpisah setelah pertemuan keluarga, sekian tahun tidak bertemu,  kini bertemu lagi tidak sengaja karena masuk di sekolah yang sama, dan mungkin nanti bertemu di pernikahan orang tuanya.

"Kak, aku nggak mau dimarahi Tante."

Jisung merasa hal ini tidak terlalu buruk. Setidaknya Jisung sudah mengakhiri cinta monyetnya sebelum merambat menjadi sinetron "Aku Mencintai Calon Kakak Tiriku yang Terpisah Dua Tahun dan Ingin Menikah Dengannya".

"Kamu sempet dimarahi Mama?"

"Nggak, tapi Papa pernah."

"Oh, iya sih. Mama emang serem."

"Tasnya mau terus digendong, Kak?"

"Ah, oh. Benar juga."

Hari itu, Jaemin datang ke tempat Jisung bukan hanya untuk bermain atau melepas rindu sebagai seseorang terdekatnya. Ia juga membawa tas ringan yang isinya surat pernyataan keanggotaan serta formulir biodata untuk kompetisi selanjutnya. Segera setelah mereka menempati meja makan dengan teh hangat yang sialnya kemanisan, ia membukanya.

"Ini?"

"Congratulations."

"Wahhh."

Nada yang datar, tapi Jaemin tidak bisa menahan senyumnya melihat bagaimana mata Jisung berbinar membaca berkas itu.

"Beneran?"

"Tentu saja."

"Yang terpilih, siapa aja?"

"Nanti juga kamu tahu pas kita kumpul perdana."

"Jangan main rahasiaan deh. Sekarang dan nanti juga tidak akan mengubah hasilnya kan?"

"Hahaha, point taken, tapi kalaupun aku sebut memang kamu tahu siapa orangnya?"

"Uh, just for my information?"

Jisung berkata sambil memiringkan kepalanya, membuat Jaemin tercekat akan keimutan calon adik tirinya.

"Kalau kamu bukan adik yang aku sayangi,..."

"Apa?"

"Nope. Jadi,  yang masuk tim inti itu..."





---------------------------------------

Ddrrtttt...

Chenle mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. Setelah melihat penelepon, segera ia angkat.

"What's up bro!"

Baru saja ia mau mengucapkan selamat atas terpilihnya sang kawan ke tim inti yang akan mewakili klub sekolahnya ke High School Dancer, ia langsung dipotong dengan suara yang penuh kecemasan.

"Kak Renjun, nggak masuk tim inti?"

"Iya."

"Kenapa? Bukannya ini tahun terakhirnya?"

Chenle menggigit kukunya, bingung bagaimana menjelaskan kondisinya ke Jisung. Apalagi ia baru saja melihat Renjun menarikan balet sebelum Donghyuck datang menemuinya.

"Bukan genrenya sih Sung."

Penjelasan yang singkat. Luar biasa, dan entah kenapa Chenle merasa jawaban itu akan menggali kuburnya.

"Kita bisa membuat koreo dari berbagai genre."

"Memang sih, tapi katanya konsepnya tidak akan cocok dengan Kak Renjun."

"Kenapa tidak cocok?"

Chenle cemas, tapi ia mencoba menggali ide untuk pertanyaan itu.

"Kak Renjun bilang tariannya tidak bagus."

"Tapi, kamu sendiri yang bilang kalau Kak Renjun tariannya bagus."  

Kebohongan yang tidak mulus, Chenle.

"Maksudnya di genre itu, dan konsepnya tidak cocok."

"Makanya kenapa tidak dibuat kombinasi aja?"

"Aku bukan anggota klub, Jisung. Tanya ke Kak Haechan kalau gitu."

"Aku sudah tanya Kak Nana, katanya idenya masih dipertimbangkan. Jadi bukan masalah kalau Kak Renjun ikut kan?"

"Iya, memang sih, tapi... tunggu, Kak Nana?"

"Iya, kenapa?"

"Kamu kenal Kak Nana?"

"Hahaha, singkat kata, dia kakakku."

"What? Are you serious, dude?"

"Iya?"

"Oke, aku akan coba bujuk Kak Renjun. Besok kita bicarakan di kelas. Bye bye Jisung!"

"Tung...."

Tuuttt tutt.

Chenle menghentikan teleponnya sepihak. Dadanya berdebar mendengar pernyataan mengejutkan dari Jisung itu.

Jisung kenal Kak Nana? Na Jaemin yang itu? Na Jaemin yang itu kakaknya? Oh, sial.




---------------------------

"Chenle, kerjakan PR! Aku akan memeriksa dua puluh menit dari sekarang, or else..."

"Yah, give me break! Kak Renjun jahat!"






---------------------------

Tobe continued.

2 Oktober 2018 Pukul 20:37





//Note//

Maaf interaksi Renjun Jisung belum berkembang di chapter ini. Chapter depan kali ya. Hehehe. By the way, it's not a filler.



Chapter 8 soon

Continue Reading

You'll Also Like

44.8K 3.2K 48
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
74.8K 7.5K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
50.4K 3.6K 24
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
88.2K 13.4K 18
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...